Bab Sembilan

Untuk kesekian kalinya Axel merasa tak berguna jika menyangkut tentang dua wanita kesayangannya.

"Aku harus memberi waktu pada Aluna. Untuk sementara biarlah Aluna menenangkan pikirannya dulu. Aluna, aku tidak akan pernah menyerah"

Sudah seminggu sejak kejadian itu. Axel sudah tak pernah muncul lagi membuat Aluna sedikit lega. Namum sejak kejadian itu pula sang putri yang tadinya ceria kini berubah menjadi pendiam.

"Abel mau sarapan pake apa nak?" Tanyanya pada sang putri yang sudah siap dengan seragam sekolah miliknya.

"Apa aja mommy" Ujarnya seadanya.

"Abel marah sama mommy?" Tanya Aluna

"Kok gitu, Abel ngak marah sama mommy. Abel sayang sama mommy" Ujarnya.

"Habisnya akhir akhir ini Abel sering melamun sih, sudah jarang ngajak mommy ngobrol"

"Maaf ya mommy"

"Ngak apa apa sayang. Sebenarnya Abel lagi mikirin apa sih?" Tanyanya walaupun dia tahu apa yang dipikirkan putrinya akhir akhir ini.

"Ngak mikirin apa apa mommy" Jawabnya lagi.

"Ya udah, habiskan ya sarapannya setelah itu berangkat sekolah"

"Iya mommy"

Di sekolah Abel juga sering melamun, membuat teman temannya khawatir.

"Bel, Lo kenapa sih diam mulu. Ya ampun muka Lo pucat banget, Lo sakit?"

"Abel ngak apa apa kok Ziva" Teman temannya hanya mengangguk. Ia tidak akan memaksa Abel bercerita.

"Ziva, Abel mo ke toilet dulu ya"

"Gue anterin ya. Gue khawatir, itu muka Lo udah pucat banget. Entar ada apa apa sama Lo gimana?" Ujarnya dengan nada khawatir.

"Ngak usah. Abel bisa sendiri. Abel ngak apa apa kok" Ia melangkah keluar kelas menuju ke toilet.

Di dalam toilet Abel merasakan kepalanya semakin berdenyut nyeri.

"Mommy Abel pusing banget"

Ia berjalan tertatih menuju pintu toilet. Karena tak hati hati, ia terpeleset dan terjatuh dengan kepala yang terbentur dilantai. Lantai toilet kini berubah menjadi merah karena darah yang dikeluarkannya.

"Daddy" Ucapnya lirih sebelum kehilangan kesadarannya.

Di kelas teman temannya sudah menunggu Abel dengan cemas.

"Kok lama banget sih. Susulin yuk. Entar tu bocah kenapa napa lagi" Mereka pun berjalan menuju toilet.

"Bel, Lo didalam kan?" Teriak putri sembari mengetuk pintu.

"Udah, langsung buka aja" Saran Aurel. Mereka langsung membuka pintu toilet.

"Astaga" Pekik mereka.

"Rel, panggil guru cepat" Ujar Ziva yang sudah menangis melihat keadaan temannya. Aurel segera berlari meminta bantuan pada para guru. Beberapa saat kemudian Abel sudah berada di mobil ambulance dan menuju rumah sakit.

Di toko miliknya Aluna mondar mandir tak karuan. Entahlah perasaannya begitu tak tenang. Ia dikagetkan dengan getaran ponselnya.

"Halo, ini siapa ya?" Tanyanya karena panggilan yang masuk dari nomor yang tak dikenalnya.

"Saya Bu Endang, gurunya Abel. Ini mommynya Abel kan?" Tanyanya.

"iya saya mommynya ada apa ya Bu?" Tanyanya cemas tak karuan.

"Maaf Bu tapi Abel sedang berada dirumah sakit"

"APA!!. Anak saya kenapa Bu?"

"Ibu ke rumah sakit Medika saja ya. Nanti dijelaskan disana. Kami juga sedang menuju kesana"

"Baiklah" Aluna memutuskan panggilannya dan bergegas menuju rumah sakit.

"Ada apa mbak, kok kelihatan cemas banget?" Tanya Mita karyawannya.

"Abel di rumah sakit Mit, aku mau kesana. Nanti dulu ya, tanyanya aku harus pergi" Lalu segera berlalu menuju mobilnya.

Ditempat lain

"APA" Baiklah saya segera kesana. Axel begitu terkejut dan takut mendengar laporan anak buahnya yang ditugaskan untuk mengawasi sang putri.

"Ya Tuhan, ku mohon selamatkan lah putri ku" Doanya.

Ia segera berlalu menuju rumah sakit untuk lihat keadaan sang putri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!