Dari kepulangan Anala dan Maryam dari rumah makan sore itu, malamnya Rangga mengajak Anala dan Maryam untuk jalan-jalan ke suatu tempat jika Anala menyetujuinya, karena Rangga ingin mengajak maryam untuk jalan-jalan, sesuai permintaannya di sore itu.
“Ann, maaf sebelumnya ganggu”, mulai rangga lewat pesan Whatsapp handphone rangga.
“nggak apa-apa dok”, jawab langsung Anala lewat aplikasi hijau tersebut.
“saya selama ini ingin tahu tentang kamu dan Maryam, boleh nggak?”, tanya Rangga to the point yang penasaran tentang kehidupan manusia kuat tersebut.
“iya nggak apa-apa dok, kita kan udh seperti teman dok”, jelas anala. Teman?.
“selama kita kenal saya nggak pernah kenal dengan suami kamu, boleh say tahu, tapi ada sih saya dengar tentang kamu dari orang lain, tapi saya ingin tahu lewat dari lisan kamu sendiri“, jelas Rangga yang membuat jantung Anala berdetak kencang dikala membaca pesan dari rangga tersebut,
“dok, sebenarnya saya sudah lama kehilangan sosok suami yang saya cintai”, tulis Anala yang diakhiri emoticon menangis.
“maaf saya bukan ingin maksud membuka cerita lama dan kenangan dari hidupmu tapi, saya ingin tahu aja, saya takut kalau kamu punya pasangan nanti saya takut melampaui batas di saat berteman dengan kamu”, jelas panjang rangga, dan Rangga merasa perasaannya lepas ketika menanyakan hal yang sudah lama dia pertanyakan.
“nggak dok, nggak ada yang marah kalau ganggu saya dalam konteks kebaikan”, tulis Anala.
“oh ya , kalau gitu jadi nggak kita jalan-jalan ujung minggu ini?”, tanya Rangga lengkap dengan emoticon senyum lima buah, menandakan bahwa susana hatinya sedang tidak biasa-biasanya alias lagi senang dan begitu bahagia.
Hati yang kosong takkan pernah merasa bahagia sebelum ada hal yang membuatnya berubah dan mendapatkan hal yang apa dia inginkan, sepertinya ini yang berlaku pada Rangga hal yang sudah lama membuatnya gundah gulana dan gelisah, akhirnya mendapatkan kejelasan yang sudah lama dia dambakan.
“Umma hari jadikan kita jalan-jalan sama om Rangga?”, tanya maryam bahagia karena dia akan jalan-jalan dengan orang yang membuat dia bahagia dan nyaman disaat berada di dekatnya.
“insyaallah jadi nak, tapi nanti kamu nggak boleh nakal-nakal ya sayang, dengar apa yang umma bilang ya”, pesan Anala pada Maryam jika bertingkah diluar nalar.
“siap umma, aku nggak akan nakal kok umma, karena hari ini saya happy banget umma”, jelas maryam tersenyum kekeh.
“ayok pakai sepatunya nak”, suruh Anala yang menyuruh Maryam untuk memakai sepatu berbulu warna warni tersebut pemberian dari teman Anala yaitu Diana.
“umma cantik kan sepatu ini, siapa yah yang kasih buat aku umma”, tanya Maryam sambil memakai sepatu imut tersebut.
“ini yang memberikan sepatu ini yaitu temannya umma, anti diana, kamu ingat nggak sih?”, tanya Anala sambil memberikan keterangan dan ciri-ciri Diana kepada Maryam.
“itu loh yang ada lesung pipitnya dan pakai behel gigi nak”, jelas Anala.
“oh ya aku ingat umma, tapi anti Diana kalau ketawa suka kencang, telinga aku sakit umma”, jawab dia dengan polos.
sambil Anala terkulai lemas karena tertawa dari jawaban anak kecilnya,
“kamu ada-ada aja ya nak, umma sakit perut loh nak”.
“yok umma kita berangkat”, ajak maryam, “tunggu dulu nak, hari ini kita nggak pakai mobil ini, tapi dijemput sama om rangga”, jelas Anala pada Maryam.
“oh ya”, respon Maryam.
‘tik..tik..tik’,
begitulah bunyi klakson mobil rangga yang sudah terparkir rapi di depan gerbang rumah Anala.
“Yeay om rangga sudah datang umma”, Maryam berlari mendekati mobil rangga dan rangga keluar dari mobil sedan BMW hitamnya tersebut, dan menyalami rangga,
”om, makasih ya sudah mau ajak kita jalan-jalan hari ini, kau senang banget om”, ucapnya sambil memegang tangan kanan Rangga dan tersenyum ke arah mata Rangga.
“iya, kamu senang nggak sayang?”, tanya Rangga yang tampak senang dengan tingkah Maryam seperti gadis kecil sebagai magnet untuknya memperlakukannya seperti anak gadisnya sendiri.
“nanti mau beli apa?”, tanya Rangga.
“mau beli es krim boleh nggak om?”, jawab Maryam polos dan membuat Anala tersenyum kecut.
“es terus , nggak boleh nak”, jawab Anala sambil menaikkan alisnya, “nanti kita beli es krim ya”, jawab langsung Rangga dan membimbing tangan Maryam menuju pintu mobil dan akan memulai perjalan menuju tempat yang indah-indah tersebut.
Di tempat yang indah tersebut yang merupakan tempat yang sedang tren dan banyak dikunjungi orang banyak,
“bagus banget sih tempatnya”, ulas Anala.
“suka nggak?”, tanya Rangga sambil melirik dan curi-curi pandang mata tajam berbulu mata lentik itu.
“apaan sih kamu”, ucap Anala yang menutup setengah matanya karena malu terus dipandang oleh rangga.
“umma aku mau lihat itu umma”, tunjuk Maryam sambil berharap umma dan om Rangganya menyetujui permintaannya.
“ayok kita kesana yuk’, ajak rangga sambil menggendong tubuh gembul Maryam dengan sesekali mencium pipi gembul Maryam.
“aduh kok bisa gemoy ini sih kamu nak?”, tanya Rangga mencubit pipi merah tomat Maryam tersebut.
“aku anak sehat om, yah kayak gini lah”, jawabnya polos dan membuat rangga semakin tidak tahan dengan kelucuan maryam.
“Om pegang aku, nanti om jatuh”, teriak maryam sambil naik bianglala dan ada Anala disampingnya tetapi maryam tidak begitu menghiraukan ibunya tetapi lebih perhatian dengan Rangga sang om baru itu.
“kamu yang pegangan dengan om sayang, bukan om yang pegangan sama kamu”, jelas Rangga sambil tertawa dan juga deg degan di atas biang lala setinggi dua puluh lima meter tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments