“Ann, saya melihat kamu dan juga Maryam tidak pernah dari sisi buruknya, tetapi saya selalu mengambil pelajaran dari setiap alur kehidupan yang kamu jalani, kalau situasi itu berada sama saya saya belum tentu bisa melalui semua itu seperti kamu melewatinya, apalagi di umur kamu yang sangat kecil dari saya, saya bangga Ann sama sama kamu”.
jelas Rangga yang membuat Anala merasa sangat dihargai dan di perhatikan oleh Rangga.
“kang, saya sekarang tidak hanya butuh sosok seorang suami saja, tetapi yang bisa menjadi teman dalam segala aktivitas saya dan juga maryam, terutama Maryam, dia butuh sosok ayah yang tidak pernah dia rasakan sebelum ini, dan juga teman mendengarkan semua ceritanya”, ulas pinta Anala.
“Ann, oleh karena itu saya ingin lebih dalam mengenal kamu dan juga Maryam lebih jauh lagi supaya nanti saya tahu semua tentang kamu dan juga Maryam”, tambah Rangga.
“tapi saya tidak mau kalau cara kamu mendekati saya dengan cara yang melanggar aturan dan syariat, saya harus menjaga nama baik orang tua dan juga bekas mertua saya, karena semuanya akan berdampak pada maryam nantinya ”, jelas Anala lebih.
percakapan antara dua insan yang saling terbuka berlangsung sampai dua jam lamanya dan saling memberikan kejelasan dari pikiran dan hati masing-masing.
Sekitar jam lima pagi menjelang sholat subuh, Anala sakit perut, ketika melihat tempat kotak cadangan obat dia tidak menemukan satu pun obat yang ada di dalamnya, ya semuanya sudah habis, Anala dalam beberapa minggu ini lupa memeriksa kotak cadangan obat , jika orang di rumah sakit biasanya Anala mengambil obat di kotak tersebut sebelum dibawa ke rumah sakit jika penyakitnya harus ditangani oleh pihak yang profesional, besok paginya Anala pergi ke apotik dekat rumahnya dan membeli obat di apotik tersebut.
“mbak, obat ini ada mbak?”, tanya Anala kepada apoteker yang berdiri di depan ribuan obat itu, sambil memperlihatkan nama-nama obat yang ada di dalam catatannya, ada beberapa macam obat yang dibeli Anala sekaligus untuk obat cadangan bagi siapa yang memerlukan.
“tunggu ya kak, saya carikan dulu”, pinta apoteker tersebut, dan Anala disuruh duduk terlebih dahulu untuk menunggu apoteker itu sampai datang, Anala yang melihat semua sisi – sisi obat itu dengan teliti dan seperti obat baginya dan kesenangan tersendiri melihat kotak obat-obat tersebut.
“nih kak, obatnya ada semua, totalnya tiga ratus ribu kak”, jawab apoteker dan memberikan beberapa obat tersebut pada Anala lengkap dengan kantong plastik putih yang dihiasi dengan motif khas logo apotik tersebut.
Dari pojok kanan apotik tersebut Anala melihat ada orang yang sangat dia kenali dengan siluet tubuhnya, yang tadi malam baru bercerita semua hal dengannya, ya Rangga dia dokter Rangga, Rangga yang memasuki apotik tersebut tidak sengaja melihat Anala yang mau memasuki mobil. Sebenarnya Anala melihat Rangga memasuki apotik tetapi entah kenapa Anala lebih memilih diam dari pada memanggil Rangga.
“Ann, Ann”, panggil Rangga, sambil melambaikan tangannya ke arah Anala dan mulai mendekati Anala karena Anala tidak menghiraukan panggilan Rangga yang sudah beberapa kali memanggilnya.
“hey Ann ”, sapa Rangga sambil berbisik di dekat telinga Anal, dan Anala yang tidak mengetahui apa yang dilakukan seseorang di belakangnya langsung dia tepis dengan sekuat ber tenaga yang ada.
“haik”, Anala langsung mempraktekkan jurus jitu itu.
“haduh Ann sakit tau”, keluh Rangga yang terjatuh akibat ulah Anala.
“apaa dokter ternyata”, kata Anala yang terkejut melihat siapa yang ad di depan matanya dan Rangga mengalami luka ringan di telapak tangannya.
“aduh maaf dok tadi saya nggak tau yang di belakang saya dokter, habis dokter main diam – diam aja saya kan jadi takut, mana tau dia penjahat”, jelas Anala dengan posisi tegak berada di depan Rangga yang habis tersungkur oleh ulahnya.
“sakit Ann, kamu garang banget yah”, Rangga bicara sambil melap luka yang ada di telapak tangannya.
“ya maaf saya nggak tau, tunggu disini dulu, saya mau beli obat dulu dok”, jawab Anala yang langsung berlari ke apotik tadi."nih dok, tapi pakai sendiri yah”, suruh Anala kepada Rangga untuk melap lukanya sendiri dan mengobatinya sendiri.
“boleh lah bantu Ann, kamu nggak lihat apa saya kesakitan gini”, keluh Rangga yang sepertinya kesulitan untuk memakai obat dengan tangannya sendiri.
“nggak boleh dok disini nggak ada sarung tangan, kita kan bukan muhrim”, jawab Anala jelas.
“ya udah , kalau kamu nggak mau bantu, nih bukain obat ini“, perintah Rangga.
“ok”, jawab Anala sambil membukakan obat dan perlengkapan lain yang diperlukan Rangga, dan Rangga memakai obat itu sendiri.
“sakit kan”, ledek Anala pada Rangga.
“gimana nggak sakit Ann, kamu pukul nya keras banget dan posisi saya nggak siap, ya kayak gini lah jadinya”, respon rangga iba.
“kamu ngapain kesini Ann?”, tanya rangga yang sudah selesai dengan prosedur mengobati lukanya.
"beli obat dok, soalnya obat di rumah udah habis, jadi saya harus beli”, “dan ditambah pagi tadi saya sakit perut”, jelas Anala yang ingin menginformasikan tentang sakitnya.
“emang kamu sakit pagi tadi, kenapa nggak beritahu aku, mana tau saya bisa tolong”, respon Rangga.
“ya sakit perut biasa sih”, “kok biasa, sakit itu nggak ada yang biasa Ann”, respon Rangga.
“besok ke rumah sakit ya, biar saya cek, kamu sakit apa, saya ada besok di rumah sakit jam sepuluh”, suruh Rangga pada Anala.
Apakah Anala mau?. “nggak ah dok, saya malas periksa sama dokter, malu lah”, respon Anala cemberut yang disuruh Rangga.
“kok nggak mau, nanti kalau kamu nggak mau saya periksa nanti ada dokter perempuan yang akan periksa kamu, pokoknya harus datang, kalau kamu tidak datang saya jemput besok ke rumahmu”, ancam Rangga apabila Anala tidak mematuhi aturannya.
“insyaallah dok kalau saya besok nggak ada jadwal lain”, jawab santai Anala.
“ini kesehatan loh Anala, kok dokter nggak tau kesehatan, nggak ada alasan pokoknya kamu harus datang besok pagi”, jawab Rangga.
“ok boss”, jawab Anala.
“ngomong-ngomong dokter mau ngapain kesini?”, tanya Anala yang nggak mau kalah.
“saya mau beli obat rumah juga, stok obat udah mulai habis, apalagi seperti musim sekarang lagi musim flu, harus stok obat banyak - banyak”.
“oh ya maryam apa kabar?”, tanya rangga yang tidak melihat Maryam ikut bersama Anala di hari itu.
“alhamdulillah maryam baik-baik saja, dia ada di rumah dan nggak mau ikut, kan aku pergi bentar aja dok, dia tadi lagi nonton tv”, jawab Anala
“oh ya saya pulang dulu dok”, izin Anala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments