Bab 18

Di mansion keluarga Gerrad, terlihat Arsen yang sangat mencemaskan putrinya, bahkan detektif yang dia tugaskan untuk mencari keberadaan putrinya pun belum memberikan kabar sama sekali.

Sehingga Arsen segera menghubungi Asisten Ana.

"Hallo, Tuan." ucap Asisten Ana begitu menjawab panggilan telepon dari sang tuan besar.

"Apakah kamu yakin detektif yang kamu tugaskan itu adalah detektif yang handal?"

"Iya, Tuan. Detektif Al dan teamnya tidak pernah gagal, Tuan tahu kan kasus pembunuh berantai Dion? Mereka yang berhasil memecahkan kasus itu, padahal dulu tersangka sangat terkenal baik di kalangan masyarakat, tidak ada yang mengira bahwa dia adalah seorang psikopat."

Arsen menghela nafas begitu mendengar jawaban dari Asisten Ana, "Baiklah, aku harap pekerjaan mereka tidak mengecewakan."

Setelah menutup panggilan telepon, Arsen membuka sebuah album foto yang tergeletak di atas meja kebesarannya sambil memegang dadanya yang sesak. Tubuhnya memang masih terasa lemah, tidak seperti dulu, dia yang dulu begitu gagah dan sangat disegani oleh semua kalangan, apalagi para pesaing bisnisnya, kini terlihat begitu lemah.

Arsen melihat foto-foto Felicia ketika Felicia masih kecil, remaja, dan sampai dewasa. Dia sangat menyayangi putrinya itu. Walaupun sikapnya sedikit keras dan tegas pada Felicia, tapi sebagai seorang ayah pasti ingin melakukan yang terbaik untuk putrinya, termasuk dalam masalah jodoh. Dia ingin Felicia bersanding dengan Alvin, yang sudah sangat jelas dia tahu asal usulnya, terlebih Alvin adalah anak Robert, saudara sepupunya.

"Papa tahu kamu belum bisa mencintai Alvin. Tapi percayalah, papa melakukan ini semua untuk kebaikan kamu, Felicia." gumam Arsen sambil memandangi foto sang putri tercinta.

...****************...

Sayangnya Detektif Al yang selalu dianggap sebagai detektif handal itu untuk pertama kalinya dia tak menjalankan pekerjaannya, Alvaro lebih memilih membuat proyek anak bersama sang istri tercinta, Joana.

Alvaro lebih memilih teman dari pada uang, walaupun uang yang di tawarkan cukup tinggi, karena Alvaro tahu dalam upaya membalaskan dendam terhadap orang seperti Robert harus dengan cara yang licik juga.

Sementara Danu, dia lebih memilih untuk berkumpul dengan keluarganya, yaitu di RM Manda, ayah kandungnya dan ibu tirinya telah mendirikan rumah makan disana, hasil kerja keras dari Danu.

"Yaah... kok kak Gleen tidak diajak?" terlihat Maura memanyunkan bibirnya begitu melihat kakak tirinya itu tidak membawa sahabatnya untuk datang ke rumah makan milik keluarganya, padahal dia begitu sangat mengidolakan Gleen Fernando.

Danu dengan gemas menonyor kepalanya Maura, "Gleen mulu yang kamu pikirkan. Kuliah yang bener."

"Astaga punya kakak tiri rese banget." Maura terlihat sangat kesal kepada kakak tirinya itu karena tidak mau membantunya dalam mendekatkan dia pada pria yang dia taksir itu. Maura jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Gleen ketika Danu membawa Gleen dan Alvaro untuk makan bersama di rumah makan keluarganya itu.

Mira hanya tersenyum melihat interaksi Maura dan Danu yang jarang sekali akur, selalu saja bertengkar. Tapi dia sangat tahu bahwa Danu adalah kakak yang baik dam selalu menjadi garda terdepan dalam melindungi adik tirinya itu.

Walaupun dulu Danu sempat pergi dalam waktu yang cukup lama, mungkin karena dulu dia nekad bergabung dengan sekelompok mafia agar memiliki banyak uang untuk bisa membantu perekonomian keluarga. Dan dia juga seorang hacker.

Dan kini Danu bisa membantu perekonomian keluarganya, sehingga keluarganya bisa mendirikan sebuah rumah makan yang sederhana itu. Arti Manda bisa diartikan Maura and Danu atau juga nama anak pertamanya Mira.

Mira adalah ibu tirinya Danu, Mira menikah lagi dengan ayahnya Danu setelah sang suami meninggal dunia. Sandi meninggal karena kecelakaan ketika Mira baru saja melahirkan Maura. Saat itu pada tahun 2002 Sandi bilang ada urusan dengan seseorang, tapi ternyata dia malah menjadi korban tabrak lari dan pelakunya belum ditemukan sampai sekarang.

Walaupun kini Mira sangat beruntung karena memiliki keluarga baru yang begitu sayang padanya, apalagi Maura adalah darah dagingnya sendiri. Tapi tetap saja dia tak bisa melupakan anak pertamanya, Mira selalu ingin bisa melihat Felicia secara diam-diam, walaupun harus melihatnya dari kejauhan.

Sama sekali tidak ada yang tahu tentang rahasia yang besar itu, seorang CEO muda nan cantik dari Gerrad Group adalah putri kandungnya Mira. Mira lebih memilih menahan rasa sakitnya sendirian. Padahal dia begitu merindukan putrinya kandungnya itu.

Seperti malam ini, Mira tengah menangis sendirian di kamarnya, memandangi foto Felicia yang terpampang di dalam sebuah majalah, di majalah tersebut telah memberitakan betapa hebatnya Felicia sebagai CEO muda di Gerrad Group.

Dulu dia pernah datang kembali menemui Robert sambil membawa uang 20 juta untuk mengganti hasil biaya operasi dirinya pada waktu itu, dia ingin Robert mengembalikan putrinya. Akan tetapi Robert malah mengancamnya, dia tak segan akan membunuh Felicia jika seandainya ada satu orang saja yang tahu bahwa Felicia adalah putri kandungnya.

Karena itulah Mira memilih tutup mulut, demi kebaikan Felicia. Walaupun sebenarnya hatinya sangat terluka.

"Mandaku!" lirihnya sambil mengusap foto Felicia.

...****************...

...Jadi intinya Maura dan Felicia satu ibu satu ayah, anaknya Sandi dan Mira. Nah Danu saudara tiri mereka....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***