Dicintai Adiknya Dinikahi Kakaknya
Seorang gadis lari tergesa-gesa dengan tubuh yang bergetar hebat sesaat setelah melihat aksi pembunuhan terjadi di depan matanya.
"Cari dia sampai ketemu dan jangan pernah biarkan dia lolos."ucap orang-orang bertubuh kekar itu.
Gadis itu kini tengah menutup mulutnya sendiri dengan tangannya sendiri, didalam persembunyiannya itu.
"Dimanapun kau bersembunyi kau tidak akan pernah bisa lari dari daerah kekuasaan kami! maka lebih baik kau menyerahkan diri!."ucap salah seorang dari mereka.
Gadis yang kini tengah berada di samping mobil mewah di parkiran sebuah gedung perkantoran tersebut, masih berusaha untuk bisa meloloskan diri. hingga saat seseorang membuka pintu mobil tersebut dan menarik masuk wanita yang hampir saja menjerit ketakutan itu .
"Diam aku bukan orang jahat."ucap pria yang kini menghidupkan mesin mobilnya dan pergi begitu saja tanpa mereka curigai karena yang mereka tahu itu adalah salah satu mobil penguasa gedung pencakar langit itu.
Mereka tidak akan pernah berani berurusan dengan pria itu, karena mereka pun masih sangat menyayangi nyawa mereka saat ini.
Sementara itu di dalam mobil setelah merasa aman wanita yang kini tampak lusuh dengan pakaian yang teramat sederhana itupun mengangkat wajahnya.
"Kau sudah aman, sekarang kau mau kemana? ucap pria tampan yang sangat gagah berkarisma tersebut.
"Saya tidak tahu harus kemana? tuan semua barang bawaan saya tertinggal di sana termasuk uang yang saya tabung selama dua tahun terakhir sebelum nenek saya meninggal semua ada di tas itu."ucap gadis yang kini masih terlihat ketakutan bahkan bicaranya pun tidak karu-karuan.
"Minumlah agar kau bisa sadar dan tenang."ucap pria itu.
Gadis itu meraih botol air mineral tersebut.
"Terimakasih tuan."ucap nya.
"Heumm."jawab pria itu singkat.
"Turunkan saja saya di sana tuan saya tidak ingin merepotkan Anda."ucap gadis itu lagi.
"Apa? kau ingin kembali bertemu dengan masalah."ucap pria itu lagi.
"Tapi saya tidak ingin merepotkan Anda."ucap gadis itu.
"Kau bilang kau menyimpan uang itu di dalam tas lalu itu tas yang kau bawa."pria itu menunjuk ke arah tas selempang wanita yang ia bawa.
"Ya ini tas milikku tapi uang ku aku simpan di dalam sebuah kaus kaki yang ada di dalam pakaian ku untuk menghindari pencopet."ucap gadis itu.
Pria itu terdiam lalu menggelengkan kepalanya.
Dia tidak habis pikir masih ada ide aneh untuk mengamankan barang berharga dari pencopet.
Hingga mobil mewah itu memasuki halaman rumah mewah yang dijaga oleh puluhan orang bertubuh besar yang kini berjajar dari mulai pintu gerbang hingga ke depan pintu masuk tersebut.
Gadis itu terdiam sambil memikirkan satu pepatah yang mengatakan keluar dari kandang singa masuk ke kandang buaya atau sebaliknya itulah yang saat ini tengah dirasakan oleh gadis itu.
Pria itu pun keluar dari dalam mobil yang kini diambil alih oleh salah seorang anak buahnya.
"Tuan bagaimana? dengan wanita ini."tanya pria yang kini masuk kedalam mobil.
"Turunkan persilahkan dia masuk."ucap pria itu.
"Turunlah Nona atau kau akan tinggal di dalam garasi yang gelap itu."ucap pria itu lagi.
"Papah! papah sudah pulang."ucap pria kecil yang tampan itu.
"Heumm... jagoan papah belum tidur selarut ini."ucap pria itu.
"Belum Pah...nunggu hadiah dari papah."ucap pria kecil itu.
"Ah, hadiah... maafkan papah Boy tapi yang papah bawa hanya dia."ucap pria tampan itu menunjuk ke arah gadis cantik yang kini berdiri di belakang pria itu.
"Mama..."ucap pria kecil itu.
"Heumm..."ujar pria dewasa itu lagi.
Sementara gadis itu hanya mematung di tempatnya.
"Perkenalkan dirimu pada Kevin putra ku. dia sedang berulang tahun jadi jangan buat dia menangis atau nyawamu dalam bahaya."ucap pria itu pelan tapi penuh penekanan.
"Hi... Boy nama ku Zoya."ucap Gadis bernama Zoya tersebut.
"Aku Kevin mama Zoya."ucap anak manis itu.
Zoya hanya tersenyum kecil saat Kevin memanggilnya Mama.
Hati gadis itu menghangat saat melihat senyum tulus dari Kevin.
"Masuklah Kevin bawa dia masuk."ucap pria tadi.
"Mama ayo masuk kita bisa masuk angin'jika terus disini."ucap Kevin.
Zoya pun masuk bersama dengan Kevin, tapi sampai di ruang keluarga dia bertemu dengan pria yang dua tahun lalu menyelamatkan hidupnya dari para preman yang ingin menodai dirinya.
"Flashback on"
Saat ini Zoya baru selesai menjajakan kue dagangannya, waktu pun berganti petang dia hendak pulang ke rumah ibu angkatnya yang merupakan tetangga dekat kedua orang tuanya itu.
Tiba-tiba seseorang membekap Zoya dari belakang dan dia pun pingsan.
Saat Zoya sadar dia sudah terikat di kursi kayu yang ada di tempat gelap dan hanya ada sinar bulan yang masuk lewat celah bangunan itu.
"Cukup!! stop jangan sentuh lagi aku mohon stop jangan sentuh lagi!."teriak gadis itu.
"Belum sayang.....belum juga dimulai baru mau pemanasan."ucap salah satu pria yang merupakan pimpinan dari mereka.
"Tidak!! jangan.
Buug....
Darah segar itu muncrat dari kepala yang hancur itu.
"Jangan sentuh wanita itu jika kalian tidak ingin bernasib sama dengannya."ucap pria itu.
Kedua pria itu kocar-kacir saat itu juga. dan mereka tidak mungkin melawan mesin pembunuh yang tidak ada lawan yang bisa mengalahkannya.
"bangunlah, mereka sudah pergi."ucap pria yang sudah melepaskan ikatan yang melilit tubuhnya itu.
Pria itu melepaskan kemeja berwarna biru di tubuhnya itu, dia langsung memberikan itu untuk menutup tubuh Zoya.
Pria yang memiliki tato rajawali di punggung nya itu terlihat sangat tampan meskipun dari cahaya remang-remang.
Hingga wajah itu terlihat jelas saat dia memberikan sejumlah uang untuk mengganti uang yang diambil oleh preman tadi.
"Pulanglah, kamu aman sekarang."
"Flashback off.
"Uncle lihat Kevin punya mama sebagai kado ulang tahun."ucap Kevin pada peria yang kini tengah menatap lekat wajah cantik itu.
"Sungguh nasib mu sangat malang."ucap pria itu yang kini menggeleng pelan.
Zoya pun terperanjat kaget.
Saat mendengar kata-kata itu, "Mama ayo pergi jangan dengarkan uncle yang suka bicara sembarangan."ucap Kevin.
Zoya bagaikan kucing manis yang terus mengikuti perkataan tuanya itu.
Sampai saat gadis itu tiba di sebuah kamar bernuansa putih, abu yang luas dengan ranjang berukuran king size dengan wangi maskulin yang menyeruak di indera penciuman nya.
"Mama ini kamar papah.... dan mama bisa tidur disini."ucap Kevin sontak membuat mata Zoya membulat sempurna.
"Tidak-tidak Kevin Zoya tidur di kamar Kevin saja ya."ucap Zoya.
"Baiklah mama sayang ayo ikut ke kamar."ucap Kevin.
...🌼🌼🌼🌼🌼...
Zoya baru saja menelan ludahnya saat melihat beberapa pria bertubuh kekar kini tengah menjaga ranjang milik Kevin.
"Ayo tidur Mama ini sudah larut."ucap Kevin.
"Kevin bisa minta tolong orang-orang itu untuk berjaga-jaga di luar dulu... karena mama tidak bisa tidur jika ada orang asing di kamar bersama dengan kita."ujar Zoya.
"Tidak bisa!."ujar seseorang yang baru saja tib a di kamar tersebut.
Zoya hanya menatap pada pria yang tadi telah menyelamatkan hidupnya.
"Pergilah, dia yang akan menunjukkan dimana kamar mu."ucap pria itu datar.
"Terimakasih."ucap Zoya yang kini mengikuti seseorang yang kini berjalan di bagian depan.
Sesampainya di kamar itu, dia kembali terkagum-kagum saat melihat interior kamar tersebut sangat mewah.
Maklum saja selama ini dia tinggal di tempat yang sangat sederhana, jadi saat melihat kemewahan itu membuat dirinya merasa takjub.
Gadis itu langsung mengunci pintu kamar tersebut dia yang merasa kegerahan pun pergi menuju kedalam kamar mandi.
Saat disana dia tidak mengerti bagaimana caranya dia bisa mandi sementara disitu tidak ada bak penampungan air dan juga dikamar mandi tersebut beralaskan karpet bulu di setiap lantainya.
Dia tidak tahu jika itu adalah kamar mandi kering.
Zoya pun mengingat-ingat bagaimana? caranya menyalakan air untuk mengisi bathtub-e seperti di film yang pernah ia tonton dulu.
Dia juga mengingat bahwa saat dia berkunjung ke rumah temannya saat dia ingin buang air di toilet duduk.
Zoya terus berfikir keras hingga saat dia mengingat satu persatu apa? yang harus dilakukan saat itu.
Akhirnya dia berhasil mengisi bathtub-e dengan air dingin saja karena dia tidak tahu bahwa disana ada shower air hangat.
Zoya pun masuk kedalam bathtub-e tersebut dengan sangat hati-hati karena dia tidak ingin air meleber kemana-mana karena disamping bathtub-e tersebut ada karpet yang harus dijaga kekeringannya.
Mungkin jika ada yang melihat tingkah Zoya yang konyol malam ini akan tertawa terbahak-bahak melihat sifatnya yang terlalu kampungan.
Sampai saat Zoya selesai mandi, dia baru mengingat bahwa saat ini dia tidak membawa baju ganti dan dia kebingungan harus menggunakan apa saat ini.
Dia melihat ada handuk yang tersimpan rapi di tempat tempat penyimpanan awalnya dia ragu untuk menggunakan itu.
Zoya pun turun dari dalam bathtub-e dan meraih handuk tersebut.
setelah menggunakan handuk dia berjalan keluar dari dalam kamar mandi tersebut, Zoya kembali kebingungan karena tidak mungkin dirinya terus menggunakan handuk semalaman tidak hanya itu saat ini dia juga tidak menggunakan pakaian dalam.
Tiba-tiba ada suara ketukan pintu dari luar, Zoya semakin dibuat kebingungan karena tidak mungkin dia membuka pintu dalam keadaan seksi seperti saat ini hanya berbalut handuk, sementara dirinya tidak melihat satu wanita pun yang ada di sana.
Zoya langsung meraih selimut tebal yang sangat lebar itu dia langsung menggunakan itu untuk menutupi tubuhnya. meskipun kesulitan untuk berjalan.
Sesampainya di depan pintu,dia langsung membuka kunci dan membuka pintu perlahan.
"Kau sudah tidur, ini pakaian ganti untuk mu."ucap pria tampan yang pernah menyelamatkan dirinya dulu.
"Ah ya terimakasih."ucap Zoya sopan.
"Disini tidak ada pelayan wanita jadi kamu harus mandiri jika ingin meminta bantuan minta pada kepala pelayan besok."ucap pria itu .
"Terimakasih tuan."ucap Zoya.
"Heumm."ujar pria yang masih berbicara di balik pintu.
Pria itu pergi setelah memberikan pakaian ganti yang tadi dibelikan oleh salah satu asisten rumah tersebut.
Zoya pun akhirnya bernafas lega, dia menggunakan pakaian tersebut dengan terburu-buru.
Ternyata ada dua setel pakaian termasuk piyama tidur dan juga pakaian santai.
Dia memilih piyama tidur yang akan digunakan saat ini tapi dia heran kenapa semua ukuran itu begitu pas di tubuhnya.
Sampai saat selesai menggunakan pakaian tersebut dia pun mematung di depan cermin.
Dia merasa ada pancaran yang berbeda dari dirinya saat menggunakan pakaian tersebut . mungkin karena selama ini baju yang sering dia gunakan adalah baju bekas dan itu adalah pemberian dari kakak angkat nya.
Akhirnya Zoya bisa lega dengan begitu malam ini Zoya bisa tidur nyenyak di kamar tersebut.
Pagi pun menjelma, saat ini Zoya sedang bersiap untuk keluar setelah mandi dan berganti pakaian .
Saat Zoya keluar dari dalam kamar dia melihat seluruh pelayan pria tengah membersihkan rumah yang memang terlihat sangat bersih itu dan tidak ada debu yang menempel sedikit pun dari setiap ruangan tersebut.
"Maaf tuan-tuan saya disini harus melakukan apa? ya,,, saya bingung."ucap Zoya.
"Anda tidak perlu melakukan apapun nyonya cukup duduk santai dan menemani tuan muda kecil."ucap salah satu pria yang kini terlihat sangat sopan terhadap Zoya.
Zoya pun berjalan melewati mereka dengan sopan bahkan wanita itu terus mengucapkan kata permisi.
Sampai saat dia menabrak sesuatu yang keras di hadapannya.
"Ah,,,"pekik Zoya.
"Kau itu sedang apa? jalan di rumah ini masih lebar."ucap pria yang semalam menyelamatkan dirinya.
"Ah,, maafkan saya tuan."ucap Zoya.
"Cepat temui Kevin dia memanggil nama mu terus."ucap pria itu.
"Ah, ya tuan saya kesana sekarang."ucap Zoya.
Zoya yang kini menghentikan langkahnya dia pun berbalik dan hendak bertanya tapi pria yang tadi masih menggunakan kimono tidur itu sudah menghilang.
"Cepat sekali, seperti Naruto dengan jurus seribu bayangan."ucap gadis itu.
"Eheum,,,"suara seseorang berdehem mengagetkan Zoya hingga gadis itu hampir melompat karena kaget.
"Kau sedang apa?."ucap pria itu.
"Eh, itu saya mau ke kamar Kevin tapi tidak tahu dimana? kamarnya... saya lupa."ucap Zoya.
"Ikut aku, lagipula untuk apa? bertemu dengan bocah itu."tanyanya.
"Tuan yang semalam meminta ku untuk menemui Kevin."ucap Zoya.
"Dia Adrian Tama, kakak ku...kau bisa panggil dia Tama atau apalah itu yang jelas jangan panggil dia dengan sebutan mas. nyawa mu bisa melayang."ucap pria itu.
"Terus tuan sendiri siapa? nama tuan."tanya Zoya.
"Namaku Andreas, kau juga pasti bisa menebak namun belakangku."ucap pria itu.
"Pasti Andreas Tama."ucap Zoya.
"Heumm..."ucap pria itu yang terus berjalan menuju sebuah kamar yang dituju.
Sesampainya di kamar tersebut, pria itu langsung membukakan pintu untuk Zoya. dan mempersilahkan dia masuk.
Andreas terlihat sangat ramah dibandingkan dengan orang-orang yang lainnya.
"Mama..."pangil Kevin yang terlihat baru keluar dari dalam kamar mandi bersama dengan pengasuh pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments