bab 15 Beraninya kau!

Bimo melangkah kan kakinya bergegas keluar dari ruangan Arumi . kembali berkutat dengan laptopnya. ia berniat menyelesaikan pekerjaan nya hari ini juga, meski harus lembur sampai larut.

Bimo berniat akan membawa Arumi ke rumahnya jika pekerjaan nya telah selesai, ia tak sabar mengenalkan Arumi pada ayahnya. berharap ayahnya merestui hubungan mereka tanpa ada nya halangan apapun.

Bimo berharap ini akan menjadi akhir dari drama perjodohan yang selama ini dilakukan oleh ayahnya.

membayangkan saja membuat Bimo tersenyum bahagia.

ia lantas semakin bersemangat menyelesaikan tugasnya.

....

drt,, drt..

getaran ponsel Bimo membuyarkan konsentrasi nya pada laporan yang sedang dibacanya. ia lantas meraih ponsel yang ia simpan di laci meja kerja nya.

"Arumi" batin Bimo

"Kenapa rum?" tanya Bimo saat panggilan telepon dari arumi telah diterima.

"Nanti pulang bareng ya , sekalian mampir ke mall jalan jalan" ujar Arumi diseberang sana.

"Besok besok aja ya rum, hari ini aku mau lembur " sahut Bimo hati hati . Bimo takut Arumi akan kesal padanya karna menolak ajakannya. dan benar saja Arumi langsung berbicara ketus karna penolakan nya.

"Kamu kenapa si, nggak sabar banget pengen cepet cepet keluar dari kantor ini" ujar Arumi sewot,

"Bukan begitu rum, tapi aku ingin_" ucapan Bimo terhenti saat mendapati telepon nya telah dimatikan sepihak oleh Arumi, membuat Bimo menghela nafas panjang .

"Biarkan saja dulu lah, nanti saja menjelaskan nya" gumam Bimo membiarkan Arumi yang mungkin tengah kesal padanya. ia memilih fokus menyelesaikan pekerjaan nya.

Bimo terus berkutat dengan laptopnya, sampai tak menyadari bahwa hari mulai petang dan suasana kantor pun mulai sepi, menandakan para karyawan nya telah mengakhiri rutinitas mereka yang kadang membuat jenuh, dan sakit kepala.

sekitar pukul 9 malam, Bimo berhasil menyelesaikan pekerjaan nya, kini Bimo bisa bernapas lega meninggalkan kantor yang selama ini menjadi tempatnya belajar mandiri tanpa bantuan materi dari ayahnya. kantor yang secara langsung mempertemukan dirinya dengan arumi hingga hubungan keduanya semakin dekat.

"Aku telah selesai dengan urusan kantor mu, besok sore aku akan menjemputmu selepas pulang dari kantor, " tulis pesan singkat yang Bimo kirim pada Arumi.

lama menunggu balasan dari Arumi, hingga sampai Bimo terlelap dalam mimpinya.

.....

Keesokan paginya

Bimo yang masih bergelung dibawah selimut nya, semakin mengeratkan pelukannya pada bantal guling yang setiap malam menemani nya.

Tuntutan pekerjaan yang sebelumnya menjadi alasan dirinya bangun pagi , kini sudah tidak berlaku bagi Bimo karna sudah bebas dengan tanggung jawabnya di kantor Arumi.

Berkutat dengan pekerjaan sampai malam hari membuat Bimo merasa lelah dan memilih menghabiskan waktunya untuk bersantai di apartemen nya. Hingga saat menjelang sore, Bimo mulai bersiap untuk menjemput Arumi dikantor.

Sedangkan ditempat lain, tepatnya dikantor, Arumi yang sedang menerima tamu rekan bisnisnya yang tak lain adalah Tama, pengusaha muda yang tampan nan mapan tengah berbincang bincang ringan.

pembawaan Tama yang dewasa , menyeimbangi sifat Arumi yang masih kekanak-kanakan dan selalu asal saat berbicara. Mereka terlihat sangat akrab meski baru bertemu 2 kali, Arumi merasa nyaman bertukar cerita dengan Tama . hingga ia melupakan pesan bimo yang mengatakan akan datang menjemput nya,

" sepertinya aku sudah terlalu lama disini" ujar Tama melihat jam di pergelangan tangan nya,

"Apa kau masih mau berada disini? " sambung Tama, melihat jam yang menunjukkan sudah hampir sore, tak ada salahnya ia mengajak Arumi untuk pulang bersama.

" Sepertinya aku akan langsung pulang saja, pekerjaan tidak akan pernah ada habisnya bukan?" sahut Arumi sembari tersenyum

"Ckck , kau benar" . sahut Tama

"Kalau begitu bolehkah aku mengantar mu pulang,?"

tanya Tama berharap dirinya tidak mendapat penolakan dari Arumi. Dan sesuai dugaan nya, Arumi menjawab dengan deheman, yang menandakan ia memperbolehkan Tama mengantarnya pulang ke apartemen.

"Sudah kuduga , tidak akan ada wanita yang akan menolak pesonaku" batin Tama tersenyum licik

Mereka pun keluar dari gedung perkantoran, berjalan beriringan sembari diiringi obrolan ringan yang membuat Arumi tertawa kecil.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang memperhatikan kebersamaan mereka dari dalam mobil nya.

drtt..drt.. drt...

dering ponsel Arumi menghentikan gerakan tangan yang hendak membuka pintu mobil Tama, Arumi meraih benda pipih yang ada dalam tas nya itu.

"kamu dimana?" ujar Bimo diseberang sana,

"Akan pulang, masih didepan kantor. " ucap Arumi

" Tunggu aku, aku akan mengantarmu pulang" sahut Bimo.

membuat Arumi bimbang.

Sebenarnya Arumi sedang malas bertemu Bimo, mengetahui Bimo cepat cepat keluar dari kantornya membuat Arumi kesal pada Bimo, padahal baru saja dirinya kembali terjun ke dunia bisnis, karna ada Bimo yang membuat nya bersemangat. namun kini Bimo sudah resign, membuat Arumi sedikit kecewa dengan keputusan Bimo.

"Arumi, ayoo" ajak Tama yang melihat Arumi diam saja disamping mobil nya .

"Halo!!!!! Arumi tunggu aku disitu, aku akan menjemputmu." ujar Bimo yang tak juga mendapati jawaban dari Arumi.

sedangkan Arumi yang sedikit tersentak sedikit menjauhkan handphone nya dari telinga,

"Kau tak perlu menjemput ku, aku bawa mobil hari ini" sahut Arumi berbohong.

"Tapi arum_" ucapan Bimo terpotong karna Arumi lebih dulu mematikan sambungan telepon darinya.

Membuat Bimo menatap kecewa karna mengetahui Arumi berbohong, jelas jelas ia tahu Arumi pergi bersama seorang pria,

Bimo pun memutuskan untuk mengikuti laju mobil yang ditumpangi Arumi bersama pria asing yang belum pernah ia temui itu .

"kenapa kamu memilih berbohong demi pulang bersama pria itu rum" batin Bimo yang paham arah mobil yang diikutinya menuju ke apartemen Arumi.

Bimo memilih memantau dari jauh , interaksi antara Rumi Dan pria asing yang sayang nya terlihat tampan, Dan gagah membuat Bimo cemburu melihat nya.

ditambah lagi, melihat mobil itu mengarah ke parkiran.

"Apa Arumi akan membiarkan pria asing itu masuk ke apartemen nya" ujar Bimo gusar, ia ingin langsung menghampiri Arumi, namun ia urungkan niat nya itu. dan lebih memilih memantau nya dari jauh.

Arumi dan Tama pun memasuki gedung apartemen tempat Arumi tinggal. setelah sampai di lantai tempat unit apartemen nya berada, Arumi mempersilahkan Tama masuk, karna saat diperjalanan pulang tama meminta dirinya untuk ikut mampir ke apartemen nya untuk makan malam bersama.

"Silahkan duduk , aku buatkan minum dulu." ucap Arumi pada Tama dan berlalu menuju ke dapur untuk membuat teh hangat untuk mereka berdua. Arumi kembali membawa dua cangkir teh, beberapa cemilan dan buah yang telah ia potong potong dan meletakkan nya di meja tamu yang tersedia di ruang tv.

"Aku ke kamar dulu, ingin membersihkan diri sekalian ganti pakaian, tunggu sebentar ya," ucap arumi yang dibalas anggukan oleh Tama.

Setelah bebersih diri dan mengganti pakaian santai, Arumi kembali ke ruang tv,

Sedangkan Bimo yang tengah berada di depan unit apartemen Arumi sedang mondar-mandir , terlihat gusar menebak nebak apa yang tengah dilakukan dua orang didalam sana. menerka nerka hingga membuat emosinya naik, memikirkan yang tidak tidak.

sedangkan Arumi yang tengah berbicara santai sembari ngeteh dan menikmati beberapa cemilan yang ia ambil dari dapur, menunggu jam makan malam tiba, mulai merasa gelisah saat tubuhnya terasa panas, ditambah ada keinginan yang bergejolak dalam dirinya.

ia kemudian berlalu menuju ke dapur untuk mengambil air dingin guna mengurangi rasa panas yang semakin terasa menjalar dalam tubuhnya.

sedangkan diruang tv, Tama tersenyum bahagia mengetahui rencananya berhasil. dengan mencampurkan obat perangsang pada minuman teh Arumi, ia yakin Arumi akan mengemis , meminta kepadanya untuk disentuh.

Sejak awal pertemuan dirinya dengan Arumi, Tama sudah langsung tertarik pada Arumi yang memiliki paras cantik dan menawan, membuat Tama menargetkan Arumi menjadi teman penghangat ranjang untuknya meski harus dengan cara mencampur kan obat perangsang dalam minuman wanita tersebut.

"Maaf lama, aku_" ucap Arumi saat kembali dari dapur, dengan kondisi yang semakin gelisah karna gejolak hasrat yang semakin tak bisa ia kendalikan.

"Kamu kenapa rum?" tanya Tama pura pura tidak mengerti kondisi Arumi

"Aku,, aku,, tidak apa apa" jawab Arumi mencoba mengendalikan gairah yang semakin tak terkendali itu..

melihat Arumi yang semakin gelisah, tama tahu Arumi sudah sangat berhasrat. membuat Tama memberanikan diri untuk mendekati Arumi .

"Arumi" ucap Tama menatap wajah Arumi yang sudah memerah dengan mata yang berkabut gairah.

lama mereka saling menatap, sampai tama akhirnya memberanikan diri memulai start nya membawa Arumi untuk berbagai kepuasan dengannya.

cumbuan demi cumbuan Tama berikan pada Arumi yang terlihat sangat bergairah, hingga atasan yang dikenakan Arumi sudah tersingkap begitu juga dengan pengait bra yang ia kenakan sudah lepas . tangan Tama meraba kesana kemari, bergerak liar membuat Arumi mendes*h nikmat.

Tama segera membawa Arumi ke dalam kamar wanita itu, dan segera melepas baju nya satu persatu dan mulai mengungkung Arumi yang terlihat ingin cepat cepat mendapatkan sentuhan olehnya. belum sempat melakukan penyatuan, suara pintu yang dibuka dari luar dengan kasar mengalihkan perhatian nya.

brakkkk.....

"Berani nya kau!!!!!!"

bugggg

suara pukulan begitu menggema bersamaan tubuh Tama yang terjatuh dari ranjang karna tendangan kuat yang diberikan oleh seseorang tak dikenalnya.

bugg, bugg, bugg

pukulan demi pukulan Bimo berikan pada pria yang berani menyentuh tubuh wanitanya, hingga membuat lawannya terkapar tak berdaya.

*

*

*

terimakasih sudah mampir ❤️ jangan lupa tinggalkan like dan komentar kalian ya, juga beri vote agar Author makin semangat update 🔥🥰🥰🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!