Bab 4

Tok....

Tok....

Bunyi pintu kamar di ketuk itu membuat cerita yang sedang Zoya hayati itu tiba-tiba terhenti saat pria tampan itu menyembul dari balik pintu.

"Aku akan pergi keluar, jika kakak pulang kamu tidak perlu berbicara dengannya cukup jawab jika dia bertanya jika tidak lebih baik menghindar darinya."ucap Andreas.

"Baik kak."ucap Zoya sambil tersenyum manis.

"Lain kali bacakan dongeng itu lagi saat aku tidak bisa tidur."ucap Andreas.

"Ah... ya kak."ucap Zoya lagi.

Andreas hanya geleng-geleng kepala mana tau Zoya saat dia tidak bisa tidur, karena Andreas. akan pulang larut malam seperti biasanya untuk menuntaskan balas dendamnya itu.

Zoya pun kembali ke dalam kamarnya setelah hari sudah larut setelah memandikan Kevin dan menemani dia makan, saat ini dia sudah pamit pada Kevin untuk mandi dan Kevin pun menurut lagipula biasanya papahnya Adrian Tama akan pulang.

Sementara Zoya kini tengah berendam di dalam bathtub-e, seperti yang telah diajarkan oleh Andreas kini dia sudah bisa menikmati semua fasilitas lengkap yang ada di dalam kamar tersebut.

Hingga saat dia selesai mandi dan berganti pakaian dengan yang baru yang merupakan model dress selutut berwarna merah dengan tali spaghetti.

Sungguh dirinya terlihat sangat cantik meskipun tidak menggunakan makeup.

Kulit putih mulus yang selama ini tersembunyi di balik pakaian usang itu kini terlihat sangat bercahaya dan tampak segar.

Uang memang segalanya.

Zoya kini tengah berada di ruang keluarga bersama dengan Kevin yang tengah belajar mewarnai sambil menunggu sang ayah pulang.

Zoya sendiri kini tengah duduk di samping Kevin di atas karpet bulu itu, dress yang sedikit tersingkap itu tanpa dia sadari sedang menjadi pusat perhatian seseorang yang kini berjalan ke arah sana.

Pria itu memperhatikan, wanita yang kini menggulung rambutnya asal dan mengikatnya asal, sementara leher jenjangnya yang putih mulus itu membuat pria itu tanpa sadar menelan ludahnya.

"Sedang apa? kau ."suara bariton itu mengejutkan pria yang kini tengah memperhatikan Zoya yang kini melirik ke arah suara itu dan Kevin langsung bergegas menghampiri sang ayah dan memeluk pria tampan dan gagah itu dengan sebutan papah.

"Hi...boy belum tidur?."pria itu langsung mengangkat tubuh Kevin setinggi-tingginya.

"Hahaha papah aku takut jatuh."ucap Kevin sambil tertawa lepas.

Sementara Zoya kini hanya melirik ke arah lain.

Dia tidak ingin membuat pria yang ada di sampingnya marah.

"Apa? kau senang main dengan mama mu."ucap Adrian sambil melirik kearah Zoya yang seakan tidak peduli dengan dirinya.

"Tentu saja Pah, Mama sangat sayang Kevin, dan dia selalu menyenangkan. papah tidak tau tadi Kevin dan Mama bernyanyi dan suara Mama sangat merdu."ucap bocah itu terus berceloteh mengatakan ini dan itu sementara Adrian saat ini tengah memperhatikan gerak-gerik Zoya yang terlihat cuek padanya.

"Kamu sudah bertemu papah, sekarang saatnya istirahat ya."ucap Adrian lembut.

"Baik, papah."ucap Kevin yang langsung mengecup pipi sang ayah.

"Heumm... sayang kamu memang yang terbaik."ucap Adrian yang kemudian.

Zoya langsung pergi meninggalkan Adrian yang kini masih menatap kearah Zoya yang sedang berjalan dengan putranya itu.

"Aneh."ucap Adrian lirih.

Padahal tadi pria itu sempat merasa kagum melihat kedekatan putranya dengan Zoya seharian tadi.

Video yang dikirimkan oleh sang adik memperlihatkan kebersamaan antara Zoya dan Kevin.

Adrian pun berlalu menuju kamarnya, untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum dia makan malam.

Adrian duduk di sofa sambil melepaskan semua yang melekat di tubuhnya setelah itu dia memasuki kamar mandi, dan langsung membersihkan diri.

Adrian yang baru selesai mandi dan berganti pakaian, dia pun berjalan keluar kamar menuju dapur.

Pria itu langsung. mengambil jatah makan malamnya ya itu tenderloin steak Wagyu yang kini dia marinasi dengan lada garam dan garlic powder.

Sampai menunggu itu meresap Adrian terlihat mengupas mangga yang akan dijadikan jus buah segar.

Sampai saat dia selesai membuat itu, dia langsung memanggang steak miliknya di dalam oven agar matang sempurna.

Setelah itu ia juga membuat saus barbeque yang ia buat sendiri.

Setelah semuanya siap, dan terhidang di meja akhirnya Adrian duduk di depan meja makan yang kini sudah terdapat hidangan di hadapannya.

Saat itu Zoya melintas hendak mengambil minum untuk Kevin.

Zoya melintas begitu saja membuat Adrian yang ingin menyantap makanan tersebut malah menoleh terlebih dahulu.

Tidak ada sapaan ataupun yang ada keduanya hanya saling tatap. kemudian Zoya langsung berpaling dan pergi begitu saja setelah membawa air untuk Kevin di gelas khusus milik pria kecil itu.

"Kau bukan pelayan disini, kau bisa minta apapun pada pelayan Kevin."ucap Adrian.

"Saya juga bukan nyonya disini jadi tidak ada kuasa untuk memberi perintah."ucap Zoya.

Pria itu hanya mendengus kesal, karena perkataannya dibantah.

Sementara Zoya dengan cueknya pergi dari hadapan Adrian yang kini melanjutkan makan malamnya sendiri.

Sementara itu di luar sana, Andreas tengah sibuk berkutat dengan layar laptop nya, sesekali dia tersenyum karena telah berhasil membuat perusahaan besar itu kalang kabut.

Perusahaan yang seharusnya masih menjadi milik Adrian dan Andreas yang ditinggalkan oleh Ardi Tama ayah kandung mereka.

"Bagaimana? apa? kau sudah mulai merasa ada yang janggal dengan semua itu pengkhianat."ucap Andreas Tama.

Pria itu membobol data perusahaan dan memberikan itu pada pihak lawan dari perusahaan tersebut.

Karena bagi Andreas, daripada perusahaan itu berada di tangan orang jahat lebih baik perusahaan itu benar-benar musnah agar sang ayah bisa tenang, saat melihat pria bajingan itu menderita dan bahkan lebih menderita lagi dari ayahnya.

Sampai saat dia selesai melakukan hal itu dia pun bergegas pulang menuju rumah.

Hatinya sudah sedikit merasa lega karena kini dia sudah mulai bisa membalas rasa sakit atas kematian sang ayah.

Saat di jalan, dia melihat toko buku yang buka dua puluh empat jam meskipun tidak ada penjaga kasir namun semua itu tetap aman terkendali.

"Hari ini adalah hari yang paling berharga bagiku, Aku akan memberikanmu buku bagus agar suatu saat nanti kamu bisa membacakan ini sebagai dongeng pengantar tidur bagiku."ucap Andreas yang kini memilik beberapa novel cerita untuk usia dewasa, mulai dari sebuah novel bergenre horor ada juga romansa.

Setelah membayar buku yang dia ambil itu kemudian dia bergegas pulang.

Sesampainya di rumah, dia di sambut oleh asisten rumahnya dan pria itu hendak membawakan paper bag yang kini Andreas pegang.

"Tidak usah, ini untuk Zoya biar aku yang berikan langsung besok padanya."ucap Andreas yang langsung bergegas menuju kamar pribadinya.

...🌼🌼🌼🌼🌼...

Keesokan paginya, Zoya sudah keluar dari dalam kamar, dia membawa keranjang cucian kotor miliknya untuk mencuci pakaian sendiri di ruang laundry.

sampai saat dia selesai menjemur pakaian tersebut dia pun pergi menuju dapur untuk membuat data pagi untuknya.

Hari masih terlalu pagi, mungkin itulah kenapa? mereka semua belum ada satu orang pun yang datang ke meja makan.

Zoya kini tengah memanggang roti di teplon dia juga mengoleskan selai kacang coklat di atasnya langsung dia hidangkan di piring.

Dia juga membuat susu hangat lalu membawa sarapan paginya ke meja makan, dan menyantapnya perlahan.

Hingga sebuah paper bag mendarat di di atas meja di sampingnya.

"Itu untuk mu, dan disana juga ada nomor handphone ku di handphone milikmu."ucap Andreas.

"Kenapa kakak terlalu baik padaku, aku takut tidak bisa membalas semuanya."ucap Zoya.

"Apa? Aku pernah meminta mu untuk membalas semuanya."ucap Andreas yang kini mengambil kepingan roti milik Zoya yang sebagian telah ia makan.

Zoya hanya menggeleng pelan sambil menatap kearah pria yang tengah menikmati sarapan pagi miliknya.

Beruntung Zoya membuat tiga buah roti panggang dobel tersebut.

"Kak Andreas mau kopi?."tanya Zoya.

"Memangnya tau kopi yang aku suka dan cara membuatnya."kata Andreas.

"Heumm... kemarin aku bertanya pada pelayan baik hati."ucap Zoya.

"Apa? yang lain tidak baik padamu."tanya Andreas yang tanpa sadar sudah menghabiskan beberapa potong kecil roti milik Zoya.

"Aku tidak tau karena tidak pernah berinteraksi dengan mereka semua, tapi sepertinya kepala pelayan tidak menyukai ku."ucap Zoya.

Zoya pun berjalan menuju mesin pembuat kopi itu, dia pun mulai membuat kopi yang biasa di buat, oleh Andreas.

Andreas pun hanya melihat itu, dan dia pun menikmati pemandangan itu.

Andaikan saja dia sudah menikah dan tidak pernah mengalami trauma dulu, mungkin saat ini dia sudah bahagia dengan wanita yang menjadi jodohnya.

Sampai saat Zoya menyuguhkan kopi tersebut di hadapannya, Andreas baru tersadar dengan itu.

"Kak, kopinya di cicipi dulu siapa? tahu ada yang kurang nanti aku bisa menambahkannya."ucap Zoya.

"Ah, ya terimakasih."ucap Andreas yang langsung mengambil kopi tersebut yang masih mengepul terasa hangat di tenggorokan.

"Eum... sangat pas, terimakasih Zoya."ucap Andreas.

"Sama-sama kak."ucap Zoya yang kini kembali meminum susu miliknya.

"Kenapa? tuan Adrian belum sarapan."ucap Zoya tiba-tiba.

"Heumm...ini weekend, jadi kakak santai tidak akan pergi ke kantor."ucap Andreas menjelaskan.

"Heumm...."ucap Zoya singkat.

"Tapi Kevin juga belum bangun."ucap Zoya lagi.

"Siapa? bilang... tadi dia sudah recokin aku sekarang mungkin giliran ayahnya."ucap Andreas.

"Heumm,,, aku tidak tau mungkin karena aku tadi mencuci pakaian ku."ucap gadis itu.

"Kenapa? tidak minta mereka mencucikan pakaian mu."ucap Andreas.

"Tidak-tidak yang benar saja,,, mungkin boleh jika itu wanita."ucap Zoya.

"Zoya, disini tidak akan ada pelayan wanita atau wanita lainnya karena kami tidak suka ada wanita disini."ucap Andreas.

"Berarti aku juga tidak boleh ada disini."ucap Zoya.

"Kau adalah pengecualian Zoya."ucap Andreas sambil menatap wajah cantik alami itu.

"Tapi aku merasa menjadi benalu jika memang peraturan kalian seperti itu."ucap Zoya.

"Kau istimewa bagi Kevin, dan kami menginginkan Kevin bahagia meskipun jujur aku sendiri juga tidak percaya dengan perempuan selain ibu angkat kami yang benar-benar tulus menyayangi kami."ucap Andreas.

"Zoya, apa? kamu mengingat wajah ibumu."ucap pria itu.

"Tidak, tuan...kata ibu angkat saya saya adalah anak adopsi kedua orang tua saya yang sudah tiada."ucap Zoya.

"Berapa? usia mu sekarang."tanya Andreas Sudah mau dua puluh dua tuan."ucap Zoya.

"Rasanya begitu cepat berlalu, dulu aku bertemu dengan mu saat kamu masih SMA."ucap pria itu lirih.

"Tuan masih ingat akan hal itu."ucap Zoya.

"Ah, sudah lupakan saja."ucap Andreas.

"Heumm.... terimakasih tuan berkat tuan aku selamat."ucap Zoya.

"Kau lupa harus panggil aku dengan sebutan apa? heumm."ucap Andreas yang merasa tidak nyaman dipanggil tuan oleh Zoya.

Sementara Andreas, melihat sisi lain dari wajah cantik Zoya saat ini.

Dia mirip dengan almarhum ibu angkatnya itu, dan satu lagi yang tidak pernah Andreas ungkapan pada siapapun selama ini.

"Flashback on"

Sepuluh tahun lalu, saat Andreas masih berusia lima belas tahun dia tidak sengaja melihat ibu angkatnya menangisi sebuah foto yang kemudian dia sembunyikan karena suaminya datang dari kantor, Dia adalah tuan Tama ayah angkat mereka.

Setelah tuan Tama kembali pergi,dia kembali meraih foto tersebut.

"Nak,,,mama sudah berusaha untuk mencarimu sayang, sudah hampir sepuluh tahun lebih, dimana? kamu berada nak,,, semoga ada keajaiban yang bisa mempertemukan kita sebelum mama tiada nanti,,,,papah mu bahkan selalu marah karena mama selalu bersedih saat mengingat mu. bukan dia tidak sayang tapi selama ini kami sudah mencari kamu kesetiap panti asuhan tapi kamu tidak kunjung ditemukan kamu padahal orang itu bilang kamu dia taruh di panti asuhan pinggir kota tapi sampai sekarang kamu tidak kunjung kami temukan putriku."

Flashback off.

'Mungkinkah' lirih Andreas di dalam hatinya.

"Kak, aku cari Kevin dulu."ucap Zoya sambil tersenyum manis.

"Jangan temui dia jika sedang bersama dengan kakak, kamu pasti akan terkena marah."ucap Andreas.

"Siapa? yang marah."ucap Adrian yang baru saja tiba bersama dengan Kevin yang ada di gendongannya.

"Mama,,, aku ingin punya adik seperti adiknya Sinchan itu lucu."ucap Kevin.

Sontak semua orang membulatkan matanya.

"Kau salah alamat anak kecil, Mama mu tak akan pernah hamil."ucap Andreas.

"Kenapa? bukanya seorang Mama itu akan memberikan adik bayi ya."ucap Kevin sambil menatap meminta jawaban pada sang ayah yang kini terlihat tanpa ekspresi.

"Zoya kamu sudah sarapan."tanya Adrian.

"Sudah Tuan."jawab Zoya.

"Tolong tenangkan dia saya sedang sakit kepala,,, anak ini tingkahnya ada-ada saja."ucap Adrian yang kini meijit pangkal hidungnya itu.

"Baik tuan."ucap Zoya yang langsung meraih Kevin dari gendongan Adrian.

"Mama,,, ko panggil papah tuan sih, di film yang kita tonton kemarin saja namanya Sinchan panggil papahnya Sinchan suamiku atau sayang."ucap Kevin lagi yang langsung membuat Adrian hilang kesabaran.

"Kevin, jangan lagi tonton film seperti itu, tidak mendidik dan kamu Zoya kamu berikan dia pengertian jika tidak tamat riwayat mu."ucap pria yang kini terlihat muram.

"Baik tuan."

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11.
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 32
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 55
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 149
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 153
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 162
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 172
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11.
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 32
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 55
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 149
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 153
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 162
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 172
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!