Bab 3

"Orang miskin!"

"Orang miskin!"

"Orang miskin!"

Terlihat ada empat orang siswa sekolah dasar berusia 10 tahunan sedang mengolok-olok seorang anak laki-laki, dan anak laki-laki yang sedang mereka olok-olok tersebut adalah Gleen.

Gleen hampir setiap hari mendapatkan perundungan, hanya gara-gara dia ke sekolah memakai sepatunya yang sudah jebol dan juga celana seragamnya ada yang bolong dibagian lututnya.

Gleen nampak bersabar, dia sama sekali tidak menghiraukan olokan dari keempat anak tersebut, karena ibunya bilang bahwa dia tidak boleh berkelahi jika tidak ingin di hukum oleh ayahnya, Rima berjanji akan membelikan Gleen seragam dan sepatu baru jika uang di dalam celengannya sudah terkumpul, apalagi Gleen juga setiap hari membantu Rima, dia setiap hari berjualan gorengan ke sekolah.

"Hei mana uang hasil jualannya?" bentak seorang anak bernama Billy kepada Gleen.

Gleen tak menjawab, dia memilih untuk fokus menulis pelajaran yang belum dia selesaikan.

Kemudian Billy dan ketiga temannya segera menggeledah tas miliknya Gleen. Tentu saja Gleen tak terima dengan perlakuan mereka, "Jangan, itu uang ibu."

"Alah, diam kamu. Bilang saja uangnya dipakai jajan ke ibumu yang miskin itu, yang setiap hari suka jualan gorengan di komplek haha..."

"Gorengan!"

"Gorengan!"

Mereka berempat memperaktekan bagaimana cara ibunya berjualan sambil tertawa meledek, mereka meletakkan buku pelajaran ke kepalanya masing-masing.

"Gorengan!"

"Gorengan!"

"Hahaha!"

Gleen bisa saja bersabar jika dia di bully oleh mereka, tapi dia tidak akan tinggal diam jika seandainya ada siapapun yang menghina ibunya.

Gleen mengepalkan tangannya, dia telah dikuasai oleh amarah, tanpa berpikir panjang dia menghajar keempat anak itu satu persatu.

Bugh...

Bugh...

Bugh...

Sampai mereka terkapar di lantai, sehingga terdengar suara rintihan mereka, "Arrrgghh sakit, arrrgghh!"

Kejadian itu membuat Salman sangat geram karena dia telah dipanggil ke sekolah gara-gara ulahnya Gleen, apalagi dari pihak sekolah malah menyudutkan Gleen tanpa ingin mendengarkan pembelaan dari Gleen, mungkin begitulah nasib orang miskin.

Sehingga akhirnya Gleen pun harus mendapatkan hukuman dari Salman, di ruang bawah tanah itu dia mencambuk punggung Gleen dengan ikat pinggang.

Salman mengayunkan ikat pinggang dengan keras dia memecut punggung Gleen yang sudah tidak memakai baju, hanya memakai celana seragam sekolah saja.

Tasss!

Tasss!

Tasss!

Suara pecutan ikat pinggang pada punggung Gleen terdengar cukup keras.

"Arrrgghh!"

"Arrrgghh!"

"Arrrgghh!"

Berkali-kali Gleen menjerit kesakitan, setiap kali cambukan tersebut terasa pedih mengenai punggungnya, membuat punggungnya terluka.

"Dasar anak kurang ajar, ini hukuman karena kamu sudah mempermalukan aku. Mati saja kau bedebah!" Salman sama sekali tak pernah memperlakukan Gleen dengan baik, jika seandainya dia tak kasihan kepada istrinya, dia pasti akan membunuh anak tersebut.

Kemudian Salman membuang puntung rokok yang masih panjang di tangannya, lalu dia injak hingga api pada ujung puntung rokok mati. Salman kembali mencambuk Gleen dengan kasar, suara rintihan Gleen terdengar kembali.

Tasss!

"Arrrgghh... sakit, ayah!"

Saat itu Rima masih berjualan, sehingga dia tidak tahu dengan apa yang telah dilakukan oleh suaminya terhadap anak angkatnya tersebut. Memang dia pernah melihat Salman menyiksa Gleen, dan dia pasti akan membela Gleen sehingga dia pun yang akhirnya ikut disiksa. Karena itulah Gleen selalu tutup mulut jika seandainya dia disiksa oleh ayahnya, karena dia tidak ingin ibunya ikut terluka.

...****************...

Malam ini Gleen tak bisa tidur, dia merasakan badannya panas dingin dan menggigil, karena merasakan sakit yang luar biasa di punggungnya, sampai wajahnya terlihat begitu pucat.

Kemudian dia terburu-buru duduk di pinggiran kasur lantai ketika ada seseorang membuka pintu kamarnya, karena tahu siapa yang akan datang.

"Ibu." Gleen pura-pura tersenyum ketika melihat ibunya datang ke kamarnya.

"Gleen, maaf ibu pulang telat. Ini ibu sudah membeli seragam sekolah dan sepatu untukmu, nak." Rima telat pulang ke rumah karena ada yang membutuhkan jasanya untuk membantu memasak di sebuah catering, demi bisa membelikan seragam dan sepatu baru untuk Gleen.

"Seharusnya ibu tidak perlu bekerja sampai larut malam demi aku, Bu." Karena Rima lah, Gleen memiliki kekuatan untuk bisa bertahan di kehidupannya yang keras ini.

"Tidak apa-apa, nak. Mengapa wajah kamu pucat begitu? Apa ayahmu memukulmu lagi?" Rima memperhatikan wajahnya Gleen yang nampak pucat.

Gleen menggelengkan kepalanya, "Tidak, Bu. Aku hanya tidak enak badan." Gleen tidak ingin ibunya bertengkar dengan ayahnya, yang ada Rima akan ikut disiksa juga.

Mata Rima berkaca-kaca, dia merasa bahwa dia tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk Gleen, karena selama ini dia tahu bahwa anak itu hidup menderita dengan menjalani kehidupan yang miskin, selalu mendapatkan perundungan dari teman-teman sekolahnya, dan juga penyiksaan yang selalu dilakukan oleh Salman terhadapnya.

Rima pun menangis memeluk anak yang malang tersebut, "Maafkan ibu, nak. Ibu tidak bisa membahagiakan kamu. Ibu... ibu tidak bisa menyimpan rahasia ini terlalu lama."

Rima takut dia akan mati secara tiba-tiba dan tidak diberikan kesempatan untuk bicara yang sebenarnya kepada Gleen, sehingga dia harus mengatakan yang sebenarnya kepala anak berusia 10 tahun itu. Karena sebenarnya Rima memang mengidap penyakit kanker, sehingga dia sangat sedih jika tak bisa melindungi Gleen lagi.

Rima memeluk anak tersebut semakin erat, "Sebenarnya kamu bukan anak kandung ayah dan ibu, maafkan ibu baru bisa berkata jujur padamu."

Perkataan Rima membuat Gleen terkejut bukan main, sampai anak tersebut mematung, sungguh dia tak dapat mempercayai sebuah kenyataan yang menyakitkan itu.

"Ibu sama sekali tidak tahu siapa orang tuamu, tapi ibu hanya melihat seorang direktur dari Rumah Sakit Gerrad Jakarta, dia memberikanmu pada ayahmu, dan menyuruh ayahmu untuk membunuhmu. Maafkan ibu, nak."

Gleen dan orang tua angkatnya saat ini memang tinggal di sebuah perkampungan, karena Salman tidak ingin ketahuan oleh Robert bahwa dia tidak jadi membunuh anak itu. Yang ada dia akan dibunuh oleh Robert.

"Dan selamat ulang tahun, Gleen." lirih Rima.

Gleen masih diam membisu, sebuah kenyataan ini membuat hatinya sangat terluka.

Seharusnya dia menyambut hari kelahirannya dengan begitu bahagia, akan tetapi anak tersebut malah mendapatkan hadiah yang menyakitkan.

...****************...

Berbeda dengan kehidupan Felicia, dia sangat bahagia menjalani kehidupannya sebagai seorang putri dari Andin Agatha dan juga Arsen Gerrad, malam ini Arsen sedang merayakan ulang tahun sang putrinya tercinta dengan begitu meriah, sampai mengundang semua rekan bisnisnya.

Sebuah hotel mewah telah disulap menjadi tempat pesta, Felicia bagaikan seorang putri yang suatu saat nanti akan menjadi penerus perusahaan sang ayah.

Robert hanya tersenyum kecut ketika menghadiri pesta tersebut, dia melihat Felicia yang begitu akrab dengan Alvin, putra kandungannya. Berharap kedua anak itu akan segera dewasa dan menikah, agar dia bisa melakukan rencana yang sesungguhnya.

'Hahaha... Gerrard Group suatu saat nanti akan menjadi milikku.' Robert tertawa puas di dalam hatinya.

Mereka sama sekali tidak menyadari di luar aula pesta, terlihat seorang ibu yang tengah bersedih, karena ingin sekali mengucapkan selamat ulang tahun untuk putrinya, sayangnya dia hanya bisa mengucapkannya di dalam hati.

'Selamat ulang tahun, putriku.' lirih batin Mira.

Mira sangat membenci dirinya sendiri, karena kehidupannya yang miskin, membuat dia harus kehilangan putrinya tercinta. Wanita tersebut hanya bisa menangis dan bersedih karena sangat merindukan putri kandungnya. Walaupun sekarang dia sudah memiliki seorang putri lagi, tapi tetap saja sangat merindukan putri sulungnya itu.

Terpopuler

Comments

💞 사랑해요 🎀

💞 사랑해요 🎀

Thor berapa kilo kau taruh bawang di sini.... nyeseknya sampai bon2nan , tembus jantung ..baca bait demi bait kata tak terasa air mata mengalir bagai tetesan hujan...duhh kehidupan gleen penuh dengan derita dan air mata, tapi di sini lah kamu akan terbentuk gleen , kamu akan menjadi laki2 hebat dan kuat...

Gleen sekarang kamu tahu siapa dirimu kan...kalau Salman menyakitimu , lawan dia jangan takut karena Salman bukan ayah kandung mu dia tak berhak melukai tubuhmu...kamu harus berusaha melindungi dirimu sendiri dari orang2 jahat yang akan menyakitimu..

Mimpi saja terus pak Robert....sampai kapan pun mimpi anda tak akan jadi kenyataan, putra mu tak akan pernah bisa bersama Felicia karena jodoh Felicia ada di Luar sana ...masih bertarung melawan kejamnya dunia 🤭

2023-10-06

36

Edison

Edison

jiwa keibuhan itu lebih mendalam rasa sayang terhadap anak yg dicintai

2024-05-02

1

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

nyesek thor anak sekecil itu d siksa sedemikian 😭😭

2024-05-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!