Pengganggu

Seperti itulah keseharian Mei saat bekerja, dia sering di marahi sama buk Ami. Wanita paruh baya itu sedikit aneh, kadang galak namun juga kadang konyol tapi Mei tidak keberatan dengan itu, dia malah terhibur dengan tingkah Buk Ami yang sok superstar dan sedikit centil sama karyawan laki-laki, padahal dia sudah punya suami dan 2 anak, memang ya ibuk-ibuk suka lihat yang segar-segar.

"Robi, bagaimana keadaan Mei saat ini? Apa dia sudah bisa bersosialisasi dengan baik?" ujar seorang pria paruh baya yang duduk di kursi kebesaran miliknya.

"Selama 6 bulan ini dia bekerja dengan baik, tak pernah ada masalah, dia juga anak yang ceria dan penuh semangat dalam bekerja." jawab Robi sang Assisten.

Pria paruh baya itu jadi teringat 6 bulan lalu saat menerima beberapa CV dan surat lamaran dari bagian HRD dan saat itu CV Mei langsung menarik perhatian pria paruh baya itu karena Mei mirip oleh seseorang yang pernah ada di kehidupan putra sulungnya, dia jadi mempunyai sebuah rencana di otaknya yang pintar.

"Bagaimana bisa dia sangat mirip sekali dengan Bela?" gumam Pria paruh baya itu di dalam hati.

"Bagus, terus awasi dia dengan baik, Mei adalah aset kita untuk menarik kembali Daniel anak ku."

"Baik Tuan Robert." ujar sang Assisten bernama Robi dengan hormat.

Robert Santos adalah pengusaha sukses yang berkecimpung di bisnis perhotelan dan villa. Dia sangat berhasil di dunia bisnis namun sayangnya gagal dalam membangun keluarga yang harmonis dan bahagia. Dia telah mengecewakan putra sulungnya Daniel sehingga putranya tak mau meneruskan kerajaan bisnis yang telah dia bangun selama 30 tahun.

Daniel meninggalkannya sudah 4 tahun lamanya, pria muda berusia 29 tahun itu berusaha keras untuk bisa membangun usahanya sendiri, dia tak mau bergantung dengan ayahnya karena dia sangat membenci pria paruh baya itu.

Di tempat lain seorang pria muda yang tampan, tinggi, dan berbadan atletis tengah meeting bersama karyawannya yang berjumlah sekitar 20 orang, walaupun dia masih memiliki sedikit karyawan tapi usahanya di bidang real estate cukup berkembang selama 4 tahun ini.

Dia menggaet talenta-talenta yang sangat mumpuni untuk bekerja di perusahaan kecilnya. Ya bisa di bilang kecil karena perusahaan itu hanya sebuah bangunan yang tidak terlalu luas dengan hanya 2 lantai saja di dalamnya.

Di lantai 2 perusahaan kecil itu mereka tengah membahas tentang mereka yang akan memperluas usaha dengan cara mencari investor dari luar negeri untuk membantu.

"Baiklah, rapat kita akhiri, kita lanjutkan Minggu depan untuk membahas perkembangannya." ujar sang pemimpin.

"Baik Tuan Daniel," ucap mereka serempak lalu segera membubarkan diri.

Ting

Ada pesan masuk ke handphone Assisten Daniel yang bernama Mile, dia adalah sahabat Daniel saat dia bersekolah di Inggris.

"Tuan, ada berita yang cukup buruk," ujar Mile, walaupun meraka bersahabat namun Mile tetap sopan terhadap Daniel saat berada di kantor karena bagaimana pun saat ini sahabatnya itu adalah bosnya.

"Apa itu?" Daniel menaikkan satu alisnya. Dia mengalihkan fokusnya dari tumpukan kertas yang sedang dia baca.

"Mr, junior sudah yakin ingin membatalkan kerjasama dengan kita, setelah saya memintanya untuk mempertimbangkan lagi." Mile mengatakannya dengan ragu, dia melihat wajah bosnya yang masam, Mr, junior adalah investor luar negeri pertama yang berhasil mereka ajak kerjasama namun pria Inggris itu membatalkan kerjasama secara sepihak tanpa alasan yang pasti, bahkan Mr. Junior berani memberikan biaya pinalti terhadap pelanggaran kontrak.

"Apa sekarang ada campur tangan pria tua itu lagi?"

"Iya Tuan, anda tahu sendiri ayah anda menaruh saham yang cukup besar di perusahaan Mr, junior. Dia mengancam akan menarik semua saham jika bekerjasama dengan kita." ujar Mile yakin.

"Sial, lagi dan lagi dia menganggu kita," kesal Daniel meremas sesuatu yang ada di meja.

Selama 4 tahun terakhir dia membangun usaha seorang diri namun selalu saja di ganggu oleh ayahnya, bahkan pernah sampai Daniel mengalami kerugian yang sangat besar akibat ulah ayahnya dan saat itu perusahaan yang dia beri nama Home Company itu hampir gulung tikar namun beruntungnya dia bangkit lagi karena dukungan para karyawannya dan juga sang sahabat Mile yang setia berada di sisinya walaupun dalam keadaan yang buruk sekalipun.

"Apa yang harus kita lakukan Deniel? Ayahmu terus-menerus berbuat seperti ini, kapan kita bisa maju? sudah sampai sini saja kita termasuk beruntung," ujar Mile yang berubah berbicara tidak formal kepada Daniel.

"Dia tidak akan pernah puas sampai aku mau meneruskan perubahan Santosa Company," jawab Daniel yang terlihat menghela napas lelah, tantangan terbesarnya dalam membangun usaha bukan karena dia tidak mampu dan tidak kompeten tapi karena gangguan yang terus berikan ayahnya, Robert Santos sang ayah tahu jika anaknya memiliki kemampuan di atas rata-rata makanya dia terus menggangu karena tak mau anaknya lebih dari dia, jika Daniel bisa lebih dari dia tidak ada harapan lagi untuk membujuk anaknya untuk kembali ke rumah dan meneruskan usahanya.

"Sampai kapan Daniel?"

"Kita lihat saja dulu pergerakannya Mile."

Tak terasa hari sudah sore, ini waktunya Mei pulang.

"Ratna, aku pulang duluan ya," ujar Mei yang sudah mengendong tas di punggungnya.

"Buru-buru amat, mau kemana sih? ayo temenin aku beli buku komik dulu, ada keluaran terbaru nih," rengek Ratna yang adalah seorang pencinta komik, gadis yang lebih tua 3 tahun dari Mei itu mendedikasikan hidupnya untuk membaca buku komik, baginya karakter di komik itu adalah temanya, Ratna jarang keluar hanya sibuk membaca komik di rumah. Sepertinya gadis itu terobsesi dengan dunia komik makanya sampai sekarang tak punya pacar.

"Maaf ya Ratna, aku kali ini nggak bisa menemani karena nenekku besok mau berkunjung ke kota makanya aku harus membersihkan rumah dulu," ujar Mei merasa menyesal.

"Oke lah nggak masalah," manyun Ratna. "Tapi kalau nenek mu udah datang aku boleh ya ke kos kamu, mau kenalan sama nenek Mirna yang hebat udah besarin cucunya yang cantik ini hehehhe," ujar Ratna ceria yang awalnya cemberut karena nggak di temenin ke toko buku.

"Iya, aku pasti ajak kamu ketemu nenek, pasti nenek senang kalau cucunya punya teman yang baik kayak kamu, kalau gitu aku pulang dulu ya, Daaaaa," Mei melambaikan tanganya sambil berlalu pergi.

"Huhhh, sendiri lagi, nggak ada yang nemenin, ya gini nasib nggak punya pacar, nyesek." Ujar Ratna yang melihat teman dekatnya berlalu pergi, walaupun baru kenal 6 bulan mereka sangat mudah dekat satu sama lain padahal Ratna tipe orang yang cuek dan susah bergaul dengan orang lain, jauh berbeda dari Mei gadis berkepribadian ceria yang supel.

Happy Reading guys 😘😘🥰♥️♥️

I LOVE YOU 3000♥️🥰😘🥰🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!