Bab 20

"Abang jahat, jika Abang melepaskan aku nanti kenapa? harus ada kehidupan ini."ucap Zoya sambil terisak.

"Aku pun tidak tega melihat kalian berdua terpisah gara-gara aku aku adalah monster yang tidak punya hati, monster yang sanggup menghancurkan kebahagiaan kalian berdua, tapi aku juga melakukan itu karena aku sangat mencintaimu. setidaknya biarkan anak kita hidup sebagai kenangan saat aku tiada nanti. tapi sebelum itu aku akan memastikan kalian benar-benar aman."ucap Adrian.

"Abang bicara apa? aku tidak mau mendengar itu, Abang aku tidak mau hidup lagi jika Abang pergi meninggalkan kami,,, aku tidak akan sanggup membesarkan anak kita sendirian, aku berjanji aku tidak akan membantah Abang, aku akan menurut dan akan tetap tinggal di rumah kita tapi satu pintaku jangan pernah berniat untuk melepaskan aku sekalipun itu untuk Andreas, aku sudah berusaha melupakan dia dan menerima Abang seutuhnya, tapi kenapa? Abang ingin membuang ku."ucap Zoya.

"Babe,,, aku tidak berniat untuk membuang mu, tapi jika kamu masih mencintai Andreas, aku tidak ingin menjadi penghalang bagi cinta mu,,, tapi aku mohon lahiran anak kita terlebih."

"Abang! aku tidak ingin lagi mendengarkan itu, aku tidak ingin kita berpisah,,, bagiku Abang adalah segalanya saat ini dan nanti jadi tolong jangan pernah pergi dari Zoya,,, Zoya mohon sama Abang Zoya mohon."ucap Zoya.

"Kamu tidak perlu memohon untuk itu babe, aku pun tidak akan pernah melakukan hal itu, jika kamu benar-benar telah beralih mencintai ku."ucap Adrian.

"Bukan beralih bang, tapi aku baru punya kesempatan untuk semua ini, aku tidak ingin kita berpisah,,, dan untuk Andreas aku berdoa semoga dia mendapatkan jodoh terbaik yang dikirimkan oleh tuhan untuknya."ucap Zoya.

Mereka pun kembali menikmati masa bulan madu mereka saat ini namun Adrian dibuat kewalahan saat ini karena Zoya begitu sensitif untuk hal-hal kecil sekalipun seperti saat Adrian lupa untuk memberi dia minum setelah Zoya memakan camilan di sore hari.

Akhir-akhir ini Zoya selalu menginginkan makan makanan pinggir jalan, sementara mereka tengah berada di pulau pribadi yang Adrian siapkan jauh-jauh hari karena rencana bulan madunya selalu tertunda.

"Babe,,, please maafkan Abang, tadi Abang tidak sengaja ingin melupakan itu, tapi Abang tadi mendadak ingin ke toilet."ucap Adrian.

"Abang tega Zoya sampai tersedak tau gak bagaimana? dengan bayi kita jika ikut tersedak."ucap Zoya yang saat ini memalingkan wajahnya sambil cemberut karena merasa sebal pada suaminya.

Sementara Adrian langsung menahan tawa, karena istri polosnya itu benar-benar sangat menggemaskan.

"Sayang,,, Abang jamin baby kita akan baik-baik saja karena saluran tempat tinggal baby berbeda tempat meskipun sama-sama berada di dalam perut."ucap Adrian.

"Benarkah, apa? Abang pernah melihatnya."tanya Zoya.

"Tentu saja pernah waktu ibunya Kevin hamil saat itu kami berdua pergi ke dokter dan aku pun melihat letak posisi putraku waktu itu."ucap Adrian.

"Duh sweet nya saat bilang berdua, aku jadi ingin meminta Andreas untuk menemaniku periksa."

"Babe,,, ada apa? dengan mu hari ini, aku tidak habis pikir."ucap Adrian.

"Tidak apa-apa Abang bisa istirahat jika lelah menemaniku dan membantuku mengurus semua kebutuhan ku, aku bisa ambil sendiri lagipula aku tidak sedang sakit."ucap Zoya.

"Babe,,,"ucap Adrian tidak suka dengan perkataan Zoya yang saat ini membuat dia merasa tidak berguna.

"Aku tidak ingin berdebat lagi aku mau tidur, Abang sebaiknya pergi saja."ucap Zoya.

"Heummm... maafkan Abang,. Abang tidak bermaksud untuk mengatakan hal itu Babe."ucap Adrian lembut sambil mendekap istrinya dari samping.

"Abang jahat, Zoya tidak mau dekat-dekat dengan Abang lagi,sana Abang pergi hiks... hiks..."ucap Zoya yang berakhir dengan tangisan mood Zoya yang saat ini gampang berubah ubah membuat Adrian kewalahan menghadapi bumil yang satu ini.

Tapi pria dewasa itu tidak pernah mengeluh karena biar bagaimanapun juga ia sangat bahagia karena bisa mendapatkan anugerah terindah yang saat ini ada di hadapannya.

Sampai keesokan harinya Adrian dan Zoya memutuskan untuk kembali ke rumah, karena keduanya sudah penasaran ingin melihat jabang bayi yang ada di dalam perut Zoya.

Zoya sendiri merasa penasaran dengan jenis kelamin bayinya itu.

Kini keduanya sudah tiba di rumah, Zoya kaget saat melihat Andreas tengah menatap dirinya, pria itu terlihat menyimpan kemarahannya itu.

"Bagus jika kalian sudah pulang, sekarang kalian bisa perhatikan anak kalian terutama kakak karena putra mu sudah menjadi gila berkat kalian berdua."ucap Andreas yang kini pergi begitu saja.

"Apa? maksudmu Andreas kau bicara apa barusan."ucap Andrian.

"Kevin sudah tidak bisa di kendalikan semua ini berkat kalian berdua yang benar-benar sangat keterlaluan."ucap Andreas yang kini menatap Zoya.

"Dimana? dia."ucap Adrian.

"Di kamarnya."ucap Andreas lagi.

Adrian langsung pergi menuju kamar Kevin tanpa sadar telah meninggalkan Zoya yang kini mematung di tempatnya. dan Andreas memanfaatkan akan hal itu.

Zoya langsung terkejut kaget saat Andreas menarik tangannya, Andreas langsung membawa Zoya kedalam kamar lamanya.

Pria itu langsung menahan tubuh Zoya di dinding kamar dia mendarat ciuman yang sudah lama ia rindukan sejak hari perpisahan mereka, meskipun Zoya terus berontak.

"Eum....kak kamu apa-apaan lepas!"ucap Zoya yang kini terlihat berurai air mata.

"Babe kamu bahkan sudah melupakan cinta kita."ucap Andreas yang kini terlihat frustasi.

"Tapi aku sudah menikah kak, dan saat ini aku sudah memiliki bayi."ucap Zoya.

"Heummm.... bagaimana?jika itu anak kita, apa? kamu masih akan menolak untuk kembali bersama dengan ku."ucap Andreas.

"Tidak kak Andreas itu tidak mungkin, aku hanya berhubungan dengan Abang dan hari ini kami akan pergi ke rumah sakit untuk melihat bayi kami."ucap Zoya.

"Aku tidak menyangka bahkan kamu sudah sering melakukan hal itu selama ini."ucap Andreas semakin terbakar emosi.

"Aku sudah menikah dengan Abang dan sudah kewajiban ku untuk melayani suami ku kak."ucap Zoya.

Kalau begitu aku juga akan merebut mu dari Abang dan saat itu kamu juga akan berlaku sama dengan ku bukan."ucap Andreas.

"Tidak kak, aku mohon jangan lakukan hal itu, kamu bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari ku."ucap Zoya.

"Bagiku tidak ada yang bisa menggantikan mu Zoya karena aku sangat mencintaimu aku akan berusaha untuk memisahkan kalian berdua."ucap Andreas.

"Jangan kak."ucap Zoya.

"Kenapa? tidak kamu adalah milikku dan Abang merampas mu dariku."ucap Andreas.

"Semua itu takdir kak, aku juga awalnya tidak terima semua ini, tapi kemudian aku sadar bahwa semua ini adalah takdir yang sudah digariskan oleh yang maha kuasa."ucap Zoya.

...🌼🌼🌼🌼🌼...

Adrian yang baru tersadar jika saat ini Zoya tidak ada di kamarnya, pria itu langsung mencari keberadaan Zoya, dan ternyata Zoya baru keluar dari arah dapur.

"Babe,,, kamu darimana?"ucap Adrian.

"Tadi Zoya haus Abang,,, sekaligus mencari camilan perut Zoya laper."ucap Zoya beralasan.

"Heummm... kamu mau makan apa? sayang ku."ucap Adrian.

"Tidak usah Abang, aku tidak tega mengganggu Abang yang sedang memiliki banyak masalah, aku ke kamar dulu, sekalian mau bersih-bersih."ucap Zoya yang berulang kali melirik ke arah lain.

Sebenarnya tidak perlu Zoya berkata jujur pun Adrian sudah tahu, dari aroma parfum yang kini menempel di tubuh Zoya Adrian tau Andreas sudah mendekati istrinya.

Zoya pun akhirnya pergi meninggalkan Adrian begitu saja, dia tidak peduli dengan tatapan mata Adrian, Zoya tidak melakukan dosa besar, semua karena Andreas dia tidak ingin membuat Adrian kecewa lagi.

Setelah selesai mandi dan menggunakan pakaian, Zoya langsung menghampiri Adrian yang tengah duduk di sofa yang ada di samping meja rias miliknya.

Zoya langsung menghampiri Adrian dan mengambil laptop itu lalu menyimpan laptop tersebut di atas meja rias, saat ini gantian dirinya yang naik diatas pangkuan Adrian.

Sementara pria itu hanya bisa menatap lekat wajah istrinya yang saat ini tengah cemberut padanya.

"Apa? lihat-lihat apa? aku tidak boleh seperti ini."ucap Zoya sambil menggerakkan pinggulnya di atas pangkuan Adrian dengan gerakan maju mundur dengan sengaja menggoda suaminya yang kini dalam mode datar.

"Turun, aku masih punya banyak pekerjaan."ucap Adrian dingin.

"Oh jadi pekerjaan lebih penting dari ku."ucap Zoya yang saat ini masih berada di atas pangkuan Adrian.

"Aku sudah memprioritaskan mu selama ini, dan aku juga harus mengurus perusahaan."ucap Adrian lagi.

"Oh,,, maafkan aku jika aku menjadi beban bagi mu."ucap Zoya yang kini bergerak turun.

Sementara Adrian hanya menghela nafas, bayangan pengkhianatan itu terlintas di pikirannya saat ini.

Zoya hendak pergi dia mengambil tas dan beberapa baju miliknya lalu ia masukkan kedalam tas.

Adrian yang melihat itu pun sadar jika saat ini Zoya telah salah faham dan dia langsung berdiri dan menghampiri Zoya lalu menghentikan pergerakan tangan Zoya.

"Apa? yang kamu lakukan heuhhhhh."ucap Adrian yang kini menarik lengan itu dengan kasar.

"Aku akan pergi agar tidak menjadi beban bagimu."ucap Zoya.

"Apa? aku pernah berkata seperti itu."ucap Adrian.

"Tidak, tapi aku cukup tau diri, sudahlah biarkan aku pergi."ucap Zoya lagi.

"Oh aku tau kamu melakukan ini semua karena ingin bebas bertemu dengan Andreas di belakang ku seperti tadi."ucap Adrian.

Sontak Zoya mematung di tempatnya, namun kemudian ia kembali berkata."Aku pernah mencintai dia, tapi itu jauh sebelum anak kita hadir,,, tapi jika kamu menganggap ku seperti itu. baiklah aku akan mewujudkan keinginan mu."ucap Zoya.

Adrian langsung menarik lengan Zoya dengan kasar."Jangan coba-coba melakukan hal itu, jika tidak aku akan memberikan pelajaran yang tidak pernah terlupakan seumur hidup mu."ucap Adrian.

Zoya pun hanya bisa menangis karena hatinya begitu sakit dituduh berkhianat oleh pria yang merupakan ayah dari janin yang dikandungnya.

"Aku akan pergi saja, aku tidak ingin terus-menerus seperti ini, sudah aku bilang aku ingin hidup sendirian saja di luar daripada harus terus ribut karena masalah ini."ucap Zoya.

"Babe,,, aku tidak mungkin menjauhi adikku, dan aku juga tidak mungkin membiarkan mu tinggal di luar sana."ucap Adrian.

"Tapi kita akan terus-terusan terluka dan aku mungkin tidak akan bisa bertahan."ucap Zoya.

"Babe,,, aku yakin kamu bisa, aku percaya dengan cinta mu."ucap Adrian.

"Aku tidak yakin dengan itu bang."ucap Zoya yang kini kembali membereskan pakaian itu kedalam tas tersebut.

"Mau kemana? kamu sayang aku tak akan mengijinkan mu keluar satu langkah pun."ucap Adrian.

"Aku akan keluar saat aku ingin keluar Abang, aku lebih baik pergi daripada harus terus menunggu hal itu terjadi."ucap Zoya.

"Aku bilang kamu tidak akan pernah bisa pergi kemanapun Zoya."ucap Adrian yang kini terlihat sangat marah.

"Lalu untuk apa? aku disini,,, aku hanya akan terus menjadi benalu dalam kehidupan kalian berdua, dan aku tidak ingin itu, biarkan mereka yang ada di luar sana membunuh ku saja."ucap Zoya.

"Zoya!!"teriak Adrian yang sudah kehabisan kesabaran,,, apalagi Zoya mengatakan hal yang sangat tidak ingin ia dengar.

"Aku tidak suka kamu bicara seperti itu,,, aku sudah melindungi mu dengan susah payah hingga aku mengorbankan kebahagiaan adikku bagaimana? bisa orang yang aku lindungi berbicara seenaknya seperti itu."ucap Adrian.

"Tapi aku yakin,,, kedua orang tua ku tak pernah meminta hal itu, jadi sebaiknya Abang lupakan saja semuanya,,, biarkan semua yang seharusnya terjadi tetap terjadi jangan menyulitkan diri sendiri dan jika aku harus mati, aku akan menganggap itu sebagai takdir."ucap Zoya.

"Kau,,,ada apa? dengan mu Zoya,,, apa? kamu tidak pernah berfikir bahwa selain aku memiliki hutang budi terhadap kedua orang tua mu, aku juga sangat menyayangi mu."ucap Adrian.

"Abang bohong,,, aku bahkan tidak lebih penting dari pekerjaan."ucap Zoya.

"Zoya sayang antara kehidupan rumah tangga dengan mengurus perusahaan, keduanya sama-sama penting,,, jika Abang tidak bekerja darimana? Abang bisa membelikan mu makanan yang enak, dan pakaian yang layak. juga tas yang bagus."ucap Adrian.

"Aku hanya ingin Abang bersama ku saat aku menginginkannya aku sedih saat Abang tidak mau aku ber-manja-manja pada Abang."ucap Zoya.

"Maafkan aku sayang,,, tapi tadi aku benar-benar sedang pusing dengan pekerjaan yang harus aku kerjakan."ucap Adrian.

"Baiklah, Abang bisa bekerja dengan tenang, hari ini aku akan memeriksa kandungan ku ke rumah sakit, Abang cukup berikan Zoya ongkos untuk naik taksi saja."ucap Zoya.

"Babe,,, kamu pikir aku akan membiarkan mu pergi sendiri, apalagi menggunakan taksi disaat seperti ini."ucap Adrian sambil menatap lekat wajah sembab itu.

"Tapi Abang sedang sibuk, aku bisa minta Andreas menemani ku untuk periksa kehamilan ku ini."ucap Zoya yang langsung membuat mata Adrian membulat sempurna.

"Coba ulangi lagi kata-kata mu."ucap Adrian yang terlihat sangat marah.

"Kenapa? apa? salahnya,,, bukankah Andreas adalah Uncle dari anak ku."

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11.
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 32
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 55
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 149
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 153
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 162
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 172
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11.
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 32
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 55
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 149
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 153
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 162
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 172
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!