Ancaman Adrian terasa begitu terasa sangat serius hingga Zoya kesulitan menelan ludahnya.
Dia juga tidak tahu jika pria yang begitu terlihat dingin itu, ternyata dia begitu menginginkan memiliki banyak anak.
"Abang,,"ucap Zoya.
"Aku tidak main-main sayang."ucap Adrian.
Akhirnya Zoya kembali terdiam.
Setelah sarapan pagi selesai keduanya duduk di sofa, Adrian yang kini sibuk dengan Handphone pintarnya. dan Zoya sibuk menonton televisi tapi saat itu wajahnya berubah seperti kepiting rebus saat melihat adegan film dewasa di sana.
Adrian yang mendengar suara pertempuran ranjang itu pun menoleh ke arah istrinya itu.
"Babe, kamu suka nonton film seperti itu?"tanya Adrian yang kini terlihat menggoda istrinya yang kesulitan untuk mematikan televisi tersebut.
"Aku tidak tau jika film itu ada adegan seperti itu."ucap Zoya yang kini menutup mata.
"Kenapa? wajahnya di tutup seperti itu, bukankah kamu harus belajar untuk melakukan semua itu."ucap Adrian.
"Abang!! aku tidak mau."ucap Zoya.
"Kenapa? tidak mau hmm...itu untuk menyenangkan diri sendiri dan suamimu, juga tidak ada salahnya."ucap Adrian.
"Sudah cukup! Aku tidak suka jangan bahas itu lagi."ucap Zoya.
"Heummm..."balas Adrian yang kini kembali fokus pada handphonenya itu.
Zoya tiba-tiba ingin merebut Handphone Adrian meskipun nantinya pria itu akan sangat marah Zoya tidak peduli.
Zoya langsung meraih Handpone tersebut, dan membawa benda pipih itu lalu meletakkan itu di atas ranjang. sementara sang pemilik hanya menatap lekat pada istrinya yang kini menatap dirinya.
"Abang marah saja jika ingin marah aku pegel lihat Abang sedari tadi sibuk pada benda itu, apa? tidak ada kegiatan lain selain itu."ucap Zoya yang merasa bosan dengan itu.
"Kenapa? Abang harus marah sayang, sudah Abang tawarkan kamu untuk jalan-jalan."ucap Adrian.
"Aku tidak mau jalan-jalan."balas Zoya.
"Lalu apa? mau mu sayang."ucap Adrian lagi.
"Aku tidak tau Abang tapi aku bosan."ucap Zoya.
"Ayo ganti bajunya dulu... sebentar lagi kita akan segera pergi ke luar untuk jalan-jalan."ucap Adrian.
"Gak mau jalan aku mau berenang saja."ucap Zoya.
"Baiklah sayang terserah apa? yang kamu mau."ucap Adrian.
Tapi kolam renangnya pasti ramai aku ingin yang hanya ada kita agar tenang."ucap Zoya.
"Baiklah Sayang tapi kembalikan dulu handphonenya."ucap Adrian lagi.
"Tidak mau ambil saja sendiri."ucap Zoya yang kembali terlihat kesal.
"Babe, bagaimana? Aku bisa mewujudkan keinginan mu, jika handphonenya di tahan oleh mu."ucap Adrian.
"Ya, baiklah."ucap Zoya malas sambil memberikan Handpone tersebut, tapi Zoya langsung melotot kaget, saat Adrian menarik dirinya hingga terjatuh di pangkuannya.
"Ab."belum juga selesai bicara bibir Zoya sudah di bungkam dengan bibir Adrian yang kini tengah memberikan gigitan di bibir bawahnya.
"Abang...."ucap Zoya yang hampir kehabisan nafas.
"Bagaimana? masih mau protes."ucap Adrian yang kini menghubungi seseorang namun tangan kirinya masih mendepak istrinya itu.
"Bereskan semua istriku ingin berenang."ucap pria itu terdengar sangat dingin.
Zoya kini mulai mengerti dengan apa? yang dimaksud dengan kekuasaan.
"Bersiaplah sayang sebentar lagi akan ada yang membawakan baju renang untuk mu."ucap Adrian.
"Aku bersiap ngapain tinggal ganti baju tapi bajunya juga belum datang bukan."ucap Zoya.
"Eum gunakan sun blok agar tubuh mu terlindungi dari sinar matahari karena kita akan berenang di atas."ucap Adrian.
"Di atas."ucap Zoya tidak percaya.
Adrian pun mengangguk pelan, setelah itu ia pun membenarkan posisi duduk istrinya yang sedari tadi tidak bisa diam Adrian yang merasa adik kecilnya bangun dia pun menahan diri untuk tidak mengikuti hasratnya karena tadi pagi dia sudah membuat Zoya hampir tidak bisa berjalan.
"Sayang,,, jangan banyak bergerak."ucap Adrian.
"Kenapa? memangnya."ucap Zoya yang kini dengan sengaja bergerak kesana-kemari. tapi saat dia sadar ada sesuatu yang keras dan besar di bawah sana! Zoya langsung terdiam.
"Sudah sadar kan sekarang."ucap Adrian.
"Maaf,,,"lirih Zoya yang kini terlihat menunduk.
Adrian langsung membingkai wajah cantik itu dan tidak menyia-nyiakan kesempatan dia langsung mencium bibir Zoya dengan penuh nafsu, namun Adrian tidak berniat untuk melakukan hubungan intim karena kasihan dengan istrinya yang kini ingin pergi berenang.
"Pergilah duluan, aku harus mengurus sesuatu."ucap Adrian yang kini langsung bergegas menuju kamar mandi sementara Zoya duduk sambil terbengong di sofa tersebut.
Dia tidak tau apa? yang akan dilakukan oleh suaminya saat ini di dalam kamar mandi.
Saat Zoya tengah memperhatikan pintu kamar mandi yang tertutup itu, tiba-tiba bunyi bel pintu pun terdengar nyaring, Zoya langsung bergegas membuka pintu lalu mengambil sesuatu yang diberikan oleh pelayan hotel tersebut.
Sebuah handbag berisi pakaian renang yang ia dan suaminya akan kenakan saat ini.
Zoya yang dulu terlihat sangat polos, kini sudah mulai mengerti dengan kebiasaan orang-orang yang berada di perkotaan dan dia tidak kaget saat melihat pakaian renang yang lebih mirip celana dalam dan bra itu pun sudah dia kenakan saat itu juga meskipun tidak terbiasa, tapi Zoya berusaha untuk membiasakan diri toh, dia berenang hanya berdua dengan suaminya di sore ini.
Zoya yang sudah selesai menggunakan bikini tersebut dia langsung melapisinya dengan menggunakan bathrobe. namun wanita itu malah duduk menunggu Adrian yang tak kunjung keluar dari dalam kamar mandi.
Saat Zoya sudah tidak sabar ingin segera pergi, tiba-tiba dia memiliki ide untuk mengetuk pintu kamar mandi.
Dan bertepatan dengan itu, Adrian tengah memanggil nama istrinya dengan suara parau nya karena sudah sampai di puncak setelah bersolo karir hampir lima belas menit dan adik kecil Adrian begitu bandel karena tidak bisa diajak kompromi jika tidak dengan Zoya, hingga dia harus membujuk adik kecilnya itu sedikit lebih lama.
"Abang..."ucap Zoya yang kini mengetuk pintu kamar mandi tersebut.
"Sebentar sayang,,, Abang sedang buang air."sahut Adrian dari dalam.
"Heummm... pantas saja lama."ucap Zoya.
Zoya pun kembali duduk di sofa, dia terus mengetuk-ngetuk jari tangannya itu di atas sofa hingga Adrian datang menghampiri dirinya.
"Sayang sudah lama menunggu hmm."ucap Adrian sambil mengecup puncak kepala istrinya.
"Renang nya batal."ucap Zoya yang terlihat sangat kesal.
"Heummm... istriku yang cantik ini ngambek lagi, bagaimana? kalau berenang di atas ranjang saja."ucap Adrian menggoda istrinya itu.
"Tidak mau, aku mau berenang di atas saja."ucap Zoya.
"Tidak masalah di atas atau dibawah sama-sama enak."goda Adrian lagi.
"Abang!!"
...*******...
Zoya kini tengah berenang kesana kemari, dia tidak peduli dengan keberadaan Adrian yang sedari tadi duduk di tepi kolam sambil memperhatikan dirinya.
Zoya benar-benar merasa kesal dengan suami mesumnya itu, ternyata tidak butuh waktu lama untuk mencairkan gunung es yang ada di hadapan Zoya. Adrian justru terlihat sangat bucin pada istrinya itu.
Tapi Zoya tetap tidak mengerti dengan sikap Adrian yang gampang sekali tersulut emosi jika seseorang mengganggu dirinya, seperti semalam Zoya akan terus bergidik ngeri jika mengingat empat jari tangan pria itu putus dalam hitungan detik akibat perbuatan Adrian yang tidak ingin miliknya di ganggu oleh orang lain.
Adrian yang merasa istrinya tengah menghukum dirinya pun dia bangkit dari duduknya dan langsung menceburkan diri ke dalam kolam.
Adrian langsung meraih pinggang istrinya itu, dan mendekapnya erat.
"Apalagi? kesalahan ku sayang, aku perhatikan sedari tadi kamu menahan kesal."kata Adrian bertanya.
"Pikir saja sendiri, sedari tadi Abang hanya berdiam diri di tepi kolam! lalu untuk apa? tadi Abang ganti kostum."ucap Zoya.
"Hmm sayang kamu kesal gara-gara itu rupanya,,,Abang sengaja duduk di tepi kolam karena ingin melihat bidadari cantik sedang berenang dan ternyata dia pandai berenang."ucap Adrian yang kini mengecup bibir Zoya.
"Aku lelah mau istirahat."ucap Zoya yang kini melepaskan diri dari dekapan Adrian.
"Sayang, tunggu jika ingin istirahat, kita bisa naik ke sana."ucap Adrian sambil menunjuk ke sebuah benda yang mirip kasur.
Zoya menggeleng pelan, dia tidak mau dia lebih memilih untuk duduk di kursi santai yang ada di tepi kolam dan menikmati sunset dan sejuknya jus strawberry yang terlihat menggoda.
"Sayang... temani Abang berenang dulu oke."ucap Adrian berbisik di telinga Zoya.
"Tidak mau aku haus."ucap Zoya yang kini berenang ke tepian.
"Babe,, please sebentar saja."ucap Adrian.
"Tidak mau pokonya tidak."ucap Zoya.
Adrian pun mengalah akhirnya dia berenang sendirian.
Zoya yang sedari tadi kesulitan menelan ludah pun akhirnya merasa plong setelah segelas jus strawberry melepaskan dirinya dari dahaga.
Adrian sendiri sibuk berenang kesana kemari, dan Zoya yang melihat itu saat ini tengah melamun. Zoya baru sadar ternyata suaminya begitu tampan dan gagah perkasa, dan Zoya begitu mengagumi Adrian, tapi saat itu juga dia sadar jika Andreas lebih tampan dari suaminya yang tampan itu.
Jadi bisa dibayangkan seberapa tampan Andreas Tama meskipun mereka bukan keturunan luar.
Zoya yang kini tengah merasakan sesak di dadanya karena teringat dengan Andreas pun dikagetkan oleh Adrian yang saat ini tengah mengecup bibirnya yang masih basah karena jus strawberry yang ia minum.
"Sayang,,, kamu masih melamun."ucap Adrian.
"Hmm... aku hanya sedang memikirkan sesuatu, bagaimana? jika Kevin membenci ku karena aku merebut ayahnya dari mommy nya. seperti hari itu.
Adrian terlihat sedang berfikir, sampai saat Zoya kembali berkata."Mari kita berpisah saja."ucap Zoya yang kini terlihat sedih.
"Sayang!! kamu bicara apa hmm, jangan fikirkan itu lagi, biar Kevin menjadi urusan ku."ucap Adrian.
"Aku hanya sedih melihat Kevin membenci diriku."ucap Zoya.
Adrian yang kini membungkuk pun langsung membawa Zoya kedalam dekapannya.
Mereka pun melanjutkan acara berenang di sore hari tersebut hingga mereka memutuskan untuk menyudahi kegiatan tesebut, Zoya kini tengah membersihkan diri di dalam kamar mandi.
Wanita itu tidak tahu jika saat ini Kevin sudah datang dan sudah berada di dalam kamarnya itu.
Anak berusia lima tahun itu, kini tengah sibuk bermain game di handphone milik sang daddy yang kini tengah mengelus puncak kepala putranya itu.
"Kevin daddy tidak ingin Kevin berkata kasar pada mommy Zoya."ucap Adrian.
"Kevin hanya tidak mau mommy diganti."ucap Kevin.
"Sayang mommy tidak digantikan, tapi Kevin akan tetap bersama dengan daddy dan mommy Zoya. suatu hari nanti saat Kevin sudah besar Kevin akan mengerti dengan keputusan yang daddy ambil dan percayalah kasih sayang mommy Zoya adalah tulus untuk mu."ucap Adrian.
"Tidak mau panggil mommy, dia bukan mommy Kevin daddy."ucap Kevin tetap kekeuh.
"Terus Kevin mau panggil mommy Zoya dengan panggilan apa?"tanya Adrian.
"Panggil Tante saja."ucap Kevin.
"Kevin."ucap Adrian tidak setuju.
"Begitu saja tidak masalah, daripada dia memanggil ku dengan sebutan pelakor."ucap Zoya yang teringat hari itu.
"Tante Zoya."ucap Kevin.
"Hi... apa kabar Kevin sayang."ucap Zoya yang terlihat tersenyum kecut.
"Sayang, kamu tidak apa-apa kan? lain kali aku janji itu tidak akan pernah terjadi lagi."ucap Adrian.
"Tidak apa-apa bang, Kevin masih sangat kecil,,, dia tidak mengerti dengan apa? yang terjadi diantara kita."ucap Zoya.
Adrian pun berusaha untuk tersenyum, meskipun dia tahu ini akan membuat Zoya sedih, tapi pria itu tidak akan pernah membiarkan istrinya seperti itu.
Zoya telah selesai mengeringkan rambut dan menggunakan skincare yang pernah Andreas belikan. lagi-lagi Andreas yang selalu mengingatkan bahwa Zoya dan Andreas belum sepenuhnya usai.
Wanita itu mematung di tempatnya, cermin yang ada di hadapannya menampakkan kerinduan yang sulit untuk ia ungkapkan! ingin sekali rasanya Zoya berteriak memanggil nama pria yang sudah terluka karena ketidak berdayakan nya itu.
"Babe,,, kamu melamun lagi."ucap Adrian.
"Ah, tidak kak,,, eh maksudnya Abang."ucap Zoya gelagapan.
"Apa? Andreas masih disini."tanya Adrian spontan Zoya kaget saat itu dia semakin terlihat gelagapan.
"M,,, Maksud Abang apa?."ucap Zoya.
"Berarti benar kamu masih memikirkan dia."ucap Adrian.
"Abang jangan bicara sembarangan aku tidak memikirkan siapapun."ucap Zoya.
"Sayang aku tak mempermasalahkan jika kamu masih memikirkan Andreas karena disini aku yang salah telah merebut dirimu darinya, tapi satu hal yang harus kamu tahu,,, bahwa aku tidak pernah bermain-main dengan pernikahan meskipun dulu Alya menolak untuk hamil anak kami hingga akhirnya Kevin lahir dan wanita itu menagih janji ku untuk bisa bebas setelah melahirkan Kevin bahkan dia tidak pernah memberikan ASI nya pada putra ku, semua itu hanya demi karier! Dan sejak saat itu aku berjanji pada diriku jika suatu hari Tuhan menakdirkannya untuk ku punya istri lagi, aku ingin istri yang benar-benar berjodoh dengan ku seumur hidupku! tidak seperti wanita itu aku meminta pada tuhan wanita yang benar-benar mencintai ku, dan tidak pernah berkhianat seperti ibuku yang sudah membuat hidupku benci dengan perempuan manapun di dunia ini... sampai saat Bunda mengangkat kami menjadikan kami berdua sebagai putera mereka meskipun diantara kami tidak memiliki hubungan darah sama sekali tapi Bunda sangat menyayangi ku! keduanya selalu memberikan perhatian lebih dan selalu mengajarkan kami berdua kebaikan, sehingga kami menjadi orang sukses seperti saat ini, dan aku percaya itu adalah kamu."ucap Adrian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments