Zoya tetap bersikeras untuk pergi, sampai saat seseorang datang menghampiri nya, dia berfikir bahwa itu adalah Adrian yang sedari tadi berbicara padanya, namun dia baru menyadari kata-katanya saat orang itu menarik pergelangan tangannya dengan kuat.
"Cukup tuan Adrian, kita tidak akan pernah menikah karena kita tidak punya hubungan apapun, dan aku akan pergi kemanapun dengan bebas seperti yang aku inginkan.... tidak peduli dengan rasa sakit karena tidak bisa bersama dengan tuan Andreas yang sudah memiliki anak dari orang lain yang jelas aku akan tetap pergi."ucap Zoya.
"Apa! yang kamu katakan Zoya."ucap pria yang kini mencengkeram erat kedua bahu Zoya setelah dia menarik lengan Zoya dengan sangat kasar.
"Tuan muda."ucap Zoya yang kini menundukkan pandangannya.
"Katakan satu kali lagi,,, apa? yang kamu katakan tadi."ucap Andreas tegas.
"Yang mana? tuan muda."ucap Zoya.
"Katakan semuanya, siapa? yang akan menikah dengan siapa? Dan kenapa? kau berniat untuk pergi dari ku."ucap Andreas yang kini terlihat sangat marah.
"Aku sudah seharusnya pergi dari sini karena ini bukan rumah ku, dan satu hal lagi selamat atas kehamilan Sindi semoga kalian semakin bahagia tuan dan nyonya muda."ucap Zoya sambil mencoba untuk melepaskan cengkraman tangan Andreas.
"Kau belum mengatakan yang sejujurnya siapa? yang akan menikah."ucap Andreas.
"Tuan Adrian yang mengatakan bahwa aku akan dinikahi olehnya karena tuan muda sudah terlanjur memiliki anak dengannya."ucap Zoya.
Andreas menatap tajam kearah Zoya, yang kini memalingkan wajahnya.
"Jangan pernah coba-coba untuk meninggalkan ku Zoya atau kamu akan melihat kuburan ku."ucap Andreas.
"Aku tidak pernah menjauhi mu. tuan muda tapi aku juga tidak mungkin terus berada di sini dalam keadaan seperti ini."ucap Zoya lagi.
"Zoya sayang,,, aku tak pernah main-main.... dengan ucapan ku, kamu bisa tidak akan pernah bisa lepas dariku."ucap Andreas tegas.
Andreas memeluk erat Zoya yang kini terlihat menahan tangisnya, hingga saat Andreas pergi dari kamar Zoya. Zoya pun langsung pergi membawa koper miliknya.
Zoya tidak ingin lagi berurusan dengan mereka semua biarlah semua rasa cinta itu ia bawa pergi.
Andreas tidak tau jika Zoya sudah pergi, saat ini pengawal di luar juga tidak menghalangi kepergian Zoya karena diam-diam Zoya membawa sebuah kartu akses keluar masuk rumah itu milik Andreas, setelah itu dia meminta jasa kurir untuk mengantarkan kartu tersebut.
Dan Andreas sadar kartu itu tidak ada saat dia hendak keluar dari dalam kamarnya.
Dia mencari keberadaan Zoya karena Zoya yang terakhir bersamanya tadi tapi saat tiba di dalam kamar Zoya, Andreas langsung kembali keluar sambil berlari kencang karena Andreas tau Zoya pergi dari rumah.
"Aku tidak akan pernah membiarkan mu pergi Zoya."gumamnya di dalam hati.
Andreas langsung bergegas pergi membawa mobil sport miliknya.
Dia juga meretas Cctv jalanan yang tadi sempat ia lihat dari pagar rumahnya.
Orang-orang Andreas bergerak sangat cepat, mereka sudah menemukan Zoya yang kini tengah berada di sebuah rumah kost yang baru saja akan ia sewa.
Andreas langsung bergegas menuju ke tempat tersebut, ingin menyusul Zoya.
Sesampainya di sana Andreas langsung menemui Zoya yang sedari tadi mengurung diri di dalam kamar tersebut karena dia tahu bahwa dirinya tengah diawasi oleh anak buah Andreas.
Tok....
Tok....
Pintu terus menerus diketuk oleh Andreas hingga akhirnya Zoya membuka pintu karena Andreas mengancam akan merusak pintu tersebut.
"Ayo pulang."ucap Andreas.
Andreas pun langsung membawa Zoya pergi dan anak buahnya membawa semua barang-barang Zoya.
"Tuan muda, aku tidak punya rumah untuk pulang, jadi rumah ku sekarang ada di sana."ucap Zoya.
"Rumah mu adalah aku jadi kamu tidak akan pernah bisa pergi dariku."ucap Andreas.
Andreas pun langsung bergegas pergi membawa Zoya menuju sebuah tempat, dia tidak akan membawa Zoya pergi kesebuah rumah yang cukup mewah meskipun tidak sebesar kediamannya.
Zoya menatap Andreas, pria yang saat ini membawa Zoya masuk.
"Mulai sekarang ini adalah rumah kita, kamu bisa tinggal di sini, tapi apa? kamu tidak merindukan Kevin."ucap Andreas.
"Tentu saja aku merindukan anak itu yang sudah seperti anakku sendiri meskipun aku tidak tau rasanya menjadi ibu."ucap Zoya.
Andreas pun menatap lekat wajah cantik itu, Zoya hanya memalingkan wajahnya saat ini dia tidak ingin lagi merasakan cinta yang begitu menyiksa batin.
Andreas kini bahkan sudah semakin dekat padanya.
"Zoya,,,mau kah kamu menikah dengan ku."ucap Andreas yang kini merangkul pinggang Zoya.
"Itu tidak mungkin tuan muda, selamanya Upik abu akan tetap menjadi bawahan bahkan aku tak pernah pantas untuk mu."ucap Zoya merendah.
"Honey.... apa? yang kamu katakan."ucap Andreas yang kini terlihat menahan marah.
Andreas pun langsung bergegas membawa Zoya kedalam sebuah kamar yang sangat nyaman dan cukup mewah.
"Ini adalah kamar utama kita, kamu bisa tidur disini sendirian sementara waktu, sampai kamu siap untuk menikah dengan ku."ucap Andreas.
"Hari itu tidak akan pernah tiba tuan muda karena kamu sudah memiliki dua."ucap Zoya tegas.
"Kamu akan lihat nanti bahwa aku tidak pernah main-main."ucap Andreas.
"Ya,,, kita lihat saja."ucap Andreas lagi.
"Hmm... besok juga kita akan segera menikah."ucap Andreas.
Andreas pun pergi, Zoya tidak tahu pria itu akan pergi kemana? dia tidak peduli dengan itu, yang dia pedulikan saat ini adalah bisa tinggal terpisah dari kedua pria yang selalu membuat dia tertekan.
"Tuan, disana ada nona Zoya,,, tuan tidak boleh masuk."ucap seorang pelayan yang baru saja datang ketika Zoya hendak menutup mata saat keributan itu terjadi.
Zoya langsung membuka matanya dengan sempurna, diapun berjalan menuju pintu keluar kamar untuk melihat keributan di luar kamar.
Sampai saat seseorang membuka pintu dengan penuh tenaga, tiba-tiba tubuh Zoya terpental ke lantai gadis itu buru-buru hendak bangkit tapi Adrian langsung menyeret Zoya keatas tempat tidur.
"Ada apa? ini tuan, tolong jangan macam-macam tuan!! jangan!!."teriak Zoya yang kini sudah berada di dalam Kungkungan Adrian.
"Tolong aku,,, kamu bisa minta apapun, tapi untuk kali ini aku benar-benar minta tolong."ucap Adrian yang kini langsung mencumbu bibir Zoya yang kini tengah berontak hebat.
Hingga akhirnya hal yang tidak diharapkan itupun terjadi, kini jerit tangis Zoya pun pecah setelah apa? yang ia jaga selama ini dirampas paksa oleh Adrian, pria yang jelas-jelas tidak memiliki hubungan apapun dengannya.
...🌼🌼🌼🌼🌼...
Bug....
Bug....
Suara tinju dari tangan kekar Andreas begitu terdengar nyaring, saat ini.
Andreas yang kembali untuk mengajak makan malam Zoya, tiba-tiba harus mendapati kenyataan bahwa gadis yang selama ini ia jaga dengan baik kini kesuciannya telah direnggut oleh kakaknya sendiri.
Adrian yang kini memang merasa bersalah pun tidak melawan atau pun membalas pukulan itu, sementara Zoya masih menangis sesenggukan di sambil memeluk lutut dengan tubuh gemetaran.
Tangisnya tidak pernah berhenti bahkan sampai air matanya mengering, Andreas langsung membawa Zoya pergi dengan balutan selimut tebal itu menuju kamar mandi.
Pria itu tidak peduli jika saat ini Zoya menolak untuk dia sentuh karena trauma yang dia alami saat ini, tapi Andreas tidak bisa membiarkan Zoya dalam keadaan terpuruk hatinya begitu sakit bahkan lebih sakit dari luka apapun itu.
Andreas membantu Zoya mandi meskipun gadis yang sudah ternoda itu terus menolak dan berulang kali menolak sentuhan Andreas dibawah guyuran shower.
Adrian yang kini sudah setengah sadar dia langsung masuk kedalam kamar mandi dan menarik Andreas keluar bersama dengan dirinya setelah itu dia pun kembali kedalam kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandi tersebut.
Adrian tidak peduli jika Zoya akan membunuhnya saat itu juga, dia mencoba menarik selimut tebal yang kini sudah basah kuyup karena guyuran shower.
"Menurut lah Zoya, aku minta maaf kau bisa membunuhku jika kamu mau tapi tolong menikahlah denganku sebelum itu terjadi agar aku bisa mempertanggung jawabkan semua itu di hadapan tuhan nanti."ucap Adrian.
Zoya berulang kali memukuli dada bidang Adrian, dan berulang kali mengutuk pria tampan itu.
Adrian tidak marah sama sekali, dia terus berkata maaf pada Zoya. tapi gadis itu hanya menggelengkan kepalanya, dia tidak bisa terima dengan apa? yang Adrian katakan.
Sementara Andreas terus menggedor pintu kamar mandi, dia tidak terima jika saat ini Adrian kembali mendekati Zoya.
Andreas akan menikahi Zoya apapun yang terjadi karena cinta pria tampan itu terlalu besar bagi Zoya.
Sementara Zoya sendiri saat ini sudah selesai membersihkan diri setelah Andrian berlutut di depannya dan memohon kepada Zoya untuk menikah dengan dirinya.
Zoya yang tidak bisa mengambil keputusan pun kini merasa terdesak oleh keadaan, lagipula pria mana yang akan mau menikah dengan dirinya disaat kehormatannya telah lenyap.
Sementara untuk cintanya kepada Andreas harus dia kubur dalam-dalam karena dia juga tidak mungkin bisa bahagia bersama dengan Andreas setelah kejadian itu.
Sampai saat Zoya keluar dari dalam kamar mandi gadis itu ditatap oleh kekasihnya itu.
Andreas yang hendak bicara pun langsung dipotong oleh Adrian.
"Aku akan menikahi Zoya, dan keputusan ku tak bisa diganggu gugat lagi."ucap Adrian datar.
"Tidak!! itu tidak boleh terjadi karena sampai kapanpun dia hanya milikku!!."teriak Andreas yang sudah kehilangan kesadaran.
"Kau tidak bisa memiliki dia setelah aku merenggut kesuciannya, bisa saja di sana tumbuh benih ku."ucap Adrian tegas.
"Bang! kau bisa meminta apapun padaku bahkan nyawaku sendiri, tapi tidak dengan Zoya... dia milikku bang hanya milikku.!"ucap Andreas tegas.
"Kalian tidak pernah bersama Andreas kau jangan egois, kau tahu bagaimana? liciknya Sindi dan ayahnya itu."ucap Adrian.
"Dan bagaimana? dengan calon anak kalian."ucap Adrian yang kini menatap Andreas lekat.
Andreas hendak bicara, tapi Zoya langsung memotong pembicaraan mereka berdua, aku mungkin wanita kotor saat ini,,, tapi harus kalian tau aku tidak akan memilih salah satu diantara kalian berdua, aku lebih baik tidak pernah menikah sama sekali daripada harus."
"Cukup Zoya,,, kamu tidak bisa lari lagi, aku akan menikahi mu sebagai bentuk tanggung jawab ku terhadap mu."ucap Adrian.
"Tidak aku yang akan menikah dengan dia apapun yang terjadi nanti."ucap Andreas.
Zoya pun akhirnya pingsan karena sudah sangat lelah untuk berdebat, hatinya begitu terasa sangat sakit.
Hingga saat Zoya dilarikan ke rumah sakit, keadaan Zoya tidak bisa dikatakan baik-baik saja.
Adrian pun hanya bisa menunggu di samping Zoya, sementara Andreas yang tengah sangat frustasi kini dia tengah berada di dalam sebuah club malam.
Pria itu terus menerus menenggak minuman keras dengan kadar alkohol tinggi, yang saat ini tengah ia minum.
Andreas yang kini tinggal sendiri di dalam sebuah ruang VVIP, dia terus meminta Zoya untuk menikah dengan dirinya dan bertahan di sisinya.
Bahkan tidak hanya itu dia juga bilang bahwa Zoya hanya akan hamil anaknya, bukan dari pria lain.
Tidak hanya itu, Andreas juga menangis sesenggukan sambil mengacak rambutnya dengan kasar dan memaki kecerobohan Adrian.
Hingga Sindi datang bersama dengan mantan istri Adrian. yang kini tengah duduk di samping Andreas.
Wanita yang sudah lama menyimpan dendam pada Andreas itu bahkan meminta Sindi untuk membawa Andreas ke sebuah hotel.
Sindi yang kini tengah mengurus permintaan dari kakak tirinya itu.
Tanpa Adrian dan Sindi ketahui mantan istri Adrian adalah kakak tiri dari Sindi.
Sindi yang kini diharuskan untuk mengikuti keinginan sang kakak akhirnya dia pun harus bersusah payah untuk bisa menjebak pria cerdik tersebut.
Sindi sendiri kini tidak pernah tahu bahwa saat ini bukan dirinya yang menjebak Andreas tapi dirinya tengah mengundang kematian.
Andreas diam-diam sudah menghubungi seseorang untuk mengurus keduanya.
Sementara dirinya sudah menghilang bersama dengan anak buahnya tersebut.
Kedua wanita itu kini tengah berada di sebuah ruangan interogasi milik Andreas dengan kelaparan dan juga kehausan setelah sekian lama tidak diberikan apapun.
"Terus Hajar mereka hingga mereka mengakui kesalahannya setelah itu lempar keduanya ke tempat pengasingan."ucap Andreas.
"Baik tuan."ucap anak buah Andreas.
Pria itu pun memasuki sebuah ruangan yang merupakan tempat peristirahatannya selama ini saat dirinya jarang pulang karena harus bekerja untuk membalas dendam pada orang-orang yang sudah menghancurkan keluarganya itu.
Andreas kini kembali menitikkan air mata setelah sekian lama dia kehilangan butiran bening itu setelah hatinya hampir mengeras bagaikan batu.
Satu-satunya alasan baginya kenapa? dia menangis di kesendirian adalah Zoya, wanita yang selama ini sangat ia cintai kini sudah hampir terlepas dan menjauh darinya karena perbuatan Adrian.
Andreas tidak pernah tahu bahwa kejadian yang menimpa pada Zoya adalah bagian siasat yang diatur oleh musuhnya selama ini.
Dia adalah ayah Sindi, pria yang waktu itu pernah Andreas hancurkan bisnisnya saat itu.
Andreas bahkan tidak pernah tahu jika saat mereka sedang melakukan serangan balasan atas apa? yang Andreas lakukan untuk.
Sementara itu di rumah sakit, Zoya sudah siuman
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments