masak sop

Tidak terasa waktu Anala magang di rumah sakit tempat dia menimba ilmu tersebut tinggal satu minggu lagi. Banyak ilmu yang dapat dia ambil dan praktekkan di sana yang sebelumnya tidak di dapatkan di dunia kampus. Ada cerita inda dan juga sedih yang juga Anala dapatkan di sana melihat banyak sekali pasien yang masuk rumah sakit dengan berbagai masalah kesehatan dan penindakannya, dan juga rasa syukur ketika melihat pasien keluar rumah sakit dengan kondisi sehat dari sebelumnya, dan juga rasa sedih ketika pasien pulang hanya diiringi isak tangis keluarganya.

“Dokter Anala” panggil salah satu perawat yang berusaha mengimbangi langkah Anala yang sudah menjauh dari pintu keluar rumah sakit.

“ya, ada apa?” jawab Anala yang memberhentikan langkahnya sambil menoleh ke belakang.

“dok, kebetulan ada penyuluhan di hotel Brilian, sebetulnya dari rumah sakit kita dokter Rangga dan dokter Fani yang pergi, kebetulan dokter fani lagi sakit dok, boleh yah dokter aja besok pergi?”, mohon perawat kepada Anala.

“saya hanya sebagai mahasiswa magang disini kak, emang boleh?”, tanya anala seperti meyakinkan perawat.

“ini sebenarnya rekomendasi dari dokter Rangga dok, dia yakin dokter Anala bisa kok untuk mengikuti penyuluhan ini dengan baik”, jelas perawat dan membuat keringat kening Anala bertambah dan heran

kenapa harus dirinya, seperti nggak ada orang lai aja di rumah sakit ini selain untuk membawa saya.

“owh ya udah kak, insyaallah saya bisa, besok berangkat jam berapa kak?”, tanya Anala.

“jam 8 dok”, jawab perawat itu.

“ok sip, saya izin pulang dulu yah ”, Anala izin untuk pulang terlebih dahulu karena ada hal yang penting untuk dia selesaikan.

Setelah menyelesaikan masalahnya dan pulang ke rumah sambil menjemput Maryam dari rumah mamanya Anala melesatkan mobil putihnya tersebut dari pekarangan rumah mamanya sebelum maghrib.

“umma” tanya maryam sambil menjilat es krim coklat di tangannya dengan fokusnya tidak terbagi untuk apapun selain es krim coklatnya.

“iya, ada apa, mau es krim lagi?”, tanya anala sambil tersenyum dan mencubit pipi gembul putrinya tersebut.

Maryam adalah anak yang sangat menggemaskan bagi Anala, gadis kecil berkulit kuning langsat, berambut panjang terurai dengan pipi bulat merah tomat dan berhidung mancung, banyak orang yang mengira dia merupakan anak keturunan arab.

“nggak umma, mau nanya, umma capek nggak hari ini?”, satu kalimat manis dan perhatian lolos dari mulut gadis kecil tersebut.

“owh nggak kok, senang malah umma hari ini, apalagi bersama kamu sayang”, jawab Anala setelah mengambil nafas panjang untuk mempersiapkan jawaban dari anak jenius itu.

“hari ini kita masak ya umma”, sambung Maryam untuk memberikan tantangan baru untuk uma nya itu setelah melewati kelelahan hari ini.

“ok, kita mau masak apa hari ini princess?”, jawab Anala dengan posisi mata tetap mengarah ke jalan raya yang sibuk dengan aktifitas di senja itu.

“masak sop ayam ya umma, kayaknya enak yah” timpal Maryam.

Btw Maryam adalah anak yang selalu di suguhkan dengan ilmu-ilmu masakan oleh Anala setiap harinya dan dia suka sekali. “ya udah masak sop ya kita hari ini”, jawab Anala dengan senyum merekah di bibirnya untuk Maryam.

”yee”, dengan senang Maryam menyahuti jawaban ibunya tersebut.

Suasana di mobil itu sangat hangat seperti temperatur udara di kala matahari baru terbit, percakapan anak dan ibu tersebut sangat menghibur satu sama lain dan saling menguatkan. Anala selalu memberikan penjelasan yang logis setiap Maryam menanyakan sesuatu yang kepadanya, jadi Maryam tumbuh menjadi anak yang pintar dan juga bijak. Anala berharap di mobil itu bukan dia yang menjadi sopirnya, tetapi ada sosok laki-laki yang senantiasa bisa membawanya kemanapun dia mau, tapi itu hanya khayalan sia-sia, yang sudah dikubur waktu empat tahun lamanya. Seandainya Maryam tahu bagaimana almarhum ayahnya memperlakukan ibunya, begitu lembut dan juga perhatian, pastinya gadis kecil ini ingin sekali berjumpa dan memeluk ayah dengan sebutan baba yang di ajarkan Anala untuknya.

Setibanya mereka di garasi rumah yang pintu depannya terbuat dari kayu khas jepara berukiran sepasang merpati yang sedang memadu cinta lengkap dengan lantai keramik berwarna cream yang menenangkan mata. Maryam langsung bergegas menuju kamarnya untuk mengganti baju, karena dia dan Anala mau memasak makanan kesukaannya.

“umma, ayok masak umma” pekik Maryam yang sudah duduk di meja makan sambil memegang sendok dan juga garpu di kanan dan kiri tangannya.

“iya, sabar dulu”, jawab Anala sembari membereskan isi kamarnya yang seperti dipenuhi barang-barang keperluannya.

Di balik kulkas dua pintu itu ada bahan-bahan yang ingin sekali Maryam keluarkan dan olah sendiri, jika uma nya tidak kunjung datang dalam lima menit ke depan.

“Ambil ayamnya sayang”, suruh Anala kepada Maryam yang sudah tidak sabar membuka kulkasnya itu.

“ya umma, apalagi umma?”, jawab Maryam yang tampak susah payah menjangkau ayam yang ada di kulkasnya itu.

“bawang merah, bawang putih,daun seledri, daun bawang beserta rempah-rempah lainnya jangan lupa”, sambung Anala dengan perkataan yang lumayan cepat yang membuat Maryam agak kesal.

“umma, pelan-pelan umma”, timpal Maryam dengan mengernyitkan dahinya, Anala mengulang kembali bahan-bahan yang dia perlukan.

“udah siap nih umma semuanya bahan-bahan”, mulai Maryam dengan semangat.

“pertama kita haluskan dulu bawang-bawang ini”, Anala sambil memasukkan bawang-bawang ke dalam blender dan memblendernya sampai halus, “ke dua kita tumis bahan-bahan yang sudah dihaluskan tadi”, sambung Anala, dan Maryam siap dengan sodet di tangan kanannya.

“ok umma”, jawabnya sambil tersenyum, bumbu yang dihaluskan Anala tadi sudah dia ditumis sampai mengeluarkan bau yang wangi.

“selanjutnya kita masukkan ayam yang sudah dibersihkan tadi ya”, perintah Anala untuk Maryam memasukkan ayam ke dalam panci yang berisikan bumbu yang sebelumnya dimasukkan, dan selanjutnya Anala memasukkan air beserta rempah-rempah yang biasa dipakai untuk membuat sop, “kita tutup dulu yah, tunggu sampai mendidih”, kata Anala.

“ini wortel sama kentangnya kapan masuk umma?”, tanya Maryam sambil memegang wortel yang sudah dipotong di tangannya.

“oh iya umma lupa, sini umma masukin”, jawab Anala yang pura-pura untuk tidak memasukkan wortel dan kentang dan ternyata maryam mengetahui itu.

Setelah berdialog cukup lama dengan dapur mereka akhirnya akan menyantap makanan tersebut dengan tidak sabar. Sebelum makan mereka melaksanakan sholat maghrib setelah merasakan segarnya guyuran air dari kamar mandinya. Tampak Maryam berdiri di belakang Anala lengkap dengan sajadah unicorn dan mukena pink baby yang dia pakai, Maryam mengikuti setiap gerakan sholat yang dilakukan Anala dengan baik sampai selesai.

“assalamualaikum”,

Anala menoleh ke kanan dan juga ke kiri dan diakhiri dengan berdoa , tak lupa Anala menyapukan kedua telapak tangan ke mukanya dan muka putrinya.

Makanan yang di atas meja sepertinya tidak sabar untuk disantap, Maryam yang sudah duduk di meja makan dan sendok kesayangan yang sudah berada di tangan kanannya, bertanda sudah siap untuk menyantap sop buatannya dan umma dengan lahap, Anala mengambilkan piring dan mengisi piring Maryam dengan beberapa potong sop ayam lengkap dengan wortel dan kentang dan dilengkapi dengan beberapa sendok nasi putih yang baru di ambil dai mesin penanak nasi.

Tanpa bicara banyak Anala dan Maryam menyantap sop ayam tersebut dengan lahap dan sesekali Maryam menggoyang-goyangkan kepalanya yang artinya makanan yang dia makan itu sangatlah enak dan lezat.

“enak nggak?”, tanya Anala ketika melihat Maryam sudah mengelus-elus perutnya yang sudah mulai berisi oleh makanan yang baru dia santap dengan sangat berselera, “enak banget umma”, jawab Maryam yang di akhiri dengan sendawa dan membuat anak dan ibu itu tertawa bersama menyaksikan kejadian kocak tersebut

Episodes
1 anala
2 maryam
3 kecelakaan
4 pindah
5 cafe
6 rumah sakit
7 masak sop
8 hotel
9 puncak
10 puncak2
11 pertemuan kali kedua
12 pertamua kali kedua 2
13 pengajian
14 perhatian
15 kasih sayang
16 ungkapan hati anala
17 kenapa tidak nyaman
18 kamu cemburu?
19 kamu cemburu?
20 cuek cuek suka kan?
21 di rumah sakit
22 yakin
23 om rangga
24 nikah?
25 pernikahan ipar
26 pernikahan ipar 2
27 ada apa dengan rangga
28 kecelakaan rangga
29 nemanin rangga
30 nemanin rangga2
31 masih sakit
32 akhirnya pulang
33 pulang
34 akhirnya tiba dirumah
35 lamaran?
36 bahagia dan juga sedih
37 diskusi
38 suara Anala
39 cari baju nikah
40 hari pernikahan
41 malam pertama
42 Hari-hari setelah menikah
43 surprise
44 berangkat
45 Tiba di Makkah
46 umroh selesai
47 pulang dari turki
48 persiapan wisuda
49 hari wisuda Anala
50 nomor yang tak dikenal
51 takut jujur
52 akhirnya anita mulai menampakkan diri
53 Anita datang lagi
54 jalan jalan
55 Anita datang?
56 siapa anita
57 kezell
58 hari pertama bekerja
59 nggak enak
60 mulai cerita
61 orang baru
62 kerja 1
63 perjumpaan
64 Anala jujur
65 Alvin berulah
66 akhirnya setuju keputusan alvin
67 makan vuy
68 kerja lagi
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96
97 bab 97
98 bab 98
99 bab 99
100 bab 100
101 bab 101
102 bab 102
103 bab 103
104 bab 104
105 bab 105
106 bab 106
107 bab 107
108 bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 bab 113
114 bab 114
115 bab 115
116 bab 116
117 bab 117
118 bab 118
119 bab 119
120 bab 120
121 bab 121
122 bab 122
123 bab 123
124 bab 124
Episodes

Updated 124 Episodes

1
anala
2
maryam
3
kecelakaan
4
pindah
5
cafe
6
rumah sakit
7
masak sop
8
hotel
9
puncak
10
puncak2
11
pertemuan kali kedua
12
pertamua kali kedua 2
13
pengajian
14
perhatian
15
kasih sayang
16
ungkapan hati anala
17
kenapa tidak nyaman
18
kamu cemburu?
19
kamu cemburu?
20
cuek cuek suka kan?
21
di rumah sakit
22
yakin
23
om rangga
24
nikah?
25
pernikahan ipar
26
pernikahan ipar 2
27
ada apa dengan rangga
28
kecelakaan rangga
29
nemanin rangga
30
nemanin rangga2
31
masih sakit
32
akhirnya pulang
33
pulang
34
akhirnya tiba dirumah
35
lamaran?
36
bahagia dan juga sedih
37
diskusi
38
suara Anala
39
cari baju nikah
40
hari pernikahan
41
malam pertama
42
Hari-hari setelah menikah
43
surprise
44
berangkat
45
Tiba di Makkah
46
umroh selesai
47
pulang dari turki
48
persiapan wisuda
49
hari wisuda Anala
50
nomor yang tak dikenal
51
takut jujur
52
akhirnya anita mulai menampakkan diri
53
Anita datang lagi
54
jalan jalan
55
Anita datang?
56
siapa anita
57
kezell
58
hari pertama bekerja
59
nggak enak
60
mulai cerita
61
orang baru
62
kerja 1
63
perjumpaan
64
Anala jujur
65
Alvin berulah
66
akhirnya setuju keputusan alvin
67
makan vuy
68
kerja lagi
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96
97
bab 97
98
bab 98
99
bab 99
100
bab 100
101
bab 101
102
bab 102
103
bab 103
104
bab 104
105
bab 105
106
bab 106
107
bab 107
108
bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
bab 113
114
bab 114
115
bab 115
116
bab 116
117
bab 117
118
bab 118
119
bab 119
120
bab 120
121
bab 121
122
bab 122
123
bab 123
124
bab 124

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!