~~ Aku layaknya pasir. Janganlah kamu genggam terlalu erat bila kamu tidak ingin kehilangan~~
Lovi menutup buku hariannya setelah menulis kalimat terakhir di sana. Kemudian memperhatikan hamparan bunga yang tak jauh darinya.
Setiap sore hanya ini yang menjadi kegiatan rutin Lovi usai menyiram bunga. Duduk menyendiri di taman belakang mansion menikmati indahnya senja yang akan menjemput rembulan.
"Ternyata benar, bukan hanya aku yang menyukai taman?"
Lovi tidak perlu menoleh pun ia sudah tahu siapa yang kini datang mendekatinya.
"Kamu tidak membenciku bukan?"
Dalam diamnya Lovi tersenyum tipis. bagaimana mungkin ia membenci perempuan ini. perempuan yang sangat di jaga baik fisik maupun hatinya oleh Devan. Ia akan mati di tangan Devan bila membenci perempuan ini apalagi sampai berani menyentuhnya.
"Untuk apa aku membencimu Nona?"
"Aku adalah kekasih Devan,"
Ya, Lovi sudah mengetahui fakta itu cukup lama. Kekasih Devan yang bernama Elea ini sudah menjadi rahasia umum. Semua keluarga dan pekerja di mansion Devan sudah mengetahuinya kecuali rekan bisnis.
Perjanjian untuk merahasiakan Elea yang masih menjadi kekasihnya tidak pernah dilaksanakan dengan baik oleh Devan. Walau sekeras apapun Devan menutupinya jelas tidak akan berhasil karena semua yang berada di lingkungannya tentu merasa bingung dengan segala sikap manis yang Devan tunjukkan untuk Elea. Dan itu bukanlah hal yang wajar dilakukan karena status Devan sudah berubah. Dimana seharusnya ia menjadi seorang suami yang memberikan semua hal manis hanya untuk istrinya seorang.
"Kamu tidak pernah ingin berbincang denganku. Setiap kali aku ingin berbagi cerita kamu selalu menjauh," Ujar Elea seraya menatap Lovi yang memandang kosong sekeliling taman di depan matanya.
"Aku hanya takut melakukannya, Nona. Aku tidak pantas berada di dekatmu,"
Elea hampir meneteskan air matanya saat mendengar ucapan Lovi yang menurutnya sangat mengundang kesedihan.
"Kamu tidak boleh berbicara seperti, Lovi. Kamu adalah wanita baik,"
'Bukan itu yang dikatakan kekasihmu padaku' batin Lovi berteriak tak terima.
Apa yang dikatakan oleh Elea tadi berhasil membuat Lovi tersenyum pedih mengingat ucapan Devan yang justru berbalik menyakitinya.
Berbagai perkataan buruk selalu menjadi panggilan yang disematkan Devan untuk Lovi. Entah itu Perempuan ******, Sialan, Sampah dan lain-lain. ucapan yang sangat mudah di keluarkan dari mulut Devan. Dan sangat mudah juga untuk membuat hati serta harga diri Lovi menjerit kesakitan dengan serangan tajam yang selalu dilakukan Devan bertubi-tubi.
"Aku hanya berusaha untuk menjaga diriku sendiri, Nona."Jelas Lovi membuat Elea bingung.
"Aku tidak bisa membayangkan bila Tuan Devan tahu kalau saat ini kita dalam radius yang sangat dekat,"
Sebelum melangkah, Lovi berkata untuk yang terakhir kalinya, " Aku akan pergi. Terimakasih Nona sudah menemaniku,"
Ia tidak ingin terancam lagi. Devan sudah sering memperingatinya agar menjauhi Elea yang sangat berharga itu untuknya. Tidak boleh ada kedekatan yang terjalin di antara keduanya. Lagipula pembicaraan ini sangatlah sensitif untuk dibahas.
Elea berusaha menggapai lengan Lovi agar perempuan malang itu tidak pergi meninggalkannya.
"Hei kenapa harus meninggalkanku sendiri, Lovi?"
Namun apa yang terjadi selanjutnya berhasil membuat Lovi terkejut dan panik luar biasa. Elea terjatuh dari kursi rodanya. Dengan cepat Lovi membantu Elea bangkit. Ini semua benar-benar kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan sama sekali.
"Elea?!"
Lovi membeku saat tangan Elea yang tadi berada dalam jangkauannya kini sudah beralih di genggam oleh Devan.
Sebentar lagi dunianya akan runtuh. Devan akan menjadikan ancaman itu sebagai kenyataan. saat ini Devan akan semakin menghancurkannya.
Wajah Devan sangat panik saat melihat kekasihnya sudah jatuh di atas rumput-rumput taman. Secepat mungkin ia berlari menghampiri Elea. Dan beralih untuk menggantikan Lovi yang akan membantu Elea.
"Apa yang kamu rasakan?" Tanya Devan setelah memastikan Elea duduk kembali di kursi rodanya. Ia mengusap wajah Elea dengan sangat lembut.
Elea diam karena ia masih di landa syok luar biasa.
"Elea, Jawab aku!" Devan lebih mengeraskan suaranya karena ia terlalu khawatir.
"Aku tidak apa-apa,"Jawab Elea dengan sangat pelan tak lama air mata menetes dari sudut matanya. melihat kesedihan itu, Devan langsung memberikan pelukan hangatnya sebagai penenang untuk kekasih hatinya.
Dan Lovi kembali menyaksikan itu semua. Lagi-lagi ia menjadi saksi bisu betapa manisnya hubungan mereka.
Devan menatap Lovi seakan ingin membunuhnya. Usai melepas pelukannya dari Elea, Devan membuat Lovi terduduk di atas hijaunya rumput.
"Apa yang kamu lakukan hingga membuat kekasihku jatuh seperti tadi?!" Bentak Devan dengan kaki yang menyisihkan keberadaan Lovi dibawahnya dalam keadaan menyedihkan.
Tidak ada kata yang bisa Lovi gunakan sebagai jawaban. Hanya air mata yang bisa ia keluarkan saat ini. Lovi sendiri masih terkejut dengan kejadian yang baru saja di alami Elea. Lovi tidak menyangka bahwa Gadis itu akan menghalanginya hingga membuatnya jatuh. Lovi pun tidak berharap untuk di perlakukan seperti itu oleh Elea. Karena memang Lovi harus segera pergi sebelum Devan datang.
Namun kejadian yang tak disangka pun terjadi hingga Lovi harus merasakan kembali amarah Devan yang membara.
"Harus dengan cara apa lagi aku memperingatimu?!"
Lovi menangis. Dan Ia langsung pergi, meninggalkan sumber kesedihannya. Ia tidak bisa lagi menampung kata-kata kejam Devan. Terasa begitu menusuk jantungnya.
Di sana Ia hanya menjadi masalah untuk Elea, gadis Devan. Fakta itu membuat Lovi sangat ingin berteriak meluapkan rasa sesak di dadanya.
***************
Sabar yaa Lovi, Bahagia menantimu tapi entah kpn. sabar aja yaa wkwkwk Selamat membaca yaaa geezzz!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 383 Episodes
Comments
Wulan Octaviana
serius nanya... ini udah revisi an yah??..
kayanya agak loncat loncat gituu.. banuak sensor nyaahh
2021-01-01
0
Susanti
Kyka nya elea sengaja ..elea jahat yaa
2020-12-13
0
Riekedyah W
emang si ortunya devan gak bs bebasiin lovia?...ganti dong dhuit devan yg 3 milyar...bebasin lovia beri kompensasi..
2020-12-07
0