"Kenapa? Zoya mau protes heuhhhhh... bukankah kau harus tetap patuh dengan semua yang aku katakan."ucap Andreas.
"Tidak bisa itu ciuman pertama ku,,,kau sudah merenggut kesucian bibir ku."ucap Zoya yang kini terisak.
Tapi bukannya peduli Andreas malah membalik posisi Zoya yang kini bersandar di dinding dengan posisi tangan Andreas menahan tubuh Zoya dia kembali mencium bibir gadis yang kini terpaksa memberikan balasan karena takut akan seperti yang ada di berita televisi.kaskus pembunuhan yang sering Zoya lihat di tv.
Dia tidak membalas ciuman Andreas tapi dia membiarkan Andreas mencium bibir itu namun Andreas kini menuntut balasan dengan mengigit kecil bibir Zoya.
Pria itu mencium bibir Zoya dengan penuh kerinduan, namun tidak dengan Zoya dirinya membiarkan Andreas menciumnya karena dirinya takut dibunuh.
Gadis yang tinggal di kampung yang jauh dari hingar-bingar kota itu memiliki pemikiran yang berbeda saat ini.
Andreas yang merasakan tubuh Zoya bergetar hebat entah kenapa? akhirnya dia melepaskan ciuman yang belum usai tersebut.
"Kau kenapa?."ucap Andreas lembut.
"Jangan bunuh saya tuan,,, saya mohon biarkan saya hidup tolong biarkan saya hidup."ucap Zoya.
"Siapa? juga yang ingin membunuh mu sayang,,, aku hanya mencium mu karena aku merindukan mu,,, kamu milikku Zoya mulai sekarang kau adalah milikku,,, ingat itu."ucap Andreas yang kembali mencium bibir gadis itu.
Kini Zoya mulai tenang dan memejamkan matanya karena Andres mencium bibirnya dengan sangat lembut bahkan tidak kasar seperti tadi kini Andreas merangkul pinggang Zoya dengan sebelah tangannya dan menahan tengkuk Zoya dengan tangan satunya lagi.
Hingga beberapa detik kemudian, ciuman itu berakhir, Andreas pun meminta Zoya menyiapkan pakaian santai untuknya.
Zoya pun mengangguk pelan dengan wajah yang kini terlihat merona.
Andreas pun tersenyum manis pada gadis itu lalu mengusap puncak kepala Zoya sebelum keningnya ia kecup.
..."Tunggu di kamar bersama Kevin, aku mau mandi dulu oke sayang."ucap Andreas yang kini membimbing langkah Zoya keluar dari dalam kamar mandi....
Sampai saat ia sudah kembali berada di dalam kamar tidur milik Andreas, dia melihat Kevin yang masih bermain game tebak gambar di ponsel pintar milik Andreas.
"Mama...kok lama berada di dalam kamar mandi, Kevin bosan disini."ucap anak laki-laki itu.
"Oh maaf kan Mama sayang,, mama tadi harus menyelesaikan tugas yang diberikan oleh uncle."ucap Zoya yang kini memasuki sebuah ruangan yang ada di dalam kamar Andreas.
Dia tidak tau dengan istilah walk in closet. dia langsung meraih pakaian yang sering digunakan Andreas saat sedang berada di rumah, yaitu celana jeans pendek dan t-shirt , dia juga mengambil under srt dan CD milik Andreas tanpa ragu.
Andreas yang baru selesai mandi pun hanya melihat pakaian yang berada di atas ranjang, namun tidak melihat keberadaan Zoya, dan juga Kevin.
Tapi ada senyum yang terpancar dari bibir Andreas kala mendapati pakaian ganti yang disiapkan oleh gadis yang sangat ia cintai itu.
Setelah berpakaian dan menyisir rambut nya yang sengaja ia biarkan berantakan seperti biasanya karena terkesan seksi.
Andreas berjalan keluar mencari keduanya yang ternyata ada di ruang tengah.
"Dimana? makan siang ku."tanya Andreas.
"Ada di meja makan tuan."ucap Zoya.
Andreas menatap tajam kearah Zoya yang kembali bersikap formal.
"Zoya."ucap Andreas yang kini tengah menatap kearah Zoya.
"Ya, tuan."ucap Zoya .
"Kau lupa dengan peringatan yang aku berikan tadi."ucap Andreas.
"Maaf tuan."ucap Zoya.
Sementara Andreas langsung bergegas pergi meninggalkan Zoya dengan wajah datar menahan kesal.
Sementara Zoya hanya termenung.
Andreas langsung duduk di depan meja melihat steak Wagyu miliknya dan kentang panggang yang seperti biasanya bersama dengan brokoli dan lainnya.
Andreas pun langsung memotong steak Wagyu tersebut hingga dia merasakan sensasi yang berbeda, dia langsung memejamkan matanya.
Rasanya sungguh pas, dan sudah seperti steak buatan chef bintang lima.
Setelah selesai makan siang dia kembali menemui Zoya dan Kevin.
Andreas duduk di samping Zoya tangan pria itu langsung meraih tangan Zoya yang kini tengah memegang buku.
"Zoya."ucap Andreas saat mendapat kan tatapan mata dari gadis itu. karena dia menggenggam tangan Zoya.
"Lepas tuan saya sedang membaca."ucap Zoya.
"Baca saja yang lantang lagipula aku tidak menutup mata mu saat ini."ucap Andreas dengan cueknya menyimpan buku bacaan tersebut di atas pangkuan Zoya.
"Tuan, tolong lepaskan tangan saya nanti orang-orang akan salah faham."ucap Zoya.
"Salah faham kenapa? kau adalah wanita ku! jadi siapa? yang akan salah faham pada kita."ucap Andreas yang semakin menjadi dia merangkul pinggang Zoya.
"Uncle kenapa? pegang-pegang Mama,,, nanti daddy marah loh... karena Mama itu istri Daddy."ucap Kevin yang kini menghentikan gerakannya yang tengah mewarnai gambar yang ada di atas meja tersebut.
"Ah,,, Kevin uncle tidak sengaja ia kan uncle..."ucap gadis itu.
"Hmm...kalo uncle sengaja bagaimana? Apa? Kevin ingin mengadu pada daddy."ucap Andreas yang kini tengah merangkul pinggang Zoya dengan sengaja.
"Tuan lepas."ucap Zoya yang kini berusaha untuk melepaskan tangan Andreas yang semakin mengeratkan tangannya itu.
"Silahkan lepas jika kamu bisa, tapi jangan harap bisa lepas,,,, karena aku tidak suka di bantah."ucap Andreas.
Andreas pun berbaring di sofa dengan posisi kepala di atas pangkuan Zoya, sambil berkata.
"Bacakan buku itu untukku."ucapnya dengan nada memerintah.
Zoya langsung melakukan hal apa? yang Andreas perintahkan saat ini.
Andreas sendiri mulai memejamkan mata di sana karena Zoya benar-benar melakukan hal itu.
Begitu juga dengan Kevin yang kini juga berbaring di samping Zoya bedanya dia menggunakan bantal kepala.
Di atas sofa yang membentang panjang itu kedua laki-laki beda generasi tertidur pulas di samping kiri dan kanan Zoya.
Hingga saat buku tebal itu selesai Zoya baca mereka masih terlelap dalam tidurnya.
Dua jam telah berlalu, wanita itu pun ikut terlelap sambil bersandar di sofa.
Sampai saat Andreas bangun dari tidurnya yang begitu nyenyak, Andreas pun langsung mengangkat tubuh Zoya untuk dipindahkan ke dalam kamarnya.
Sampai tiba di kamar milik Zoya, Andreas langsung membaringkan gadis itu di atas ranjang empuk itu dia juga merapihkan dress yang dikenakan oleh Zoya karena sedikit tersingkap.
"Kamu sungguh sangat cantik sayang apalagi saat kamu tertidur,,, sejak pertemuan kita dulu kamu adalah gadis yang mampu membuat ku merasakan debaran jantung yang begitu kuat. aku jatuh cinta padamu sejak saat itu."lirih Andreas sambil mendaratkan kecupan.
...*********...
Dua hari semenjak hari itu, Zoya pun masih mengurus semua kebutuhan Andreas, setelah selesai dengan Andreas dia juga mengurus Kevin.
Sementara Adrian belum mengetahui hal itu karena dia berada di luar kota.
Hingga suatu malam ketika Adrian kembali dari luar kota, dia yang merasa lelah pun enggan untuk melakukan apapun termasuk mengambil air minum.
Adrian meminta pelayan yang masih terjaga untuk mengambilkan air minum.
Tapi tiba-tiba pria itu memberikan perintah pada Zoya untuk mengantarkan minum tersebut kedalam kamarnya.
Saat itu Zoya benar-benar bingung harus bagaimana? karena biar bagaimanapun dia sudah berjanji pada Adrian untuk tidak ikut campur urusan pribadi pria itu kecuali tentang Kevin.
Bahkan Adrian sudah meminta dia untuk tidak muncul di hadapan pria itu.
Zoya langsung pergi tidak peduli akan ada huru hara antara dirinya dengan Adrian daripada selamanya dia perlakukan tidak baik oleh pelayan.
Zoya pun tiba di depan kamar Adrian dia langsung mengetuk pintu kamar itu. hingga Adrian pun meminta dia untuk masuk.
Zoya masuk kedalam dengan kepala menunduk dia langsung menyimpan nampan itu di meja tepat di hadapan Adrian dengan sangat hati-hati.
Zoya langsung bergegas pergi hingga tiba di depan pintu suara bariton itu menghentikan langkahnya.
"Sejak kapan kamu menjadi pelayan pengganti."ucap Adrian.
"Saya hanya diminati tolong, tapi saya juga berada di sini dengan posisi sebagai pelayan.pelayan dari Andreas dan juga pelayan tuan muda Kevin."ucap Zoya.
Zoya pun langsung bergegas pergi tidak menunggu respon dari Adrian gadis itu tidak peduli jika saat ini Adrian marah.
Zoya pun tiba di depan pintu kamarnya setelah dia mengantarkan Air minum untuk Adrian, hingga seseorang mengagetkan dirinya dengan memeluk pinggang Zoya.
"Sayang kamu habis dari mana hmm."ucap Andreas yang tiba-tiba mengecup bahu Zoya.
"T tuan saya benar-benar kaget tuan sedang apa? disini."ucap Zoya kaget.
"Kau masih memanggil ku Tuan hmm, apa? tidak keterlaluan kekasih sendiri di panggil tuan."ucap Andreas.
"Saya pelayan disini jadi tidak pantas jika saya memanggil anda dengan sebutan kakak, karena anda adalah pemilik rumah ini."ucap Zoya.
"Zoya,,,"ucap Andreas yang kini menyeret Zoya membawa gadis itu kedalam kamarnya.
"Sudah aku katakan dengan jelas bahwa aku adalah kekasih mu, dan sebentar lagi aku akan langsung melamar mu pada kedua orang tua mu."ucap Andreas.
"Saya tidak tau orang tua saya masih ada atau tidak yang jelas saya hanya tinggal dengan orang tua angkat saya, jadi tidak akan pernah ada lamaran..... lagipula saya masih belum punya uang untuk menikah itu perlu banyak biaya seperti kakak saya saat dia menikah ."ucap Zoya.
Sementara itu Andreas hanya menggelengkan kepalanya karena dirinya merasa Zoya terlalu polos.
"Mulai sekarang panggil aku nama ku saja."ucap Andreas.
"Tidak itu tidak sopan kau lebih tua dari ku."ucap Zoya.
"Sayang itu jauh lebih baik."ucap Andreas.
"Tidak, aku tidak ingin orang lain tau jika tuan sudah menjadi pacar saya."ucap Zoya.
"Sekali lagi kamu panggil aku tuan maka akan aku buat kamu hamil sebelum kita menikah."ucap Andreas.
Zoya langsung membulatkan matanya, wanita itu tidak percaya jika saat ini Andreas berani berkata seperti itu.
"Baiklah aku panggil kakak saja."ucap Zoya.
"Itu lumayan daripada tuan."ucap Andreas.
"Night kiss nya."ucap Andreas yang kini menatap lekat wajah cantik itu.
Zoya tidak melakukan apa-apa karena tidak mau melakukan itu semua sangat memalukan bagi Zoya.
"Eum..."Zoya hendak bicara tapi bibir itu tiba-tiba dibungkam oleh Andreas.
Andreas pun langsung bergegas pergi meninggalkan Zoya yang kini mematung di tempatnya karena Andreas lagi-lagi mencium bibirnya yang kini tengah dia usap tapi rasanya sungguh sangat berbeda dari yang pertama.
Apakah karena Andreas sudah menyatakan bahwa ia adalah kekasihnya atau memang ada keajaiban hingga dia pun merasakan nikmatnya indahnya ciuman itu.
Pagi hari pun tiba saat ini Zoya bangun kesiangan karena dia tidak bisa tidur setelah memikirkan apa? yang terjadi pada dirinya semalam.
Sampai saat dia ingin memasuki kamar Andreas, ternyata pintunya terkunci. Zoya pun mengetuk pintu sambil memanggil Andreas tapi tidak kunjung mendapatkan jawaban.
Hingga seseorang mengagetkan dirinya yang masih menunggu jawaban dari dalam.
"Ada apa? kamu panggil Andreas."ucap Adrian.
"Saya terlambat menyiapkan keperluan tuan Andreas ucap Zoya.
"Kau memang sudah sangat terlambat, karena Andreas sudah berangkat ke luar negeri tadi pagi-pagi sekali, karena kekasihnya akan segera di wisuda dan satu lagi dia juga ada perjalanan bisnis."ucap Adrian.
Tiba-tiba Zoya tidak bergeming dari tempatnya, dia merasa ada sesuatu yang sangat menyakitkan di dalam dadanya dan juga rasa sesak di dadanya atas kebohongan yang Andreas ciptakan.
"Zoya, kau sudah bisa pulang ke kampung halaman mu karena pembunuh yang sebenarnya sudah di tangkap, dan ibu kandung Kevin akan segera kembali."ucap Adrian.
Zoya pun berbalik menghadap Adrian, lalu gadis itu tersenyum kecut sambil berkata."terimakasih tuan atas kebaikan anda selama ini karena telah menampung saya disini."ucap Zoya.
"Ya, uang gaji mu bisa diambil di kepala asisten rumah ini dan bersihkan semua barang-barang mu kau bisa membawa semua itu karena sudah menjadi milik mu."ucap Adrian.
"Ya tuan terimakasih."ucap Zoya yang langsung berjalan menuju kamar yang selama ini ia tempati.
Sementara Adrian langsung pergi begitu saja, dia bahkan tidak tau jika saat itu Zoya pergi dari rumah itu dengan membawa satu koper dan juga sebuah amplop yang berisi uang gajinya.
Tidak hanya itu dia pergi dengan Air mata, karena ternyata Adrian juga tidak mengijinkan dirinya untuk pamit pada Kevin.
Zoya melangkah pergi meninggalkan rumah besar itu dengan taksi yang sudah dipesan oleh Adrian.
Namun Zoya tidak pulang kampung melainkan mencari pekerjaan di luar kota, dia pun bertemu dengan seseorang di bus yang sudah membawa dia kesebuah rumah kost tempat wanita itu tinggal.
Zoya tau orang yang dia temui adalah orang baik, jadi dia tidak punya rasa curiga apa-apa pada wanita itu.
Zoya pun menempati kamar yang berada di samping kamar kost wanita itu.
Zoya sudah membayar kost tersebut untuk dua bulan kedepan.
Malam ini adalah malam pertama Zoya tinggal di tempat baru itu, matanya sulit untuk terpejam karena dia teringat semua yang pernah ia lalui di rumah Adrian.
Rasa sakit karena kebohongan Andreas membuat dia tidak bisa tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments