Sudah Tidak Peduli

Makan siang pun berjalan dengan lancar, keluarga yang beranggotakan empat orang itu makan dengan antusias karena apapun yang Vera buat membuat orang bahagia saat memakannya. Hingga kepala pelayan keluarga Verita menginfokan kedatangan Grand Duke Louise Arcelio.

Sebelum kepulangannya kemarin pria itu memang berkata ingin datang lagi ketika mendengar Vera akan membuat menu baru. Vera pun mengizinkan pria itu datang, tapi rupanya ia datang terlambat.

"Persilakan Grand Duke masuk." kata Duke Verita disela-sela makannya. Kali ini tidak ada yang menjemput kedatangan Grand Duke Louise Arcelio seakan sudah terbiasa dengan kedatangan pria itu.

"Sepertinya saya terlambat, maafkan saya karena telah merepotkan tuan Duke Verita untuk hari ini juga." kata Louise.

"Tidak apa-apa, saya tahu anda pasti sangat sibuk dengan pekerjaan anda, silakan bergabung dengan kami tuan Grand Duke Arcelio." kata Duke Verita mempersilakan Louise untuk makan bersama mereka.

Louise menatap ke arah hidangan yang tersaji dihadapannya dengan berbinar. Tatapan matanya yang antusias hampir tidak bisa ditutupi dengan wajah dinginnya. Pria itu sangat menyukai sesuatu yang baru dan hal itu membuat Vera yang melihatnya tersenyum senang melihatnya, karena sangat menggemaskan melihat tatapan pria itu yang penuh akan rasa ingin tahu.

"Semoga cocok dengan selera anda, tuan Grand Duke Arcelio." kata Vera Verita.

Louise pun mengangguk kemudian mulai menggunakan sendok garbunya untuk makan.

Louise tertegun saat memakan sebuah sandwich, rasanya setelah memakan makanan yang dibuat Vera ia tidak bisa lagi menyentuh sandwich buatan orang lain. Rotinya begitu wangi dan empuk, isiannya pun gurih dan sangat segar.

Pastanya pun juga sama enaknya, mienya yang kenyal sangat cocok di padukan dengan saus tomat serta daging cincang.

"Nona, bisakah aku mendapatkannya untuk dibawa pulang?" tanya Louise, Vera pun terkejut karena pria didepannya tanpa malu-malu meminta tambah untuk dibawa pulang.

Vera tersenyum, "Nanti akan saya siapkan." kata Vera.

Vera jadi bertanya-tanya apakah dikediaman Grand Duke Arcelio yang berada di ibu kota tidak memiliki juru masaknya sendiri.

Giovan pun tak tahan dengan sikap Louise yang tak tahu malu, setelah beberapa kali ia makan di mansion sekarang pria itu meminta porsi lebih untuk dibawa pulang. Giovan menatap tajam ke arah Grand Duke Arcelio. Louise pun membalas tatapan Giovan, keduanya saling menatap dalam permusuhan.

Vera berjalan bersama Louise dan Giovan menuju rumah kaca. Hari ini Giovan memutuskan untuk sedikit bersantai setelah menyelesaikan tugasnya membantu Duke Verita menangani berbagai macam dokumen.

"Kakak apakah tidak sibuk?" tanya Vera pada Giovan dengan berbisik.

Giovan menatap tajam adiknya karena merasa diusir oleh adiknya yang ingin berdua dengan Grand Duke Acelio.

"Tenang saja, aku hari ini sangat luang." kata Giovan.

Mereka pun duduk ditengah taman dengan berbagai macam camilan manis dan teh disajikan didepan mereka.

"Oh iya, kapan tuan Grand Duke Arcelio akan kembali ke utara?" tanya Giovan membuka percakapan.

"Kemungkinan bulan depan, ada sesuatu hal yang harus saya lakukan. Saya juga telah meminta izin Duke Verita untuk membawa nona Verita untuk ikut dalam ekspedisi saya, hanya saja saya menunggu kabar baik dari nona Verita atas ketersediaannya." kata Louise.

"Apa maksud anda, anda dan Vera belum bertunangan." kata Giovan dingin.

"Sepertinya kak Gio salah paham, tuan Grand Duke Arcelio ingin melibatkan saya dalam penelitian tentang wabah yang terjadi di perbatasan utara. Jadi, kami tidak memiliki hubungan yang seperti itu." kata Vera menjelaskan dengan cepat.

"Yah, sebenarnya saya bisa meminta tolong nona ikut dengan paksa lewat yang mulia Kaisar, tapi saya menghormati keputusan nona, karena perjalanan kali ini tidaklah mudah seperti yang saya jelaskan. Namun saya akan menjamin hidup anda dengan nyawa saya sendiri." kata Louise.

Wajah Vera memerah, entah mengapa ucapan Louise barusan seperti sedang melamarnya.

"Seperti yang saya jelaskan juga, saya masih belum bisa menjawab untuk saat ini." kata Vera setelah menenangkan diri.

"Dalam ekspedisi itu akan ada putra mahkota juga, karena yang mulia Kaisar telah memerintah Putra Mahkota untuk ikut." kata Louise, Vera mengernyit mendengarkan penjelasan Louise apakah Grand Duke muda itu sedang membujuknya lagipula siapa yang tidak tahu, mengenai hubungan Vera, putra mahkota dan Liliana.

"Benarkah, putra mahkota ikut dalam perjalanan itu?" tanya Giovan kemudian melihat ke arah Vera melihat reaksinya.

"Kenapa kalian memandang saya seperti itu? saya tidak peduli akan kehadiran putra mahkota dalam ekspedisi tersebut, saya sudah tidak menyukai putra mahkota, jadi berhenti mengkhawatirkan hal-hal yang seperti itu, lagi pula perjalanan kali ini menyangkut banyak nyawa tidak pantas jika saya mengabaikan banyak orang demi satu orang yang sejak awal memang sudah membenci saya, saya jamin saya tidak akan mengacau." kata Vera.

Louise menatap Vera intens, yang tidak ia sadari olehnya kedua netranya makin melembut saat berhadapan Vera, sedangkan Giovan tersenyum tipis karena ucapan Vera yang semakin dewasa dan masuk akal, sangat berbeda dengan Vera yang dulu yang mungkin akan langsung ikut dalam ekspedisi karena ingin menempel pada putra mahkota tanpa peduli keselamatannya dan orang disekitarnya.

Giovan, Vera dan Louise pun melanjutkan obrolan mereka. Selama ini Giovan menatap dari jauh kedekatan antara Vera dan Louise, tapi ternyata mereka memang membicarakan hal-hal yang jauh dari kata romantis. Kadang Giovan mengikuti tiap diskusi mereka, sebenarnya cukup menyenangkan karena mereka bisa bertukar pemikiran dan informasi. Hanya saja tatapan mata Louise pada Vera terkadang membuat hatinya memanas.

Setelah bersantai sejenak, akhirnya Louise pun berpamitan pulang. Louise dengan bahagia membawa dua bungkusan makanan yang telah di kemas rapi dan dua termos tempat minum.

"Nona Verita, jika anda memiliki menu baru lagi, nona bisa menghubungi saya untuk menjadi kelinci percobaan nona. Selagi saya berada disini, saya akan sangat senang jika bisa menemukan suatu hal yang baru untuk saya pelajari." kata Louise.

Vera tersenyum dengan senyum terpaksa.

'Apa yang bisa dipelajari? Bukankah dia hanya makan saja?' batin Vera.

"Baik, berhubung restoran kami masih baru jadi cukup tiga hidangan dulu, nanti akan bertambah seiring waktu." kata Vera.

Louise mengangguk kemudian berpamitan dengan Giovan juga, kemudian masuk ke dalam kereta kudanya dan pergi dari kediaman Verita.

"Vera, sore ini aku ingin mengajakmu pergi ke yayasan." kata Giovan.

"Baik, kalau begitu aku akan menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat." kata Vera.

"Aku pergi dulu untuk mempersiapkan barang yang kita bawa ke sana." kata Giovan, kemudian pergi dengan pelayan dan pengawalnya.

Vera pun menuju ke ruang dimana Viona, Isabela dan Nana berada. Mereka sedang mempelajari tata krama pelayan saat melayani bangsawan di tempat makan, namun lebih disederhanakan karena nantinya Viona dan Isabela tidak menghandle satu orang saja, tapi banyak orang di restoran.

"Viona, Isabela tolong berkumpul sebentar." kata Vera.

"Hari ini kita cukupkan disini, karena ada urusan mendadak. Aku meminta tolong pada kalian untuk memberitahu Freya agar tidak melaporkan pekerjaannya sore ini, melainkan besok pagi aku akan menemuinya langsung dan melihat sendiri perkembangan toko. Sekarang kalian boleh pulang, terima kasih atas kerja kerasnya hari ini." kata Vera.

"Baik nona, kalau begitu kami pamit pulang." kata Viona dan Isabela bersamaan kemudian bersiap untuk pulang.

"Nana, siapkan baju yang paling sederhana, aku akan pergi ke yayasan hari ini." kata Vera.

"Baik, nona." jawab Nana kemudian pergi dari ruangan itu.

Setelah Viona dan Isabela pergi, Vera pun kembali ke kamarnya dan mulai berganti pakaian.

"Nona, apakah benar tidak mengenakan aksesoris dan perhiasan?" tanya Nana ragu, pasalnya Vera yang sangat menyukai aksesoris dan perhiasan, kemanapun ia pergi harus memakai pernak-pernik itu.

"Tidak usah, aku pergi dengan cincin ini saja." jawab Vera sambil menunjukkan cincin perak yang ditengahnya ada berlian kecil.

"Baik, nona." kata Nana pasrah. Entah mengapa akhir-akhir ini nonanya begitu setia pada satu barang, cincin perak itu sama sekali tidak pernah lepas dari tangannya dan melihat desainnya cincin itu tak pernah ia temukan dimanapun. Sangat elegan, simpel dan cocok dengan gaun apapun.

Vera menuju ke halaman mansion, di sana kakaknya telah menunggunya dan mereka membawa dua kereta kuda.

"Aku membawa barang yang agak banyak untuk anak-anak di yayasan, jadi barangnya ada di kereta satunya."

Vera pun mengangguk, mereka pun masuk ke dalam kereta kuda dan berangkat menuju yayasan yang berada di perbatasan kerajaan Abigail.

**TBC**

Terpopuler

Comments

Ririn Santi

Ririn Santi

setuju sih klu Vera dg grand Duke aja

2024-05-09

4

DEDY

DEDY

Lanjut teruskan berimajinasi, tetap semangat.

2024-04-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!