Setelah menempuh perjalanan selama lebih dari 30 menit, membelah kemacetan yang terjadi saat jam jam orang orang mulai menyibukkan diri, Bimo dan Arumi sampai digedung kantornya .
Arumi keluar lebih dulu, agar tak membuat para karyawan nya semakin penasaran dengan hubungan keduanya yang tergosipkan sangat dekat.
"Aku naik dulu, segera keruangan ku setelah ini" ucap Arumi bergegas masuk kedalam kantornya.
sementara Bimo lebih dulu memarkirkan mobilnya di basement. baru saja ia keluar dari mobil. Bimo menoleh saat mendengar namanya di panggil oleh seseorang,
"Bimoo..!" teriak Lia saat melihat Bimo baru saja keluar dari mobilnya. Lia langsung bergegas menghampiri Bimo yang masih berdiri di tempat menatap dirinya membuat Lia menjadi salah tingkah.
"Kenapa Li? tanya Bimo
" hanya ingin jalan bareng saja " jawab Lia melebarkan senyumnya. Bimo hanya mengangguk kan kepalanya, dan mereka pun memasuki gedung kantor bersama sama.
Bimo memilih menjaga jarak dengan Lia, mengingat apa yang terjadi kemarin membuat dirinya enggan membuat Arumi marah padanya. Sedangkan Lia terus saja mencoba mengajak Bimo berbincang meski hanya ditanggapi datar juga singkat oleh Bimo,
Bimo bergegas menuju meja kerjanya dan mulai berkutat dengan pekerjaan nya , Lia sendiri menghela napas karna sadar Bimo yang terkesan menjaga jarak dengan dirinya, membuat dirinya merasa sesak mendapati kenyataan bahwa Bimo sama sekali tidak tertarik padanya.
sedangkan Arumi yang berdiri tak jauh dari Lia dan Bimo , menghembuskan napas pelan, mencoba mengontrol emosi nya, meski sempat panas melihat bagaimana Lia menatap Bimo dengan tatapan penuh cinta .
Arumi sadar sudah lama ia mengetahui bahwa asisten pribadinya itu memiliki rasa pada Bimo , awalnya Arumi mengejek Lia meski tak pernah mengatakan langsung di depan orangnya, mengejek lia yang menyukai pria dingin dan cuek seperti Bimo, sedangkan diluaran sana masih banyak pria yang lebih baik,
sedangkan sekarang dirinya ikut terpikat oleh pesona Bimo , yang seakan membuat dirinya terhipnotis bila berada didekatnya. Arumi merasa beruntung tidak pernah mengolok olok langsung pada Lia yang menyukai Bimo . Jika iya, mungkin Arumi akan memilih untuk tenggelam ke dasar lautan saat itu juga, karna Malu pada ucapannya yang pernah meremehkan pesona Bimo, sedangkan sekarang dirinya begitu memuja nya.
"Lia, tolong kamu temani aku bertemu klien hari ini" ucap Arumi yang berjalan menghampiri Lia,
membuat Lia bingung dengan ucapan sang atasan , karna tak biasa nya dirinya yang diminta menemani Arumi meeting dengan klien, karna biasanya Arumi lebih sering meminta Bimo pergi bersama nya.
"Bimo sudah tidak perlu menemani ku karna dia hanya perlu menyelesaikan pekerjaan nya, " sambung Arumi yang melihat Lia hanya diam dengan raut wajah yang bingung.
Mendengar penjelasan dari Arumi membuat Lia langsung mengerti dan mengangguk kan kepalanya.
"Baik nona, saya akan persiapkan berkasnya"
sedangkan Bimo yang melihat dan mendengar interaksi antara Arumi dengan Lia sedikit khawatir Arumi akan meluapkan kemarahannya pada Lia, Bimo tahu betul Arumi masih sangat marah pada Lia, meskipun sebenarnya ia tak seharusnya marah, karna memang status nya dengan Bimo masih disembunyikan, mereka hanya menunjukkan kedekatan namun tidak menunjukkan status mereka di kantor.
Bimo hanya bisa berharap Arumi tidak melakukan yang tidak tidak pada Lia, meski rasanya sangat tidak mungkin.
...
Saat menuju jam makan siang, Arumi dan Lia bergegas berangkat menuju tempat yang mereka tentukan untuk bertemu dengan klien nya itu.
Diperjalanan tidak ada pembicaraan antara Arumi dan Lia, mereka sama sama tenggelam dengan pikirannya masing masing-masing.
"Selamat siang , maaf sudah membuat anda menunggu" ujar Arumi pada seorang klien nya yang terlihat sibuk dengan ponselnya.
"Siang, tak apa. silahkan duduk" sahut seorang pria dengan wajah tampan dan berwibawa, menatap pada Arumi yang sedikit terpaku sampai tak mendengarkan jawaban dari lawan bicaranya.
"Nona?" sapa Lia menyenggol lengan Arumi yang terlihat linglung, membuat Arumi menjadi salah tingkah merutuki kebodohan nya yang gampang tersepona jika sudah melihat yang segar .
Arumi bergegas duduk diseberang yang membuat posisinya berhadapan langsung dengan kliennya.
" Kenan Pratama, panggil saja Tama" ucap pria itu mengulurkan tangannya pada Arumi yang langsung disambut oleh nya,
"Arumi Nugroho" jawab Arumi singkat.
Arumi dan Tama pun terlibat obrolan yang membahas tentang kerja sama mereka kedepannya, pembawaan Tama yang ramah membuat Arumi nyaman berbincang bincang dengan nya, sampai hampir melewatkan jam makan siang,
"Sebaiknya kita makan siang dulu." ucap Tama menatap pada jam tangan mewah di pergelangan nya.
Arumi hanya mengangguk saja, mengiyakan ajakan pria tersebut.
selama makan siang berlangsung baik Arumi maupun Tama tampak fokus pada makanan nya.
setelah selesai dan sedikit membahas tentang keputusan yang diambil keduanya, Arumi pun pamit pada Tama untuk lebih dulu kembali ke kantor nya.
"Tunggu!" ucap Tama menahan pergelangan tangan Arumi yang hendak melangkah kan kakinya,
membuat Arumi menoleh pada Tama dan beralih pada pergelangan tangan nya yang masih di genggam oleh pria tersebut.
" boleh kita bertukar nomor?" tanya Tama yang sejak tadi ingin mengutarakan maksud nya,
"Nanti akan diurus oleh asisten ku" jawab Arumi, menatap tangan Tama yang masih betah menahannya.
"Ah maaf, aku tidak sengaja." ucap Tama melepaskan tangan Arumi , dirinya sangat malu menyadari perbuatannya itu.
"Tidak apa apa, aku permisi" pamit Arumi
..
setelah sampai di kantor nya, Arumi yang merasa tubuhnya sangat lelah memilih masuk ke ruang istirahat yang tersedia di dalam ruangan nya, inilah yang tidak disukai oleh Arumi jika memegang kendali kantor ayahnya. Arumi lebih memilih bermalas malasan di apartemen nya daripada dikantor tapi tetap saja tidak pernah serius dalam bekerja.
Arumi yang terlelap di dalam ruang kerja nya tak mendengar pintu ruangan nya yang sudah beberapa kali diketuk oleh Bimo, merasa tidak ada sahutan dari dalam, Bimo memilih masuk dan mendapati ruangan itu kosong,
Bimo menatap pada pintu ruang istirahat Arumi yang tidak tertutup rapat, dia lalu berjalan mendekati, menyembulkan kepalanya kedalam melihat Arumi yang terlelap begitu nyenyak,
Bimo yang tiba tiba memiliki ide untuk mengerjai Arumi pun masuk dan duduk disisi ranjang tempat istirahat Arumi itu, Bimo mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka bersentuhan. Tatapan nya turun dan berhenti di bibir Arumi yang entah sejak kapan menjadi candu untuknya,
Bimo menyambar bibir Arumi dengan pelan agar tidur Arumi tak terganggu. ia juga meraba sesuatu yang kenyal dibalik baju yang dikenakan Arumi, membuat Arumi melenguh, tanpa sadar suara lenguhan nya itu membuat Bimo semakin menggila.
"Sial,, Arumi kamu begitu memabukkan" ujar Bimo dalam hati. dan mau tak mau menghentikan aksinya karna sadar mereka sedang ada di kantor. dirinya pun harus segera menyelesaikan pekerjaan nya, agar cepat beres.
*
*
*
terimakasih sudah mampir 🤗🥰 jangan lupa tinggalkan like dan komentar kalian ya agar Author makin semangat update 🔥🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments