Bab 14

"Alvin, aku hamil."

Perkataan tersebut bagaikan sebuah petir menyambar di siang bolong, bagaimana bisa Milea hamil anaknya? Alvin sangat tidak bisa menerima kenyataan itu.

Alvin membalikkan badannya, dia menatap tajam ke arah Milea, "Kamu pasti bercanda kan? Gak mungkin kamu hamil, Milea? Bukannya aku sudah menyuruh kamu memakai obat kontrasepsi?"

Milea sudah yakin pasti Alvin akan sangat terkejut mendengarnya, kemudian dia membawa sesuatu di dalam laci yang ada di lemari kamarnya itu.

Ternyata Milea membawa sebuah tespek, lalu menunjukkan tespek tersebut kepada Alvin. "Ini buktinya, aku hamil anakmu, Alvin."

Alvin merebut tespek tersebut dengan kasar, matanya menatap tajam ke arah tespek yang menunjukkan sebuah garis dua disana. Milea benar-benar hamil, kenyataan ini membuat Alvin sangat geram.

Rahang Alvin mengeras, dia menghela nafas dengan kasar, meremas tespek tersebut sampai patah, membuangnya ke lantai dengan penuh amarah.

Kemudian Alvin mencekik Milea, menyeretnya ke dinding, membuat Milea kelalabakan.

"Mungkin saja dia bukan bayiku, kamu pasti tidur dengan banyak pria selain aku, iya kan?" bentak Alvin, dia terlihat emosi sekali.

"Kamu tidur dengan siapa saja, Milea?" bentak Alvin lagi.

"Hkkk... hkkk..." Milea hampir saja kehabisan nafas, dia memukul-mukul dada Alvin sampai tidak sengaja menarik kalung rantai yang Alvin pakai sehingga terlepas, sehingga Alvin melepaskan cengkeramannya pada leher Milea.

"Aku tidak pernah tidur dengan siapapun selain kamu, Alvin. Bahkan kamu yang merenggut kesucian aku." Milea telah dibutakan oleh cinta, dia rela menjadi selingkuhan dari calon suami temannya sendiri. Bahkan dia rela menjadi budak naf-sunya Alvin.

Milea pun terbatuk-batuk karena tadi cengkraman Alvin begitu kuat.

Alvin terlihat kebingungan sekali, sampai dia berjalan dengan mundur, dia sama sekali tidak tahu harus melakukan tindakan apa terhadap wanita yang tengah mengandung anaknya itu.

"Gugurkan kandungannya!" Alvin berkata dengan penuh penekanan, dia tidak ingin bertanggungjawab terhadap janin tersebut.

Milea membelalakkan mata, dia sampai mengerutkan keningnya menatap pria yang sangat dia cintai tersebut, "A-apa?"

"Aku bilang gugurkan kandungannya, Milea. Satu bulan lagi aku akan menikah dengan Felicia, aku tidak bisa bertanggungjawab terhadap bayi itu, karena aku tidak mengharapkan memiliki anak darimu."

Milea tidak terima dengan keputusan dari Alvin, dia tetap ingin Alvin bertanggungjawab terhadap bayinya, "Gak, Alvin. Aku tidak mau menggugurkan kandungan ini. Kamu ayahnya, kamu harus bertanggungjawab."

Alvin menghela nafas dengan kasar, mengapa Milea sangat kerasa kepala sekali. Dia ingin menyelesaikan masalahnya dengan Milea malam ini, akan tetapi ponselnya terus saja bergetar, karena ayahnya meminta Alvin untuk segera hadir di acara amal malam ini.

"Kita bicarakan nanti saja. Tapi ingat jangan sampai kamu mengatakan hal ini pada Felicia, aku tidak akan pernah memaafkan kamu jika seandainya Felicia tahu tentang kehamilanmu itu." Alvin memberikan sebuah ancaman pada Milea agar tidak memberitahu Felicia tentang kehamilannya.

...****************...

Alvin sudah mencari keberadaan Felicia ke berbagai tempat yang selalu di kunjungi Felicia, akan tetapi dia tak menemukan keberadaannya, sehingga dia pun menyuruh anak buahnya untuk mencari Felicia, karena dia tak boleh telat datang ke acara amal yang telah diselenggarakan ayahnya.

Alvin sebenarnya sangat kecewa kepada calon istrinya itu, mengapa Felicia harus pergi tanpa mengaktifkan ponselnya, membuat dia berpikir yang tidak-tidak. "Kemana kamu, Fel? Aku tidak akan memaafkan kamu kalau sampai ketahuan punya pria lain di belakang aku."

Setelah sampai di acara amal, tepatnya sebuah panti asuhan milik sang ayah, Alvin harus pura-pura terlihat tenang, walaupun sebenarnya dia sangat kecewa pada Felicia.

Alvin harus bisa berakting, ketika anak-anak yatim piatu datang menyambutnya, termasuk orang-orang miskin yang diberikan sumbangan oleh Robert, Alvin memaksakan diri untuk tersenyum dan bersikap ramah pada mereka. Padahal rasanya dia sangat mual berdekatan dengan mereka.

Setelah itu, dia menyapa ayahnya yang sedang duduk bersama Arsen, dia menyapa mereka berdua.

"Papa."

"Om Arsen."

Kemudian Alvin juga mengajak Arsen bicara perihal Felicia, "Maafkan saya, Om. Saya belum menemukan Felicia, tapi saya sudah menyuruh anak buah saya untuk mencarinya. Nanti setelah acara amal berakhir, saya akan melanjutkan pencarian kembali."

Arsen sangat merasa tersentuh dengan kegigihan Alvin dalam mencari keberadaan putrinya, "Tidak apa-apa, Alvin. Om juga sudah memberikan tugas pada Asisten Ana untuk menyuruh seorang detektif untuk mencari Felicia. Padahal tadi Felicia bilang mau datang kesini, entah kemana dia?" Arsen terlihat sangat mengkhawatirkan putrinya.

Arsen baru enam bulan tersadar dari koma, sehingga kesehatannya belum sepenuhnya pulih, dan harus masih berobat jalan. Dia sudah tidak segagah dulu lagi. Sehingga tak memiliki kekuatan untuk mengurus perusahaan lagi, dan mempercayakan sepenuhnya kepada Felicia.

Robert menepuk-nepuk pundak Arsen, "Jangan terlalu dipikirkan, Arsen. Aku tidak ingin calon besanku ini sakitnya kambuh lagi. Felicia anak muda, mungkin saja dia ingin pergi untuk menenangkan dirinya. Nanti juga dia pasti pulang."

Arsen menganggukkan kepalanya, dia tersenyum kepada calon besannya itu. "Terimakasih Robert, jika seandainya aku mati, aku sangat merasa lega karena Felicia akan memiliki mertua yang baik sepertimu dan juga suami yang perhatian seperti Alvin. Sayangnya istriku tidak akan bisa menyaksikan pernikahan putrinya." Arsen sangat merasa sedih jika mengingat bagaimana Andin mati mengenaskan di depan mata kepalanya sendiri, saat kecelakaan itu.

Tanpa Arsen sadari, Robert menyeringai licik menatap Arsen.

Drrrrtt...

Drrrrtt...

Drrrrtt...

Ponsel Arsen bergetar, dia mendapatkan pesan dari Asisten Ana.

[Saya menyuruh seorang detektif untuk mencari keberadaan Nona Felicia, Tuan. Namanya Detektif Al. Dia adalah seorang detektif yang handal.]

...****************...

Asisten Ana sama sekali tidak tahu bahwa Detektif Al yang dia sewa itu adalah partner kerjanya Gleen, alias mereka satu team.

Sehingga kini Alvaro dan Danu nampak kebingungan, dia menatap fotonya Felicia yang telah diberikan Asisten Ana kepada mereka tiga puluh menit yang lalu.

"Apa yang harus kita lakukan? Karena tersangkanya adalah teman kita sendiri, si Gleen. Tapi tawaran bayarannya itu lho, fantastis." ucap Danu, kemudian dia terkekeh karena tidak mungkin menjebloskan temannya sendiri.

"Kita bilang saja kalau kita tidak bisa menemukannya." jawab Alvaro dengan santai, dia lebih memilih sahabat dari pada uang.

"Tapi ngomong-ngomong apa yang mereka lakukan malam ini? Apa mereka akan melakukan adu mekanik? Mana mungkin dia tahan jika dihadapannya ada seorang wanita cantik sekelas Felicia Gerrard." canda Danu. Dia pun mengakui kecantikan seorang wanita yang telah membuat sahabatnya kesal itu.

Terpopuler

Comments

mochamad ribut

mochamad ribut

up

2024-05-26

0

mochamad ribut

mochamad ribut

lanjut

2024-05-26

0

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

hey kamu tuh waras gak di sana ? hello Alvin , kamu tuh buaya darat dan sekarang menuduh si Felixia yang murahan ? benar-benar sinting kamu ini

2024-04-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!