Menu Baru 2 & 3

Hari ini pertemuan kedua antara Vera dan kedua karyawan tokonya yang berlatih di mansion. Seperti biasa Vera menyerahkan bagian pelayanan Viona pada Nana dan dirinya menuju dapur untuk memasak bersama Isabela.

Isabela menatap Vera dengan antusias, "Nona, apakah hari ini kita membuat satu resep lagi?" tanyanya.

"Hm, karena menu hari ini mudah kita buat saja keduanya, berarti dua hidangan dan dua minuman. " kata Vera.

"Baik, nona" kata Isabela. Kemudian mengambil bahan sesuai dengan yang dituliskan di resep yang ia terima.

"Kita akan memasak Sandwich telur daging, pertama siapkan wadah mangkuk yang agak besar masukkan tepung gandum, telur, mentega, gula, garam, ragi. Aduk perlahan dengan memasukkan air susu sedikit demi sedikit, tambahkan mentega dan uleni hingga kalis. Bulatkan dan diamkan adonan hingga mengembang, jangan lupa tutup dengan kain agar adonan tidak kering." kata Vera.

"Sambil menunggu kita buat bahan utama pasta bolognese. Siapkan mangkuk lain kemudian tuang tepung gandum, buat lubang ditengah tepung dan masukkan telur, beri sedikit garam dan air. Uleni hingga kalis elastis kemudian diamkan adonan agar adonan mengendur, jangan lupa tutup dengan kain agar adonan tidak kering."

"Nona, sepertinya adonan rotinya sudah mengembang." kata Isabela.

"Kalau sudah mengembang, kempiskan sedikit dan bagi menjadi dua atau sesuaikan dengan ukuran loyang. Kebetulan di mansion ukurannya tidak terlalu besar, olesi loyang dengan mentega diamkan lagi hingga mengembang. Kemudian open hingga matang."

Roti pun matang bau mentega dan susu menyebar di dapur. Sebenarnya di mansion sering membuat roti namun aromanya tidak sewangi buatan Vera Verita. Itu disebabkan Vera menggunakan mentega yang ia buat sendiri pastinya dibantu dengan ingatannya di kehidupan sebelumnya. Meskipun tangannya sakit karena butuh waktu lama untuk mengaduknya secara manual.

"Nona, roti ini benar-benar lembut dan sangat harum." kata Isabel.

"Tentu saja." kata Vera.

"Kita lanjut ke step berikutnya, kita buat dagingnya, caranya cincang halus daging sapi yang sedikit berlemak, masukkan sedikit tepung untuk perekat, bawang putih dan bawang bombay yang dicincang halus, garam, gula, sedikit lada, aduk menjadi adonan kemudian bulatkan, setelah dibulatkan sebelum masuk ke penggorengan pipihkan terlebih dahulu adonan daging, goreng dengan minyak sedikit hingga matang kedua sisinya baru kemudian angkat."

"Saus tomatnya juga sangat sederhana, nanti bisa juga digunakan sebagai saus pasta. Pertama kupas kulit tomat, kemudian tumbuk sampai halus tomat, bawang putih, bawang bombay kemudian masak dengan api kecil, beri perasan lemon, tambahkan gula, garam dan sedikit lada, aduk hingga rata kemudian masukkan larutan tepung aduk hingga mengental, sangat mudah." kata Vera menjelaskan dan memastikan Isabela mengikuti arahannya dengan baik.

"Untuk telurnya digoreng berbentuk mata sapi usahakan agar kuningnya tidak pecah, kemudian susun roti, sayuran selada, tomat dan bawang bombay diiris tipis saja, letak kan daging, tambahkan saus tomat, telur lalu tutup dengan roti. Tusuk dengan kayu kecil agar tidak berhamburan dan selesai."

Para pelayan mansion yang menonton menelan liur mereka melihat makanan yang tersaji di piring. Padahal makanan itu sudah sering mereka makan, namun di tangan Vera sandwich itu seperti menu baru karena aromanya begitu menggugah selera.

Vera memaklumi hal itu karena ia pun pertama kali memakan makanan di zaman ini menurutnya sedikit hambar, maka dari itu ia ingin membuat sesuatu yang enak agar nantinya orang-orang bisa terinspirasi dan akhirnya ia bisa menikmati makanan dengan lebih baik. Istilahnya ada udang dibalik batu, kawan.

"Sekarang kita lanjutkan membuat mie pastanya, taruh adonan di tempat yang luas, beri tepung agar tidak lengket, kemudian adonan dipipihkan dengan roller, agar mudah untuk memotongnya lipat hingga tidak terlalu panjang dan potong menjadi irisan tipis. Rebus dalam air mendidih setelah matang angkat dan tiriskan. Untuk sausnya, masukkan mentega tumis bawang bombay dan daging cincang, masukkan saus tomat yang sudah kita buat tadi, tambahkan air sedikit, beri penyedap garam, gula dan sedikit lada. Kalau airnya sedikit berkurang angkat."

Giovan yang semula berkonsentrasi dalam pekerjaannya pun tertarik untuk mendekat ke arah dapur dimana Vera sedang memasak. Wangi dari masakan Vera tercium hingga ruanganya.

"Apa yang kamu masak?" tanya Giovan.

"Kak Gio, sejak kapan kakak ada disini? Ini namanya Pasta Bolognese, nanti kita akan makan siang bersama." kata Vera.

"Karena aku sudah disini aku akan mengawasi mu saja, terlalu malas untuk kembali." kata Giovan.

"Sebenarnya kakak ingin menjadi yang pertama cicip kan?" goda Vera.

"Tidak, aku hanya penasaran kau tahu baunya membuat orang tidak bisa berkonsentrasi." kata Giovan.

Vera tertawa mendengar penjelasan Giovan, "itu artinya kakak lapar karena baunya enak bukan?"

Giovan memalingkan wajahnya yang memerah karena perkataan Vera yang terus terang itu.

"Nanti akan aku berikan porsi jumbo untuk kakak." kata Vera.

Giovan hanya mengangguk sebagai respon kemudian dengan sikap acuh tak acuhnya ia duduk disalah satu kursi yang berada di dapur itu mengawasi gerakan Vera yang terampil.

"Penyajiannya sangat penting untuk menjaga piring agar bersih dari tumpahan saus, jadi untuk mempermudah penataan, taruh mie pasta diatas piring, susun secara melingkar mie pastanya dan tuang saus diatasnya. Akhirnya selesai."

"Minumnya kita akan membuat es teh lemon dan es teh melati. Caranya seduh teh dan gula dengan air panas, untuk teh lemon masukan air perasan lemon didalam gelas tambahkan es kemudian tuang air tehnya bisa disajikan, kalau untuk sajian panas tidak usah ditambahkan es. Teh melati aku mempunyai stok daun teh yang sudah dicampur melati kering, jadi tinggal diseduh dengan gula dan dituang di gelas yang sudah diberi es. Es teh pun sudah jadi." kata Vera. Teh yang memiliki rasa buah dan bunga merupakan hal baru, orang di zaman ini terbiasa meminum teh original yang sedikit pahit dengan sedikit gula atau krimer.

Vera dan Isabela memasak dalam jumlah banyak sehingga semua orang yang berada di mansion bisa mencicipi hasil masakannya.

Keluarga Verita entah mengapa hari ini juga lengkap seakan mereka memang sengaja menunggunya.

Vera memerintahkan pelayannya menyajikan makanan dan minuman di meja makan. Giovan pun berjalan disamping Vera.

"Kenapa kamu begitu senang?" tanya Giovan.

"Tentu saja senang, hari ini aku bisa makan enak." kata Vera.

Giovan mengernyitkan alisnya, "Jadi selama ini apakah makanan di mansion tidak sesuai dengan seleramu?" tanya Giovan.

Vera gelagapan menanggapi pertanyaan Giovan, "Bukan begitu kak, makanan di mansion enak, cemilannya aku sangat suka, maksudku hari ini akhirnya aku bisa memakan makanan yang resepnya ku tulis sendiri." kata Vera dengan tersenyum meyakinkan.

Melihat dari sifat Giovan, ia pasti akan langsung mengganti juru masak mansion jika Vera mengatakan yang sejujurnya dan menurutnya meskipun juru masak diganti pun pasti hasil masakannya akan tetap sama saja, karena waktu Vera berjalan-jalan di kota mayoritas makanan terasa hambar.

Giovan Verita memang sangat memanjakannya.

**TBC**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!