Bab 6

"Kenapa? Zoya mau protes heuhhhhh... bukankah kau harus tetap patuh dengan semua yang aku katakan."ucap Andreas.

"Tidak bisa itu ciuman pertama ku,,,kau sudah merenggut kesucian bibir ku."ucap Zoya yang kini terisak.

Tapi bukannya peduli Andreas malah membalik posisi Zoya yang kini bersandar di dinding dengan posisi tangan Andreas menahan tubuh Zoya dia kembali mencium bibir gadis yang kini terpaksa memberikan balasan karena takut akan seperti yang ada di berita televisi.kaskus pembunuhan yang sering Zoya lihat di tv.

Dia tidak membalas ciuman Andreas tapi dia membiarkan Andreas mencium bibir itu namun Andreas kini menuntut balasan dengan mengigit kecil bibir Zoya.

Pria itu mencium bibir Zoya dengan penuh kerinduan, namun tidak dengan Zoya dirinya membiarkan Andreas menciumnya karena dirinya takut dibunuh.

Gadis yang tinggal di kampung yang jauh dari hingar-bingar kota itu memiliki pemikiran yang berbeda saat ini.

Andreas yang merasakan tubuh Zoya bergetar hebat entah kenapa? akhirnya dia melepaskan ciuman yang belum usai tersebut.

"Kau kenapa?."ucap Andreas lembut.

"Jangan bunuh saya tuan,,, saya mohon biarkan saya hidup tolong biarkan saya hidup."ucap Zoya.

"Siapa? juga yang ingin membunuh mu sayang,,, aku hanya mencium mu karena aku merindukan mu,,, kamu milikku Zoya mulai sekarang kau adalah milikku,,, ingat itu."ucap Andreas yang kembali mencium bibir gadis itu.

Kini Zoya mulai tenang dan memejamkan matanya karena Andres mencium bibirnya dengan sangat lembut bahkan tidak kasar seperti tadi kini Andreas merangkul pinggang Zoya dengan sebelah tangannya dan menahan tengkuk Zoya dengan tangan satunya lagi.

Hingga beberapa detik kemudian, ciuman itu berakhir, Andreas pun meminta Zoya menyiapkan pakaian santai untuknya.

Zoya pun mengangguk pelan dengan wajah yang kini terlihat merona.

Andreas pun tersenyum manis pada gadis itu lalu mengusap puncak kepala Zoya sebelum keningnya ia kecup.

..."Tunggu di kamar bersama Kevin, aku mau mandi dulu oke sayang."ucap Andreas yang kini membimbing langkah Zoya keluar dari dalam kamar mandi....

Sampai saat ia sudah kembali berada di dalam kamar tidur milik Andreas, dia melihat Kevin yang masih bermain game tebak gambar di ponsel pintar milik Andreas.

"Mama...kok lama berada di dalam kamar mandi, Kevin bosan disini."ucap anak laki-laki itu.

"Oh maaf kan Mama sayang,, mama tadi harus menyelesaikan tugas yang diberikan oleh uncle."ucap Zoya yang kini memasuki sebuah ruangan yang ada di dalam kamar Andreas.

Dia tidak tau dengan istilah walk in closet. dia langsung meraih pakaian yang sering digunakan Andreas saat sedang berada di rumah, yaitu celana jeans pendek dan t-shirt , dia juga mengambil under srt dan CD milik Andreas tanpa ragu.

Andreas yang baru selesai mandi pun hanya melihat pakaian yang berada di atas ranjang, namun tidak melihat keberadaan Zoya, dan juga Kevin.

Tapi ada senyum yang terpancar dari bibir Andreas kala mendapati pakaian ganti yang disiapkan oleh gadis yang sangat ia cintai itu.

Setelah berpakaian dan menyisir rambut nya yang sengaja ia biarkan berantakan seperti biasanya karena terkesan seksi.

Andreas berjalan keluar mencari keduanya yang ternyata ada di ruang tengah.

"Dimana? makan siang ku."tanya Andreas.

"Ada di meja makan tuan."ucap Zoya.

Andreas menatap tajam kearah Zoya yang kembali bersikap formal.

"Zoya."ucap Andreas yang kini tengah menatap kearah Zoya.

"Ya, tuan."ucap Zoya .

"Kau lupa dengan peringatan yang aku berikan tadi."ucap Andreas.

"Maaf tuan."ucap Zoya.

Sementara Andreas langsung bergegas pergi meninggalkan Zoya dengan wajah datar menahan kesal.

Sementara Zoya hanya termenung.

Andreas langsung duduk di depan meja melihat steak Wagyu miliknya dan kentang panggang yang seperti biasanya bersama dengan brokoli dan lainnya.

Andreas pun langsung memotong steak Wagyu tersebut hingga dia merasakan sensasi yang berbeda, dia langsung memejamkan matanya.

Rasanya sungguh pas, dan sudah seperti steak buatan chef bintang lima.

Setelah selesai makan siang dia kembali menemui Zoya dan Kevin.

Andreas duduk di samping Zoya tangan pria itu langsung meraih tangan Zoya yang kini tengah memegang buku.

"Zoya."ucap Andreas saat mendapat kan tatapan mata dari gadis itu. karena dia menggenggam tangan Zoya.

"Lepas tuan saya sedang membaca."ucap Zoya.

"Baca saja yang lantang lagipula aku tidak menutup mata mu saat ini."ucap Andreas dengan cueknya menyimpan buku bacaan tersebut di atas pangkuan Zoya.

"Tuan, tolong lepaskan tangan saya nanti orang-orang akan salah faham."ucap Zoya.

"Salah faham kenapa? kau adalah wanita ku! jadi siapa? yang akan salah faham pada kita."ucap Andreas yang semakin menjadi dia merangkul pinggang Zoya.

"Uncle kenapa? pegang-pegang Mama,,, nanti daddy marah loh... karena Mama itu istri Daddy."ucap Kevin yang kini menghentikan gerakannya yang tengah mewarnai gambar yang ada di atas meja tersebut.

"Ah,,, Kevin uncle tidak sengaja ia kan uncle..."ucap gadis itu.

"Hmm...kalo uncle sengaja bagaimana? Apa? Kevin ingin mengadu pada daddy."ucap Andreas yang kini tengah merangkul pinggang Zoya dengan sengaja.

"Tuan lepas."ucap Zoya yang kini berusaha untuk melepaskan tangan Andreas yang semakin mengeratkan tangannya itu.

"Silahkan lepas jika kamu bisa, tapi jangan harap bisa lepas,,,, karena aku tidak suka di bantah."ucap Andreas.

Andreas pun berbaring di sofa dengan posisi kepala di atas pangkuan Zoya, sambil berkata.

"Bacakan buku itu untukku."ucapnya dengan nada memerintah.

Zoya langsung melakukan hal apa? yang Andreas perintahkan saat ini.

Andreas sendiri mulai memejamkan mata di sana karena Zoya benar-benar melakukan hal itu.

Begitu juga dengan Kevin yang kini juga berbaring di samping Zoya bedanya dia menggunakan bantal kepala.

Di atas sofa yang membentang panjang itu kedua laki-laki beda generasi tertidur pulas di samping kiri dan kanan Zoya.

Hingga saat buku tebal itu selesai Zoya baca mereka masih terlelap dalam tidurnya.

Dua jam telah berlalu, wanita itu pun ikut terlelap sambil bersandar di sofa.

Sampai saat Andreas bangun dari tidurnya yang begitu nyenyak, Andreas pun langsung mengangkat tubuh Zoya untuk dipindahkan ke dalam kamarnya.

Sampai tiba di kamar milik Zoya, Andreas langsung membaringkan gadis itu di atas ranjang empuk itu dia juga merapihkan dress yang dikenakan oleh Zoya karena sedikit tersingkap.

"Kamu sungguh sangat cantik sayang apalagi saat kamu tertidur,,, sejak pertemuan kita dulu kamu adalah gadis yang mampu membuat ku merasakan debaran jantung yang begitu kuat. aku jatuh cinta padamu sejak saat itu."lirih Andreas sambil mendaratkan kecupan.

...*********...

Dua hari semenjak hari itu, Zoya pun masih mengurus semua kebutuhan Andreas, setelah selesai dengan Andreas dia juga mengurus Kevin.

Sementara Adrian belum mengetahui hal itu karena dia berada di luar kota.

Hingga suatu malam ketika Adrian kembali dari luar kota, dia yang merasa lelah pun enggan untuk melakukan apapun termasuk mengambil air minum.

Adrian meminta pelayan yang masih terjaga untuk mengambilkan air minum.

Tapi tiba-tiba pria itu memberikan perintah pada Zoya untuk mengantarkan minum tersebut kedalam kamarnya.

Saat itu Zoya benar-benar bingung harus bagaimana? karena biar bagaimanapun dia sudah berjanji pada Adrian untuk tidak ikut campur urusan pribadi pria itu kecuali tentang Kevin.

Bahkan Adrian sudah meminta dia untuk tidak muncul di hadapan pria itu.

Zoya langsung pergi tidak peduli akan ada huru hara antara dirinya dengan Adrian daripada selamanya dia perlakukan tidak baik oleh pelayan.

Zoya pun tiba di depan kamar Adrian dia langsung mengetuk pintu kamar itu. hingga Adrian pun meminta dia untuk masuk.

Zoya masuk kedalam dengan kepala menunduk dia langsung menyimpan nampan itu di meja tepat di hadapan Adrian dengan sangat hati-hati.

Zoya langsung bergegas pergi hingga tiba di depan pintu suara bariton itu menghentikan langkahnya.

"Sejak kapan kamu menjadi pelayan pengganti."ucap Adrian.

"Saya hanya diminati tolong, tapi saya juga berada di sini dengan posisi sebagai pelayan.pelayan dari Andreas dan juga pelayan tuan muda Kevin."ucap Zoya.

Zoya pun langsung bergegas pergi tidak menunggu respon dari Adrian gadis itu tidak peduli jika saat ini Adrian marah.

Zoya pun tiba di depan pintu kamarnya setelah dia mengantarkan Air minum untuk Adrian, hingga seseorang mengagetkan dirinya dengan memeluk pinggang Zoya.

"Sayang kamu habis dari mana hmm."ucap Andreas yang tiba-tiba mengecup bahu Zoya.

"T tuan saya benar-benar kaget tuan sedang apa? disini."ucap Zoya kaget.

"Kau masih memanggil ku Tuan hmm, apa? tidak keterlaluan kekasih sendiri di panggil tuan."ucap Andreas.

"Saya pelayan disini jadi tidak pantas jika saya memanggil anda dengan sebutan kakak, karena anda adalah pemilik rumah ini."ucap Zoya.

"Zoya,,,"ucap Andreas yang kini menyeret Zoya membawa gadis itu kedalam kamarnya.

"Sudah aku katakan dengan jelas bahwa aku adalah kekasih mu, dan sebentar lagi aku akan langsung melamar mu pada kedua orang tua mu."ucap Andreas.

"Saya tidak tau orang tua saya masih ada atau tidak yang jelas saya hanya tinggal dengan orang tua angkat saya, jadi tidak akan pernah ada lamaran..... lagipula saya masih belum punya uang untuk menikah itu perlu banyak biaya seperti kakak saya saat dia menikah ."ucap Zoya.

Sementara itu Andreas hanya menggelengkan kepalanya karena dirinya merasa Zoya terlalu polos.

"Mulai sekarang panggil aku nama ku saja."ucap Andreas.

"Tidak itu tidak sopan kau lebih tua dari ku."ucap Zoya.

"Sayang itu jauh lebih baik."ucap Andreas.

"Tidak, aku tidak ingin orang lain tau jika tuan sudah menjadi pacar saya."ucap Zoya.

"Sekali lagi kamu panggil aku tuan maka akan aku buat kamu hamil sebelum kita menikah."ucap Andreas.

Zoya langsung membulatkan matanya, wanita itu tidak percaya jika saat ini Andreas berani berkata seperti itu.

"Baiklah aku panggil kakak saja."ucap Zoya.

"Itu lumayan daripada tuan."ucap Andreas.

"Night kiss nya."ucap Andreas yang kini menatap lekat wajah cantik itu.

Zoya tidak melakukan apa-apa karena tidak mau melakukan itu semua sangat memalukan bagi Zoya.

"Eum..."Zoya hendak bicara tapi bibir itu tiba-tiba dibungkam oleh Andreas.

Andreas pun langsung bergegas pergi meninggalkan Zoya yang kini mematung di tempatnya karena Andreas lagi-lagi mencium bibirnya yang kini tengah dia usap tapi rasanya sungguh sangat berbeda dari yang pertama.

Apakah karena Andreas sudah menyatakan bahwa ia adalah kekasihnya atau memang ada keajaiban hingga dia pun merasakan nikmatnya indahnya ciuman itu.

Pagi hari pun tiba saat ini Zoya bangun kesiangan karena dia tidak bisa tidur setelah memikirkan apa? yang terjadi pada dirinya semalam.

Sampai saat dia ingin memasuki kamar Andreas, ternyata pintunya terkunci. Zoya pun mengetuk pintu sambil memanggil Andreas tapi tidak kunjung mendapatkan jawaban.

Hingga seseorang mengagetkan dirinya yang masih menunggu jawaban dari dalam.

"Ada apa? kamu panggil Andreas."ucap Adrian.

"Saya terlambat menyiapkan keperluan tuan Andreas ucap Zoya.

"Kau memang sudah sangat terlambat, karena Andreas sudah berangkat ke luar negeri tadi pagi-pagi sekali, karena kekasihnya akan segera di wisuda dan satu lagi dia juga ada perjalanan bisnis."ucap Adrian.

Tiba-tiba Zoya tidak bergeming dari tempatnya, dia merasa ada sesuatu yang sangat menyakitkan di dalam dadanya dan juga rasa sesak di dadanya atas kebohongan yang Andreas ciptakan.

"Zoya, kau sudah bisa pulang ke kampung halaman mu karena pembunuh yang sebenarnya sudah di tangkap, dan ibu kandung Kevin akan segera kembali."ucap Adrian.

Zoya pun berbalik menghadap Adrian, lalu gadis itu tersenyum kecut sambil berkata."terimakasih tuan atas kebaikan anda selama ini karena telah menampung saya disini."ucap Zoya.

"Ya, uang gaji mu bisa diambil di kepala asisten rumah ini dan bersihkan semua barang-barang mu kau bisa membawa semua itu karena sudah menjadi milik mu."ucap Adrian.

"Ya tuan terimakasih."ucap Zoya yang langsung berjalan menuju kamar yang selama ini ia tempati.

Sementara Adrian langsung pergi begitu saja, dia bahkan tidak tau jika saat itu Zoya pergi dari rumah itu dengan membawa satu koper dan juga sebuah amplop yang berisi uang gajinya.

Tidak hanya itu dia pergi dengan Air mata, karena ternyata Adrian juga tidak mengijinkan dirinya untuk pamit pada Kevin.

Zoya melangkah pergi meninggalkan rumah besar itu dengan taksi yang sudah dipesan oleh Adrian.

Namun Zoya tidak pulang kampung melainkan mencari pekerjaan di luar kota, dia pun bertemu dengan seseorang di bus yang sudah membawa dia kesebuah rumah kost tempat wanita itu tinggal.

Zoya tau orang yang dia temui adalah orang baik, jadi dia tidak punya rasa curiga apa-apa pada wanita itu.

Zoya pun menempati kamar yang berada di samping kamar kost wanita itu.

Zoya sudah membayar kost tersebut untuk dua bulan kedepan.

Malam ini adalah malam pertama Zoya tinggal di tempat baru itu, matanya sulit untuk terpejam karena dia teringat semua yang pernah ia lalui di rumah Adrian.

Rasa sakit karena kebohongan Andreas membuat dia tidak bisa tidur.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11.
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 32
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 55
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 149
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 153
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 162
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 172
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11.
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 32
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 55
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 149
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 153
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 162
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 172
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!