Mobil keluaran tahun kemaren itu melaju dengan kecepatan sedang di sebuah tol yang terbentang panjang di pulan jawa tersebut. 10 menit sebelum keluar tol, ada sebuah truck melaju dengan kecepatan tinggi dari jalur sebelah dan ternyata truck tersebut mengalami rem blong, sopir truck secara spontan langsung membanting stir ke kiri, ya benar sekali yang disebelah adalah mobil kamil dan teman kantornya.
Suara mobil ambulance mulai bersahutan setelah dua puluh menit terjadi hal yang sangat mencekam tesebut, Kamil yang lemas tak berdaya dan tak punya daya seperti tertidur pulas di atas aspal hitam dengan baju dipenuhi tumpahan darah, seorang nakes sedang memeriksa keadaannya sepertinya sangat fokus mencari urat nadi Kamil, detak jantung pada kedua tangan tidak lagi bisa dirasakan dan ujung jarinya mulai mendingin dengan sendirinya, nakes tersebut tidak putus asa dengan mendekatkan telinganya ke dada Kamil dan tetap tidak mendengarkan detak jantungnya. pada akhirnya nakes yang lain memeriksa Kamil, setelah selesai semua nakes seperti menyilangkan kedua tangan mereka yang artinya Kamil tidak lagi bernyawa.
Kini jasad kamil sudah tiba di rumah sakit terdekat dan dilakukan pemeriksaan dengan sidik jari oleh polisi untuk mengetahui identitasnya, karena semua yang satu mobil dengan kamil dinyatakan meninggal dunia di tempat .
Pada akhirnya berita kehilangan dan duka ini sampai ke telinga keluarga kamil dan juga Anala.
’’Halo, selamat siang" , sapa seorang polisi diseberang sana.
“ya pak ada apa” jawab ayah kamil.
“kami dari pihak ingin menanyakan apakah ini keluarga kamil”.
”ya pak, ada apa?”, tanya ayah kami dengan jiwa yang mulai tidak tenang.
“begini pak, anak bapak mengalami kecelakaan di tol, dan sekarang ada di rumah sakit”.
Seolah langsung terpejam seperti ditusuk pedang perasaan ayahnya kamil.
“ya pak kami akan langsung menuju ke rumah sakit” jawabnya terbata-bata.
Anak tersayang yang dulu hadirnya adalah pelita besar bagi ayah dan ibu dan kehadirannya adalah impian semua orang tua, ditimang timang sambil di sholawat aja sampai dia tertidur pulas itu adalah aktivitas sangat menyenangkan walaupun keaktifannya sering membuat lelah fisik tapi bathin selalu bersyukur dengan ceria dan ketawanya.
Kini keceriaan itu hilang, dan tidak akan ada lagi, senyum yang manis itupun sudah sirna, perkataan santun itu sudah sunyi, hanya perlakuannya itu yang bisa menjadi ajakan untuk mengirimkan doa sebagai pengiringnya.
Melepas dengan ikhlas orang yang tersayang memang sulit, tapi harus dilewati dan dirasakan Itulah yang terbayang oleh ayah kamil di dalam mobil menuju rumah Anala.
Anala yang seang menyibukkan diri di dapur, sedikit mengejutkan ketika mendengar ketukan tangan di pintu rumahnya, Anala langsung bergegas menuju ke sumber suara, dan suara itu tidak asing baginya kerena itu merupakan suara bapak mertuanya sendiri.
“Assalamualaikum Anala” ayah mertuanya memulai percakapan.
“waalaikumsalam ayah, ada apa ayah?” jawab Anala sambil kebingungan melihat ayah mertuanya datang dengan ekspresi sedih dan khawatir.
“Anala ayo kita ke rumah sakit, Kamil kecelakaan” ayah kamil langsung menjawab dengan lugas.
“apa ayah?” jawab Anala dengan terkejut.
tanpa berpikir Anala langsung mengganti pakaiannya dan bergegas pergi ke rumah sakit.
Di dalam mobil Anala kembali menanyakan hal yang belum memuaskan hatinya.
“ayah, ibu kang Kamil kecelakaan dimana?” tanyanya dengan mata yang berkaca-kaca.
“di tol nak, ayah tau dari ada pihak polisi yang menghubungi ayah, kita doakan yah, semoga kamil selamat ya nak” jawab ayah kamil yang mempunyai pengharapan yang besar.
“ya allah, ia yah semoga kang Kamil selamat dan nggak kenapa-kenapa” jawab Anala yang diiringi satu tetes air mata jatuh di atas jilbab hitamnya itu dan ibu Kamil seperti ikut menenangkan menantu kesayangannya dan kini juga sedang mengandung buah cinta hati mereka berdua.
“nak, apapun yang tejadi, ini adalah takdir terbaik yang harus kita lewati dan syukuri, ibu dan ayah ada kok untuk kamu” , tangan ibu Kamil sambil menggenggam tangan Anala.
Setelah sampai di rumah sakit, ayah kamil menanyakan keberadaan anaknya kepada pihak rumah sakit. Berat memang langkah untuk menerima semuanya, tapi inilah permainan dunia yang kita hanya sebagai aktor dan tidak punya kuasa atas semua skenario yang berlaku, ikhlas, ya itu perasaan yang harus dilatih mulai sekarang.
Petugas rumah sakit menuntun keluarga Kamil ke sebuah ruangan, terlihat di pinggir gang tersebut keluarga dari korban yang terisak-isak atas kehilangan anggota keluarga mereka, Anala langsung melihat salah satu diantara mereka yang Anala kenal, tapi Anala fokus mencari keberadaan kamil di setiap ruangan dengan harapan yang pastinya Kamil masih bernyawa.
deng.....
langkah petugas rumah sakit itu berhenti di depan tempat tidur yang diatasnya ada seorang manusia yang sangat dirindukan kehadiran dan cintanya, tapi semua tubuh nya diselimuti kain putih dan di ujung jari kakinya tertulis nama yang tidak diharapkan untuk dituliskan di sana.
Sekujur tubuh seakan kaku menyaksikan takdir yang sedang berlaku, sedih, marah, benci semuanya menyatu menjadi satu.
Anala yang tampak menggenggam erat jarinya tanpa dia sadari sudah berjuta air mata yang membasahi jilbabnya. Disentuhnya pipi Kamil dengan lembut, di sana ada perubahan suhu yang sangat signifikan, ya sudah sangat dingin.
Di padangnya dari rambut sampai ujung kaki, membuat Anala terduduk lemas menyaksikan ini semua.
Orang tua Kamil yang juga merasakan kesedihan yang sangat mendalam juga ikut terhanyut dengan melihat sikap Anala kepada Kamil. Begitu sayang dan cintanya Anala kepada anaknya orang tua kamil sangat bersyukur mempunyai menantu sepert Anala.
Setelah suasana mulai tenang keluarga Kamil mengurus kepulangan jenazah ke rumah orang tua dan akan dimakamkan di tempat pemakaman keluarga mereka.
Di lorong rumah sakit Anala tampak tertunduk lemas sembari jemarinya memperlihatkan hatinya sedang beristighfar, dan juga mengelus perutnya yang sebentar lagi buah cinta mereka akan lahir ke dunia dan juga takdir kehilangan seorang ayah diberikan kepadanya.
Pemakaman Kamil di pemakaman keluaga sudah dilakukan dan yang mmelayat sudah mula beranjak dari area pemakaman yang hanya tinggal kelurga inti saja, Anala menoleh ke arah sebuah papan yang bertuliskan nama suaminya dan diikut rentang waktu lahir dan sampai pada waktu wafatnya, berat memang beban yang dipikulnya yang ditinggal oleh sang suami sekaligus sahabatnya itu, tetapi Anala menyadari dia harus melewati semuanya ini karena akan ada tangung jawab besar untuk sang anak ketika da lahir nanti, karena posisinya akan menjadi ibu sekaligus ayah untuk anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
atheina_ARA
ceritanya bagus.....akan lebih mengena lagi ketika ada monolog dari pemeran utama.
2023-11-25
0