Bab 11.

Adrian memaksa Zoya untuk sarapan pagi.

"Makanlah aku tidak ingin calon istriku sakit-sakitan karena itu sungguh sangat merepotkan."ucap Adrian.

"Aku tidak pernah meminta mu untuk menjadi kan aku sebagai istri mu."ucap Zoya.

"Zoya... aku sudah katakan aku terpaksa melakukan hal itu, dan sekarang adalah bentuk tanggung jawab ku sebagai seorang pria yang sudah merenggut kesucian mu."ucap Adrian berusaha untuk menekan ego nya.

"Aku tidak ingin ini, aku ingin mati saja,,, aku tidak punya keberanian untuk menatap ataupun berjumpa dengan Andreas."ucap Zoya yang kini terlihat tertekan.

"Aku tau kamu akan kesulitan melewati itu. tapi percayalah suatu saat nanti Andreas akan bisa menerima kenyataan ini."ucap Adrian.

Hingga saat bubur itu tandas karena Adrian terus memaksa Zoya untuk sarapan pagi.

"Sebentar lagi akan ada orang suruhan ku yang akan datang mengantar makan siang, ingat Zoya jangan coba-coba untuk kabur karena sampai ke lobang semut sekalipun akan aku kejar."ucap Adrian yang kini sudah bersiap untuk pergi ke kantor.

Zoya sendiri kembali tertidur pulas setelah minum obat yang Adrian berikan tanpa tahu obat apa? yang pria itu berikan hingga dia bangun saat jam makan siang, Zoya melihat tidak ada siapapun disana tapi perutnya yang keroncongan membuat dia berusaha untuk bangkit meskipun rasa sakit di bagian inti tubuhnya membuat dia sedikit kesulitan untuk bergerak.

Sampai saat dia hendak mencapai handle pintu seseorang tiba-tiba datang ke ruangan itu dan membuat Zoya mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Apa? yang kamu lakukan disini, apa? kau mencoba untuk kabur."ucap Adrian yang baru saja datang.

"Ah yang bener saja bagaimana? bisa aku kabur disaat jalan ku saja terseret-seret seperti ini."ucap Zoya jujur.

"Lalu apa? yang ingin kamu lakukan."tanya Adrian.

"Perutku laper aku mau mencari makan di luar."jawab Zoya.

Adrian pun berjalan melewati Zoya yang kini terbengong di tempatnya, wanita itu tidak tahu dengan apa? yang ingin pria itu lakukan saat ini.

Sampai saat Adrian menyimpan tas miliknya, dan dua buah paper bag berisi makanan itu. dia kembali ke tempat dimana? Zoya kini berada.

Pria itu langsung menggendong Zoya yang memekik kaget karena Adrian tiba-tiba menggendongnya.

"Sudah kubilang jangan merepotkan patuhi perintah ku."ucap Adrian.

Pria itu langsung mendudukkan Zoya di atas sofa .

"Aku ingin keluar dari rumah sakit tuan, aku tidak ingin tinggal di sini atau di rumah mu."ucap Zoya.

"Tidak ada tawar menawar, pokonya kamu harus tinggal di rumah ku setelah kita menikah."ucap Adrian.

"Aku tidak berani bertemu dengan dirinya, dia pasti akan sangat membenci ku."ucap Zoya.

"Dia tidak akan pernah berani melakukan itu, sekarang patuhilah aku dan jangan merepotkan."ucap Adrian.

"Tuan jika kamu tidak ingin aku merepotkan mu setidaknya biarkan aku pergi."ucap Zoya.

"Kau tidak bisa pergi dariku Zoya,,,"ucap Adrian yang kini menatap tajam kearahnya.

Adrian pun langsung menyuapi Zoya makan sampai saat wanita itu selesai makan siang Adrian langsung membawa Zoya pulang ke rumah besar itu, namun dia tetap tidak diberikan akses masuk oleh pria itu kecuali saat bersama dengan dirinya.

Itu semua Adrian lakukan untuk menjaga agar Zoya tidak pergi dari rumah, kecuali saat bersama dengan dirinya.

Zoya pun kembali menempati kamar tidur yang sejak awal ia tempati, sedari pintu masuk utama hingga tiba di depan kamar Zoya tidak melihat adanya Andreas.

Sementara pria yang sedari tadi ia cari tengah berada di dalam kamar hotel bersama dengan seorang kupu-kupu malam.

Andreas bahkan sudah lupa akan prinsip hidupnya yang tidak akan pernah bermain wanita, atau mempermainkan wanita, karena dirinya juga benci wanita yang selalu menjadi pengkhianat dalam hidupnya.

Kecuali Zoya, tapi saat ini bahkan Zoya telah direnggut oleh sang kakak yang sangat ia hormati selama ini bahkan dia tidak pernah melakukan sesuatu yang akan menyakiti pria itu, tapi kini dengan tangan dia sendiri dia sudah menyakiti pria itu bahkan sudah menghajarnya habis-habisan.

Pria yang selama ini Andreas anggap sebagai kakak sekaligus ayah baginya. dia telah mengkhianati kepercayaan Andreas dengan merenggut kesucian dari wanita yang sangat Andreas kasihi selama ini.

Sementara itu di kediaman itu di kediaman Adrian, pria itu tengah memastikan bahwa kondisi rumahnya itu benar-benar aman.

Setelah itu barulah ia istirahat.

Pria itu tidak memikirkan keberadaan sang adik karena dia tahu Andreas aman meskipun pria itu tengah melampiaskan amarahnya saat ini.

Adrian tau karakter sang adik, meskipun sebenarnya dia sendiri mengakui kesalahannya itu.

Adrian sendiri saat ini tengah merutuki kebodohannya sendiri, karena dirinya tidak pernah melakukan tindakan seperti itu selama ini, dia tidak pernah punya niat untuk melukai adiknya bahkan merebut seseorang yang sangat adiknya cintai.

Sampai keesokan harinya, setelah Adrian menyiapkan semuanya, dia menikahi Zoya di sebuah mesjid yang megah yang tidak jauh dari kompleks perumahan tersebut disaksikan oleh warga sekitar dan para tamu undangan yang datang untuk memberikan doa restu.

Saat proses ijab Kabul akan dimulai, tiba-tiba seseorang datang dengan gagahnya, dan menjadi pusat perhatian para tamu yang hadir.

Dia tidak lain adalah Andreas Tama yang kini benar-benar terlihat gagah dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya itu.

"Aku mohon hentikan bang... biarkan dia aku yang nikahi."ucap Andreas.

"Dre,,, Abang tidak pernah meminta apapun darimu, tapi untuk kali ini biarkan Abang memohon tolong relakan Zoya untuk Abang nikahi."ucap Adrian.

"Abang boleh minta Andreas mengorbankan nyawa Andre bang... tapi Andreas mohon jangan dia! dia adalah separuh nyawa Andreas bang... Andreas mohon."ucap Andreas yang kini menatap nanar pada gadis yang kini tengah mengusap air matanya.

Berada di posisi itu tentu saja bukan pilihan Zoya, tapi gadis itu tidak diberikan pilihan untuk memilih saat ini.

Zoya sudah tidak bisa maju atau mundur, dia hanya harus patuh pada aturan yang diterapkan oleh Adrian.

Andreas pun kembali pergi dari tempat tersebut dan ijab Kabul pun dimulai, pria itu benar-benar tidak bisa mempertahankan apa? Yang pernah menjadi miliknya selama ini.

Pria itu pergi meninggalkan negara itu dan berjanji tidak akan pernah kembali jika bukan cintanya yang membawa dia kembali pulang.

Andreas pergi meninggalkan tanah airnya dengan membawa luka yang teramat pedih, yang tidak pernah bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Sementara Zoya yang sudah resmi menjadi istri dari Adrian Tama akhirnya dia dibawa ke sebuah hotel tempat dimana? mereka akan berbulan madu nanti.

...🌼🌼🌼🌼🌼...

Pernikahan tanpa cinta itu, terpaksa keduanya jalani karena Adrian yakin jika saat ini Zoya akan segera hamil anaknya.

Itulah kenapa? pria itu tidak mengijinkan Andreas untuk menikahi Zoya.

"Tidurlah hari sudah larut, kau tentu tidak ingin aku kembali mengambil hak ku yang sudah aku ambil terlebih dahulu bukan."ucap Adrian.

"T tidak tuan."ucap Zoya.

Zoya langsung masuk kedalam selimut tebal itu, dia langsung memejamkan mata, sementara Adrian masih duduk di sofa sambil memangku laptopnya.

Sesekali pria itu akan melirik ke arah wanita yang tadi siang telah resmi menjadi istrinya itu, ada rasa bersalah yang tidak bisa ia ungkapkan tapi sebagai pria sejati dia tidak bisa mundur dari tanggung jawab tersebut.

Setelah selesai mengerjakan pekerjaan yang sempat tertunda Adrian yang sudah membersihkan diri sedari tadi ia langsung naik ke atas ranjang empuk tersebut dan berbaring di samping Zoya meskipun dia tidak melakukan apa-apa dan hanya tidur di samping istrinya itu.

Adrian langsung memejamkan matanya, dia bahkan tidak masuk kedalam selimut tebal yang saat ini dikenakan oleh Zoya.

Sampai saat pagi hari keduanya bangun di posisi Zoya memeluk Adrian dan membenamkan wajahnya di dada bidang Adrian dan terlihat sangat nyaman.

Adrian yang bangun lebih awal dia tidak protes ataupun menggeser posisi itu, tapi ada sedikit senyum yang tersungging di sudut bibir pria tampan yang selama ini terlihat sangat kaku itu.

Rasanya sungguh sudah sangat lama dia tidak pernah ada di posisi ternyaman itu, Adrian pun mengangkat tangannya perlahan tapi pasti dia memeluk tubuh Zoya yang semakin menelusup ke area dada bidang suaminya itu.

"Jangan marah kak aku tidak pernah berniat untuk mengkhianati cinta mu."gumam Zoya yang semakin mengeratkan pelukan itu.

Sementara Adrian yang mendengar kata itu dia tidak marah pada Zoya karena dia sadar disini yang salah adalah dirinya. tapi perlahan dia pun mencoba untuk membangunkan istrinya itu.

"Zoya.... bangun ini sudah hampir siang."ucap Adrian.

Zoya yang perlahan membuka mata, dia tersadar dan dengan gugupnya dia buru-buru melepaskan tangannya yang sedari tadi memeluk Adrian.

"Ah... M maaf kan aku."ucap Zoya.

"Lain kali jika tidur jangan seperti orang mati, hingga tidak sadar dengan siapa? kau tidur tapi bermimpi dengan orang lain... karena itu sungguh sangat merepotkan!"ucap Adrian yang langsung melakukan peregangan setelah terbangun dari tidurnya lalu beranjak dari ranjang.

"Siapkan pakaian dan air untuk ku mandi."ucap Adrian.

"Hmm....baik tuan."ucap Zoya.

"Apa? begitu cara mu memanggil pria yang sudah menjadi suamimu."ucap Adrian.

"Maafkan saya tidak tau harus memanggil anda bagaimana?"ucap Zoya.

"Terserah kamu saja yang pasti tidak dengan panggilan tuan karena aku bukanlah majikan mu."ucap Adrian.

"Baiklah aku akan berfikir untuk itu."ucap Zoya.

"Terserah."ucap Adrian yang langsung bergegas menuju kamar mandi, diikuti oleh Zoya yang hendak menyiapkan air untuk pria itu mandi, tapi alangkah terkejutnya Zoya saat melihat Adrian tengah berdiri di hadapan closet dan tengah buang air kecil hingga wanita itu melihat batang yang tegak lurus yang sudah memporak-porandakan goa yang sebelumnya belum pernah terjamah itu.

Zoya yang menutup mata dan mulutnya agar tidak berteriak, dia langsung berbalik dan hampir saja menabrak dinding sebelahnya.

Sampai saat seseorang berbisik di samping telinganya."Sebelum bergerak biasakan untuk memikirkan langkah apa yang akan kau ambil agar tidak menyesal di kemudian hari."ucap Adrian.

Suara parau yang terdengar seksi itu membuat kuduk Zoya berdiri dan terasa sangat panas dingin.

"Siapkan air untuk kita berdua berendam."ucap Adrian dengan sengaja.

"Be ber dua."ucap ucap Zoya yang saat ini kesulitan menelan ludah.

"Ya,,, kita berdua karena tidak ada orang lain lagi disini."ucap Adrian yang kini tersenyum jahil.

"T tidak Abang duluan saja aku terakhir."ucap Zoya yang langsung berbalik dan kini menyalakan keran air panas dan dingin.

Sementara Adrian dengan sengaja mengalungkan tangannya di pinggang ramping milik istrinya itu dengan tujuan untuk mengerjai Zoya, tapi sayang dia sendiri malah menikmati itu.

Zoya yang kaget refleks memukul tangan kekar itu.

"Kenapa? hmm... apa? Aku tidak boleh memeluk istriku sendiri."ucap Adrian yang terdengar sangat aneh bagi Zoya. namun wanita itu tidak bisa melihat ekspresi wajah Adrian yang kini tengah menahan kabut gairah yang benar-benar membuat dia tersiksa.

"Zoya.... bolehkah aku meminta hak ku."ucap Adrian lirih.

Zoya tidak bisa menjawab juga tidak bisa menolak, wanita itu hanya mengangguk pelan sebagai jawaban. karena dia tahu menolak permintaan seorang suami itu adalah dosa.

Adrian langsung membalikkan tubuh Zoya untuk menghadap kearahnya dan saat itu juga dia menyambar bibir manis itu.

Tidak cukup dengan itu tangan Adrian saat ini berkelana kemana-mana mencari tempat-tempat baru yang akan menjadi tempat favoritnya setelah ini.

Sementara Zoya saat ini tengah menahan sesuatu yang sungguh membuat dia malu dan takut setengah mati, tubuhnya bergetar karena itu adalah pertama kalinya dalam hidupnya mendapatkan belaian yang sungguh memabukkan, tapi juga rasa takut dari bayangan yang terjadi saat dua hari yang lalu.

"Rileks saja...ini tidak akan menyakitkan seperti waktu pertama."ucap Adrian yang kini mengangkat tubuh Zoya membawa dia kedalam kamar tidur setelah sebelah tangannya mematikan keran air tersebut.

Adrian lagi-lagi mencium bibir Zoya yang kini mulai membalas ciuman itu dan mengalungkan tangannya tanpa sadar di leher pria yang kini sudah mendudukkan dirinya di atas ranjang empuk itu.

Adrian perlahan melepaskan kancing piyama yang ia kenakan tanpa melepaskan tautan bibir mereka, hingga akhirnya entah berapa detik keduanya sudah polos.

Adrian pun memulai percintaan yang kali ini dilakukan dengan izin dari istrinya itu.

Zoya pun dibuat melayang ke alam nirwana saat Adrian terus bekerja keras menggempur pertahanannya hingga d*s*h*n itu terdengar sangat merdu sejak awal hingga akhir.

Keduanya terbaring di atas ranjang dalam keadaan polos, tepat dibalik selimut tebal itu kedua sejoli berulang kali melakukan penyatuan hingga Zoya lupa bahwa dirinya masih sangat mencintai Andreas Tama yang merupakan adik dari Adrian Tama.

"Terimakasih sayang."bisik Adrian di kuping Zoya.

Pria yang saat ini sudah melupakan kebenciannya terhadap perempuan sejak pertama kali menyentuh Zoya yang benar-benar masih suci dan belum terjamah itu.

Adrian pun berulang kali menanamkan benihnya di atas sawah yang baru ia garap tersebut.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11.
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 32
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 55
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 149
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 153
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 162
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 172
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11.
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 32
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 55
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 149
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 153
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 162
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 172
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!