Anak Kecil Dan Sebuah Rakit

Seperti biasa Vera bangun pagi, tepatnya dini hari karena dari jendela langit masih gelap. Vera mengambil catatan pemilik aslinya dan mulai membaca dalam remang cahaya lilin.

Vera mencatat poin-poin penting dalam buku catatan itu, ia juga mencatat berbagai penunjang yang dibutuhkan untuk memeriksa darah. Ada banyak hal yang dapat diketahui hanya dari beberapa tetes darah, seperti mengecek kondisi kesehatan, mengetahui adanya suatu penyakit maupun mengetahui racun yang masuk dalam tubuh. Semuanya dapat dideteksi.

"Apakah aku bisa memahami semua ini ya? Vera Verita kamu benar-benar jenius tapi tidak memanfaatkan ke kejeniusannya dengan baik."

"Jika keracunan masih belum lebih dari sehari, masih bisa melakukan tes urin, untuk mengetahui adanya bakteri, virus sampai kandungan obat-obatan. Jadi tes darah diperlukan jika gejala yang ditimbulkan lebih dari jangka waktu tersebut." gumamnya membaca tulisan Vera.

"Semua yang ditulis Vera sangat bermanfaat, aku yakin ini akan sangat berguna, aku ingin ikut dalam ekspedisi." kata Vera kemudian ia lanjut membaca.

Harusnya matahari sudah mulai muncul, namun cuaca hari ini sangat mendung dan suasana disekitar yayasan tertutup kabut tebal.

"Rupanya hari ini aku tidak bisa pergi belanja, begitu tidak nyaman mengenakan pakaian yang kemarin, mungkin aku bisa meminjam Rebecca karena ukuran kita terlihat sama." kata Vera kemudian pergi ke kamar Rebecca.

Rebecca pun membuka pintu sambil mengucek matanya yang masih setengah bangun.

"Rebecca, aku ingin meminjam baju, karena aku tidak membawa baju ganti, sejujurnya menginap disini merupakan ide dadakan kakakku." kata Vera.

"Masuklah nona, anda bisa memilih gaun yang anda suka." kata Rebecca mempersilakan Vera masuk.

Vera mengambil dengan cepat gaun sederhana berwarna coklat, "Aku pinjam dulu yang ini, nanti aku akan kembalikan setelah selesai dicuci." kata Vera.

Rebecca hanya mengangguk sebagai respon, ia heran bagaimana bisa seorang bangsawan seperti Vera bisa bangun lebih pagi dari dirinya sendiri.

Vera pergi ke kamar mandi, peralatan mandi telah disiapkan oleh Rebecca kemarin di kamarnya dan semuanya terlihat masih baru.

Setelah mandi dan berganti pakaian mandiri, karena Nana tidak ikut. Vera kembali ke ruangannya dan membuka jendela. Angin dingin menerpa wajahnya. Suasana masih mendung dan berkabut tebal. Sesekali terdengar suara gemuruh petir dari kejauhan.

Vera dari lantai dua samar melihat seorang anak kecil yang keluar dari yayasan, Vera menatap anak itu yang seperti melihat situasi.

Anak itu kemudian berjalan menuju hutan. Vera pun segera berlari menyusul anak kecil itu, Vera mengikuti setiap langkah anak itu dengan hati-hati. Hingga tibalah Vera di pinggir sungai yang memisahkan kerajaan Abigail dan kerajaan Cyrille.

Anak itu terlihat sedang menyusun sebuah rakit yang sudah setengah jadi dari pohon tumbang yang besarnya setebal lengan orang dewasa. Vera terkejut bagaimana bisa anak berusia belum genap sepuluh tahun bisa membuat benda seperti itu.

Vera bertanya-tanya untuk apa anak kecil itu membuat rakit, apakah anak itu ingin menyebrangi sungai yang luas didepannya?

Fasilitas yayasan ini begitu lengkap mengapa anak itu memilih pergi ke kekaisaran Cyrille yang saat ini tidak stabil akibat angka kriminalitas yang tinggi. Apakah anak itu merindukan keluarganya di sana?

Vera mengamati aktifitas anak itu, kemudian cuaca mulai gerimis. Namun tidak menyurutkan semangat anak itu untuk menyelesaikan rakit buatannya.

Vera pun mencari daun lebar disekitarnya untuk dijadikan payung. Ia baru saja berganti baju dan baju yang ia kenakan merupakan milik orang lain, Vera harus menjaganya.

Anak laki-laki kecil itu beberapa kali bolak balik menyeret kayu yang ia temukan di pinggir hutan. Ia menghentikan aktivitasnya ketika sayup-sayup mendengar suara Madam Estelle yang meneriakkan namanya dari kejauhan.

Anak kecil itu kemudian berbalik dan mendapati Vera yang mengawasi aktivitasnya.

"Nona, sejak kapan anda berada di sana?" tanya Anak itu tubuhnya bergetar ketakutan seakan kepergok melakukan sesuatu yang salah.

"Saya sedang melihat anda membuat rakit, bukankah itu suatu yang hebat, hei, John, apakah kamu membuat rakit karena ingin pergi kesana?" tanya Vera yang mengetahui nama anak itu dari teriakan samar Madam Estelle.

John pun mengangguk, "Saya ingin kembali." kata anak kecil itu.

"Apakah keluargamu tinggal di sana?" tanya Vera.

"Tidak, ayah, ibu dan kakak sudah meninggal karena para kriminal itu menjarah desa kami." kata John dengan mata berkaca-kaca.

"Lalu John, setelah sampai di sana apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu sudah bisa membaca dan menulis dengan lancar? Apakah kamu sudah bisa menjaga dirimu sendiri?" tanya Vera.

Anak kecil itu terdiam tidak bisa menjawab Vera, "John, ketahuilah untuk sampai sana kamu harus memiliki pengetahuan, kalau tidak, sampai sana pun kamu akan terpengaruh oleh lingkunganmu, bagaimana kamu bertahan hidup di sana jika kamu tidak tahu ilmunya? Apakah kamu akan menjadi pencuri seperti para kriminal itu?" tanya Vera dengan sarkasmenya.

"Jadi bertahanlah disini, sampai kamu bisa menghidupi dirimu sendiri dan belajar banyak hal, kamu baru akan bisa pergi kesana. Aku yakin dari apa yang kamu peroleh disini nanti akan bermanfaat saat kembali ke sana." lanjut Vera.

John masih tertunduk lesu, sebenarnya apa yang membuat anak itu bersikeras kembali ke kekaisaran Cyrille?

"Saya merasa tidak berhak berada disini, saya merasa sangat bahagia bisa bersama teman-teman dan madam yang sangat baik, tapi saya takut jika hal ini hanya sementara, kemudian apa yang saya sayangi menghilang lagi." kata John. Vera terkejut akan pemikiran dewasa John yang masih kecil, John hidup di lingkungan yang memaksanya menjadi dewasa sebelum waktunya.

Vera memeluk John, "Kamu sangat berhak tinggal disini, namun jika keputusanmu untuk kembali memang sudah bulat, maka buatlah target, tetaplah tinggal disini untuk memperoleh banyak ilmu dan pengetahuan, setelah menurutmu cukup, kamu bisa kembali ke kekaisaran Cyrille dengan cara yang lebih baik, dengan begitu apa yang kamu sayangi tidak akan menghilang karena kamu menjaga hal itu dengan baik. Jika kamu pergi secara diam-diam seperti ini, teman-temanmu dan madam pasti akan sangat sedih, sama seperti kamu, mereka pun akan merasa kehilangan." kata Vera kemudian menatap mata John.

"Bagaimana?" tanya Vera.

John menatap mata Vera, kabut air mata masih terlihat dimata bulatnya.

"Baik, nona, saya janji akan belajar dengan giat dan memanfaatkan ilmu saya dengan sebaik mungkin." kata John akhirnya.

"Baiklah kalau begitu kita sepakat, kamu tahu manusia yang dipegang adalah perkataannya, jangan sampai kamu mengingkari janji yang kamu buat." kata Vera mengingatkan.

John pun mengangguk dengan mantap. Suasana gerimis berubah menjadi hujan deras, Vera dan John melangkah dengan tergesa-gesa untuk kembali ke yayasan, didepan yayasan terlihat madam Estelle dengan memegang payung hitam berjalan ke arah hutan dengan khawatir. Tak berselang lama ia bertemu dengan John dan Vera yang dicarinya. Ketiga orang itu pun masuk ke dalam gedung dan Rebecca memberikan handuk kering serta secangkir teh hangat untuk mereka.

**TBC**

Btw, cerita ini terinspirasi sama light novel Hamefura, guys makanya jika merasa familiar dengan jalan ceritanya saya terinspirasi dari cerita itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!