NovelToon NovelToon

Dicintai Adiknya Dinikahi Kakaknya

Bab 1

Seorang gadis lari tergesa-gesa dengan tubuh yang bergetar hebat sesaat setelah melihat aksi pembunuhan terjadi di depan matanya.

"Cari dia sampai ketemu dan jangan pernah biarkan dia lolos."ucap orang-orang bertubuh kekar itu.

Gadis itu kini tengah menutup mulutnya sendiri dengan tangannya sendiri, didalam persembunyiannya itu.

"Dimanapun kau bersembunyi kau tidak akan pernah bisa lari dari daerah kekuasaan kami! maka lebih baik kau menyerahkan diri!."ucap salah seorang dari mereka.

Gadis yang kini tengah berada di samping mobil mewah di parkiran sebuah gedung perkantoran tersebut, masih berusaha untuk bisa meloloskan diri. hingga saat seseorang membuka pintu mobil tersebut dan menarik masuk wanita yang hampir saja menjerit ketakutan itu .

"Diam aku bukan orang jahat."ucap pria yang kini menghidupkan mesin mobilnya dan pergi begitu saja tanpa mereka curigai karena yang mereka tahu itu adalah salah satu mobil penguasa gedung pencakar langit itu.

Mereka tidak akan pernah berani berurusan dengan pria itu, karena mereka pun masih sangat menyayangi nyawa mereka saat ini.

Sementara itu di dalam mobil setelah merasa aman wanita yang kini tampak lusuh dengan pakaian yang teramat sederhana itupun mengangkat wajahnya.

"Kau sudah aman, sekarang kau mau kemana? ucap pria tampan yang sangat gagah berkarisma tersebut.

"Saya tidak tahu harus kemana? tuan semua barang bawaan saya tertinggal di sana termasuk uang yang saya tabung selama dua tahun terakhir sebelum nenek saya meninggal semua ada di tas itu."ucap gadis yang kini masih terlihat ketakutan bahkan bicaranya pun tidak karu-karuan.

"Minumlah agar kau bisa sadar dan tenang."ucap pria itu.

Gadis itu meraih botol air mineral tersebut.

"Terimakasih tuan."ucap nya.

"Heumm."jawab pria itu singkat.

"Turunkan saja saya di sana tuan saya tidak ingin merepotkan Anda."ucap gadis itu lagi.

"Apa? kau ingin kembali bertemu dengan masalah."ucap pria itu lagi.

"Tapi saya tidak ingin merepotkan Anda."ucap gadis itu.

"Kau bilang kau menyimpan uang itu di dalam tas lalu itu tas yang kau bawa."pria itu menunjuk ke arah tas selempang wanita yang ia bawa.

"Ya ini tas milikku tapi uang ku aku simpan di dalam sebuah kaus kaki yang ada di dalam pakaian ku untuk menghindari pencopet."ucap gadis itu.

Pria itu terdiam lalu menggelengkan kepalanya.

Dia tidak habis pikir masih ada ide aneh untuk mengamankan barang berharga dari pencopet.

Hingga mobil mewah itu memasuki halaman rumah mewah yang dijaga oleh puluhan orang bertubuh besar yang kini berjajar dari mulai pintu gerbang hingga ke depan pintu masuk tersebut.

Gadis itu terdiam sambil memikirkan satu pepatah yang mengatakan keluar dari kandang singa masuk ke kandang buaya atau sebaliknya itulah yang saat ini tengah dirasakan oleh gadis itu.

Pria itu pun keluar dari dalam mobil yang kini diambil alih oleh salah seorang anak buahnya.

"Tuan bagaimana? dengan wanita ini."tanya pria yang kini masuk kedalam mobil.

"Turunkan persilahkan dia masuk."ucap pria itu.

"Turunlah Nona atau kau akan tinggal di dalam garasi yang gelap itu."ucap pria itu lagi.

"Papah! papah sudah pulang."ucap pria kecil yang tampan itu.

"Heumm... jagoan papah belum tidur selarut ini."ucap pria itu.

"Belum Pah...nunggu hadiah dari papah."ucap pria kecil itu.

"Ah, hadiah... maafkan papah Boy tapi yang papah bawa hanya dia."ucap pria tampan itu menunjuk ke arah gadis cantik yang kini berdiri di belakang pria itu.

"Mama..."ucap pria kecil itu.

"Heumm..."ujar pria dewasa itu lagi.

Sementara gadis itu hanya mematung di tempatnya.

"Perkenalkan dirimu pada Kevin putra ku. dia sedang berulang tahun jadi jangan buat dia menangis atau nyawamu dalam bahaya."ucap pria itu pelan tapi penuh penekanan.

"Hi... Boy nama ku Zoya."ucap Gadis bernama Zoya tersebut.

"Aku Kevin mama Zoya."ucap anak manis itu.

Zoya hanya tersenyum kecil saat Kevin memanggilnya Mama.

Hati gadis itu menghangat saat melihat senyum tulus dari Kevin.

"Masuklah Kevin bawa dia masuk."ucap pria tadi.

"Mama ayo masuk kita bisa masuk angin'jika terus disini."ucap Kevin.

Zoya pun masuk bersama dengan Kevin, tapi sampai di ruang keluarga dia bertemu dengan pria yang dua tahun lalu menyelamatkan hidupnya dari para preman yang ingin menodai dirinya.

"Flashback on"

Saat ini Zoya baru selesai menjajakan kue dagangannya, waktu pun berganti petang dia hendak pulang ke rumah ibu angkatnya yang merupakan tetangga dekat kedua orang tuanya itu.

Tiba-tiba seseorang membekap Zoya dari belakang dan dia pun pingsan.

Saat Zoya sadar dia sudah terikat di kursi kayu yang ada di tempat gelap dan hanya ada sinar bulan yang masuk lewat celah bangunan itu.

"Cukup!! stop jangan sentuh lagi aku mohon stop jangan sentuh lagi!."teriak gadis itu.

"Belum sayang.....belum juga dimulai baru mau pemanasan."ucap salah satu pria yang merupakan pimpinan dari mereka.

"Tidak!! jangan.

Buug....

Darah segar itu muncrat dari kepala yang hancur itu.

"Jangan sentuh wanita itu jika kalian tidak ingin bernasib sama dengannya."ucap pria itu.

Kedua pria itu kocar-kacir saat itu juga. dan mereka tidak mungkin melawan mesin pembunuh yang tidak ada lawan yang bisa mengalahkannya.

"bangunlah, mereka sudah pergi."ucap pria yang sudah melepaskan ikatan yang melilit tubuhnya itu.

Pria itu melepaskan kemeja berwarna biru di tubuhnya itu, dia langsung memberikan itu untuk menutup tubuh Zoya.

Pria yang memiliki tato rajawali di punggung nya itu terlihat sangat tampan meskipun dari cahaya remang-remang.

Hingga wajah itu terlihat jelas saat dia memberikan sejumlah uang untuk mengganti uang yang diambil oleh preman tadi.

"Pulanglah, kamu aman sekarang."

"Flashback off.

"Uncle lihat Kevin punya mama sebagai kado ulang tahun."ucap Kevin pada peria yang kini tengah menatap lekat wajah cantik itu.

"Sungguh nasib mu sangat malang."ucap pria itu yang kini menggeleng pelan.

Zoya pun terperanjat kaget.

Saat mendengar kata-kata itu, "Mama ayo pergi jangan dengarkan uncle yang suka bicara sembarangan."ucap Kevin.

Zoya bagaikan kucing manis yang terus mengikuti perkataan tuanya itu.

Sampai saat gadis itu tiba di sebuah kamar bernuansa putih, abu yang luas dengan ranjang berukuran king size dengan wangi maskulin yang menyeruak di indera penciuman nya.

"Mama ini kamar papah.... dan mama bisa tidur disini."ucap Kevin sontak membuat mata Zoya membulat sempurna.

"Tidak-tidak Kevin Zoya tidur di kamar Kevin saja ya."ucap Zoya.

"Baiklah mama sayang ayo ikut ke kamar."ucap Kevin.

...🌼🌼🌼🌼🌼...

Zoya baru saja menelan ludahnya saat melihat beberapa pria bertubuh kekar kini tengah menjaga ranjang milik Kevin.

"Ayo tidur Mama ini sudah larut."ucap Kevin.

"Kevin bisa minta tolong orang-orang itu untuk berjaga-jaga di luar dulu... karena mama tidak bisa tidur jika ada orang asing di kamar bersama dengan kita."ujar Zoya.

"Tidak bisa!."ujar seseorang yang baru saja tib a di kamar tersebut.

Zoya hanya menatap pada pria yang tadi telah menyelamatkan hidupnya.

"Pergilah, dia yang akan menunjukkan dimana kamar mu."ucap pria itu datar.

"Terimakasih."ucap Zoya yang kini mengikuti seseorang yang kini berjalan di bagian depan.

Sesampainya di kamar itu, dia kembali terkagum-kagum saat melihat interior kamar tersebut sangat mewah.

Maklum saja selama ini dia tinggal di tempat yang sangat sederhana, jadi saat melihat kemewahan itu membuat dirinya merasa takjub.

Gadis itu langsung mengunci pintu kamar tersebut dia yang merasa kegerahan pun pergi menuju kedalam kamar mandi.

Saat disana dia tidak mengerti bagaimana caranya dia bisa mandi sementara disitu tidak ada bak penampungan air dan juga dikamar mandi tersebut beralaskan karpet bulu di setiap lantainya.

Dia tidak tahu jika itu adalah kamar mandi kering.

Zoya pun mengingat-ingat bagaimana? caranya menyalakan air untuk mengisi bathtub-e seperti di film yang pernah ia tonton dulu.

Dia juga mengingat bahwa saat dia berkunjung ke rumah temannya saat dia ingin buang air di toilet duduk.

Zoya terus berfikir keras hingga saat dia mengingat satu persatu apa? yang harus dilakukan saat itu.

Akhirnya dia berhasil mengisi bathtub-e dengan air dingin saja karena dia tidak tahu bahwa disana ada shower air hangat.

Zoya pun masuk kedalam bathtub-e tersebut dengan sangat hati-hati karena dia tidak ingin air meleber kemana-mana karena disamping bathtub-e tersebut ada karpet yang harus dijaga kekeringannya.

Mungkin jika ada yang melihat tingkah Zoya yang konyol malam ini akan tertawa terbahak-bahak melihat sifatnya yang terlalu kampungan.

Sampai saat Zoya selesai mandi, dia baru mengingat bahwa saat ini dia tidak membawa baju ganti dan dia kebingungan harus menggunakan apa saat ini.

Dia melihat ada handuk yang tersimpan rapi di tempat tempat penyimpanan awalnya dia ragu untuk menggunakan itu.

Zoya pun turun dari dalam bathtub-e dan meraih handuk tersebut.

setelah menggunakan handuk dia berjalan keluar dari dalam kamar mandi tersebut, Zoya kembali kebingungan karena tidak mungkin dirinya terus menggunakan handuk semalaman tidak hanya itu saat ini dia juga tidak menggunakan pakaian dalam.

Tiba-tiba ada suara ketukan pintu dari luar, Zoya semakin dibuat kebingungan karena tidak mungkin dia membuka pintu dalam keadaan seksi seperti saat ini hanya berbalut handuk, sementara dirinya tidak melihat satu wanita pun yang ada di sana.

Zoya langsung meraih selimut tebal yang sangat lebar itu dia langsung menggunakan itu untuk menutupi tubuhnya. meskipun kesulitan untuk berjalan.

Sesampainya di depan pintu,dia langsung membuka kunci dan membuka pintu perlahan.

"Kau sudah tidur, ini pakaian ganti untuk mu."ucap pria tampan yang pernah menyelamatkan dirinya dulu.

"Ah ya terimakasih."ucap Zoya sopan.

"Disini tidak ada pelayan wanita jadi kamu harus mandiri jika ingin meminta bantuan minta pada kepala pelayan besok."ucap pria itu .

"Terimakasih tuan."ucap Zoya.

"Heumm."ujar pria yang masih berbicara di balik pintu.

Pria itu pergi setelah memberikan pakaian ganti yang tadi dibelikan oleh salah satu asisten rumah tersebut.

Zoya pun akhirnya bernafas lega, dia menggunakan pakaian tersebut dengan terburu-buru.

Ternyata ada dua setel pakaian termasuk piyama tidur dan juga pakaian santai.

Dia memilih piyama tidur yang akan digunakan saat ini tapi dia heran kenapa semua ukuran itu begitu pas di tubuhnya.

Sampai saat selesai menggunakan pakaian tersebut dia pun mematung di depan cermin.

Dia merasa ada pancaran yang berbeda dari dirinya saat menggunakan pakaian tersebut . mungkin karena selama ini baju yang sering dia gunakan adalah baju bekas dan itu adalah pemberian dari kakak angkat nya.

Akhirnya Zoya bisa lega dengan begitu malam ini Zoya bisa tidur nyenyak di kamar tersebut.

Pagi pun menjelma, saat ini Zoya sedang bersiap untuk keluar setelah mandi dan berganti pakaian .

Saat Zoya keluar dari dalam kamar dia melihat seluruh pelayan pria tengah membersihkan rumah yang memang terlihat sangat bersih itu dan tidak ada debu yang menempel sedikit pun dari setiap ruangan tersebut.

"Maaf tuan-tuan saya disini harus melakukan apa? ya,,, saya bingung."ucap Zoya.

"Anda tidak perlu melakukan apapun nyonya cukup duduk santai dan menemani tuan muda kecil."ucap salah satu pria yang kini terlihat sangat sopan terhadap Zoya.

Zoya pun berjalan melewati mereka dengan sopan bahkan wanita itu terus mengucapkan kata permisi.

Sampai saat dia menabrak sesuatu yang keras di hadapannya.

"Ah,,,"pekik Zoya.

"Kau itu sedang apa? jalan di rumah ini masih lebar."ucap pria yang semalam menyelamatkan dirinya.

"Ah,, maafkan saya tuan."ucap Zoya.

"Cepat temui Kevin dia memanggil nama mu terus."ucap pria itu.

"Ah, ya tuan saya kesana sekarang."ucap Zoya.

Zoya yang kini menghentikan langkahnya dia pun berbalik dan hendak bertanya tapi pria yang tadi masih menggunakan kimono tidur itu sudah menghilang.

"Cepat sekali, seperti Naruto dengan jurus seribu bayangan."ucap gadis itu.

"Eheum,,,"suara seseorang berdehem mengagetkan Zoya hingga gadis itu hampir melompat karena kaget.

"Kau sedang apa?."ucap pria itu.

"Eh, itu saya mau ke kamar Kevin tapi tidak tahu dimana? kamarnya... saya lupa."ucap Zoya.

"Ikut aku, lagipula untuk apa? bertemu dengan bocah itu."tanyanya.

"Tuan yang semalam meminta ku untuk menemui Kevin."ucap Zoya.

"Dia Adrian Tama, kakak ku...kau bisa panggil dia Tama atau apalah itu yang jelas jangan panggil dia dengan sebutan mas. nyawa mu bisa melayang."ucap pria itu.

"Terus tuan sendiri siapa? nama tuan."tanya Zoya.

"Namaku Andreas, kau juga pasti bisa menebak namun belakangku."ucap pria itu.

"Pasti Andreas Tama."ucap Zoya.

"Heumm..."ucap pria itu yang terus berjalan menuju sebuah kamar yang dituju.

Sesampainya di kamar tersebut, pria itu langsung membukakan pintu untuk Zoya. dan mempersilahkan dia masuk.

Andreas terlihat sangat ramah dibandingkan dengan orang-orang yang lainnya.

"Mama..."pangil Kevin yang terlihat baru keluar dari dalam kamar mandi bersama dengan pengasuh pria itu.

Bab 2

Zoya langsung menyambut pria kecil itu, dirinya bahkan memberikan pelukan terhadap Kevin.

"Eum... sudah wangi ya kamu tampan sekali sih anak pintar."ucap Zoya.

Sementara yang saat ini tengah berada di hadapan Zoya tengah tersenyum manis kearah mereka.

Andreas membayangkan jika saja ibunya Kevin yang melakukan hal itu, mungkin sampai saat ini kakaknya akan mempertahankan pernikahan itu.

Tapi sayang, semua tetap tidak sesuai dengan kenyataan.

Nyatanya wanita itu bahkan menolak kehadiran bayi yang ada di rahimnya, sehingga kakaknya berupaya untuk membuat wanita itu mengandung dan melahirkan anak tersebut yaitu Kevin yang kini sudah berusia empat tahun.

Akhirnya Kevin lahir dan perjanjian itu selesai, wanita gila popularitas itu lebih memilih karir nya dibandingkan dengan anaknya yang begitu tampan dan menggemaskan.

"Mama,,, Kevin lapar."ucap anak yang kini berada di dalam gendongan Zoya.

"Baiklah sayang, Mama akan buat sarapan pagi untukmu."ucap Zoya sok-sokan ingin masak padahal dia sendiri tidak mengerti apa? yang harus dia lakukan dengan dapur yang super modern dan canggih itu.

Saat tiba di dapur gadis itu bahkan tidak menemukan mie instan sama sekali dan dia juga tidak melihat adanya wajan atau panci yang biasanya tergantung di dinding seperti yang ada di dapur ibu angkatnya itu.

Sementara Andreas yang sedari tadi memperhatikan tingkah gadis itu, dia sendiri kini tengah mengoleskan selai di atas roti tawar milik Kevin.

Pria itu terus memperhatikan tingkah Zoya yang membuat dia penasaran, termasuk Adrian yang baru bergabung dengan mereka.

"Apa? ada sirkus di sini. kenapa ? terus menatap kesana."ucap Adrian yang tiba-tiba saja terdiam saat melihat Zoya yang sedari tadi terlihat mencari sesuatu di sana sambil sesekali membenarkan rambutnya yang menutupi bagian wajahnya itu.

"Lebih dari sirkus ."ucap Andreas.

Setelah lelah mencari apa? yang iya butuhkan dia pun menyerah dan berkata sambil menghampiri meja tersebut.

"Maafkan Mama Kevin, mama tidak menemukan panci dan kompor juga mie instan yang sering dijadikan menu sarapan pagi oleh mama."ucap Zoya .

Sontak Andreas menahan tawa hingga perutnya itu merasa sakit.

"Kau tidak akan menemukan semua itu di sini karena semua yang kamu butuhkan ada di sini bawa meja itu, diatas juga ada."ucap Andreas.

Andreas pun tersenyum, dia tidak merasa kesal tapi justru merasa lucu.

"Maaf kan saya, karena tidak tahu tentang semua hal dan perbedaan orang kaya dengan orang miskin akan seperti ini."ucap Zoya sambil menunduk.

"Tidak apa-apa,, bukan masalah kaya atau miskin, semua hanya belum terbiasa...lain kali saat ada waktu luang aku akan memberitahu mu, sekarang sarapan ini dulu."ucap Andreas lembut.

"Terimakasih tapi rasanya tidak akan kenyang jika tidak makan nasi."ucap Zoya.

"Oh,,, begitu ya, nanti aku akan minta orang rumah untuk beli beras dan mie instan seperti yang kamu inginkan."ucap Andreas yang langsung membuat Adrian menggebrak meja.

Buk...

"Disini tidak akan ada makanan seperti itu jika kamu mau kamu bisa makan di luar!."ucap Adrian yang tidak suka makanan yang akan merusak kesehatan itu menurutnya.

Sontak Zoya terdiam, dia benar-benar kaget dan tidak menyangka akan di bentak seperti itu oleh orang asing.

"Maafkan saya tuan, nanti saya akan mencari barang-barang saya yang tertinggal di sana lalu akan pergi dari sini."ucap Zoya.

Adrian tidak menjawab dia berlalu pergi meninggalkan ketiganya.

"Mama jangan sedih ya, papah memang terkadang suka marah tapi dia baik ko."ucap Kevin yang menghampiri Zoya sambil memeluk kaki Zoya.

"Ya, sayang mama tidak sedih karena ada Kevin yang baik hati."ucap Zoya sambil membungkuk dan membingkai wajah Kevin.

"Zoya saya pergi dulu karena harus kekantor, kamu tidak perlu khawatir nanti aku akan minta orang untuk membeli sarapan pagi untuk mu."ucap Andreas lembut.

"Tidak usah mas ini juga sudah cukup."ucap Zoya sambil tersenyum manis.

"Baiklah."ucap pria tampan itu.

Andreas pun pergi menuju kamarnya, sementara Zoya dan Kevin masih berada di meja makan mereka masih menyantap sarapan pagi yaitu roti gandum yang dioles dengan selai Nutella.

Tidak lupa dengan segelas susu yang Andreas buat untuknya tadi.

Andreas dan Adrian memang pemilik rumah megah itu tapi mereka selalu melakukan semuanya sendiri pelayan yang begitu banyaknya hanya bertugas untuk menjaga kebersihan entah itu pakaian rumah dan barang lainnya.

Selebihnya mereka akan melakukan semua hal sendiri seperti membuat sarapan pagi dan lainnya termasuk menyiapkan pakaian sendiri dan membersihkan kamar sendiri kecuali toilet dan keperluan Kevin lainnya.

Itu semua dilakukan karena mereka menolak adanya pelayanan wanita atau wanita manapun di rumah itu.

Bukan semua orang sih tapi hanya Adrian hingga akhirnya Andreas pun tidak pernah membawa wanita manapun ke rumah.

Bukan karena mereka anti pada wanita, tapi trauma yang diberikan oleh perempuan membuat mereka seolah ingin menjauh dari mahluk yang namanya perempuan yang hanya akan membuat hati mereka lemah.

"Flashback on"

Dua puluh tahun yang lalu, saat Adrian berusia 10 tahun dan Andres lima tahun kehidupan mereka mengalami guncangan hebat.

Penyebabnya adalah karena kebangkrutan perusahaan milik ayahnya , hingga sang ibu berselingkuh dengan rekan bisnis dari ayahnya itu.

Saat perselingkuhan itu terbongkar, ayah mereka pun mengakhiri hidupnya dengan cara meminum racun.

Saat itu, tepat saat Adrian baru kembali dari sekolah dia menemukan adiknya tengah menangis jenazah ayahnya di depan kerumunan warga dan pihak kepolisian yang datang untuk mengamankan bukti-bukti dan membawa jenazah ke rumah sakit untuk diotopsi.

Sejak Ayah mereka dimakamkan hingga saat empat puluh hari kematian sang ayah ibunya tidak terlihat batang hidungnya sama sekali hingga saat rumah itu disita oleh pihak bank barulah wanita itu datang bersama dengan kekasihnya itu.

Tapi bukannya membawa mereka berdua bersamanya tapi Andreas dan Adrian malah dikirim ke panti asuhan.

Betapa pedih hati kedua kakak beradik itu hingga akhirnya setelah satu tahun tinggal di panti asuhan tersebut. datanglah sepasang paruh baya yang ingin mengadopsi anak laki-laki, namun bukan bayi yang mereka cari melainkan anak seumuran Adrian.

Saat itu ibu panti meminta Adrian untuk ikut bersama dengan mereka, namun Adrian menolak jika hanya dirinya yang mereka bawa.

Adrian tidak ingin terpisah dengan Andreas saudara satu-satunya yang mereka miliki selama ini. Dan pada akhirnya mereka pun dengan senang hati menerima keduanya dan membawa mereka pulang ke rumah megah yang sampai saat ini mereka tempati.

Sepuluh tahun kemudian saat kedua paruh baya itu mewariskan seluruh harta kekayaannya pada Adrian dan Andreas, mereka pun mengalami kecelakaan maut.

Adrian yang sudah berusia dua puluh tahun itu, dia telah lulus kuliah di Harvard sebagai lulusan terbaik jurusan bisnis manajemen.

Saat itu dia di tuntut untuk mengurus semuanya, mulai dari perusahaan dan bisnis lainnya yang digeluti oleh ibu angkatnya itu.

...🌼🌼🌼🌼🌼...

Tepat saat usianya menginjak 27 tahun, Adrian yang membenci perempuan kecuali ibu angkatnya yang begitu menyayangi dirinya saat itu, dia dijebak oleh rekan bisnisnya saat menghadiri ulang tahun perusahaan tersebut.

Semua yang terjadi bukan kebetulan, Adrian yang selalu menolak untuk didekati oleh wanita manapun saat itu dia jatuh ke lubang yang benar-benar ia benci.

Tepat setelah meminum anggur pukul dua dini hari saat dia hendak pergi dari pesta tersebut kepalanya tiba-tiba pusing dan dirinya juga merasa seluruh tubuh terbakar Adrian yang hendak masuk pintu lift di hotel tersebut hampir terjatuh karena sakit kepala.

Saat itu seseorang membantu membawa dia untuk istirahat sejenak di dalam kamar tersebut, tapi keadaan bukanya semakin membaik setelah dia diberi minum tapi tiba-tiba dia merasa ada gairah yang membuncah diiringi hawa panas di tubuhnya itu hingga seseorang kembali datang. tapi kali ini bukan pria yang tadi melainkan seorang wanita cantik dengan body gold yang menggoda.

Terang saja saat itu juga Adrian seakan mendapatkan penawar racun yang tengah menggerogoti tubuhnya.

Pria itu langsung menerjang Gadis cantik yang saat itu juga dengan sengaja menggoda dirinya dengan menaiki tubuh Adrian yang tengah terkapar di atas ranjang.

Hingga keesokan paginya, pria itu baru tersadar saat dia membuka mata di depan mata nya terbaring wanita cantik yang terbaring karena kelelahan setelah melayani nafsu kuda liar itu.

Adrian yang saat itu terperanjat kaget dia langsung bangkit dan bergegas menggunakan pakaiannya kembali.

Setelah selesai menggunakan seluruh pakaian tersebut Adrian langsung menghubungi asisten pribadinya untuk mengurus semuanya.

Termasuk menikahi wanita itu, dia tidak ingin menjadi laki-laki yang pengecut dan tidak bertanggung jawab.

Meskipun sebenarnya dia benci wanita karena wanita selalu membuat seseorang menjadi lemah seperti almarhum sang ayah, dia mengakhiri hidupnya setelah mengetahui jika istrinya selingkuh.

Sampai saat pernikahan itu di gelar, Adrian sudah tidak pernah menyentuh wanita itu lagi dia tidak perduli jika semua orang menggunjing dirinya sebagai pria tidak normal, di luaran sana.

Sampai saat satu bulan pernikahan nya dengan Alya Putri seorang model asal kota x yang baru memulai karir saat itu dia positif hamil.

Adrian yang tidak mengetahui itu hampir saja kecolongan, Alya diam-diam berniat menggunakan kandungannya di sebuah rumah sakit yang tidak pernah Aya tahu bahwa rumah sakit itupun milik Adrian Tama.

Hingga perdebatan hebat itu terjadi, Alya benar-benar tidak mau mempertahankan bayi itu karena karirnya sedang menanjak saat itu, tapi Adrian membuat dia akhirnya menyerah.

Alya bisa mengejar cita-citanya lagi setelah menikah dan Adrian akan membantunya hingga Alya go internasional.

Alya pun mengandung hingga saat sembilan bulan kehamilan tersebut, wanita itu melahirkan secara normal, karena tidak ingin perutnya di sayat pisau operasi.

Sebagai model sudah pasti wanita itu menginginkan tubuh yang putih mulus tanpa goresan sedikitpun karena itu adalah aset berharga bagi mereka.

Sakit hati serta kecewa yang teramat sangat, Adrian kembali rasakan saat itu. Alya bahkan menolak untuk menyusui putranya Kevin yang baru saja lahir.

Wanita itu bahkan langsung meminta Adrian untuk memenuhi janjinya waktu itu.

Adrian sebagai pria sejati pun membuktikan janjinya pada wanita yang langsung ia talak saat itu juga meskipun Alya tidak menginginkan perpisahan.

Jelas wanita manapun tidak akan mau kehilangan aset berharga seperti Adrian.

Namun Adrian tidak ingin mempertahankan pernikahan dengan wanita egois seperti Alya, dia bahkan menghapus jejak Alya di rumah besar itu.

Baginya wanita itu sudah mati dan tidak akan pernah ada wanita lainnya yang akan masuk kedalam kehidupannya kecuali itu adalah takdir dari yang maha kuasa.

"Flashback off.

Zoya pun menghabiskan waktunya seharian ini dengan Kevin, mereka bernyanyi bersama di ruang karaoke yang ada di sana, mereka juga melukis mengajari Kevin berhitung meskipun dia hanya tamatan SMA.

Zoya bahkan mengajar Kevin untuk berenang, biarpun dia tidak memiliki kolam renang, tapi dia sering belajar berenang di sungai kali dimana terdapat dia tinggal selama ini.

Akhirnya seharian penuh mereka habiskan bersama, Kevin yang selalu memanggil Zoya dengan sebutan Mama pun kini wanita itu tengah menidurkan Kevin layaknya seorang ibu yang menidurkan anaknya.

Dan saat itu disaksikan oleh Andreas yang baru saja kembali dari kantor.

"Tuan muda, seharian ini tuan muda Kevin begitu ceria karena Zoya menemani dia melakukan apapun bersama."ucap pengasuh Kevin yang kini memberikan laporan lewat video yang diambil selama seharian penuh itu.

Mereka diwajibkan untuk mengabadikan momen-momen keseharian Kevin secara diam-diam oleh Adrian hal itu untuk memantau perkembangan anak semata wayangnya, tapi yang mengurus itu selalu Andreas.

Pria itu memang pulang lebih awal di setiap harinya karena haru memantau perkembangan keponakannya itu dan juga memastikan keamanan rumah.

"Apa? kalian sudah menyiapkan semua keperluan Nona Zoya."ucap Andreas.

Dengan menekankan kata Nona, itu adalah sebuah perintah yang harus dipatuhi oleh semua orang yang ada di sana agar menghormati wanita yang kini tengah bersenandung kecil untuk menidurkan Kevin.

"Belum tuan dia tadi hanya menanyakan dimana terdapat mencuci pakaian karena dia ingin mencuci baju bekas dia pakai,dia bilang malam ini akan mengambil barang-barang nya yang tertinggal di parkiran kantor dan akan pergi agar tidak membebani orang rumah. itu yang tadi dia katakan."ucap kepala pelayan tadi.

"Barang nya sudah saya bawakan, semua ada di mobil kamu boleh minta orang mu untuk membawakannya."ucap Andreas.

Andreas tau semalam Zoya telah menjadi saksi pembunuhan seorang pria yang merupakan teman dari si otak pembunuh yang merupakan pemilik bengkel di samping gedung perkantoran tersebut.

Andreas mengambil tas yang hampir di curigai dan dijadikan barang bukti tersebut tapi Adrian menekankan bahwa itu adalah tas milik seorang kerabat dari kampung yang datang untuk menemui dirinya dan karena terburu-buru dia lupa membawanya bersama dengannya gara-gara melepas rindu dengan Adrian.

Sungguh sebuah alasan yang benar-benar di buat-buat oleh Adrian karena jika tidak begitu Zoya akan diseret ke kantor polisi untuk dijadikan saksi.

Namun Adrian berhasil meyakinkan semuanya saat itu.

Bab 3

Kini Zoya telah duduk di kamar Kevin gadis itu berniat untuk pergi hari ini, tapi dia merasa tidak tega melihat anak kecil itu.

Sampai saat seseorang datang dan memintanya untuk berbicara berdua.

Dia adalah Andreas, selain dia kasihan dengan keponakannya itu, ada satu hal yang tidak pernah bisa Andreas ungkapan saat ini pada Zoya.

Pria itu juga harus membicarakan tentang semua itu dengan kakaknya Adrian yang telah membawa Zoya kerumah itu.

Karena selama ini Andreas selalu patuh pada Adrian, yang selalu melakukan yang terbaik untuk dirinya selama ini.

Adrian adalah kakak yang penyayang dan penyabar meskipun terkadang kemarahan itu sering ia tunjukkan disaat Andreas membantah peraturannya.

Adrian adalah kakak sekaligus pengganti kedua orang tuanya.

Andreas selalu teringat tentang masa lalunya sebelum bertemu dengan Tuan Tama dan nyonya Tama yang memberikan kehidupan dan kebahagiaan baru, meskipun luka lama dan trauma itu tidak pernah hilang dari ingatan mereka berdua, terutama disaat Andreas melihat sang ayah meregang nyawa di hadapannya yang sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa.

Mimpi buruk itu terus menemaninya di setiap malam hingga saat ini.

Pernah dia mencoba untuk melupakan semuanya namun bayang-bayang sang Ayah tercinta selalu hadir di mimpinya.

"Flashback on"

Tuan Ardi Tama Sanjaya itu adalah sosok ayah yang sangat bertanggung jawab terhadap keluarganya, pria itu akan berangkat ke kantor setelah memastikan anak dan istrinya terpenuhi kebutuhan hariannya.

Sesibuk apapun pria itu selalu menyempatkan diri untuk bisa berkumpul bersama dengan anak istrinya, hingga suatu hari, saat seseorang menggelapkan uang perusahaan milik Ardi Tama tersebut gonjang ganjing kebangkrutan pun terjadi dan sampai hingga di telinga sang istri.

Wanita yang selama ini hidup glamor dan tidak pernah memikirkan bagaimana? suaminya itu mencari uang pun mulai berubah.

Dia tidak sehangat dulu, bahkan dia sering pulang larut malam.

Suatu hari saat Ardi Tama tengah mencari pinjaman kesana kemari, dia memergoki istrinya tengah bersetubuh dengan pria lain yang ternyata adalah rekan bisnisnya yang telah berkhianat padanya.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula, itulah pribahasa yang cocok untuk digambarkan pada pria bernama Ardi Tama.

Bahkan disaat Ardi Tama tengah mempertahankan harga dirinya di hadapan seluruh keluarga besar istrinya atas kasus itu dia malah mendapatkan penghinaan dari semua orang termasuk istrinya yang membela selingkuhannya itu.

Ardi tama pun kembali ke rumahnya, saat itu dia menulis sepucuk surat untuk kedua putranya yang hingga saat ini tidak tersampaikan, karena pemilik rumah baru itu malah menyimpan itu sebagai kenang-kenangan dari kejayaannya yang telah menghancurkan keluarga bahagia dari mantan selingkuhannya itu.

Tapi meskipun begitu, Adrian dan Andreas mengerti dengan semua yang terjadi. tentang perselingkuhan sang ibu, dan juga kematian sang ayah.

Adrian bahkan berjanji akan membalas dendam atas kematian sang ayah dengan cara yang lebih menyakitkan daripada bunuh diri.

"Flashback off.

Andreas duduk terlebih dahulu sebelum dia meminta Zoya untuk melakukan hal yang sama saat ini.

"Duduklah, aku ingin bicara."ucap Andreas.

Zoya pun mengikuti perintah dari Andres saat itu juga.

Zoya juga melirik kearah tas usang miliknya. dia sangat mengenali hal itu.

"Tuan mau bicara tentang apa?."ucap Zoya yang lagi-lagi melirik ke arah tas tersebut.

"Begini Zoya, saya ingin kamu tetap berada di sini untuk mengasuh Kevin keponakan saya, hingga dia mengerti bahwa seorang ibu itu tidak ada."ucap Andreas.

"Saya tidak setuju dengan itu tuan Andreas, ya meskipun saya sendiri juga sudah tinggal bersama dengan orang lain sejak saya tamat SD, tapi saya masih ingat bagaimana? kasih sayang kedua orang tua saya hingga saat ini."potong Zoya dengan sangat cepat.

"Saya belum selesai bicara Zoya."ucap pria itu.

"Tapi tuan, saya."ucapannya terhenti saat Andreas langsung berdiri karena tidak suka dibantah.

Andreas adalah seorang pemimpin yang baik dan pengertian, tapi jika dia dibantah dia akan benar-benar sangat marah, seperti saat ini dia tengah menahan amarahnya.

"Maafkan saya tuan."lirih Zoya yang merasa tidak enak hati.

"Dengarkan saya Zoya, saya tidak suka jika pembicaraan saya belum selesai sudah langsung di potong."ucap Andreas tegas.

Zoya pun akhirnya mengangguk, dia kembali duduk dengan tenang saat itu juga.

Sementara Andreas kini kembali berbicara.

"Aku ingin kau menjadi pengasuh Kevin hingga waktu yang tidak bisa ditentukan, dan satu lagi. kau akan tetap dianggap ibu olehnya sampai saat dia mengerti apa? arti ibu setelah dia dewasa nanti."ucap Andreas.

"Dan masih ada lagi Zoya saat ini kamu adalah saksi kunci dari kasus pembunuhan yang kamu saksikan saat itu, dan ini sudah dijadikan barang bukti, tapi kakak ku berhasil membuat mereka mengerti. termasuk memberikan jaminan pada pihak kepolisian...."

"Sekarang semua terserah kamu, tetap ngotot pergi konsekuensi yang harus kamu tanggung atau bertahan disini dan mendapatkan hidup nyaman dan gaji tinggi dengan cara menjadi ibu bagi Kevin"kata Andreas lagi.

"Baiklah-baiklah saya tetap tinggal di sini, tapi tuan,,, saya orang kampung dan tidak mengerti dengan semua penggunaan barang-barang termasuk kamar mandi, bisakah saya tinggal di tempat pelayan saja seperti yang ada di TV atau di cerita novel."ucap Zoya.

"Aku yakin kau adalah gadis pintar, kau bisa belajar dari orang yang akan aku tunjuk untuk mengajarimu nanti."ucapan Andreas.

"Terimakasih tuan Andreas, karena anda sudah mengambil barang-barang saya."ucap Zoya.

"Zoya,,, kau boleh panggil aku Andreas atau Andre saja, asal jangan tuan."ucap Andreas yang merasa tidak nyaman dipanggil tuan oleh gadis yang ia kagumi sejak dulu.

"Baik kak Andreas."ucap Zoya yang kini menatap ke arah pria tampan yang ramah itu.

"Sekarang kamu bisa cek barang-barang mu, dan katakan apa? yang hilang jika ada aku akan segera mencarinya."ujar Andreas .

Gadis itu buru-buru mengecek kondisi tasnya hingga ia mengeluarkan isi tas tersebut di hadapan Andreas tanpa ragu.

Gadis lugu yang benar-benar polos itupun tidak sadar jika saat ini pakaian dalamnya itu berceceran di sofa dan juga karpet.

Sementara Andreas hanya mengusap wajahnya secara kasar apalagi saat melihat segitiga Bermuda yang sudah terlihat usang dan ada bekas jahitan di setiap pakaian miliknya.

"Maafkan saya Tuan,,, ah kak,,, jangan dilihat dari semua barang-barang saya yang telah usang ini,,, bagi saya ini adalah barang paling berharga, karena sejak saya ingat saya hanya menggunakan pakaian bekas dan itu pemberian dari kakak angkat saya dan ini sangat berharga bagi saya karena dengan semua ini saya tidak jadi gembel di jalanan."ucap Zoya yang mengerti dengan tatapan Andreas.

...🌼🌼🌼🌼🌼...

Sungguh pengakuan yang sangat menyayat hati, jadi semalam adalah kali pertamanya menggunakan pakaian baru.

Dan saat itu Andreas baru sadar, pada saat para penjahat yang sudah menyanderanya saat itu,,,salah satu pria menarik t-shirt yang gadis itu kenakan langsung robek hanya dengan satu kali tarikan hingga aset berharga di balik kacamata ajaib itu terlihat menyembul.

Dan saat itu pula, Andreas sengaja membuka kemejanya untuk menutupi itu.

Sejak saat itu, Andreas tidak pernah melupakan Zoya, meskipun kejadian itu sudah sangat lama.

"Buang semuanya, mulai hari ini kamu akan memiliki semua barang-barang baru."ucap Andreas yang langsung menelpon asisten pribadinya.

"T tapi tuan. saya belum menemukan kantung ajaib milik saya yang berisi uang tabungan saya selama dua tahun terakhir."ucap gadis polos itu.

"Itukah yang kamu maksud."ucap Andreas yang kini menunjuk kearah sebuah kaus kaki yang terlihat diisi dengan sesuatu.

Andreas kini kembali tertegun, melihat tumpukan uang koin yang gadis itu keluarkan dari dalam empat kaus kaki yang terlihat seperti ular hitam yang telah menelan mangsanya.

Andreas bukannya ingin tertawa tapi malah semakin merasa prihatin dengan apa? yang dia lihat.

"Kak, bisa bantu aku menghitungnya kembali, uang ini ada dua juta, aku hanya ingin mengeceknya... siapa tahu ada yang hilang atau jatuh."ucap Zoya yang terlihat memelas.

"Tunggu aku akan meminta asisten ku menghitung semuanya, dia lebih jago dalam berhitung."ujar Andreas yang sebenarnya tidak bisa melakukan hal itu karena ada yang lebih penting untuk saat ini yaitu mengurus apa? saja yang akan gadis itu butuhkan.

Sampai saat Zoya selesai menghitung uang tersebut. beberapa orang datang membawa puluhan paper bag berisi barang-barang keperluan Zoya.

"Sudah selesai menghitung uangnya sekarang kamu bisa memeriksa barang belanjaan mu itu."ucap Andreas.

"Apahhh!!! belanja."ucap gadis itu yang kini nyaris pingsan.

"Kamu sedang apa? ayo coba semua barang-barang mu, semua gratis... yang paling penting kamu baik-baik tinggal di sini dan menjadi ibu yang baik untuk Kevin."ucap Andreas .

Tapi gadis itu masih mematung hingga Andreas mengusap bahunya Zoya pun hanya menangis sesenggukan karena terharu.

Sampai saat pelayan membuang barang yang ia bawa tadi dan hanya uang yang kini berpindah tempat.

Andreas pun meminta asisten pribadinya untuk mengurus uang tersebut dan dibuatkan rekening bank untuk Zoya .

Kini Andreas membawa Zoya menuju kamar yang ditempati oleh Zoya, dia memberitahu gadis itu mulai dari cara membuka gorden kamar dan juga mengisi bathtub-e dengan air hangat, lalu tentang closet dan cara menggunakan shower di ruangan khusus jika dia sedang ingin mandi sambil berdiri.

Zoya pun mengangguk pelan tanda mengerti, setelah itu Andreas pun mengajarkan untuk cara menghidupkan AC dan juga mengatur suhu dan juga mematikannya begitu juga cara mengaktifkan robot untuk membersihkan ruangan kamar tersebut.

Andreas begitu sabar mengajarkan Zoya hingga bisa.

Sementara untuk urusan dapur Zoya akan diajarkan cara menggunakan peralatan yang ada di dapur.

Sementara waktu dia bisa minta apapun pada asisten rumah tersebut, atau pada kepala pelayan.

Setelah gadis itu bisa nanti dia akan mengurus semuanya untuk dirinya sendiri seperti pemilik rumah tersebut.

"Sudah mengerti sekarang bukan jadi tidak perlu mengeluh lagi akan hal itu."ucap Andreas.

"Ya, kak."ucap Zoya.

"Aku ada di kamar jika kamu butuh sesuatu, kamu bisa mencari ku."ucap Andreas.

"Aku tidak tau kamar kakak."ucap Zoya.

"Ah ya sudah nanti kamu akan diberikan handphone untuk bisa berkomunikasi dengan kami semua."ucap Andreas lagi.

Zoya hanya mengangguk pelan, setelah itu dia kembali mengeluarkan berbagai jenis pakaian yang akan dia gunakan sehari-hari.

Zoya langsung terpukau saat melihat semua jenis pakaian yang benar-benar sangat baru dan sangat ia sukai, Dari hampir dua puluh paper bag tersebut dua diantaranya adalah pakaian dalam.

Zoya benar-benar sangat beruntung bisa mendapatkan semuanya itu, tanpa harus bekerja keras untuk mendapatkannya.

Jika dulu dia harus mengurus rumah dan berjualan setelah pulang sekolah demi mendapatkan baju bekas itu, sekarang semua hanya tinggal dia nikmati dan tugasnya juga ringan hanya mengasuh anak yang bahkan sangat baik dan penurut.

Zoya pun membereskan semuanya kedalam lemari yang ada di kamar tersebut.

Setelah semuanya rapi dia pun keluar untuk mengisi perut, dia langsung keluar dari kamar tersebut dan berbicara dengan kepala pelayan dia pun meminta kepada pelayan untuk menunjukkan dimana? ia bisa mendapatkan makan siangnya.

Kepala pelayan itu hanya menunjukkan orang yang biasa membantu, orang baru di rumah itu. akhirnya zoya pun pergi mengikuti orang tersebut.

Dan orang itu menunjukkan apa saja yang bisa ia makan karena semua makanan di sana tinggal dihangatkan di dalam microwave, setelah itu Joyo pun mengikuti tata cara yang diajarkan oleh pria itu. pria yang cukup ramah untuk ukuran seorang pria yang memiliki tubuh kekar.

Zoya pun sangat berterima kasih, pada pria itu berkat pria itu ia mendapatkan makan siang yang kini sudah ada di hadapannya.

Zoya pun tidak lupa menawarkan makanan tersebut pada para pelayan tersebut.

Pria itu juga bilang jika dia butuh sesuatu dia bisa minta langsung padanya tidak perlu lewat kepala pelayan, karena kepala pelayan itu tidak suka diganggu oleh orang baru seperti Zoya yang tidak tahu apa-apa.

Zoya sudah menghabiskan makan siang tersebut, Gadis itu pun langsung membersihkan piring bekas dia makan dan juga merapikannya kembali ke dalam tempat penyimpanan seperti yang dicontohkan oleh pelayan tersebut.

Barulah dia kembali ke tempat dimana Kevin berada. pria kecil itu kini tengah tertidur pulas, dan Zoya datang untuk menunggu Kevin bangun.

Zoya yang melihat buku-buku di rak buku milik Kevin pun dia langsung membacanya, dan ternyata semua itu adalah dongeng sebelum tidur.

Zoya sangat menyukai buku cerita itu. karena sejak kecil dia tidak pernah memiliki apa? yang Kevin miliki dan anak lainnya.

Zoya masih membaca buku dongeng tersebut hingga membuat Kevin tidak bangun karena Zoya membaca itu seperti sedang mendalami peran di dalam dongeng tersebut.

Suaranya terdengar sangat menenangkan saat membaca buku dongeng itu. bahkan Zoya berhasil membuat orang yang berjaga di rumah kamar Kevin tertidur.

Andreas yang juga hendak pamit pergi ke luar malah tertegun di depan pintu, kala gadis itu bernyanyi dengan suara yang merdu dan lagu dari buku dongeng itu begitu ia hayati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!