Bab 14

Ancaman Adrian terasa begitu terasa sangat serius hingga Zoya kesulitan menelan ludahnya.

Dia juga tidak tahu jika pria yang begitu terlihat dingin itu, ternyata dia begitu menginginkan memiliki banyak anak.

"Abang,,"ucap Zoya.

"Aku tidak main-main sayang."ucap Adrian.

Akhirnya Zoya kembali terdiam.

Setelah sarapan pagi selesai keduanya duduk di sofa, Adrian yang kini sibuk dengan Handphone pintarnya. dan Zoya sibuk menonton televisi tapi saat itu wajahnya berubah seperti kepiting rebus saat melihat adegan film dewasa di sana.

Adrian yang mendengar suara pertempuran ranjang itu pun menoleh ke arah istrinya itu.

"Babe, kamu suka nonton film seperti itu?"tanya Adrian yang kini terlihat menggoda istrinya yang kesulitan untuk mematikan televisi tersebut.

"Aku tidak tau jika film itu ada adegan seperti itu."ucap Zoya yang kini menutup mata.

"Kenapa? wajahnya di tutup seperti itu, bukankah kamu harus belajar untuk melakukan semua itu."ucap Adrian.

"Abang!! aku tidak mau."ucap Zoya.

"Kenapa? tidak mau hmm...itu untuk menyenangkan diri sendiri dan suamimu, juga tidak ada salahnya."ucap Adrian.

"Sudah cukup! Aku tidak suka jangan bahas itu lagi."ucap Zoya.

"Heummm..."balas Adrian yang kini kembali fokus pada handphonenya itu.

Zoya tiba-tiba ingin merebut Handphone Adrian meskipun nantinya pria itu akan sangat marah Zoya tidak peduli.

Zoya langsung meraih Handpone tersebut, dan membawa benda pipih itu lalu meletakkan itu di atas ranjang. sementara sang pemilik hanya menatap lekat pada istrinya yang kini menatap dirinya.

"Abang marah saja jika ingin marah aku pegel lihat Abang sedari tadi sibuk pada benda itu, apa? tidak ada kegiatan lain selain itu."ucap Zoya yang merasa bosan dengan itu.

"Kenapa? Abang harus marah sayang, sudah Abang tawarkan kamu untuk jalan-jalan."ucap Adrian.

"Aku tidak mau jalan-jalan."balas Zoya.

"Lalu apa? mau mu sayang."ucap Adrian lagi.

"Aku tidak tau Abang tapi aku bosan."ucap Zoya.

"Ayo ganti bajunya dulu... sebentar lagi kita akan segera pergi ke luar untuk jalan-jalan."ucap Adrian.

"Gak mau jalan aku mau berenang saja."ucap Zoya.

"Baiklah sayang terserah apa? yang kamu mau."ucap Adrian.

Tapi kolam renangnya pasti ramai aku ingin yang hanya ada kita agar tenang."ucap Zoya.

"Baiklah Sayang tapi kembalikan dulu handphonenya."ucap Adrian lagi.

"Tidak mau ambil saja sendiri."ucap Zoya yang kembali terlihat kesal.

"Babe, bagaimana? Aku bisa mewujudkan keinginan mu, jika handphonenya di tahan oleh mu."ucap Adrian.

"Ya, baiklah."ucap Zoya malas sambil memberikan Handpone tersebut, tapi Zoya langsung melotot kaget, saat Adrian menarik dirinya hingga terjatuh di pangkuannya.

"Ab."belum juga selesai bicara bibir Zoya sudah di bungkam dengan bibir Adrian yang kini tengah memberikan gigitan di bibir bawahnya.

"Abang...."ucap Zoya yang hampir kehabisan nafas.

"Bagaimana? masih mau protes."ucap Adrian yang kini menghubungi seseorang namun tangan kirinya masih mendepak istrinya itu.

"Bereskan semua istriku ingin berenang."ucap pria itu terdengar sangat dingin.

Zoya kini mulai mengerti dengan apa? yang dimaksud dengan kekuasaan.

"Bersiaplah sayang sebentar lagi akan ada yang membawakan baju renang untuk mu."ucap Adrian.

"Aku bersiap ngapain tinggal ganti baju tapi bajunya juga belum datang bukan."ucap Zoya.

"Eum gunakan sun blok agar tubuh mu terlindungi dari sinar matahari karena kita akan berenang di atas."ucap Adrian.

"Di atas."ucap Zoya tidak percaya.

Adrian pun mengangguk pelan, setelah itu ia pun membenarkan posisi duduk istrinya yang sedari tadi tidak bisa diam Adrian yang merasa adik kecilnya bangun dia pun menahan diri untuk tidak mengikuti hasratnya karena tadi pagi dia sudah membuat Zoya hampir tidak bisa berjalan.

"Sayang,,, jangan banyak bergerak."ucap Adrian.

"Kenapa? memangnya."ucap Zoya yang kini dengan sengaja bergerak kesana-kemari. tapi saat dia sadar ada sesuatu yang keras dan besar di bawah sana! Zoya langsung terdiam.

"Sudah sadar kan sekarang."ucap Adrian.

"Maaf,,,"lirih Zoya yang kini terlihat menunduk.

Adrian langsung membingkai wajah cantik itu dan tidak menyia-nyiakan kesempatan dia langsung mencium bibir Zoya dengan penuh nafsu, namun Adrian tidak berniat untuk melakukan hubungan intim karena kasihan dengan istrinya yang kini ingin pergi berenang.

"Pergilah duluan, aku harus mengurus sesuatu."ucap Adrian yang kini langsung bergegas menuju kamar mandi sementara Zoya duduk sambil terbengong di sofa tersebut.

Dia tidak tau apa? yang akan dilakukan oleh suaminya saat ini di dalam kamar mandi.

Saat Zoya tengah memperhatikan pintu kamar mandi yang tertutup itu, tiba-tiba bunyi bel pintu pun terdengar nyaring, Zoya langsung bergegas membuka pintu lalu mengambil sesuatu yang diberikan oleh pelayan hotel tersebut.

Sebuah handbag berisi pakaian renang yang ia dan suaminya akan kenakan saat ini.

Zoya yang dulu terlihat sangat polos, kini sudah mulai mengerti dengan kebiasaan orang-orang yang berada di perkotaan dan dia tidak kaget saat melihat pakaian renang yang lebih mirip celana dalam dan bra itu pun sudah dia kenakan saat itu juga meskipun tidak terbiasa, tapi Zoya berusaha untuk membiasakan diri toh, dia berenang hanya berdua dengan suaminya di sore ini.

Zoya yang sudah selesai menggunakan bikini tersebut dia langsung melapisinya dengan menggunakan bathrobe. namun wanita itu malah duduk menunggu Adrian yang tak kunjung keluar dari dalam kamar mandi.

Saat Zoya sudah tidak sabar ingin segera pergi, tiba-tiba dia memiliki ide untuk mengetuk pintu kamar mandi.

Dan bertepatan dengan itu, Adrian tengah memanggil nama istrinya dengan suara parau nya karena sudah sampai di puncak setelah bersolo karir hampir lima belas menit dan adik kecil Adrian begitu bandel karena tidak bisa diajak kompromi jika tidak dengan Zoya, hingga dia harus membujuk adik kecilnya itu sedikit lebih lama.

"Abang..."ucap Zoya yang kini mengetuk pintu kamar mandi tersebut.

"Sebentar sayang,,, Abang sedang buang air."sahut Adrian dari dalam.

"Heummm... pantas saja lama."ucap Zoya.

Zoya pun kembali duduk di sofa, dia terus mengetuk-ngetuk jari tangannya itu di atas sofa hingga Adrian datang menghampiri dirinya.

"Sayang sudah lama menunggu hmm."ucap Adrian sambil mengecup puncak kepala istrinya.

"Renang nya batal."ucap Zoya yang terlihat sangat kesal.

"Heummm... istriku yang cantik ini ngambek lagi, bagaimana? kalau berenang di atas ranjang saja."ucap Adrian menggoda istrinya itu.

"Tidak mau, aku mau berenang di atas saja."ucap Zoya.

"Tidak masalah di atas atau dibawah sama-sama enak."goda Adrian lagi.

"Abang!!"

...*******...

Zoya kini tengah berenang kesana kemari, dia tidak peduli dengan keberadaan Adrian yang sedari tadi duduk di tepi kolam sambil memperhatikan dirinya.

Zoya benar-benar merasa kesal dengan suami mesumnya itu, ternyata tidak butuh waktu lama untuk mencairkan gunung es yang ada di hadapan Zoya. Adrian justru terlihat sangat bucin pada istrinya itu.

Tapi Zoya tetap tidak mengerti dengan sikap Adrian yang gampang sekali tersulut emosi jika seseorang mengganggu dirinya, seperti semalam Zoya akan terus bergidik ngeri jika mengingat empat jari tangan pria itu putus dalam hitungan detik akibat perbuatan Adrian yang tidak ingin miliknya di ganggu oleh orang lain.

Adrian yang merasa istrinya tengah menghukum dirinya pun dia bangkit dari duduknya dan langsung menceburkan diri ke dalam kolam.

Adrian langsung meraih pinggang istrinya itu, dan mendekapnya erat.

"Apalagi? kesalahan ku sayang, aku perhatikan sedari tadi kamu menahan kesal."kata Adrian bertanya.

"Pikir saja sendiri, sedari tadi Abang hanya berdiam diri di tepi kolam! lalu untuk apa? tadi Abang ganti kostum."ucap Zoya.

"Hmm sayang kamu kesal gara-gara itu rupanya,,,Abang sengaja duduk di tepi kolam karena ingin melihat bidadari cantik sedang berenang dan ternyata dia pandai berenang."ucap Adrian yang kini mengecup bibir Zoya.

"Aku lelah mau istirahat."ucap Zoya yang kini melepaskan diri dari dekapan Adrian.

"Sayang, tunggu jika ingin istirahat, kita bisa naik ke sana."ucap Adrian sambil menunjuk ke sebuah benda yang mirip kasur.

Zoya menggeleng pelan, dia tidak mau dia lebih memilih untuk duduk di kursi santai yang ada di tepi kolam dan menikmati sunset dan sejuknya jus strawberry yang terlihat menggoda.

"Sayang... temani Abang berenang dulu oke."ucap Adrian berbisik di telinga Zoya.

"Tidak mau aku haus."ucap Zoya yang kini berenang ke tepian.

"Babe,, please sebentar saja."ucap Adrian.

"Tidak mau pokonya tidak."ucap Zoya.

Adrian pun mengalah akhirnya dia berenang sendirian.

Zoya yang sedari tadi kesulitan menelan ludah pun akhirnya merasa plong setelah segelas jus strawberry melepaskan dirinya dari dahaga.

Adrian sendiri sibuk berenang kesana kemari, dan Zoya yang melihat itu saat ini tengah melamun. Zoya baru sadar ternyata suaminya begitu tampan dan gagah perkasa, dan Zoya begitu mengagumi Adrian, tapi saat itu juga dia sadar jika Andreas lebih tampan dari suaminya yang tampan itu.

Jadi bisa dibayangkan seberapa tampan Andreas Tama meskipun mereka bukan keturunan luar.

Zoya yang kini tengah merasakan sesak di dadanya karena teringat dengan Andreas pun dikagetkan oleh Adrian yang saat ini tengah mengecup bibirnya yang masih basah karena jus strawberry yang ia minum.

"Sayang,,, kamu masih melamun."ucap Adrian.

"Hmm... aku hanya sedang memikirkan sesuatu, bagaimana? jika Kevin membenci ku karena aku merebut ayahnya dari mommy nya. seperti hari itu.

Adrian terlihat sedang berfikir, sampai saat Zoya kembali berkata."Mari kita berpisah saja."ucap Zoya yang kini terlihat sedih.

"Sayang!! kamu bicara apa hmm, jangan fikirkan itu lagi, biar Kevin menjadi urusan ku."ucap Adrian.

"Aku hanya sedih melihat Kevin membenci diriku."ucap Zoya.

Adrian yang kini membungkuk pun langsung membawa Zoya kedalam dekapannya.

Mereka pun melanjutkan acara berenang di sore hari tersebut hingga mereka memutuskan untuk menyudahi kegiatan tesebut, Zoya kini tengah membersihkan diri di dalam kamar mandi.

Wanita itu tidak tahu jika saat ini Kevin sudah datang dan sudah berada di dalam kamarnya itu.

Anak berusia lima tahun itu, kini tengah sibuk bermain game di handphone milik sang daddy yang kini tengah mengelus puncak kepala putranya itu.

"Kevin daddy tidak ingin Kevin berkata kasar pada mommy Zoya."ucap Adrian.

"Kevin hanya tidak mau mommy diganti."ucap Kevin.

"Sayang mommy tidak digantikan, tapi Kevin akan tetap bersama dengan daddy dan mommy Zoya. suatu hari nanti saat Kevin sudah besar Kevin akan mengerti dengan keputusan yang daddy ambil dan percayalah kasih sayang mommy Zoya adalah tulus untuk mu."ucap Adrian.

"Tidak mau panggil mommy, dia bukan mommy Kevin daddy."ucap Kevin tetap kekeuh.

"Terus Kevin mau panggil mommy Zoya dengan panggilan apa?"tanya Adrian.

"Panggil Tante saja."ucap Kevin.

"Kevin."ucap Adrian tidak setuju.

"Begitu saja tidak masalah, daripada dia memanggil ku dengan sebutan pelakor."ucap Zoya yang teringat hari itu.

"Tante Zoya."ucap Kevin.

"Hi... apa kabar Kevin sayang."ucap Zoya yang terlihat tersenyum kecut.

"Sayang, kamu tidak apa-apa kan? lain kali aku janji itu tidak akan pernah terjadi lagi."ucap Adrian.

"Tidak apa-apa bang, Kevin masih sangat kecil,,, dia tidak mengerti dengan apa? yang terjadi diantara kita."ucap Zoya.

Adrian pun berusaha untuk tersenyum, meskipun dia tahu ini akan membuat Zoya sedih, tapi pria itu tidak akan pernah membiarkan istrinya seperti itu.

Zoya telah selesai mengeringkan rambut dan menggunakan skincare yang pernah Andreas belikan. lagi-lagi Andreas yang selalu mengingatkan bahwa Zoya dan Andreas belum sepenuhnya usai.

Wanita itu mematung di tempatnya, cermin yang ada di hadapannya menampakkan kerinduan yang sulit untuk ia ungkapkan! ingin sekali rasanya Zoya berteriak memanggil nama pria yang sudah terluka karena ketidak berdayakan nya itu.

"Babe,,, kamu melamun lagi."ucap Adrian.

"Ah, tidak kak,,, eh maksudnya Abang."ucap Zoya gelagapan.

"Apa? Andreas masih disini."tanya Adrian spontan Zoya kaget saat itu dia semakin terlihat gelagapan.

"M,,, Maksud Abang apa?."ucap Zoya.

"Berarti benar kamu masih memikirkan dia."ucap Adrian.

"Abang jangan bicara sembarangan aku tidak memikirkan siapapun."ucap Zoya.

"Sayang aku tak mempermasalahkan jika kamu masih memikirkan Andreas karena disini aku yang salah telah merebut dirimu darinya, tapi satu hal yang harus kamu tahu,,, bahwa aku tidak pernah bermain-main dengan pernikahan meskipun dulu Alya menolak untuk hamil anak kami hingga akhirnya Kevin lahir dan wanita itu menagih janji ku untuk bisa bebas setelah melahirkan Kevin bahkan dia tidak pernah memberikan ASI nya pada putra ku, semua itu hanya demi karier! Dan sejak saat itu aku berjanji pada diriku jika suatu hari Tuhan menakdirkannya untuk ku punya istri lagi, aku ingin istri yang benar-benar berjodoh dengan ku seumur hidupku! tidak seperti wanita itu aku meminta pada tuhan wanita yang benar-benar mencintai ku, dan tidak pernah berkhianat seperti ibuku yang sudah membuat hidupku benci dengan perempuan manapun di dunia ini... sampai saat Bunda mengangkat kami menjadikan kami berdua sebagai putera mereka meskipun diantara kami tidak memiliki hubungan darah sama sekali tapi Bunda sangat menyayangi ku! keduanya selalu memberikan perhatian lebih dan selalu mengajarkan kami berdua kebaikan, sehingga kami menjadi orang sukses seperti saat ini, dan aku percaya itu adalah kamu."ucap Adrian.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11.
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 32
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 55
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 149
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 153
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 162
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 172
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11.
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 32
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 55
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 149
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 153
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 162
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 172
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!