Sudah satu minggu setelah Vera bangun dari koma, ia sama sekali tidak pernah mengunjungi istana Kekaisaran. Biasanya hampir setiap hari dia datang untuk sekedar menemui Alexander Abigail yang menjabat sebagai Putra Mahkota.
Alex menatap saputangan yang pemberian ibunya. Kainnya tidak rusak dan tersimpan dengan baik, padahal sudah lama ia menyimpannya.
"Apakah gadis itu membuat penemuan untuk merestorasi kain sehingga saputangannya terlihat seperti baru?" batin Alexander.
"Putra Mahkota, nona Reanne datang ke istana ingin bertemu anda." kata seorang lelaki yang menjadi asistennya, Allen Sirius.
"Aku akan menemuinya." kata Alexander.
Alex berjalan sedikit lambat hari ini, ia ingat terakhir bertemu Vera Verita saat itu sehari ia sadar dari komanya dan dimana Vera mengetahui dengan jelas semua rencananya.
Kemudian ia berhenti berjalan, selama ini bukan satu atau dua kali ia berusaha menyakiti Vera agar gadis itu menjauh darinya, tapi justru Vera makin mengejarnya seperti orang bodoh. Lalu bagaimana sekarang Vera bisa sepandai itu dalam menilai situasi, Alexander curiga apabila Vera telah mengetahui sesuatu mengenai masa lalunya.
"Allen, bagaimana keadaan putri Duke Verita?" tanya putra mahkota.
Allen bingung dengan pertanyaan putra mahkota, karena sebelumnya saat menjenguk Vera, Allen juga ikut bersama beberapa pengawal dan saat itu putri Duke Verita sudah terlihat sehat.
"Putri Duke Verita baik-baik saja yang mulia." jawab Allen singkat, namun ia melihat tatapan tidak puas dari putra mahkota Alexander Abigail.
Allen sangat mengenal Alex karena ia sudah menjadi asistennya sejak Alex kembali ke istana saat masih kecil dan umur mereka pun sama. Maka dari itu Allen sangat tahu jika putra mahkota membenci keluarga Duke Verita dan putrinya Vera Verita.
Namun karena putra mahkota masih membutuhkan dukungan dari keluarga Verita untuk memperkuat posisinya di istana, ia hanya bisa memakai cara licik untuk menjatuhkan keluarga itu. Di satu sisi putra mahkota bersekutu dengan Duke Verita disisi lain ia menusuknya hingga mati.
Melihat tatapan tak puas dari tuannya Allen kemudian melanjutkan, "Sebenarnya saya mendengar berita dari warga mengenai nona Verita, yang mulia."
"Apakah dia mempermalukan Liliana lagi tanpa sepengetahuanku?" tanya Alexander mulai emosi.
"Bukan yang mulia, ini tentang nona Verita yang sekarang ini dekat dengan Grand Duke Arcelio." kata Allen.
Alex tak menyadari bahwa tubuhnya merespon ucapan Allen, ia menatap lurus ke arah Allen menunggu penjelasannya.
"Saya dengar Grand Duke sering mengunjungi mansion Verita minggu ini, kemarin pun Grand Duke datang ke mansion Duke Verita di pagi hari sampai siang untuk menemui nona Verita, infonya Grand Duke mengajak nona Verita untuk pergi ke utara bersamanya." kata Allen.
"Apakah mereka bertunangan?" tanya Alex dengan nada yang dingin.
"Belum ada berita tentang itu, tapi ada kemungkinan mereka akan bertunangan." kata Allen.
"Baguslah kalau begitu, setidaknya kehidupanku akan tenang." kata Alex dengan suara rendah namun tak bisa dipungkiri ia merasa gelisah, kemudian bergegas menuju taman dimana Liliana menunggunya.
"Liliana Roanne memberi salam pada yang mulia mahkota, semoga selalu dilimpahi cahaya." Liliana memberi salam pada Alex dan menunduk sesuai etika.
"Yang mulia terlihat lesu, apakah tidak beristirahat dengan cukup? Saya membawakan sedikit cemilan manis untuk yang mulia." kata Liliana.
"Hn, hanya sedikit lelah, tidak perlu khawatir. Sudah ku bilang panggil dengan nama dan tidak perlu formal padaku jika sedang berdua, Lili." kata Alex.
Wajah Liliana memerah mendengar putra mahkota memanggil nama kecilnya, "Baik, Alex, aku hanya belum terbiasa."
Alex dan Liliana sebenarnya sama-sama pendiam, hari ini setelah memakan cemilan yang dibuat Liliana mereka pun hanya berjalan disekitar taman, diam-diam bergandengan tangan sambil menikmati angin tanpa berbicara.
"Lili, bulan depan ayah kekaisaran memintaku untuk melakukan ekspedisi ke perbatasan utara sampai dengan waktu yang tidak ditentukan. Jadi mungkin aku akan sangat sibuk dan tidak bisa menemuimu sampai jadwal keberangkatan. Apakah kamu tidak keberatan dengan hal ini, karena dengan aku menyelesaikan tugas-tugasku sekarang, akan lebih banyak waktu luang yang bisa ku habiskan bersamamu nanti."
Liliana menatap ke dalam mata emas milik putra mahkota, "aku tidak keberatan, itu sudah tugas dan kewajiban Alex sebagai putra mahkota menyelesaikan pekerjaan, aku akan mendukung apapun yang Alex lakukan demi mensejahterakan dan membantu rakyat." kata Liliana meyakinkan Alexander agar tidak perlu mengkhawatirkannya.
"Terima kasih telah memahami ku, Lili." kata Alex.
Alexander dan Liliana pun melanjutkan langkahnya berniat kembali ke gazebo, namun di jalan mereka berpapasan dengan Grand Duke Arcelio yang terlihat terburu-buru.
Grand Duke Louise Arcelio memang rutin datang ke istana dan menghadap Kaisar Abigail biasanya Grand Duke melaporkan hasil penelitiannya, tapi tak jarang pula lelaki itu diundang hanya untuk berbincang dengan Kaisar karena pengetahuannya luas.
"Grand Duke Arcelio, apakah ada sesuatu hal yang terjadi?" tanya Alex.
"Tidak ada, yang mulia. Saya hanya buru-buru ingin kembali ke kediaman saya." kata Louise.
"Apakah ada hal genting, kalau ada yang bisa ku bantu, akan aku bantu." kata Alex menawarkan bantuan.
"Tidak yang mulia, terima kasih atas perhatian anda, saya permisi dulu."
Alexander pun memberikan kode pada Allen untuk menyuruhnya mengikuti kemana Grand Duke pergi.
"Alex, terima kasih untuk hari ini, kalau begitu aku akan pulang" pamit Liliana saat keduanya sampai di gazebo.
"Aku antar sampai kereta kuda." kata Alex kemudian mereka berjalan menuju halaman istana yang di sana sudah terparkir sebuah kereta kuda milik keluarga Viscount Roanne.
"Alex, jaga dirimu dengan baik, perbatasan utara sangat jauh dengan iklim dingin, jangan sampai sakit." kata Liliana menasehati.
"Tentu saja, aku akan menjaga diri." jawab Alex.
"Masuklah!" kata Alex kemudian membantu Liliana memasuki kereta kuda.
Alexander Abigail menatap kereta kuda Liliana berjalan hingga depan gerbang istana kemudian kembali ke dalam istana.
Alex bertanya tentang bagaimana dengan laporan orang yang mengawasi Grand Duke Louise Arcelio pada Allen.
"Tuan Grand Duke kembali memasuki mansion Duke Verita, yang mulia." laporan Allen membuat raut wajah Alex kembali dingin.
"Sebenarnya apa yang mereka rencanakan, apakah benar mereka akan bertunangan?" batin Alex.
"Lanjutkan pengawasan pada Grand Duke Arcelio karena mereka tidak boleh sampai bertunangan. Jika mereka bersatu dalam pernikahan maka rencanaku untuk melenyapkan keluarga Verita akan sulit. Grand Duke Arcelio yang merupakan aset negara karena pengetahuannya tidak boleh ikut terseret dalam rencanaku." kata putra mahkota.
Grand Duke Louise Abigail disamping seorang peneliti, ia juga merupakan ahli strategi perang yang tak pernah gagal dan ilmu berperangnya yang berdarah dingin membuatnya terkenal sebagai jenius abad ini. Itulah mengapa dia diangkat menjadi Grand Duke saat usianya masih muda, ia hanya terpaut satu tahun lebih tua dari putra mahkota sehingga tidak menutup kemungkinan bagi keduanya untuk berteman dekat.
"Baik yang mulia, kami akan mengawasi Grand Duke dan melaporkannya dengan segera." kata Allen kemudian pergi dari ruang kerja Alex.
**TBC**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Ririn Santi
wah wah putra mahkota ternyata lelaki berhati jahat, mmg gak pantas utk dicintai
2024-05-09
3