Disuruh menikahi Ruby? Siapa yang enggak mau. Dibayar pula.
Semua laki-laki yang mendapatkan tawaran menggiurkan itu pasti akan langsung mengiyakan.
Ruby cantik gila. Wajahnya yang perpaduan Arab Jepang Korea Sunda benar-benar menghasilkan super maha karya yang paling agung ciptaan Tuhan.
Aku pun tergoda.
Tapi tunggu,... Meskipun otak mesum dan juga hasrat nafsuku terpancing untuk langsung menjawab mau, tapi aku tidak boleh tol+l.
Harus tahu duduk permasalahannya. Ada apa, kenapa sampai saudara kembarnya si Rury itu sampai harus dinikahi olehku besok pagi.
Kenapa?
Ada apa?
Kurasa wajar saja kalau aku melontarkan pertanyaan itu kepada mereka.
Apalagi sampai harus menunjuk aku untuk jadi suami penggantinya di pelaminan esok hari.
"Jangan banyak bacod! Mau, mau. Enggak, enggak! Toh Elu bakalan dapet impact keuntungan juga dari barter ini!"
Aku menoleh ke arah Rury.
Mata kami bertemu dengan sinaran tajam.
Ada apa? Gue berhak tau, bukan? Kenapa si Rury malah emosi tingkat dewa begitu?
"Ini. Surat perjanjian. Dibaca dulu baik-baik. Kalau kamu setuju, tandatangani. Biar urusan ini cepat selesai."
Pak Hartono seolah men-cut perang dingin yang terjadi antara aku dan Ruby.
Perang dingin yang terjadi antara aku dan putranya yang sudah berlangsung selama empat bulan.
Tepatnya ketika Rury putus dengan Aisyahrani. Konon rumor yang beredar, kekasihnya itu ketahuan menyimpan foto-fotoku diam-diam.
Mana gue tau, kalo ternyata si Rani nge-fans sama wajah gue yang model begini. Hhh... Bukan salah Mama gue mengandung dan melahirkan tipe sadboy model gue yang katanya bikin klepek-klepek pacarnya si Rury itu.
Puncaknya, kami berkelahi satu lawan satu. Baku hantam hingga wajah babak belur satu sama.
Alasannya sangat disayangkan tidak diucapkan langsung pada titik inti. Apa permasalahannya.
Rury mengatakan kalau aku adalah pribadi yang kang bohong.
Banyak jati diriku yang dinilainya berbeda delapan puluh derajat dari kenyataan.
Aku, sahabat durjana yang suka nikung dan fake a love. Gitu katanya.
Bomat. Bodo amat. Gue kagak peduli lagi dengan semua pertemanan yang hanya baik di depan namun menusuk dari belakang.
Persahabatan kami yang dulu tulus berubah menjadi akal bulus.
Dia dan teman sefrekuensinya justru semakin sering membullyku dengan ejekan yang kekanak-kanakan hanya karena cemburu yang membabi buta. Padahal sumpah demi apapun, Aku tidak pernah ada hubungan dengan kekasihnya itu. Bahkan tak ada pertemuan diam-diam diantara kita. Rury hanya salah faham saja.
Dia membullyku baik di realita maupun di media sosial dunia maya.
Kini Rury adalah teman yang berubah menjadi musuh.
Dia yang kasta tinggi, menghina aku yang kasta rendahan.
Aku tidak mengelak. Itu memang benar.
Tapi ada satu kalimat super pedasnya yang membuat emosiku mencuat. Aku marah besar hingga berjanji dalam hati, cukup sudah persahabatan kami sampai di sini.
Katanya mamaku lont+e murahan. Mau saja jadi istri simpanan hanya demi menaikkan derajat hidupku agar bisa menjadi orang sukses, kaya raya di usia muda dan mati nanti masuk surga.
Anj+ing banget kan congornya itu sekarang!?
Hm.
"Putriku seharusnya menikah dengan Ryan Linggau, putra bungsu Tuan Linggau Marapati yang Aku yakin kamu juga sudah tahu siapa dia."
Hm. Tuan Linggau Marapati pengusaha sukses lima usaha yang pabriknya bertebaran di seluruh bagian ibukota. Dan ternyata si Ruby tadinya mau dinikahin sama di Ryan. Hoho, bocah pemerkaos yang tiga hari lalu kena razia aparat kepolisian di klub dan positif narkoboy. Ck. Ruby, malang nian nasibmu.
Mataku sekilas melirik Rury.
Apakah ini jalan Tuhan untuk membalas kesombongan si Anak Mami itu? Selama ini, dia begitu lihainya mempermainkan lidah menusuk hati dan perasaan dengan kata-kata yang setajam silet.
"Hanya sampai Ruby melahirkan. Setelah bayinya berusia empat puluh hari, kau bisa mengajukan cerai ke pengadilan agama."
Deg.
Ruby hamil? Ternyata Ruby sedang hamil? Sama si Bangs+t itukah? Gila! Beneran gila! Enak bener jadi anak orang kaya. Bisa colok sana colok sini. Cucus sana cucus sini. Anjiiirrr. Secuek itu si Ryan ngerusak anak gadis orang sana sini dan Laila juga sedang hamil.
Laila adalah teman SMA ku dulu.
Kami satu kasta. Sama-sama kasta rendahan di mata anak-anak Borjuis itu.
Tak kusangka Laila pun bisa dibobol si Ryan dengan dalih ada pekerjaan freelance di stand perusahaan minuman di Pekan Raya Ibukota. Laila diperko++ Ryan tanpa perasaan setelah dicekoki miras. Hhh...
Nasi sudah jadi bubur. Tak kan bisa dibuat jadi nasi uduk.
Dan fatalnya lagi setelah menghamili anak gadis orang, si Ryan terciduk aparat kepolisian di sebuah club malam dan tes urine nya positif sabu.
Sempurna sudah akhlak minus tuan muda kaya raya itu.
Dan ternyata, Ruby terpaksa batal menikah dengannya karena bocah itu kini sedang meringkuk di penjara.
Tapi Aku yakin, dia tidak akan berlama-lama menikmati hotel prodeo. Uang dan kekuasaan bokapnya bisa membeli kebebasannya sebentar lagi. Pasti.
"Aku jadi suami Ruby hanya satu tahun?" cetusku setelah membaca surat kontrak yang disodorkan Pak Hartono.
"Ya."
"Setelah itu?"
"Kalian cerai. Dan kamu berhak membawa mobil Avanza ku serta sebuah rumah petak berukuran 7 x 12 meter di daerah pinggiran ibukota."
Wow, emejing! Tawaran yang menggiurkan pastinya!
"Avanza? Bukan Lamborghini?"
Terlihat kilatan mata Rury seperti sinar laser yang siap menembus jantungku.
"Bukan!" jawab Pak Hartono tegas.
Aku tersenyum tipis.
Bercandya, bercandya... Hahaha. Nego dikit boleh kaleee.
Ruby juga menoticeku dengan ekor matanya yang berbulu lentik.
"Dengan catatan, jangan pernah sentuh putriku meskipun dengan alasan kalian sudah suami istri. Karena kamu hanya suami kontrak saja. Faham?"
Kulirik wajah Rury. Tatapannya dingin tanpa ekspresi. Kemudian aku beralih menoleh pada Ruby.
Gadis itu tertunduk diam.
Aku teringat Mama.
Sudah sembilan tahun ini kami perang dingin. Sejak peristiwa party sweet seventeen ku yang gatot gagal total, kami menjaga jarak.
Aku tidak pernah berbincang santai dengan beliau meskipun masih bertahan tinggal di rumah karena kasihan meninggalkan Mama sendirian.
Sebab sejak saat itu pula Papaku tak pernah lagi memperlihatkan batang hidungnya menemui Aku dan Mama.
Bisa jadi mereka sudah bercerai. Atau, entahlah. Atau mungkin Pak Yoseph Indrawan telah mati dibunuh istri pertamanya. Who knows.
Hingga kami akhirnya benar-benar hidup hanya berdua saja di rumah warisan kakek nenek yang sederhana.
Rumah itu sudah cukup lapuk. Plafonnya pun sudah rapuh dan sebagian ada yang bolong karena kucing berkelahi di atasnya.
Jika aku punya uang cukup, ingin sekali merenovasi rumah itu agar kami tidak kebocoran kalau pas hujan besar.
Aku marah pada Mama. Tapi bukan berarti membencinya sepenuh hati.
Melihat kesedihan yang mendalam dihidupnya membuatku jauh lebih kasihan pada Mama. Apalagi sampai detik ini Aku masih hidup menumpang dan disokong Mama karena pekerjaan yang masih serabutan.
Tapi aku juga tak ada niatan untuk mencari Papa dan meminta penjelasan tentang kisah hidupku yang Ia torehkan bersama Mama di masa lalu. Apalagi meminta pertanggungjawabannya karena telah menelantarkan kami.
Tidak. Aku jauh lebih tidak sudi lagi untuk mencari tahu keberadaan pria jahanam itu bahkan sampai detik ini.
Biarlah aku dan Mama berdua saja tanpa dirinya.
Toh kami sudah terbiasa hidup tanpa dirinya sejak Aku masih kecil. Keberadaannya hanyalah fiktif bagiku selama ini.
Aku dan Mama, tidak butuhkan dia.
Mendapatkan tawaran satu mobil dan rumah petak membuatku teringat Mama.
Kami memang harus berubah. Harus move on dan tidak terus memikirkan masa lalu yang suram dengan tinggal di rumah penuh kenangan pahit.
Siapa tahu, rumah petak hasil barteran kebebasan ku dengan pernikahan bisa membawa kebaikan untukku dan Mama kedepannya.
"Oke. Aku terima tawaran Om."
Terdengar helaan nafas lega dari pak Hartono Abdi, Papa Rury dan Ruby.
Aku pun akhirnya menandatangani surat perjanjian pranikah yang dibuat Pak Hartono Abdi.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Fi Fin
suka bahasa nya sangat natural god job thor 👍👍
2024-06-21
0
Devi Handayani
buat ruby mencintaimu boy.... buat dia bertekuk lutut padamu😌😌😌😌😌
2023-12-30
0
Shanty
eh... kagak tau diri lu ye... ngelunjak
2023-11-19
1