Bab 12

Di sebuah rumah, terlihat dua insan yang sedang bercinta dengan penuh gairah, entah mencapai pelepasan beberapa kali diantara mereka berdua, tapi sang pria masih dengan begitu gagah terus me-mompa tubuh sang wanita.

"Ahhh... ahhh... faster!" sang wanita meminta pria yang ada diatasnya untuk mempercepat gerakannya.

Sang pria pun dengan senang hati bergerak dengan cepat, sampai keduanya mendes-ah, menuju pelepasan mereka.

"Ahhh!"

Alvin sangat merasakan lega ketika menyemburkan cairan hangat pada tubuh seorang wanita, wanita itu bernama Milea. Sehingga tubuhnya ambruk pada tubuh wanita yang ada di bawahnya itu.

Mereka berdua pun tersenyum dan saling berciuman.

Seorang pria memang bisa bercinta tanpa didasari cinta, dia memang sering melakukannya dengan banyak wanita, walaupun sebenarnya dihatinya hanya ada Felicia. Begitu terobsesi pada wanita itu. Yang sebentar lagi akan menjadi miliknya untuk selamanya.

Setelah merasa puas dan membersihkan diri, Alvin memakai pakaiannya kembali. Tapi dia merasa terganggu ketika Milea tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Alvin."

"Hm?"

"Apa itu artinya sebentar lagi aku akan berpisah denganmu setelah kamu menikah dengan Felicia?"

"Tentu saja, sudah aku bilang diantara kita hanya sebatas urusan ranjang saja, Milea. Tidak lebih dari itu, apalagi memakai hati." Alvin menjawabnya dengan begitu enteng.

Sebenarnya dari awal mereka sudah sepakat hubungan mereka hanya untuk saling memuaskan, karena Alvin sudah bicara jujur bahwa dia hanya ingin menikah dengan Felicia dan sangat mencintainya.

Milea adalah temannya Felicia, tepatnya teman semasa kuliah, dan mereka cukup dekat saat itu. Walaupun sekarang ini mereka jarang bertemu karena sibuk dengan urusan masing-masing.

"Mengapa kamu begitu mencintai Felicia? Padahal kamu sangat tahu bahwa Felicia tak pernah mencintaimu, Alvin?" Milea tak bisa melepaskan Alvin begitu saja, dia telah menaruh hati pada calon suami sang teman.

"Felicia adalah cinta pertamaku dan selamanya akan menjadi milikku. Aku tidak peduli dia cinta padaku atau tidak, tapi aku akan membuat hidupnya ketergantungan padaku, suatu saat nanti giliran Felicia yang akan memohon-mohon padaku tidak ingin ditinggalkan olehku." Entah dengan cara mematahkan kakinya ataupun membuatnya tuli atau bisu, Alvin akan melakukan apapun asalkan Felicia tak akan pernah pergi dari hidupnya.

Sedari kecil Alvin telah diajarkan oleh Robert untuk menjadi pria yang berambisi, menghalalkan segala cara untuk bisa meraih apapun yang diinginkan.

Karena itu dia tak akan pernah menyerah untuk bisa mendapatkan Felicia, Felicia dan Gerrard Group akan menjadi miliknya.

"Apa kamu tidak akan menginap disini?" tanya Milea, dia seakan tidak rela jika Alvin pergi begitu saja setelah merasakan puas, apalagi sebenarnya ada hal penting yang ingin dia bicarakan dengan pria itu.

"Malam ini ada acara amal, ayahku sedang mengadakan sebuah acara amal, aku harus hadir."

Tidak akan pernah ada yang menyangka bahwa Robert adalah seorang pria yang sangat jahat, karena dia begitu disegani dengan semua tindakan kebaikannya. Karena itu Arsen tak pernah mencurigainya.

Drrrrtt!

Drrrrtt!

Drrrrtt!

Ponsel Alvin bergetar, rupanya ada panggilan telepon dari Arsen. Malam ini Arsen turut menghadiri acara amal calon besannya, hanya saja dia tak menemukan Felicia di acara amal tersebut, padahal Arsen menyuruh Felicia untuk hadir kesana.

Alvin segera menerima panggilan telepon dari Arsen, "Hallo om."

"Alvin, apa Felicia sedang bersamamu?" tanya Arsen begitu Alvin mengangkat panggilan telepon darinya.

"Tidak, om. Memangnya Felicia belum datang kesana, om?"

"Belum, hm kemana Felicia?" Arsen terdengar sangat mengkhawatirkan Felicia karena sang putri susah sekali untuk dihubungi.

"Biar nanti aku cari Felicia, om." Alvin juga pasti tidak ingin terjadi sesuatu pada calon istrinya itu.

"Terimakasih Alvin, kamu memang calon suami yang baik untuk Felicia." Arsen sangat merasa beruntung memiliki calon menantu yang begitu perhatian pada putrinya.

"Iya, sama-sama, om."

Milea seakan mau muntah ketik mendengar pujian yang dilontarkan oleh calon mertuanya pada Alvin, karena sebenarnya Alvin tidak sebaik yang dia pikirkan.

Setelah percakapan Alvin dan Arsen berakhir, Alvin bergegas duduk di kursi sofa untuk memakai sepatunya.

Milea duduk di samping Alvin, dia nampak kebingungan harus berbicara dimulai dari mana pada Alvin. Dia menyuruh Alvin datang ke rumahnya karena ingin membicarakan hal yang sangat penting pada Alvin, tapi Alvin malah langsung meminta kepuasan padanya.

"Alvin."

"Aku buru-buru sekali, Milea. Aku harus cari Felicia." ucap Alvin sambil memakai sepatu, kemudian pria tersebut mengumpat, "Kemana kamu Felicia? Awas saja kalau kamu jalan sama pria lain."

Setelah selesai memakai sepatu, Alvin pun membawa kunci mobil diatas meja. Tapi langkahnya terhenti ketika mendengar perkataan Milea, hal tersebut membuatnya sangat terkejut.

"Alvin, aku hamil."

Terpopuler

Comments

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

si Alvin ini memang tidak tau diri ya , kalau mau dapat harta warisan , ya KERJA DONG . gak usah berharap Felicia mau sama kamu.

2024-04-17

0

Elok Fauziah

Elok Fauziah

Heh Dasar nggak tau diri. Bukannya situ ya yang main sama cewek/Panic/

2024-03-31

0

Diankeren

Diankeren

oh mengerikan

2024-03-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!