Plot Masih Berjalan

"Sayang, kamu istirahat saja, soal undangan perjamuan teh pihak istana sudah tahu kalau kamu sedang sakit" kata Duchess.

"Baik, bu" kata Vera.

Orang tua dan kakaknya pun kemudian pergi untuk membiarkan Vera beristirahat.

Setelah pelayannya membantu Vera untuk membersihkan diri dan berganti baju, Vera akhirnya bisa duduk dengan perasaan ringan karena sudah bersih.

"Nana, apakah Putra Mahkota datang menjenguk?" tanya Vera kepada pelayannya yang saat ini menyiapkan makanannya di meja kecil yang ditaruh diatas tempat tidurnya.

"Putra Mahkota tidak pernah datang, nona" kata Nana jujur dan Vera hanya mengangguk sebagai respon.

Vera pun melanjutkan makan dengan khidmat, meskipun di lidahnya terasa sedikit hambar, mungkin karena bahan seperti garam dan gula masih tergolong langka, mengingat latar novel kerajaan Eropa kuno.

Setelah selesai makan, Vera mengingat di lacinya terdapat kotak sapu tangan bersulam A, di plot dijelaskan itu adalah milik Putra Mahkota yang diberikan padanya saat pertama kali bertemu dan saat Vera menyukai pria itu pada pandangan pertama.

Sapu tangan itu diberikan saat Putra Mahkota tak sengaja menemukan Vera yang tersesat di taman labirin dan menangis sendirian, kemudian menuntun Vera keluar dari taman. Vera tersentuh oleh perhatian dan kebaikan pria itu, sehingga ia menyimpan benda itu sebagai barang berharganya. Tapi di mata Vera yang sekarang sapu tangan itu sudah tidak ada artinya lagi, ia memutuskan akan mengembalikannya pada sang pemilik dan kemudian ia tidak akan mencampuri kehidupan kedua tokoh utama.

Vera meletakkan kembali sapu tangan berinisial A dalam kotak. Ia harus mengirimkan surat terlebih dulu untuk kunjungan ke istana kekaisaran. Mungkin lusa ia baru bisa memasuki istana.

Vera yang sepanjang hari dikamar pun merasa bosan, ia meminta Nana untuk menyiapkan cemilan sore dan teh di rumah kaca yang berada di tengah mansion. Dari balkon kamarnya, taman disekitar rumah kaca itu terlihat indah dan sejuk. Maka dari itu untuk mengurangi kebosanannya ia akan bersantai di sana.

"Nona, cemilan dan teh sudah siap" kata Nana.

"Bagus, ayo kita kesana" kata Vera.

Sampainya di rumah kaca, Vera duduk dengan anggun dan menyesap pelan tehnya yang beraroma harum.

"Hari yang damai" gumam Vera.

Vera melihat Giovan yang lewat dan menuju ke arah kamarnya. Alis Vera mengernyit melihat langkah Giovan yang terlihat terburu-buru.

"Kak Gio!" panggil Vera saat berada tak jauh dari kakaknya.

Giovan pun berhenti mengetuk pintu kamar adiknya.

"Ada apa kak? Kenapa terburu-buru?" tanya Vera.

"Kepala kesatria kekaisaran datang, dia bilang ada peristiwa keracunan di istana kekaisaran dan setelah diselidiki racun tersebut jenisnya baru dan diduga sama dengan yang kamu minum, mereka curiga kalau anggota dari keluarga kita menyusup kesana untuk meracuni seseorang di istana" kata Geovan.

"Apa? Bagaimana bisa?" Vera pun mencoba menggali ingatan Vera yang asli sebelum meminum racun buatannya itu, namun ia sama sekali tidak menemukan informasi yang berguna. Perbuatannya murni untuk menarik perhatian Putra Mahkota.

Menurut plot harusnya setelah meminum racun, ia sadar dua hari kemudian, barulah memiliki ide untuk meracuni tokoh utama karena marah terhadap Putra Mahkota yang sama sekali tak memperdulikannya dan menyuruh pelayan kepercayaannya menyusup ke acara tersebut.

Namun, sekarang dia tidak menghadiri undangan tersebut tetapi plot masih berlanjut, siapa yang membawa racun itu ke istana dan menggunakan racun itu?

Keahlian Vera yang asli dalam membuat racun dan obat benar-benar membuat pusing dirinya yang sekarang.

"Harusnya tadi aku bersikeras bertanya dimana racun itu pada Nana" batin Vera menyesal.

Racun yang diminum Vera telah disesuaikan dosisnya dan dilarutkan dengan sedikit penawar, sehingga efek komanya tidak separah yang diminum Liliana. Jika memang sesuai novel maka yang bisa membuat penawar hanya tokoh utama pria kedua, seorang Grand Duke dari utara. Tapi dalam novel saat Liliana sadar, keluarganya sudah mati dan Vera menjadi yang terakhir dieksekusi menunggu pulihnya Liliana, artinya Liliana koma bisa satu tahun atau bahkan lebih, "Berarti sekarang aku butuh antidotenya sebelum tokoh utama pria kedua yang membuatnya, ini juga langkah agar keluarga ini selamat"

"Kak Gio, tolong ulur waktu untukku, akan aku ambilkan penawarnya" kata Vera kemudian ia pergi ke kamarnya.

Vera menggali ke dalam ingatan Vera yang asli, ada ruangan tersembunyi di kamarnya, itu adalah tempatnya bereksperimen dan meneliti. Sudah bukan rahasia lagi bagi keluarganya.

Vera membuka buku catatan Vera yang asli. Terakhir ia meminum racun sebuah bunga ada dalam catatan dan ditandai, tapi mencari penawarnya cukup membuat Vera kesulitan tapi akhirnya menemukannya, sebelum meminum racun Vera sudah menduga bahwa gadis itu akan menyiapkan penawar untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

Vera mencari dalam botol yang telah ditandai, Oleander antidote dan kemudian mengambil sedikit di pipet kemudian memasukkannya dalam tabung mini sebelum menutupnya rapat. Karena ia tak tahu berapa banyak takaran racunnya, Vera membawa dua tabung mini berisi penawar.

"Akhirnya siap" katanya cukup bangga bisa menemukan penawarnya.

"Nana, berikan obat ini pada kakakku" kata Vera.

Vera berfikir jika dia keluar sekarang dan menunjukkan diri, hal itu akan memperkuat kecurigaan bahwa dialah pelakunya. Karena pihak istana tahu dirinya sedang sakit, maka ia harus bertingkah seolah sakit meskipun keadaannya telah membaik.

Vera berbaring di tempat tidurnya dengan tenang. Tunggu kakaknya kembali, ia akan menangkap kaki tangan dan mata-mata yang dikirimkan oleh musuh untuk menjatuhkan keluarga Duke Verita.

Giovan kembali ke mansion saat malam sudah larut. Wajahnya sudah lebih baik dari pada sore hari tadi. Duke yang bersama dengannya pun terlihat cukup lelah tapi tak ada tatapan tertekan dimata mereka.

Sepertinya meskipun sulit tapi mereka berhasil lepas dari tuduhan karena berhasil menstabilkan kondisi tokoh utama. Sekarang mereka pasti berfikiran sama dengan Vera. Siapa yang berani menjebak keluarga Duke Verita.

Malam itu juga Duke dan Duchess mengumpulkan anggota keluarga dan seluruh pelayan dalam mansion. Dalam karya aslinya, kaki tangan dan mata-mata itu menargetkan Giovan yang mencari bukti bahwa keluarganya tidak bersalah dan memusnahkan segala petunjuk dan bukti untuk memperberat hukuman anggota keluarga Duke Verita. Namun karena Time Line Vera bejalan jauh dari aslinya, para penjahat itu menggantikan perannya untuk meracuni tokoh utama. Meskipun ada perbedaan dengan plot, tapi Vera yakin pelaku penjebakan tetap sama.

Giovan telah merinci siapa saja yang keluar masuk mansion dan mendata apa saja kegiatan mereka selama seminggu. Giovan mengintrogasi satu persatu pelayan, terutama menyoroti kelima pelayan yang berada disisi Vera.

Sesuai dengan prediksi Vera, pelaku yang menjebaknya sama dengan yang disebutkan di novel. Ada dua orang tersangka yang berhasil ditangkap yaitu pelayan yang berada disisinya yang bertugas memata-matai Vera dan keluarganya dan pelayan disisi Duchess Verita yang bertugas menyampaikan informasi pada majikan aslinya.

Duke Verita tidak cukup baik untuk hanya mengusir kedua pekerja di mansion nya. Mereka di interogasi dan disiksa di ruang bawah tanah, mereka bungkam akan siapa orang yang berada dibalik mereka.

Keesokan harinya kesatria Verita yang berjaga di ruang bawah tanah menemukan dua pelayan itu mati bunuh diri dengan menggigit lidahnya. Duke Verita mendengar kabar tersebut hanya menghembuskan nafas berat karena emosi yang tertahan. Siang harinya ia pergi untuk melapor kepada Kaisar akan seluruh kejadian di kediamannya.

**TBC**

Terpopuler

Comments

Sulati Cus

Sulati Cus

kurasa majika sesungguhnya yg protagonis cewek si lilian

2024-05-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!