Sudah menjadi pasangan suami istri

Di hari yang baik, sebentar lagi pernikahan pewaris kerajaan bisnis dari salah satu keluarga konglomerat di kota ini akan di langsungkan secara sederhana namun tetap berkelas.

Di hari yang seharusnya membahagiakan ternyata tidak di rasakan oleh sang pengantin wanita, wajah murungnya bisa terlihat jelas walaupun riasan begitu indah terpoles di wajah cantiknya yang bak bidadari.

Gaun mewah yang melekat di tubuhnya, gaun pernikahan yang selama ini dia impikan-impikan pun tak mampu membuat dia merasa senang.

Dia merasa takdir selalu tak adil kepadanya.

Pernikahan apa ini? Bahkan sang nenek tak hadir di hari yang begitu sakral dan suci bagi Mei. Bukan hanya tidak hadir tapi dia tak tahu jika cucunya sedang mengorbankan kehidupan untuk kesembuhannya.

"Maafkan Mei nek, hari ini Mei harus menikah dengan pria yang sama sekali tak Mei cintai, maaf Mei sudah melanggar janji untuk selalu hidup bahagia dan mengutamakan diri sendiri, Mei sangat sayang nenek."

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya ada orang yang datang untuk menggandeng tangan Mei menuju altar pernikahan.

"Seharusnya ayah ku yang melakukan ini," gumam Mei dalam hati.

Tapi apa boleh buat itu harus di wakilkan orang lain karena dia hanya memiliki neneknya saja, pernikahan ini juga di atur sesuai kesepakatan hingga Mei tak bisa memberikan saran untuk acara pernikahannya sendiri.

Malang bukan? namun inilah kehidupan. Ada kalanya kita terjebak sehingga tak bisa memilih.

Netra Daniel memperhatikan Mei yang sedang berjalan anggun ke arahnya, dia bisa melihat tak ada kebahagiaan yang terpancar, hanya ada wajah tertekan.

Namun Ada hal yang membuat Daniel sedikit tertegun.

"Bella."

Saat ini Mei begitu persisi seperti Bella, siapa yang merias gadis itu sehingga persis seperti riasan Bella di waktu pertunangan mereka.

Sangat cantik dan anggun, mata sayu Mei menambah kesan kemiripan mereka.

Saat Mei ada di depannya, Daniel menatap dalam bola mata gadis itu. Dia seperti sedang terhipnotis, pikirannya melayang ke masalalu dimana dia melamar Bella.

Tiba-tiba cairan kristal bening mengambang di pelupuk matanya.

"Bella, apakah kamu menjelma di tubuh orang lain agar kita bisa menikah? Aku bisa merasakan kehadiran mu sayang."

Tanpa sadar Leo menganggap Mei adalah Bella. Dia merasa sedang melangsungkan pernikahan dengan Bella setelah melihat wajah Mei yang begitu persis seperti almarhum tunangannya.

"Kenapa dia menangis? Apa dia sangat tidak suka di nikahkan dengan ku?"

Mei bingung dengan kebungkaman Daniel, terakhir mereka bertemu pria itu sangat mengintimidasi dan menakutkan, kenapa sekarang jadi melankolis?

"Tuan Daniel anda pasti begitu bahagia sampai anda meneteskan air mata, Nona anda beruntung sangat di cintai oleh Tuan Daniel," ujar sang pendeta pernikahan keduanya.

Mei hanya tersenyum kaku menanggapi itu.

"Beruntung apanya? Ada-ada aku akan tekanan batin hidup sama orang aneh ini, aku tidak berharap di cintai, dikasihani saja olehnya aku sudah beruntung. Semoga saja monster ini bisa berbaik hati nantinya setelah menjadi suami ku."

Setelah acara pengucapan janji selesai akhirnya mereka sah menjadi pasangan suami istri.

"Selamat datang kehidupan baru," ujar Mei dalam hati.

Yang membuat Mei gugup sekarang adalah meraka harus melakukan kissing, memang ini bukan hal salah karena mereka sudah sah menjadi pasangan suami istri tapi ini adalah ciuman pertama Mei, tak rela gadis itu akan melepas ciuman pertamanya dengan pria yang sama sekali tidak dia cintai.

Saat wajah Daniel semakin mendekat secara otomatis dia menutup mata, dia sudah pasrah jika ciuman pertamanya akan di renggut oleh Daniel yang sebenarnya adalah suaminya sendiri.

Dia bisa merasakan tangga besar Daniel menarik pinggang rampingnya hingga membentur tubuh yang keras itu, dan hal tersebut semakin membuat dada Mei berdebar kencang tak bisa dikendalikan.

"Akhhh, hilang lah kesucian bibir ku ini." Jeritnya dalam hati.

Namun di detik kemudian dia malah merasakan sebuah jari yang menekan bibirnya.

Ternyata Daniel meletakkan jari jempolnya sebagai penghalang agar bibirnya tidak menyentuh bibir gadis itu, dia memiringkan kepalanya agar menutupi wajah Mei sehingga adegan kissing itu tak bisa terlihat jelas oleh para undangan.

"Jangan percaya diri terlalu berlebihan, aku tak mungkin mencium gadis asing," bisik Daniel.

"Siapa juga yang mau di cium olehnya, dasar orang aneh, aku ini bukan wanita murahan," gerutu Mei, dia kesal karena seakan-akan dia yang menginginkan ciuman dari pria itu padahal ini hanya untuk sebuah formalitas saja.

Di sisi lain senyuman akhirnya mengembang di wajah Tuan Robert, akhirnya putranya melepas masa lajang setelah sudah lama menjomblo. Dia berharap hubungan meraka akan langgeng hingga bisa memberikan dia seorang cucu sebelum dia semakin menua dan meninggalkan dunia ini.

Berbeda dengan Rani, wanita yang sudah menjadi nyonya di Mansion Santos itu terlihat tidak senang, hanya ada kekesalan di raut wajahnya, sekarang pewaris asli akan kembali ke Mansion, kehidupannya akan terancam dengan kehadiran Daniel, Di pastikan anaknya gagal menjadi yang pertama di keluarga kaya raya itu.

"Sialan, Pasti ada alasan Daniel setuju kembali memimpin perusahaan, awalnya dia kekeh untuk putus hubungan dengan keluarganya sendiri. Aku harus berhati-hati."

Tanpa basa basi yang berlebihan setelah acara pernikahan selesai, Daniel segera bergegas menuju mobil yang akan membawa mereka kembali ke Mansion.

Dia tak peduli dengan Mei yang keteteran untuk mengikuti langkah cepatnya.

Mei bukan gadis yang lambat sebenarnya tapi hells tinggi dan gaun berat itu membuat dia kesusahan untuk berjalan.

"Kakinya berapa meter sih? Langkahnya lembar banget sehingga aku tertinggal jauh, suami macam apa yang meninggalkan istrinya kesusahan gini, Ohh Tuhan aku lupa kalau dia suami jadi-jadian, kenapa juga gaun ini berat sekali, semua hal begitu menyebalkan hari ini."

Sambil menggerutu Mei terus berjalan dengan tertatih, kakinya di pastikan lecet parah.

"Lambat!" ujar Daniel.

Baru saja Mei masuk sudah di hadiahi ucapan yang menohok dari suaminya.

"Apa anda tidak melihat saya kesusahan? Cobak anda pakai gaun ini."

"Aku tidak peduli, mulai sekarang kamu harus tahu kalau aku tidak suka orang yang lambat."

"Baru juga jadi suami beberapa menit lalu sudah ngatur-ngatur, memangnya aku assisten nya yang harus tahu apa yang dia tidak suka?"

"Apa kau mengerti?"

"Hmm," jawab malas Mei.

"Dan kau juga harus tahu kalau kita hanya menikah karena paksaan jadi aku tidak mencintaimu, jangan coba-coba untuk melewati batasan, jangan berharap aku akan bersikap seperti suami-suami pada umumnya."

"Siapa juga yang berharap? Dasar menyebalkan," gerutu Mei pelan.

"Apa kau bilang?"

Daniel menoleh ke samping menatap tajam Mei.

"Saya hanya bernyanyi, kenapa anda marah?" gugup Mei, dia masih saja terintimidasi dengan mata tajam bak elang yang akan memangsa itu.

"Jangan mencoba membicarakan hal yang tidak masuk akal."

"Terserah aku donk, mau ngomong apa." Dia hanya bisa menggerutu di dalam hati, mulai sekarang kebebasannya untuk berbicara sudah di renggut oleh pria yang katanya sudah sah menjadi suami tapi kelakuan tak mencerminkan sebagai seorang suami.

Happy Reading guys ♥️🥰😘♥️

I LOVE YOU 🥰😘♥️🥰😘

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!