Wait! Ngapa gue kudu ikutan cemburu? Ish ish ish. Itu bukan tujuan akhir Lo, Ga! Tujuan akhir Lo itu mobil Avanza dan rumah petak hasil barter hidup Lo yang bokapnya Ruby beli sebagai suami si Ruby selama setahun ini. Ga boleh Lo cemburu! Itu bukan kapasitas Lo!
Seketika aku tersadar. Dan kembali menyetel kapasitas ku sebagai SUAMI PENGGANTI.
Satu tahun waktuku yang Ruby dan keluarganya beli.
Sementara saat ini, belum satu minggu. Baru beberapa hari saja tapi serasa bagaikan berminggu-minggu telah terlewati.
Aku dirawat hanya dua malam saja di rumah sakit.
Setelah itu, pulang ke rumah Ruby dengan membuat perjanjian baru dengan istri kontrakku itu.
"Inget, Lo cuma suami kontrak gue sampe anak gue lahir!"
"Ya emang begitu kan perjanjian dari awal?!"
"Lo ga boleh jatuh cinta sama gue!"
"Lo juga ga boleh suka sama wajah n' body gue!" timpalku asal.
"Dih?! Sok iye bener Lo!"
"Yee, bener. Selama ini, yang nyosor tidur tegrep gue siapa?! Elo kan?!?"
"Ehh? Fitnah!"
Kulihat wajah Ruby memerah.
"Bener kan?"
"Itu diluar kendali koq! Bukan disengaja!"
Aihh? Ternyata dia tau kelakuannya diluar kendali. Jangan-jangan... hehehe geer dikit gue boleh kaleee.
Seringaiku membuat wajahnya kian merona.
"Satu lagi, jangan pernah masukin ke hati ucapan kasar gue. Sebelumnya maaf, please. Gue terbiasa dituruti jika sedang merajuk."
"Jiahh... terbiasa. Jadi gue harus ikutin permainan Lo gitu? Ikutin semua mau Lo meskipun itu ga banget bagi gue dan banyak orang?"
"Ga, ga gitu juga sih konsepnya. Maaf..."
"Kita ini manusia dewasa, Ruby. Sudah pasti tahu mana yang benar dan mana yang salah. Keegoisan Lo yang menutupi semua logika yang ada, bisa jadi bumerang buat diri Lo sendiri."
"Maaf. Gue cuma terlalu sensitif. Soal kemaren pagi, gue... sejujurnya amat sangat cemburu."
"Gue tau Lo cemburu sama Laila. Apalagi dia lebih diprioritaskan ketimbang Elo. Gue nger-,"
"Please, jangan sebut namanya! Gue ga sanggup dengernya."
"Oke, maaf. Tapi dia juga kurang lebih sama sedihnya kayak Elo. Dia..., ditipu si Ryan yang katanya mau adain wawancara kerja di kantornya. Secara dia adalah manajer di L+tte pusat. Dia mancing Laila yang kebetulan lagi cari kerja. Lalu dia perka,"
"STOP!"
Aku diam. Wajahnya menunduk dalam.
Aku tahu dia kesal. Mungkin kalau di film kartun ada terlihat asap amarah keluar dari dua lubang hidung dan ubun-ubunnya saking marahnya.
Atau mungkin keluar dua tanduk hitam di atas kepalanya. Hm.
Aku sengaja mengatakan itu. Biar dia tahu bagaimana pria bajingan kekasih hatinya itu melahap keperawanan Laila di ruang kantornya.
Mentang-mentang orang kaya yang paling punya kuasa, lantas seenaknya mengambil harta paling berharga seorang wanita yang dianggap bisa Ia beli.
Laila cantik. Yatim piatu sejak usianya 19 tahun karena Ayah Ibunya kecelakaan lalu lintas.
Dia sama seperti aku. Anak semata wayang.
Dan kebetulan rumah kami bersebelahan sedari kami kecil.
Seusia, bertetangga meskipun kami tidak terlalu akrab satu sama lain karena Laila sedari kecil sudah disekolahkan di sekolah agama, membuat Mama memiliki tanggung jawab lebih ingin menjaganya sampai Laila dewasa.
Kini, Mama sedikit lega. Laila sudah dinikahi oleh pria yang membuatnya hamil.
Kejadian yang menimpa Laila lima bulan lalu sejak dia memilih kost dan ambil kerja tambahan sebagai sales promotion girl di stand-stand bazar yang hanya dikontrak satu bulan sampai dua bulan itu membuat Mama seperti terbebani.
Mama selalu cemaskan masa depan Laila.
Walaupun tidak ada amanat apalagi wasiat dari kedua orangtuanya pada Mama, tapi mengingat kami adalah tetangga terdekat membuat Mama seolah memiliki kewajiban untuk mengurus Laila.
"Dengar, Aku masih sedang menunggu itikad baik Ryan dan keluarganya. Selama ini Aku diam menurut saja karena Papi Mami dan Papanya Ryan memiliki usaha bersama. Dan Aku dilarang melakukan hal yang frontal pada Ryan."
Aku diam. Cukup mendengar saja dengan tenang.
"Aku hanya tidak bisa terima, mereka memintaku menunggu Ryan selama setahun. Dan memintaku untuk terus merawat calon anak ini sampai lahir. Setelah itu, Ryan akan datang menepati janji. Dia akan melamarku sesuai seperti yang kumau."
"Hhh..."
Tanpa sadar aku menghela nafas.
Entahlah. Aku merasa lelaki bejad itu hanya omdo saja. Dia sedang mempermainkan Ruby dan keluarganya.
Setelah mengobok-obok anak gadis orang sesuka hati, lalu melakukan hal yang sama pada gadis lain. Seenak jidatnya berjanji ini dan itu hanya untuk menutupi aib dan menjaga nama baik mereka saja. Ini sudah keterlaluan.
Satu kebaikan memang dia lakukan. Menikahi Laila walaupun niatnya hanya untuk memperingan hukuman penjara saja.
Tapi itu adalah kejahatan Ryan yang nyata.
Entah bagaimana nasib Laila nantinya. Aku agak sedikit takut terlebih kini Laila kabarnya sedang dibawa Ryan bulan madu entah kemana.
Bahkan yang mengatakan kabar itu justru Ruby. Perempuan yang seharusnya Ryan nikahi. Hm.
Hebat bener! Setelah buat muka gue bonyok dan nyaris lengan patah tulang, dia dengan muka tembok dan kepercayaan diri tinggi justru senang-senang ke luar kota. Liat aja pembalasan gue ntar. Kalo pun ga bisa dengan jalan kekerasan karena gue ga punya kuasa, gue bakalan balas Elo lewat jalur langit. Biarpun cuma doa, tapi gue yakin, doa orang teraniaya akan Tuhan kabulkan. Yakin itu.
Orang miskin cuma punya doa.
Aku, terlalu pengecut buat jadi jagoan melawan perlakuan tidak adil ini.
Bahkan sejak dulu. Sedari muda tak punya keberanian sebesar itu. Tertutup rasa minder dan sadar diri SIAPA AKU membuat diri ini lebih legowo cenderung pasrah dengan keadaan.
Jalan tengahnya, aku hanya menjauh dari pergaulan yang menyakitkan.
Mulai dari Rury yang mencemooh kehidupan Mamaku, dan diriku yang katanya berani menikungnya karena Aisyahrani menyukaiku diam-diam.
Edan bukan? Bahkan sampai detik ini Aku tak pernah ketemu Rani apalagi jalan bareng seperti yang dituduhkan Rury.
Apakah itu hanya alasan, entah.
Aku bukan tipikal orang yang ingin menjelaskan semuanya dan merapikan kembali keadaan seperti semula. Tidak.
Keadaan yang telah kacau balau akhirnya kutinggal pergi.
Aku terlalu apatis dengan kehidupanku ini.
Memang seperti seorang pengecut. Lebih memilih pergi menjauh daripada terus menerus berada di lingkungan yang toxic dan terus membuat inner child ku terluka dalam. Kecuali jika dalam keadaan benar-benar terdesak, baru aku melawan.
Aku terbiasa begini. Sendiri, terasing dan merasa diabaikan.
Bahkan oleh kedua orang tuaku sendiri.
Termasuk Mama yang tak pernah terbuka tentang kehidupannya bersama Papa.
Hhh...
Dan kini ada musuh baru dalam hidupku. Ryan.
Ada apa dengan nama depan huruf R? Kenapa aku selalu punya masalah dengan orang yang huruf depan namanya R. Hm.
Yang pasti untuk saat ini Aku dan Ruby mencoba berdamai kembali.
Siapa tahu nanti kekuatan kita yang dipersatukan bisa melawan tirani kekejaman orang-orang yang melakukan kejahatan kepada kami berdua.
Cuma bedanya, Aku sudah sangat muak tetapi Ruby masih setengah mengharap keajaiban cinta Ryan kembali kepadanya seperti dulu.
Hhh...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
ɳσҽɾ
namanya bucin mau gimana dong
2023-10-28
1
ɳσҽɾ
sedih banget ya, makanya kaya yok kaya
2023-10-28
1
ɳσҽɾ
tak patut tak patut
2023-10-28
1