Dari kejauhan Anala dan Diana mereka sedang asik berbincang satu sama lain sambil tertawa dan mereka layaknya keluarga kecil yang sedang liburan bersama keluarga. Miris dan agak tidak nyaman. Itu yang dirasakan Anala ketika melihat pemandangan itu, dan anehnya Maryam juga tidak canggung lagi dengan wanita yang ada di samping Rangga tersebut, wanita yang memakai masker dan rambut terurai ikal itu kelihatan cantik dan banyak diperhatikan mata laki-laki yang lewat di dekatnya, mungkin?, mungkin dia teman dekatnya Rangga?.
“Ann, kamu kenal wanita itu nggak Ann?”, tanya Diana pada Anala yang juga kelihatan bingung dengan adanya keberadaan wanita tersebut.
“nggak Di, aku kan kenal Rangga baru waktu aku mulai magang ddi rumah sakit tempat dia bekerja”, jelasnya datar.
“yok pulang yok, jemput sana Maryam, kita pulang aja”, ajak Diana yang menyuruh Anala menjemput Maryam dari Rangga untuk pulang karena hari sudah menuju senja.
“aku nggak bawa mobil Di”, tambah Anala.
“nanti pulang sama aku aja Ann, aku bawa mobil masing-masing dengan kakakku”, jelas Diana.
“ok, ayok kita pulang”, ajak Anala yang mulai berjalan mendekat dengan keberadaan Rangga, Maryam dan si wanita itu, sambil menaikkan masker yang ada di dagunya begitu pun dengan Diana.
“umma”, teriak Maryam ketika melihat Anala dan Diana berada di dekatnya, sontak Rangga dan wanita itu juga ikut menoleh ke arah yang dilihat Maryam.
“nak, kita pulang yok, hari udah mulai senja loh nak”, ajak Anala kepada Maryam.
“iya umma ayok kita pulang”, jawab Maryam yang langsung menggenggam tangan kanan Anala dan melepaskan genggaman tangan Rangga.
“pulang sama anti Di aja ya sayang”, tambah Diana, “dok saya izin dulu ya, saya sama Maryam pulang dulu sama Diana kan pulangnya searah”, izin Anala pada Rangga.
dan Rangga sepertinya melihat keanehan yang ada di raut wajahnya Anala, karena Rangga melihat Diana sudah ingin pulang dan sepertinya buru-buru, kahirnya Rangga membolehkan. Sungguh tidak gentle man kamu Rangga.
“ya udah, sebenarnya aku nggak keberatan mengantar kamu”, sambung Rangga.
“saya juga nggak keberatan kok dok, Anala kan teman dekat yang sudah anggap seperti keluarga, lagi pun saya bisa berbincang- bincang lama dengan Maryam”, ulas Diana dengan nada datarnya.
dan hal itu tambah membuat Rangga bingung dan ambigu dengan gaya bicara dua perempuan yang ada di depannya itu, Anala, Maryam dan Diana akhirnya pergi dari tempat Rangga berdiri dengan wanita itu.
“kami pulang dulu dok”, tambah Anala yang mulai berjalan dari keberadaan Rangga saat itu dan Anala sempat curi pandang dari sudut matanya mengenai wanita yang ada di samping Rangga tersebut.
“Nak tadi kamu ngapain aja sam om Rangga, main apa aja?”, tanya Anala yang penasaran tentang kegiatan putrinya dengan Rangga hari itu.
“ya kamu ngapain tadi sayang”, sambung Diana yang setengah fokusnya dibagi untuk menyetir mobil.
“kami tadi naik wahana umma, atapi aku takut, setelah dibujuk om Rangga baru ngak takut deh, hehe ”, jawab Maryam dengan tawa khasnya.
“Maryam jalan-jalan tadi sama siapa aja sih nak”, tanya Diana lagi.
“sama om Rangga terus ada, anti maya juga ikut jalan-jalan sama kami, om Rangga baik banget sama anti Maya, sepertinya anti Maya teman baiknya om Rangga”, jelas anak kecil polos tersebut.
tapi entah kenapa batin dan jiwa Anala rasanya terpejam dan juga gelisah tak menentu.
“Ann, anti maya”, ledek Diana.
“apaan sih Di, emang ada apa aku sama , Anti Maya itu”, jawab Anala ketus.
sepertinya Anala tidak nyaman dengan nama wanita tersebut.
“sayang , anti maya cantik nggak menurut Maryam sayang?”, tanya Diana pada Maryam sambil melirik Anala yang sedang melihat pemandangan ke luar jendela mobil Diana.
“cantik lah anti, anti Maya cantik banget, tapi lebih cantik umma sih”, jawabnya seakan mengobati sedikit kegelisahan yang dialami Anala barusan.
“sayang, sayang, om Rangga manggil anti Maya apa?”, tanya Diana yang betul-betul penasaran dengan hubungan Rangga dan juga Maya.
“om Rangga manggilnya Maya aja anti, tapi mereka saling senyum gitu, kayaknya om Rangga suka yah sama anti Maya”, jawab Maryam.
“ih kamu nak, nggak boleh kayak gitu sayang, jangan buat cerita tentang orang lain yang tidak kita tahu, tidak baik itu nak, biarkan aja orang mau berbuat apa, dilihat aja yah nak”, ulas Anala yang memberikan pengertian kepada Maryam tentang mengomentari tentang kehidupan orang lain,
“maaf umma, besok nggak lagi yah, ya anti Diana banyak nanya, ya aku jawab deh”, tambah dia yang tidak bisa menyembunyikan kekesalannya karena Diana banyak menanyakan Rangga dan wanita itu.
“ya sorry sayang anti ingin tahu aja hehe ”, bela Diana, “umma bilang nggak boleh anti, nanti nggak boleh nanya-nanya lagi ya”, pinta Maryam sambil meletakkan jari telunjuknya tepat di depan mulut mungilnya itu.
“ih gemes banget lihat anak ini, Ann bagus banget pengajaran kamu untuk anak kamu ini Ann”, ungkap Diana pada sahabatnya itu.
“tapi umma tadi om Rangga bilang umma sebagai temannya sama anti Maya”, jelas Maryam.
”kan kan kan Ann”, ledek Diana yang membuat Anala kesel.
“ih apaan sih Di nggak usah bahas ini Di”, ledek Anala sambil melotot kan matanya ke arah Diana.
“sorry.. sorry..sorry”, maaf Diana pada Anala.
Setiba di rumah Anala dan Maryam langsung sholat maghrib di ruang tamu dan lanjut makan malam di ruang belakang.
“umma hari ini umma masak apa?”, tanya Maryam sambil melihat lihat makanan yang ada di meja makan.
”hari ini kita makan telur ceplok sama tempe tahu ya nak”, jawab Anala , “hari ini umma nggak masak banyak nak, nanti kalau umma masak yang lain lama kan, kita masak yang cepat-cepat aja nak”, sambung Anala.
“ok umma ada sosis nggak umma, pengen sosis”, rengek Maryam .
“ada nak, ok umma goreng dulu ya”, Anala mengiyakan permintaan anaknya dan mengambil sosis di dalam kulkas, dan memanaskan wajan dengan sedikit minyak, hush, Anala menggoreng tiga buah sosis sapi itu sampai kedua sisi sosis itu sedikit gosong.
“nih nak, ayok kita makan yuk!”, ajak Anala,
“wuh enak banget umma nyam nyam nyam”, Maryam ngiler dengan menu makan malam hari ini yang dihidangkan Anala.
Setelah makan malam Anala dan Maryam belajar membaca karena besok maryam udah mulai mau sekolah paud, karena sebelumnya Maryam tidak mau sekolah, Anala menunggu kemauan Maryam datang untuk sekolah.
“umma aku ngantuk, kita tidur yuk”, pintanya sambil mengucek kedua matanya.
“ayok umma juga mau tidur nih”, jawab Anala, sebelum tidur Anala lihat handphonenya, yang msih berada di dalm tas kecilnya, ternyata banyak chat dan panggilan masuk dari Rangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments