Bab 16

Naila, wanita yang kini menjadi wanita pengganti dirinya di sisi Andreas tersebut.

Dia adalah kakak angkat Zoya saat berada di kampung, Zoya tidak tahu jika Andreas akan melakukan hal itu.

Zoya tidak menggubris ucapan Naila karena tidak ada faedah nya wanita itu berjalan pergi meninggalkan Naila yang kini tengah memaki dirinya seperti dulu.

Sementara itu di kantor, Adrian tengah berdebat hebat dengan Andreas yang meminta dirinya untuk menceraikan Zoya.

"Kau tidak punya otak Andreas, bagaimana? bisa kau berfikir seperti itu, Zoya adalah istriku sejak awal aku yang membawa dia ke rumah."ucap Adrian yang sangat marah karena Andreas berkata bahwa dirinya masih sangat mencintai Zoya.

"Tapi dia kekasihku, Abang pasti pernah merasakan bagaimana? sakitnya ditinggal pergi oleh wanita yang Abang sayang."ucap Andreas lagi.

Laki-laki itu meledak saat ini setelah melihat kemesraan yang Andrian tunjukkan di hadapannya bersama dengan Zoya.

Adrian tetap tegas menolak permintaan Andreas, pria itu pun langsung menghantam adiknya dengan satu pukulan untuk menyadarkan pria yang saat ini ternyata tengah dalam pengaruh alkohol.

"Kau tidak berani meminta padaku secara langsung, lalu kau melakukan hal itu."ucap Adrian marah.

Sementara Andreas kini hanya terdiam seribu bahasa, dia sadar dirinya telah melakukan kesalahan hingga Adrian berani melakukan hal itu.

"Zoya sampai kapanpun akan tetap menjadi kakak ipar mu, dan kau harus ingat itu."ucap Adrian.

Andreas pun langsung bergegas pergi begitu saja, dia tidak peduli dengan penampilannya saat ini, Andreas langsung bergegas pulang.

Sementara Adrian kini berulang kali memijat pangkal hidungnya, rasa pening kini begitu terasa, selain karena sikap Andreas tuntutan pekerjaan juga begitu besar saat ini, bahkan Adrian mungkin tidak akan bisa pulang lebih cepat atau tidak pulang sama sekali karena pekerjaan itu sudah sangat menumpuk.

"Tolong panggilkan dia untuk ke ruangan saya."ucap Adrian memerintahkan seseorang di sebrang telfon.

Adrian pun kembali fokus pada laptopnya, dia sudah terlalu lama membiarkan laptopnya yang kini masih menyala karena sibuk dengan perdebatan itu.

Jemari tangannya begitu lihai menari diatas laptopnya entah apa? yang saat ini tengah pria itu kerjakan.

Sampai saat seseorang masuk kedalam ruangannya Adrian hanya melirik dia sekilas.

Selesaikan pekerjaan ku aku sedang ada urusan penting."ucapnya pada sang asisten pribadi.

"Tidak bisa begitu dong bos, saya masih punya banyak pekerjaan yang sedang saya kerjakan."ucap asisten pribadinya itu.

"Kalau begitu antarkan ini semua ke rumah ku, aku sedang tidak ingin berada di sini terlalu lama."ucap Adrian tegas sambil merapihkan jas yang ia kenakan setelan itu dia meraih tasnya lalu pergi.

Adrian merasa tidak tenang jika harus meninggalkan istrinya lama-lama di rumah, apalagi Adrian tau jika dirumahnya ada ular berbisa yang dikirimkan oleh mantan istri Adrian.

Adrian sangat mengenal wanita bernama Naila yang kini tengah berada di dalam rumahnya.

Pria itu pergi meninggalkan kantor dengan kebingungan yang saat ini melanda asisten pribadinya yang kini tengah menyusun semua berkas kedalam sebuah kotak berukuran besar.

Sementara Adrian saat ini sudah tiba di halaman rumah, dia langsung turun dari mobilnya begitu tiba di sana.

Adrian langsung menempelkan telapak tangannya ke pintu yang langsung terbuka saat itu juga.

"Babe, aku pulang kamu dimana?."ucap Adrian.

"Hmm... aku disini."ucap Zoya yang terlihat seperti habis menangis.

"Kamu kenapa? sayang."ucap Adrian sambil mendekap Zoya.

"Tadi aku tidak sengaja terkena cipratan kuah bakso yang begitu pedas itu."ucap Zoya.

Sementara Adrian melihat ke arah Naila yang tengah menikmati semangkuk bakso.

"Siapa? yang mengijinkan mu membawa makanan itu kedalam rumah ini."ucap Adrian yang terlihat sangat marah.

"Aku sendiri ingin makan bakso kakak ipar perutku laper karena disini tidak ada makanan yang bisa aku makan."ucap Naila.

"Kau, tidak suka makanan di rumah ini lalu kenapa? tidak tinggal di kampung mu saja."ucap Adrian tegas.

"Zoya! suamimu memarahi aku kenapa? kau hanya diam saja tidak membela ku saudara mu."ucap wanita itu.

"Jangan pernah berani membentak istriku, kau bahkan tidak pantas untuk menyebut namanya."ucap Adrian tegas.

Tiba-tiba wanita yang tadi pagi bersama dengan Andreas pun menghampiri mereka.dia adalah calon istri Andreas yang kini tengah mengandung dan Naila adalah asisten pribadi wanita itu.

Zoya semakin dibuat bingung kenapa? Andreas membawa dua wanita itu langsung secara bersamaan.

"Ada apa? ini ribut-ribut."ucap wanita cantik itu, dan menghampiri Zoya.

Adrian langsung merangkul pinggang Zoya dan membawa Zoya pergi menuju kedalam kamar.

"Babe, jangan keluar dari dalam kamar jika aku tidak ada,,, kecuali jika mereka tidak ada di rumah ini."ucap Adrian tegas.

"Abang kenapa? bukankah mereka adalah calon istri Andreas."ucap Zoya bingung.

"Apa? kamu tidak lihat wanita mana yang tadi bersama dengan Andreas."ucap Adrian yang sudah bisa menebak jika Zoya tidak memperhatikan kondisi sekitar, hingga dia tidak tahu pasti antara Naila atau Terry yang pagi ini bersama dengan Andreas.

Sementara Andreas sendiri entah berada di mana, sampai saat ini tidak tampak keberadaannya di rumah.

"Sayang aku akan bekerja di rumah, kamu mau ikut ke ruang baca atau disini, ucap Adrian yang kini terlihat memperhatikan wajah cantik itu.

"Aku lihat nanti saja Bang."ucap Zoya.

"Hmm... baik'lah buatan Abang kopi setelah ini oke."ucap Adrian.

"Baiklah bang."ucap Zoya.

Setelah selesai menyiapkan pakaian santai untuk suaminya itu Zoya langsung bergegas menuju keluar dari dalam kamar untuk membuat kopi.

Sesampainya di luar Zoya melihat Andreas tengah marah besar pada Naila yang tadi sudah menindas Zoya.

"Abang jahat bukankah aku di undang kemari untuk menemani Abang disini,,, lalu kenapa? Aku tidak boleh menyuruh Zoya dia adalah adik angkat ku aku selalu dilayani oleh dia dulu."ucap Naila.

Plak...

Tamparan keras itu kembali mendarat di pipi Naila sementara Terry hanya diam seribu bahasa, dia tidak pernah membantah Andreas.

"Itu dulu sebelum aku tau bahwa Zoya ada, tapi sekarang siapapun di rumah ini tidak ada yang boleh macam-macam padanya! selain dia yang merupakan istri dari kakak dia adalah ratu di rumah ini."ucap Andreas.

"Ada apa? ini."ucap Zoya yang sudah berada di samping mereka.

"Semua ini gara-gara kamu Zoya lihat saja nanti aku akan membalas semua penghinaan ini."teriak Naila.

"Hmm... siapa? yang meminta kakak untuk menegur calon istri kakak."ucap Zoya yang kini menatap Andreas.

"Aku tidak perlu perintah untuk menghukum orang yang telah berani menyakiti mu."ucap Andreas tegas.

...******...

Zoya yang tidak tahan berlama-lama bertatapan dengan Andreas pun akhirnya duduk di depan meja makan yang Zoya lewati saat akan menuju pantry.

"Kopi untukku mana honey,,, kenapa? hanya buat kopi untuk dia saja."ucap Andreas.

"Disini ada calon istri kak Andreas, jadi kakak bisa minta tolong sama dia."ucap Zoya yang hendak melewati Andreas begitu saja tapi tangan kekar itu menahan pinggang ramping milik Zoya.

"Aku tidak suka kamu cuek seperti ini babe,,, mungkin saat ini kamu cuek karena Abang sudah membuat mu jatuh cinta, tapi satu hari nanti aku akan buktikan padamu bahwa hanya aku yang akan menjadi suamimu di masa depan."ucap Andreas.

"Ambilah jika kakak ingin kopi tapi tolong berhenti bicara tentang semua masalalu yang tidak pernah tergapai."ucap Zoya.

"Bukan tidak babe, tapi tertunda."ucap Andreas yang hendak menarik Zoya untuk duduk di pangkuannya.

Tapi Zoya langsung menepis tangan itu meskipun tidak sepenuhnya berhasil karena Zoya terjerembab di pangkuan Andreas.

Namun tidak lama karena Zoya langsung menampar wajah tampan itu tepat di pipi sebelah kiri.

"Andreas,,, kamu anggap apa? aku ini, kenapa? kau bersikap kurang ajar seperti ini."ucap Zoya yang terlihat menyesal karena refleks telah menampar wajah tampan itu.

Zoya hendak pergi sambil berkata."Maafkan aku aku tidak sengaja."ucap Zoya sambil berlalu pergi.

Tapi baru saja dua langkah Zoya melangkah perkataan Andreas langsung membuat gadis itu mematung.

"Bukankah kita sudah sering melakukan hal itu bahkan lebih dari itu, apa? kakak tau bahwa sebelum dia aku bahkan lebih dulu mendapatkan ciuman pertama mu, dan ."ucapan Andreas terhenti saat Zoya langsung berbalik dan berkata.

"Jangan pernah katakan itu lagi, atau aku akan benar-benar membenci semua yang pernah terjadi diantara kita"ucap Zoya.

Wanita itu kini berlinang air mata namun dia langsung mengusap kasar wajahnya itu. dan berbalik pergi.

"Honey tunggu!"panggil Andreas yang kini tidak dihiraukan sama sekali oleh Zoya.

"Babe,,,"ucap Adrian yang lagi-lagi melihat istrinya seperti baru saja menangis.

"Kenapa? babe,,, siapa? yang sudah membuat mu menangis dimana kopinya."tanya Adrian.

"Aku tidak sengaja menjatuhkan kopi itu bang, aku sedih kenapa? aku begitu teledor hingga menjatuhkan kopi untuk Abang."ucap Zoya yang kini terisak dalam pelukan Adrian.

Sementara Andreas kini mengepalkan tangannya erat di bawah meja.

Adrian pun akhirnya kembali membawa Zoya a kedalam ruang baca dimana pekerjaannya telah menunggunya asisten pribadinya sudah mengantarkan seluruh berkas yang harus ia periksa dan tanda tangan.

Adrian pun membawa istrinya duduk di sofa panjang yang ada di depan meja kebesarannya, seperti layaknya di kantor ruangan tersebut juga memiliki fasilitas yang sama, ada rak buku yang menjulang tinggi dan beberapa dokumen penting yang tersimpan di sana.

"Abang boleh aku makan junk food."ucap Zoya.

Adrian terdiam sambil menatap lekat wajah cantik itu, lalu ia berkata."Sayang kamu ingin makan makanan seperti tadi yang dimakan wanita ular itu?"tanya Adrian.

"Ya, Abang rasanya sangat rindu dengan itu."ucap Zoya.

"Abang bisa buatkan untuk mu tapi lain kali jangan sekarang oke."ucap Adrian lembut sambil mengecup bibir istrinya.

"Hmm... aku juga bisa buat, tapi disini tidak ada tepung yang aku butuhkan untuk bahan campurannya."ucap Zoya.

"Babe,,, kamu tau sendiri kan peraturan rumah ini, tidak boleh makan makanan seperti itu, tapi Abang bisa buat yang tanpa tepung dan itu lebih lezat daripada yang seperti kamu bilang."ucap Adrian sambil mengusap puncak kepala Zoya dengan penuh kelembutan.

Zoya pun hanya diam, dia tidak ingin lagi berbicara dengan Adrian karena percuma saja semua itu tidak akan pernah di gubris oleh pria yang terlalu perfeksionis seperti Adrian.

"Babe,,, dua hari lagi aku akan melakukan perjalanan bisnis, dan aku ingin kamu ikut."ucap Adrian.

"Hmm..."ucap Zoya.

"Baiklah sayang aku kerja dulu oke, setelah itu kita akan makan siang bersama."ucap Adrian.

Zoya hanya mengangguk, setelah itu ia merebahkan diri di atas sofa karena merasa sangat lelah.

Akhir-akhir ini Zoya gampang merasa lelah padahal tidak melakukan apa-apa hanya mengurus suami saja karena Kevin masih belum bisa menerima kehadiran dirinya di sisi Adrian.

Namun Zoya tidak ingin terlalu banyak berfikir, dia yakin satu saat nanti ia akan kembali diterima oleh Kevin.

Adrian yang kini tengah berkutat dengan laptopnya, dia melirik ke arah Zoya yang kini tengah berbaring di sofa yang ada di depan meja kerja miliknya.

Adrian pun langsung bangkit dan meraih selimut yang ada di ruangan itu miliknya jika dia enggan untuk pergi kemanapun disaat sudah lelah bekerja.

Adrian pun menyelimuti Zoya dengan selimut itu agar paha mulus milik istrinya tidak dilihat oleh orang lain jika sewaktu-waktu ada yang datang saat ini.

Adrian pun membungkukkan badan lalu mengecup bibir istrinya yang manis itu.

"Tidurlah sayang, dua hari lagi kita akan berbulan madu."ucap Adrian.

Pria itu pun kembali ke meja kebesarannya itu, dia kembali fokus pada laptop dan juga berkas yang kini ada di hadapannya.

Sesekali ia akan membubuhkan tanda tangan pada berkas yang sudah ia periksa.

Hingga jam makan siang pun terlewat, Adrian bahkan pergi membuat makan siang untuk dia dan istrinya, tidak hanya itu, Adrian juga membuat bakso yang Zoya inginkan dengan bantuan dari sang koki profesional yang Adrian pekerjakan mulai hari ini untuk memenuhi keinginan istrinya seperti saat ini.

Setelah bakso itu terhidang di meja makan, dan berikut dengan makan siang yang ia buat sendiri, Adrian langsung bergegas menuju ruang baca tapi ia melihat istrinya sudah tidak ada disana.

"Sayang kamu dimana?."pangil Adrian yang kini tengah mencari istrinya di dalam kamar.

Namun tidak ada jawaban karena Adrian mendengar suara gemericik air di dalam kamar mandi, mungkin Zoya sedang mandi.

Adrian pun duduk di sofa sambil menunggu istrinya keluar, dan tidak sampai dua menit akhirnya Zoya keluar.

"Abang darimana? Aku tadi nyari Abang."ucap Zoya.

"Hmm... Abang dari dapur sudah masak makan siang untuk kita."ucap Adrian.

"Hmm... rajin sekali Abang hari ini."ucap Zoya sambil tersenyum manis.

Dia yang saat ini tengah menggunakan bathrobe dengan lilitan handuk di kepalanya, membuat Adrian menelan Saliva nya dengan susah payah.

Istrinya terlalu cantik saat ini sedang bibir berwarna pink alami dan sedikit basah membuat Adrian tidak bisa menahan gairah.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11.
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 32
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 55
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 149
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 153
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 162
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 172
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11.
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 32
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 55
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 149
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 153
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 162
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 172
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!