Bab 10

"Mengapa pria itu bertanya tentang Om Robert kepadaku?" gumam Felicia.

Wanita cantik itu sedang berdiri di balik jendela, dia nampak sedang memperhatikan suasana di rumah sakit tempat ayahnya di rawat, termasuk salah satu rumah sakit dibawah naungan Gerrad Group.

Tapi Felicia rasa itu bukanlah urusannya, dia tak ingin ikut campur dengan urusan orang lain. Selama ini Felicia begitu acuh kepada orang lain.

Arsen dijaga dengan sangat ketat di rumah sakit itu, Felicia tidak mengizinkan sembarangan orang masuk ke dalam ruangan sang ayah dirawat, hanya dirinya saja yang boleh masuk, karena dia tak dapat mempercayai siapapun. Dia harus berhati-hati kepada semua orang yang ada disana.

Asisten Ana menjemputnya ke rumah sakit, hanyalah dia satu-satunya orang yang paling dipercaya oleh Felicia.

"Saya dengar Tuan Robert dan Tuan Alvin sudah pulang ke Indonesia, Nona." lapor Asisten Ana sambil menyetir mobil, sementara Felicia duduk di kursi belakang.

"Hm." Hanya itu jawaban dari Felicia, mungkin sebenarnya dia sangat malas harus bertemu dengan calon suami yang tidak dicintainya itu.

Asisten Ana sudah paham pasti Felicia tidak suka dengan informasi yang dia berikan kepada sang nona muda, dia tidak mungkin ikut campur dengan urusan para bangsawan itu.

"Aku sudah lama tidak mengadakan kunjungan ke hotel Gerrad-3, antarkan aku kesana!" titah Felicia kepada Asisten Ana.

"Baik, Nona."

...****************...

Terlihat semua karyawan sedang berlarian, mereka terlihat panik sekali karena sang nona muda pagi ini melakukan kunjungan secara tiba-tiba. Setiap Felicia datang, rasanya mereka seakan seperti uji nyali.

"Nona Felicia datang!"

Salah satu diantara mereka yang sedang bersantai segera berlari untuk menyambut kedatangan sang nona muda. Termasuk dua sejoli yang baru saja habis bermain lato-lato di kamar mandi hotel tersebut, padahal baru juga masuk, terpaksa harus keluar lagi.

"Ah sial!" terpaksa kedua sejoli itu memakai pakaiannya kembali karena terburu-buru.

Felicia pun masuk ke dalam hotel, seraya diikuti oleh Asisten Ana di belakangnya. Felicia memperhatikan semua karyawan yang sedang menyambut kedatangannya, akan tetapi mata Felicia begitu jeli melihat ada satu tetes cairan di celana salah satu karyawan, tepat dibagian paha.

Karyawan pria yang habis melakukan mesum itu nampak gelagapan karena tahu Felicia sedang memperhatikan celananya, "I-ini bekas susu, Nona."

"Apa kamu pikir aku bodoh? Kamu disini di bayar untuk bekerja, bukan untuk membuat anak. Kamu di pecat!" Felicia berkata dengan begitu tegas dan lugas.

"Tapi Nona..."

Kemudian Felicia menatap asisten Ana, "Cari tahu siapa lawan mainnya, pecat juga!"

Asisten Ana mengangguk patuh, "Baik, Nona."

Kemudian Felicia melihat jendela yang hotel yang nampak kotor, setiap kali dia melakukan kunjungan dadakan ke hotel tersebut, keadaan jendela selalu saja kotor, membuatnya geram.

Felicia mencolekan jari telunjuknya ke jendela tersebut, membuat jari telunjuknya yang lentik itu menjadi kotor, lalu memperlihatkannya kepada semua OB yang ada disana.

Semua OB nampak tegang melihat jari telunjuk Felicia yang kotor itu.

"Pecat semua OB yang ada disini! Ganti dengan yang berkualitas." titah Felicia kepada Asisten Ana.

"Baik, Nona."

Bukan hanya mereka saja, Felicia melakukan pemecatan masal terhadap orang-orang yang tidak bisa mentaati peraturan.

Begitulah Felicia, dia terkenal dengan sosok pemimpin yang arogan dan sangat mengerikan.

Felicia memang tidak boleh dipandang lemah oleh siapapun, dia walaupun masih sangat muda tapi harus terlihat berwibawa, walaupun sebenarnya dia sedang tidak baik-baik saja setelah kehilangan sang ibu tercinta.

Drrrrtt...

Drrrrt...

Drrrrtt...

Ponsel Felicia bergetar, Felicia segera memeriksa ponselnya, rupanya ada pesan dari Robert.

[Felicia, datanglah ke mansion om. Om dan Alvin ingin makan siang denganmu.]

Felicia menghela nafas berat ketika membaca pesan dari Robert, terkadang rasanya dia ingin sekali menjalani kehidupan yang sederhana saja. Apalagi sekarang ketika dia sedang berada di dalam mobil, Felicia melihat ada sebuah rumah makan sederhana yang bertuliskan Rumah Makan Manda. Felicia melihat ada seorang gadis yang sedang terlihat tertawa bersama ibunya di depan rumah makan sana, membuatnya sangat iri, padahal penampilan mereka begitu sederhana, tapi mereka bisa tertawa dengan lepas.

Sementara dia harus hidup terkekang, di dunia para konglomerat memang seperti ini, mereka tidak bisa menentukan calon pendamping hidup sendiri, karena kebanyakan diantara mereka menikah demi kepentingan dunia bisnis.

...****************...

"Untuk apa Om mengundang aku makan siang?" tanya Felicia kepada Robert, saat ini dia sedang makan siang di mansion milik Robert, tentu saja Alvin hadir disana.

"Usiamu sekarang ini sudah menginjak 22 tahun, sementara ayahmu masih koma. Kapan kamu siap menikah dengan putra Om?" tanya Robert kepada Felicia.

Sementara Alvin tak mampu berkata apa-apa, dia dari tadi tak bisa melepaskan pandangannya dari wajah cantiknya Felicia. Ingin sekali dia secepatnya memiliki wanita itu, karena dari dulu dia sangat tergila-gila pada wanita itu.

"Usiaku masih muda, Om. Apalagi papa masih koma, jadi aku belum bisa memutuskan kapan aku akan menikah.." jawab Felicia dengan nada dingin.

"Bagaimana kalau ayahmu koma dalam waktu yang lama bahkan bertahun-tahun, Felicia?" Robert ingin sekali mempercepat pernikahan Felicia dan puteranya, agar dia bisa cepat menguasai perusahaan Gerrad Group.

"Jika seandainya papa belum siuman juga. Aku akan memutuskannya saat usiaku sudah menginjak 27 tahun, dan itu juga aku belum pernah bilang setuju untuk menikah dengan Alvin, kami bertunangan itu karena aku hanya memenuhi keinginan dari papa dan mama." Felicia berkata seperti itu hanya ingin mengulur waktu saja.

Tentu saja hal tersebut membuat Robert sangat geram dengan kejujuran Felicia, menunjukan bahwa Felicia sama sekali tidak menyukai puteranya. Seharusnya Felicia berterimakasih kepadanya, karena dia telah membuat Felicia hidup seperti ini, hidup nyaman dengan semua kekayaan yang Arsen miliki.

Alvin tahu Felicia tak mencintainya, tapi sampai kapanpun dia tak akan pernah melepaskan wanita itu.

Terpopuler

Comments

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

RM Manda apa itu RM ibu'y fely ya

2024-05-07

2

mochamad ribut

mochamad ribut

up

2024-05-26

0

mochamad ribut

mochamad ribut

lanjut

2024-05-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!