bab 8 Aku harus bergerak cepat!

Saat ini Bimo yang tengah duduk bersantai dibalkon kamarnya. menatap pada langit malam yang sedang muram tak seperti biasanya.

Bimo mengingat lagi saat dirinya tadi mengantar pulang Lia setelah seharian mereka jalan jalan bersama.

Lia yang awalnya excited dengan kebersamaan mereka.

mendadak muram dan banyak diam saat diperjalanan pulang. membuat Bimo bertanya tanya dalam benak nya sendiri. apa gerangan yang membuat sikap Lia berubah.

drt..drt..

Bimo meraih ponselnya yang tengah bergetar menandakan ada panggilan masuk.

"ya?" tanya Bimo malas setelah tahu Arumi lah yang menghubungi nya.

"Bim, besok ambillah berkas di apartemen ku, aku tidak bisa membawa langsung ke kantor karna besok aku tak kesana." sahut Arumi tanpa basa-basi

"Kenapa lagi?" Bimo memijat pangkal hidungnya pening yang mendengar bahwa besok atasannya itu kembali bolos ngantor.

"Bim, kau tau alasannya tanpa perlu ku jawab." ujar Arumi penuh penekanan

Bimo menghela napas berat nya.

" ya besok aku akan kesana" jawab Bimo lalu memutus panggilan sepihak. biarlah Arumi marah padanya,

sekali kali dirinya ingin menunjukkan rasa protesnya kepada sang atasan yang keterlaluan itu.

sedangkan ditempat lain, Arumi terbengong menatap pada ponselnya dimana panggilan telpon nya telah di tutup oleh Bimo.

"Sopan sekali dia, awas saja nanti" gerutu Arumi

Bimo sendiri yang merasa tubuhnya sudah sangat lelah memilih langsung merebahkan diri di kasur king size nya.

ia harus mengumpulkan energi karna besok , dirinya akan mengawali hari dengan pertemuan nya dengan arumi yang pasti akan menguras emosi nya.

....

Di rumah Lia, dirinya yang sedang merebahkan diri di kasur. mengingat kembali perkataan bimo sore tadi. Lia menghembuskan napas pelan. Kemudian tersenyum lebar seperti menemukan ide brilian.

"Aku akan terus mendekati mu, Bimo. sampai kau jatuh cinta pada ku. aku sangat yakin suatu saat kamu akan luluh padaku" ucap Lia tersenyum senyum sendiri.

Seorang Lia sudah berhasil membuat Bimo yang notabene seorang pria yang dingin dan cuek menjadi hangat dan bisa melihat pria itu tertawa lepas dalam waktu sehari. menjadi suatu keyakinan bahwa seiring dengan berjalannya waktu. Lia bisa mendapatkan hati seorang Bimo , pria pujaan hati yang merupakan rekan kerjanya.

....

Keesokan harinya

Ting..tong..

Ting.. tong...

Suara Bell berbunyi sahut menyahut semakin lama semakin cepat. menandakan sang tamu sudah kehabisan kesabaran nya menunggu pintu apartemen itu dibuka.

"Sial pagi pagi begini aku sudah harus berdiri didepan pintu sialan ini" Bimo menendang kearah pintu bersamaan dengan pintu yang terbuka dari dalam.

brukk.

Bimo yang tak menyangka pintu itu akan dibuka , kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjatuh tepat di depan Arumi yang tengah berdiri.

"Astaga Bimo, kau sedang apa?" Arumi pura pura khawatir, padahal dirinya sedang mati Matian menahan rasa ingin tertawa nya.

sedangkan Bimo langsung bangkit mengusap dagunya yang terbentur lantai.

Dengan menahan rasa Malu juga kesal , Bimo berdehem keras menutup perasaan nya agar tetap terlihat cool Dimata Arumi.

Ah, ralat. Dimata orang lain seperti nya lebih pas.

Karna Bimo memang selalu bergaya cool didepan semua orang.

"Arumi aku kemari ingin mengambil berkas yang kemarin" ucap Bimo setelah berhasil memedam emosinya.

"Ah iya, sebentar aku ambilkan" ucap Arumi berlalu masuk kedalam apartemen nya,

dan lagi lagi Bimo harus bersabar dengan sikap atasannya itu yang bahkan tidak mempersilahkan dirinya duduk barang sejenak. setelah sekian lama berdiri menunggu Arumi membukakan pintu .

Arumi terlihat berjalan keluar dari kamarnya, lalu menghampiri Bimo. menyerahkan map tebal yang berisi tumpukan berkas berkas penting yang harus ia serahkan ke kantor.

"Makasih ya Bim," ucapnya

"Sorry kalau aku selalu merepotkan mu" sambung Arumi

"Baiklah arumi, aku permisi." jawab Bimo cepat melangkah menuju lift bergegas ke parkiran.

...

"Pagi ,Bimo" sapa Lia saat melihat Bimo baru saja masuk kedalam ruangan kerjanya.

"Pagi." jawab Bimo singkat. dirinya langsung saja menyibukkan diri dengan laptopnya.

tanpa menyadari ekspresi Lia yang mendadak senyumnya surut mendapati jawaban singkat dari Bimo.

Tapi itu hanya sesaat, Lia lalu bergegas menuju ke ruang kerja Bimo,

"Permisi Bim. berkas yang kemarin aku minta apa ada padamu?" tanya Lia, basa basi

"Oiya maaf, aku bahkan hampir lupa. Ini.." Bimo menyerahkan berkas itu pada Lia.

Nona Arumi apa tidak datang ke kantor? kenapa berkasnya ada di Bimo,

tanya Lia pada dirinya sendiri, tadinya ia hanya ingin basa basi dengan Bimo, tapi ternyata berkas itu benar benar ada ditangan Bimo, yang artinya. Bimo mungkin saja mengambil nya diapartemen atasannya itu.

Menyadari Bimo semakin intens bertemu dengan Arumi, Lia merasa bahwa dirinya harus bergerak cepat agar mendapatkan hati Bimo. Lia yang sebenarnya merasa tak percaya diri harus bersaing dengan atasannya. mau tidak mau membuang perasaan itu demi mendapatkan cintanya.

Lia sendiri belum tau pasti, benar tidak nya sang atasan memiliki ketertarikan pada Bimo, yang ia tahu adalah tatapan mata Arumi pada Bimo yang menurut nya berbeda. yang membuat Lia berasumsi bahwa atasannya itu tertarik pada Bimo yang notabene adalah sekretaris nya tanpa Arumi sadari.

*

*

*

terimakasih sudah mampir ❤️❤️ jangan lupa tinggalkan like dan komentar kalian ya agar Author makin semangat update 🔥🥰🥰🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!