Bab 10

Zoya tetap bersikeras untuk pergi, sampai saat seseorang datang menghampiri nya, dia berfikir bahwa itu adalah Adrian yang sedari tadi berbicara padanya, namun dia baru menyadari kata-katanya saat orang itu menarik pergelangan tangannya dengan kuat.

"Cukup tuan Adrian, kita tidak akan pernah menikah karena kita tidak punya hubungan apapun, dan aku akan pergi kemanapun dengan bebas seperti yang aku inginkan.... tidak peduli dengan rasa sakit karena tidak bisa bersama dengan tuan Andreas yang sudah memiliki anak dari orang lain yang jelas aku akan tetap pergi."ucap Zoya.

"Apa! yang kamu katakan Zoya."ucap pria yang kini mencengkeram erat kedua bahu Zoya setelah dia menarik lengan Zoya dengan sangat kasar.

"Tuan muda."ucap Zoya yang kini menundukkan pandangannya.

"Katakan satu kali lagi,,, apa? yang kamu katakan tadi."ucap Andreas tegas.

"Yang mana? tuan muda."ucap Zoya.

"Katakan semuanya, siapa? yang akan menikah dengan siapa? Dan kenapa? kau berniat untuk pergi dari ku."ucap Andreas yang kini terlihat sangat marah.

"Aku sudah seharusnya pergi dari sini karena ini bukan rumah ku, dan satu hal lagi selamat atas kehamilan Sindi semoga kalian semakin bahagia tuan dan nyonya muda."ucap Zoya sambil mencoba untuk melepaskan cengkraman tangan Andreas.

"Kau belum mengatakan yang sejujurnya siapa? yang akan menikah."ucap Andreas.

"Tuan Adrian yang mengatakan bahwa aku akan dinikahi olehnya karena tuan muda sudah terlanjur memiliki anak dengannya."ucap Zoya.

Andreas menatap tajam kearah Zoya, yang kini memalingkan wajahnya.

"Jangan pernah coba-coba untuk meninggalkan ku Zoya atau kamu akan melihat kuburan ku."ucap Andreas.

"Aku tidak pernah menjauhi mu. tuan muda tapi aku juga tidak mungkin terus berada di sini dalam keadaan seperti ini."ucap Zoya lagi.

"Zoya sayang,,, aku tak pernah main-main.... dengan ucapan ku, kamu bisa tidak akan pernah bisa lepas dariku."ucap Andreas tegas.

Andreas memeluk erat Zoya yang kini terlihat menahan tangisnya, hingga saat Andreas pergi dari kamar Zoya. Zoya pun langsung pergi membawa koper miliknya.

Zoya tidak ingin lagi berurusan dengan mereka semua biarlah semua rasa cinta itu ia bawa pergi.

Andreas tidak tau jika Zoya sudah pergi, saat ini pengawal di luar juga tidak menghalangi kepergian Zoya karena diam-diam Zoya membawa sebuah kartu akses keluar masuk rumah itu milik Andreas, setelah itu dia meminta jasa kurir untuk mengantarkan kartu tersebut.

Dan Andreas sadar kartu itu tidak ada saat dia hendak keluar dari dalam kamarnya.

Dia mencari keberadaan Zoya karena Zoya yang terakhir bersamanya tadi tapi saat tiba di dalam kamar Zoya, Andreas langsung kembali keluar sambil berlari kencang karena Andreas tau Zoya pergi dari rumah.

"Aku tidak akan pernah membiarkan mu pergi Zoya."gumamnya di dalam hati.

Andreas langsung bergegas pergi membawa mobil sport miliknya.

Dia juga meretas Cctv jalanan yang tadi sempat ia lihat dari pagar rumahnya.

Orang-orang Andreas bergerak sangat cepat, mereka sudah menemukan Zoya yang kini tengah berada di sebuah rumah kost yang baru saja akan ia sewa.

Andreas langsung bergegas menuju ke tempat tersebut, ingin menyusul Zoya.

Sesampainya di sana Andreas langsung menemui Zoya yang sedari tadi mengurung diri di dalam kamar tersebut karena dia tahu bahwa dirinya tengah diawasi oleh anak buah Andreas.

Tok....

Tok....

Pintu terus menerus diketuk oleh Andreas hingga akhirnya Zoya membuka pintu karena Andreas mengancam akan merusak pintu tersebut.

"Ayo pulang."ucap Andreas.

Andreas pun langsung membawa Zoya pergi dan anak buahnya membawa semua barang-barang Zoya.

"Tuan muda, aku tidak punya rumah untuk pulang, jadi rumah ku sekarang ada di sana."ucap Zoya.

"Rumah mu adalah aku jadi kamu tidak akan pernah bisa pergi dariku."ucap Andreas.

Andreas pun langsung bergegas pergi membawa Zoya menuju sebuah tempat, dia tidak akan membawa Zoya pergi kesebuah rumah yang cukup mewah meskipun tidak sebesar kediamannya.

Zoya menatap Andreas, pria yang saat ini membawa Zoya masuk.

"Mulai sekarang ini adalah rumah kita, kamu bisa tinggal di sini, tapi apa? kamu tidak merindukan Kevin."ucap Andreas.

"Tentu saja aku merindukan anak itu yang sudah seperti anakku sendiri meskipun aku tidak tau rasanya menjadi ibu."ucap Zoya.

Andreas pun menatap lekat wajah cantik itu, Zoya hanya memalingkan wajahnya saat ini dia tidak ingin lagi merasakan cinta yang begitu menyiksa batin.

Andreas kini bahkan sudah semakin dekat padanya.

"Zoya,,,mau kah kamu menikah dengan ku."ucap Andreas yang kini merangkul pinggang Zoya.

"Itu tidak mungkin tuan muda, selamanya Upik abu akan tetap menjadi bawahan bahkan aku tak pernah pantas untuk mu."ucap Zoya merendah.

"Honey.... apa? yang kamu katakan."ucap Andreas yang kini terlihat menahan marah.

Andreas pun langsung bergegas membawa Zoya kedalam sebuah kamar yang sangat nyaman dan cukup mewah.

"Ini adalah kamar utama kita, kamu bisa tidur disini sendirian sementara waktu, sampai kamu siap untuk menikah dengan ku."ucap Andreas.

"Hari itu tidak akan pernah tiba tuan muda karena kamu sudah memiliki dua."ucap Zoya tegas.

"Kamu akan lihat nanti bahwa aku tidak pernah main-main."ucap Andreas.

"Ya,,, kita lihat saja."ucap Andreas lagi.

"Hmm... besok juga kita akan segera menikah."ucap Andreas.

Andreas pun pergi, Zoya tidak tahu pria itu akan pergi kemana? dia tidak peduli dengan itu, yang dia pedulikan saat ini adalah bisa tinggal terpisah dari kedua pria yang selalu membuat dia tertekan.

"Tuan, disana ada nona Zoya,,, tuan tidak boleh masuk."ucap seorang pelayan yang baru saja datang ketika Zoya hendak menutup mata saat keributan itu terjadi.

Zoya langsung membuka matanya dengan sempurna, diapun berjalan menuju pintu keluar kamar untuk melihat keributan di luar kamar.

Sampai saat seseorang membuka pintu dengan penuh tenaga, tiba-tiba tubuh Zoya terpental ke lantai gadis itu buru-buru hendak bangkit tapi Adrian langsung menyeret Zoya keatas tempat tidur.

"Ada apa? ini tuan, tolong jangan macam-macam tuan!! jangan!!."teriak Zoya yang kini sudah berada di dalam Kungkungan Adrian.

"Tolong aku,,, kamu bisa minta apapun, tapi untuk kali ini aku benar-benar minta tolong."ucap Adrian yang kini langsung mencumbu bibir Zoya yang kini tengah berontak hebat.

Hingga akhirnya hal yang tidak diharapkan itupun terjadi, kini jerit tangis Zoya pun pecah setelah apa? yang ia jaga selama ini dirampas paksa oleh Adrian, pria yang jelas-jelas tidak memiliki hubungan apapun dengannya.

...🌼🌼🌼🌼🌼...

Bug....

Bug....

Suara tinju dari tangan kekar Andreas begitu terdengar nyaring, saat ini.

Andreas yang kembali untuk mengajak makan malam Zoya, tiba-tiba harus mendapati kenyataan bahwa gadis yang selama ini ia jaga dengan baik kini kesuciannya telah direnggut oleh kakaknya sendiri.

Adrian yang kini memang merasa bersalah pun tidak melawan atau pun membalas pukulan itu, sementara Zoya masih menangis sesenggukan di sambil memeluk lutut dengan tubuh gemetaran.

Tangisnya tidak pernah berhenti bahkan sampai air matanya mengering, Andreas langsung membawa Zoya pergi dengan balutan selimut tebal itu menuju kamar mandi.

Pria itu tidak peduli jika saat ini Zoya menolak untuk dia sentuh karena trauma yang dia alami saat ini, tapi Andreas tidak bisa membiarkan Zoya dalam keadaan terpuruk hatinya begitu sakit bahkan lebih sakit dari luka apapun itu.

Andreas membantu Zoya mandi meskipun gadis yang sudah ternoda itu terus menolak dan berulang kali menolak sentuhan Andreas dibawah guyuran shower.

Adrian yang kini sudah setengah sadar dia langsung masuk kedalam kamar mandi dan menarik Andreas keluar bersama dengan dirinya setelah itu dia pun kembali kedalam kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandi tersebut.

Adrian tidak peduli jika Zoya akan membunuhnya saat itu juga, dia mencoba menarik selimut tebal yang kini sudah basah kuyup karena guyuran shower.

"Menurut lah Zoya, aku minta maaf kau bisa membunuhku jika kamu mau tapi tolong menikahlah denganku sebelum itu terjadi agar aku bisa mempertanggung jawabkan semua itu di hadapan tuhan nanti."ucap Adrian.

Zoya berulang kali memukuli dada bidang Adrian, dan berulang kali mengutuk pria tampan itu.

Adrian tidak marah sama sekali, dia terus berkata maaf pada Zoya. tapi gadis itu hanya menggelengkan kepalanya, dia tidak bisa terima dengan apa? yang Adrian katakan.

Sementara Andreas terus menggedor pintu kamar mandi, dia tidak terima jika saat ini Adrian kembali mendekati Zoya.

Andreas akan menikahi Zoya apapun yang terjadi karena cinta pria tampan itu terlalu besar bagi Zoya.

Sementara Zoya sendiri saat ini sudah selesai membersihkan diri setelah Andrian berlutut di depannya dan memohon kepada Zoya untuk menikah dengan dirinya.

Zoya yang tidak bisa mengambil keputusan pun kini merasa terdesak oleh keadaan, lagipula pria mana yang akan mau menikah dengan dirinya disaat kehormatannya telah lenyap.

Sementara untuk cintanya kepada Andreas harus dia kubur dalam-dalam karena dia juga tidak mungkin bisa bahagia bersama dengan Andreas setelah kejadian itu.

Sampai saat Zoya keluar dari dalam kamar mandi gadis itu ditatap oleh kekasihnya itu.

Andreas yang hendak bicara pun langsung dipotong oleh Adrian.

"Aku akan menikahi Zoya, dan keputusan ku tak bisa diganggu gugat lagi."ucap Adrian datar.

"Tidak!! itu tidak boleh terjadi karena sampai kapanpun dia hanya milikku!!."teriak Andreas yang sudah kehilangan kesadaran.

"Kau tidak bisa memiliki dia setelah aku merenggut kesuciannya, bisa saja di sana tumbuh benih ku."ucap Adrian tegas.

"Bang! kau bisa meminta apapun padaku bahkan nyawaku sendiri, tapi tidak dengan Zoya... dia milikku bang hanya milikku.!"ucap Andreas tegas.

"Kalian tidak pernah bersama Andreas kau jangan egois, kau tahu bagaimana? liciknya Sindi dan ayahnya itu."ucap Adrian.

"Dan bagaimana? dengan calon anak kalian."ucap Adrian yang kini menatap Andreas lekat.

Andreas hendak bicara, tapi Zoya langsung memotong pembicaraan mereka berdua, aku mungkin wanita kotor saat ini,,, tapi harus kalian tau aku tidak akan memilih salah satu diantara kalian berdua, aku lebih baik tidak pernah menikah sama sekali daripada harus."

"Cukup Zoya,,, kamu tidak bisa lari lagi, aku akan menikahi mu sebagai bentuk tanggung jawab ku terhadap mu."ucap Adrian.

"Tidak aku yang akan menikah dengan dia apapun yang terjadi nanti."ucap Andreas.

Zoya pun akhirnya pingsan karena sudah sangat lelah untuk berdebat, hatinya begitu terasa sangat sakit.

Hingga saat Zoya dilarikan ke rumah sakit, keadaan Zoya tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

Adrian pun hanya bisa menunggu di samping Zoya, sementara Andreas yang tengah sangat frustasi kini dia tengah berada di dalam sebuah club malam.

Pria itu terus menerus menenggak minuman keras dengan kadar alkohol tinggi, yang saat ini tengah ia minum.

Andreas yang kini tinggal sendiri di dalam sebuah ruang VVIP, dia terus meminta Zoya untuk menikah dengan dirinya dan bertahan di sisinya.

Bahkan tidak hanya itu dia juga bilang bahwa Zoya hanya akan hamil anaknya, bukan dari pria lain.

Tidak hanya itu, Andreas juga menangis sesenggukan sambil mengacak rambutnya dengan kasar dan memaki kecerobohan Adrian.

Hingga Sindi datang bersama dengan mantan istri Adrian. yang kini tengah duduk di samping Andreas.

Wanita yang sudah lama menyimpan dendam pada Andreas itu bahkan meminta Sindi untuk membawa Andreas ke sebuah hotel.

Sindi yang kini tengah mengurus permintaan dari kakak tirinya itu.

Tanpa Adrian dan Sindi ketahui mantan istri Adrian adalah kakak tiri dari Sindi.

Sindi yang kini diharuskan untuk mengikuti keinginan sang kakak akhirnya dia pun harus bersusah payah untuk bisa menjebak pria cerdik tersebut.

Sindi sendiri kini tidak pernah tahu bahwa saat ini bukan dirinya yang menjebak Andreas tapi dirinya tengah mengundang kematian.

Andreas diam-diam sudah menghubungi seseorang untuk mengurus keduanya.

Sementara dirinya sudah menghilang bersama dengan anak buahnya tersebut.

Kedua wanita itu kini tengah berada di sebuah ruangan interogasi milik Andreas dengan kelaparan dan juga kehausan setelah sekian lama tidak diberikan apapun.

"Terus Hajar mereka hingga mereka mengakui kesalahannya setelah itu lempar keduanya ke tempat pengasingan."ucap Andreas.

"Baik tuan."ucap anak buah Andreas.

Pria itu pun memasuki sebuah ruangan yang merupakan tempat peristirahatannya selama ini saat dirinya jarang pulang karena harus bekerja untuk membalas dendam pada orang-orang yang sudah menghancurkan keluarganya itu.

Andreas kini kembali menitikkan air mata setelah sekian lama dia kehilangan butiran bening itu setelah hatinya hampir mengeras bagaikan batu.

Satu-satunya alasan baginya kenapa? dia menangis di kesendirian adalah Zoya, wanita yang selama ini sangat ia cintai kini sudah hampir terlepas dan menjauh darinya karena perbuatan Adrian.

Andreas tidak pernah tahu bahwa kejadian yang menimpa pada Zoya adalah bagian siasat yang diatur oleh musuhnya selama ini.

Dia adalah ayah Sindi, pria yang waktu itu pernah Andreas hancurkan bisnisnya saat itu.

Andreas bahkan tidak pernah tahu jika saat mereka sedang melakukan serangan balasan atas apa? yang Andreas lakukan untuk.

Sementara itu di rumah sakit, Zoya sudah siuman

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11.
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 32
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 55
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 149
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 153
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 162
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 172
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11.
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 32
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 55
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 149
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 153
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 162
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 172
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!