Kini Kamil dan Anala sudah pindah ke rumah yang sebelum menikah kamil sudah mempersiapkan untuk mereka berdua, rumah yang didominasi warna putih dan beratapkan hitam ini menjadi pelindung bagi mereka dari terik matahari dan dinginnya hujan, rumah ini pun tidak terlalu jauh dari kantor Kamil dan kampus Anala.
Tanaman kesayangan anala yang di teras rumah sedang menunggu asupan nutrisi, sebelum pergi ke kampus anala menyempatkan untuk menyiram tanaman kesayangan itu.
3 bulan telah berlalu setelah akad di ucapkan oleh suaminya untuk menikahinya, kini anala melewati hari kembali menjadi seorang mahasiswa kedokteran. Pagi ini anala mengalami gejala pusing dan mual sebelum berangkat ke kampus dan dia tidak memberitahu hal tersebut kepada suaminya, mungkin itu penyakit biasa yang dialaminya sehari-hari, begitulah pendapat anala.
Pusing dan mual - mual anala berlangsung seminggu kemudian, di pagi ini kamil sedang libur kerja.
'buammm'
Anala kembali muntah-muntah dan mengeluarkan isi perutnya, “dek, kamu kenapa sih?”, kamil bertanya sambil mengusap tengkuk anala dengan lembut.
“nggak tau kang ini sudah lebih seminggu”, “apa?”, sambil terkejut kamil memberikan tanggapannya.
“kamu kok ngak bilang sama akang?”, tanya kamil yang merasakan kasian dan juga sedikit kesal karena istrinya ngak memberitahunya.
“kang, saya anggap ini penyakit biasa, toh saya hari-hari yang kayak gini apalagi kalau maag saya kambuh, tapi ini sudah lebih seminggu”.
Kamil yang bingung istrinya seperti mengalami hal sepertinya nggak biasa, sambil menggaruk kulit kepalanya nggak tidak gatal dia mengambilkan air putih untuk anala, setelah kamil memberikan segelas air kepada anala, “dek, kamu hamil yah?”, tanya kamil sambil berharap sebuah jawaban indah akan dia dengar dari mulut istrinya.
“aaa”, Anala terkejut dengan pertanyaan suaminya itu dan mengingat tentang sirkulasi menstruasi terakhirnya sambil melihat calendar handphonenya, ternyata memang sirkulasi menstruasinya sudah lewat sebulan, “kang, udah lewat sebulan kang, tapi ini belum pasti, aku harus periksa”.
“kang..kang”, Anala memanggil kecil suaminya.
“ya ada apa dek”, “boleh minta tolong kang, tolong beliin testpack atuh kang ke apotek sebelah”, Anala minta tolong ke kamil sambil memelas.
“gimana cara belinya atuh dek?” jawab kamil sambil mengernyitkan dahinya dan kebingungan.
“akang pergi aja ke apotek, terus tanya sama yang jual, ada testpack nggak, gitu”, kamil bergegas pergi ke apotek.
Dan setelah kamil sampai di rumah Anala langsung mengambil testpack dan melakukan pengujian.
5 menit kemudian Anala melihat hasil pengujiannya tadi, dan benar dugaannya hasilnya jeng..jeng..jeng positif, ya Anala sekarang sedang hamil anak mereka yang pertama, setelah kamil mengetahui kabar gembira tersebut, mereka langsung mengabari keluarga terdekat tentang kabar gembira yang selalu dinanti oleh semua keluarganya itu.
pagi ini adalah jadwal mereka checkup untuk kehamilan Anala, gambar yang muncul di layar monitor USG sekaan tak percaya untuk keduanya bahwa sekarang mereka sudah mempunyai buah cinta dan tak akan lama lagi mereka akan jadi orang tua.
Kini kehamilan Anala memasuki usia 7 bulan, Anala sudah mengurangi aktivitasnya sebagian, dan Anala sudah mengambil cuti di kampus dan banyak menghabiskan waktu di rumah dan juga fisik Anala sekarang cepat lelah karena perutnya semakin membesar, tulang belakang sebagai penyangga sudah sering merasa lelah dan kram.
Sepanjang hari Anala selalu menginginkan rasa makanan berbeda dan hal yang aneh tersebut membuat kamil pasrah dan juga bersyukur karena momen ini adalah momen yang mereka dan keluarga tunggu, karena ketika lahir anak mereka akan menjadi cucu pertama bagi kedua orang tua kamil dan juga Anala karena mereka berdua anak yang pertama menikah dari kedua orang tua mereka, walaupun Anala mempunyai seorang kakak perempuan, itu kenapa mereka sangat menunggu momen ini.
Jam sudah menunjukkan pukul empat sore “Assalamualaikum akang”, sapaan awal Anala untuk sang suami dibalik ponsel putihnya.
“waalaikumsalam iya dek”, jawab kamil.
“Akang aku mau rujak kang, akang beliin nanti yah”, rengek manja Anala kepada suaminya.
“okeh”, kamil menjawab sambil bingung.
“biasanya mintanya yang aneh, seperti sate pake kol, makan nasi padang dicampur soto, ini kok hanya rujak” kamil membatin.
“Halo akang”, sambung Anala setelah beberapa detik tidak mendengar suara si akang.
“ya , ada apa dek” jawab kamil dengan rasa curiga.
”kang, beliin sate ayamnya juga kang, enak kali yah makan sate campur rujak”, minta Anala seperti orang akan melakukan sebuah eksperimen.
“kan..kan, udah kuduga sebelumnya” jawab kamil menggaruk kepalanya.
“Assalamualaikum akang” Anala menyudahi percakapan sore itu.
“waalaikumsalam dek” sambung kamil.
Sepertinya Anala mendengar suara berhenti di depan rumahnya, dan dia yakin itu pasti suara mobil suaminya, Anala bergegas menuju teras rumah dan ternyata benar suami dan makanan pesanannya sudah datang, justru mata Anala fokus hanya ke makanan pesanannya diiringi perutnya yang lapar setelah tiga puluh menit yang lalu dia sudah melahap sepiring makanan, maklumlah namanya juga ibu-ibu hamil ya pemirsa.
“Akang udah pulang, makasih makanannya atuh kang” sambil menyalami tangan sang suami.
“sepertinya kamu hanya menunggu makanan kamu dek, nggak nunggu akang ya” kamil menyahut sambil kesal.
“nggaklah kang, adek rindu akang juga dan karena sekarang lapar adek lebih rindu makanan ini”, Anala merebut makanan dari tangan kamil dan membawa ke dalam rumah, kamil hanya menggelengkan kepala kerena melihat tingkah istrinya.
Kini waktu persalinan Anala tinggal menanti hari menurut prediksi dokter dimana Anala melakukan tempat pemeriksaan kehamilannya. Bayi yang dalam perut Anala memiliki keaktifan yang luar biasa membuatnya sering merasakan sakit karena tendangan.
“kang, kenapa anak ini nggak bisa diam ya kang?”, ucap Anala sambil mengelus perutnya dan juga diiringi dengan bacaan alquran.
”biasa itu dek” sahut Kamil sambil mendekat ke arah istrinya dan juga mengelus perut istrinya. Sebenarnya dua hari lagi kamil akan melakukan dinas luar kota, sebelumnya kamil sudah memohon kepada pimpinannya untuk bisa diizinkan menemani istrinya di detik-detik proses melahirkan yang hanya tinggal menghitung hari, tetapi dinas luar kota ini sangat mengharapkan kehadiran Kamil selaku penanggung jawab utama dalam dinas luar kota ini, kamil pun terpaksa harus ikut perintah dari pimpinannya.
Kamil memulai pembicaraan, ”dek, kan akang dua hari lagi ada dinas luar kota, nanti adek sendiri di rumah, kan nggak mungkin”.
“kang adek sudah minta ibu dan ayah untuk nemenin adek sampai akang pulang, boleh yah?”, jawab Anala sambil memandang wajah persegi suaminya.
“bagus dek, kalau ayah dan ibu nggak keberatan, nanti apa yang terjadi kabari akang ya. Dek, tunggu akang sampai pulang ya”, jawan Kamil yang begitu serius yang menghayati setiap pembicaraannya.
Hari dimana Kamil harus pergi dinas luar kota dan juga ditemani teman kantornya beberapa orang. Anala yang juga membantu suaminya mempersiapkan perlengkapan untuk kepergiannya.
“kang, baju ini nggak dimasukin koper?”, tanya Anala.
“nggak dek, ini aja udah cukup kok, akang bukannya pergi seminggu dek, dua hari aja kan”, jawab Kamil sambil ngeledek.
Sorakan burung yang bersautan mengiringi kepergian Kamil di pagi itu. Sepatu kulit hitam kesayangannya tampak bahagia menjadi tadah kaki yang berukuran 42 cm tersebut. Anala yang melambaikan tangan bertanda sudah melepas kepergian suaminya di depan pintu jati khas jepara tersebut, namun Anala tidak pernah tau bahwa inilah akhir yang dibalut petaka, berita baru akan datang dan lembaran baru pun akan menyusul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments