"Stella, kau tidak seharusnya melakukan hal keji itu pada Xylia. Aku kecewa denganmu."
Suara yang terdengar tak asing di telinga Putri Stella membuat gadis malang itu mendongakkan kepalanya guna menatap orang yang berbicara dengannya. Ketika melihat orang itu, hatinya dipenuhi kesedihan dan kerinduan di saat yang bersamaan.
"Xander!"
Nama itu diucapkannya dengan membawa sedikit harapan bagi kehidupannya.
"Xander! Kau datang! Tolong aku! Aku tidak pernah melakukan hal itu pada Xylia .... Kau percaya padaku, bukan?"
Laki-laki itu berdiri dan terdiam, dengan rambut putih keperakan serta mata birunya yang menyejukkan, berusia sekitar dua tahun lebih muda dari Putri Stella, dia adalah Xander Aglio Aelo, tunangan Putri Stella. Itu dulu, sebelum akhirnya dia jatuh cinta pada Xylia.
Awalnya, Xander dan Xylia hanya mengobrol singkat dengan alasan "sebentar lagi akan menjadi keluarga, jadi harus mengakrabkan diri". Namun, tak lama kemudian, hubungan keduanya yang merupakan cinta terlarang terjalin seiring berjalannya waktu. Di hadapan Putri Stella, mereka berbicara seolah-olah mereka adalah teman. Tetapi di belakang, mereka bertukar surat secara diam-diam, kemudian berubah menjadi pertemuan rahasia.
Tentu saja, Putri Stella tidak tahu hubungan mereka, karena dari sudut pandangnya, Xander adalah orang yang "sibuk", jadi mustahil meluangkan waktu untuknya, apalagi untuk Xylia. Namun perlahan, hubungan mereka terkuak di hadapan orang banyak. Itu terjadi ketika Putri Stella dituduh meracuni Xylia.
Pada saat itu, Xander mengunjungi Xylia dan mengungkapkan kekhawatirannya. Dia memegang tangan Xylia untuk sementara waktu guna menunjukkan seberapa besar cintanya di hadapan raja. Dengan demikian, semua orang mengetahui bahwa mereka saling mencintai. Akan tetapi, bukannya menentang hubungan mereka, raja bahkan bangsawan lainnya menyetujui hubungan mereka.
Xander lebih cocok dengan Xylia, karena mereka adalah pasangan yang diberkati dewi, dan Xander tidak cocok dengan Putri Stella yang jahat, begitulah pemikiran semua orang.
Setelah mengungkapkan hubungan mereka, Xander berdalih pada raja dengan mengatakan bahwa ia ingin mengunjungi Putri Stella guna memberi peringatan padanya karena telah menyakiti Xylia. Sang raja tentu saja menyetujui keinginan Xander, tanpa mengetahui maksud lain di balik keinginan laki-laki itu.
Alhasil, Xander tiba di tempat di mana Putri Stella ditahan.
Laki-laki itu memandang Putri Stella dengan kilatan dingin, menunjukkan kebencian yang mendalam.
"Apa salah Xylia sehingga kau melakukan hal keji itu padanya?" Suaranya tajam, menembus pikiran Putri Stella.
Gadis malang itu menatap Xander dengan pandangan terkejut. Dia tergagap.
"Ap-apa maksudmu? Kau percaya perkataan mereka daripada aku?"
Kilatan kesedihan memancar di matanya, mata ungunya terasa memanas, hendak menumpahkan air matanya.
"Aku percaya mereka," jawab Xander tanpa rasa beban.
Mata tajamnya kembali membius pikiran Putri Stella.
"Hei, Tuan Putri. Aku ingin memberitahumu kalau kau adalah penjahat paling keji yang pernah kutemui."
Deg!
Putri Stella terasa ditusuk ribuan jarum dari berbagai arah. Jantungnya berpacu tak karuan. Keringat berlomba-lomba membasahi seluruh tubuhnya. Matanya sempurna membulat.
Dia tidak percaya ini.
Dia tidak percaya pada apa yang Tuhan perlihatkan padanya.
Tidak mungkin .... Xander mengkhianatinya?
Selama bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang Xylia, Putri Stella merasa tidak ada tempat untuknya di dunia ini. Fakta bahwa ibunya telah meninggal dan ayahnya yang sangat membencinya karena kejadian itu membuatnya tertekan.
Dia ingin dicintai seperti mereka mencintai Xylia. Tapi, dia tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang itu dari siapa pun.
Apa yang seharusnya miliknya malah didapat dengan mudah oleh Xylia. Dan Putri Stella benci mengakui bahwa dirinya jauh lebih buruk dari Xylia.
Xylia hanya anak dari keluarga duke, sedangkan dia adalah anak perempuan dari keluarga kerajaan, tapi mengapa semua orang memperlakukannya lebih rendah dari seorang pelayan?
Dia selalu bertanya-tanya, mengapa ayahnya lebih menyukai Xylia dibandingkan dirinya?
Setelah tumbuh menjadi gadis remaja, akhirnya Putri Stella mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
"Karena Xylia memiliki rambut pirang panjang seperti ibumu yang bahkan tidak kau miliki."
Itu adalah perkataan ayahnya ketika dia memberanikan diri mengajukan pertanyaan itu. Setelah itu, dia larut dalam kesedihannya. Dia mengatakan pada dirinya sendiri bahwa tidak ada yang mencintainya di dunia ini, tapi itu tidak benar.
"Yang Mulia Ratu rela mati karena ingin Anda tetap hidup."
Itu adalah perkataan Suzy yang berhasil membuat Putri Stella bangkit dari keterpurukannya. Stella ingin tetap hidup bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk memenuhi harapan terakhir ibunya.
Namun, tak lama kemudian, Suzy mati, dan itu karena Xylia. Tapi, setelah itu, ayahnya memperkenalkan Xander sebagai tunangannya. Laki-laki itu baik dan peduli padanya. Stella pikir, mungkin Xander adalah orang yang dipilihkan Tuhan untuk mendampingi hidupnya, dan tidak akan pernah mengkhianatinya, karena Stella percaya bahwa Xander mencintainya.
Tapi, sekarang....
"Mungkin ini sedikit melukaimu, tapi aku akan tetap mengatakannya. Orang yang kucintai adalah Xylia, dan tidak pernah berubah."
Pada saat itu, Stella tahu bahwa itu adalah terakhir kalinya Xander berbicara padanya, karena seminggu kemudian, dia dieksekusi karena tuduhan palsu yang tidak mendasar.
[The Poor Princess - bab 21]
...―――...
"... Muridku? Muridku? Tuan Putri...? Tuan Putri!"
Stella tersentak dan terbangun dari tidurnya. Di hadapannya, Jesriel memandangnya dengan ekspresi khawatir. Gadis kecil itu melihat sekitarnya, dia masih berada di dalam kereta.
"Muridku yang cantik, apa kau baik-baik saja?" tanya Jesriel yang mendapat tatapan tanda tanya dari Stella.
"Memangnya aku kenapa?"
'Aku hanya tidur, tapi kenapa dia bertanya seperti itu?' batin Stella.
"Itu karena kau menangis, aku jadi khawatir."
"Apa?"
Stella merasa dia salah mendengar jawaban Jesriel, tapi sekali lagi Jesriel mengulangi perkataannya, dan itu membuat Stella sedikit terkejut. Dia meraba daerah di sekitar matanya, dan menemukan cairan bening yang terasa lembab.
"Aku ... menangis?"
Stella merasa aneh.
'Akhir-akhir ini, kenapa aku jadi sering merasa sedih?'
―――――――――――――
TBC!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Nanik Lestari
knpa critanya gak nyambung jdi bingung dng alur critanya
2021-12-13
2
Cik,D
klo cuman sandiwara....knpa Stella yg dulu mati di tangan ayahnya sendiri?..
2021-07-06
1
Gz'baker
emng stella gk ingat😤
2021-04-07
1