Devan memasuki kamar Elea dengan langkah tenang. Ia akan memberi kekasihnya kecupan sebelum Ia meminang perempuan lain yang tidak Ia inginkan.
Devan mengecup kening Elea yang masih tenang dalam tidurnya. Air mata tak terbendung lagi. Ia merasa sangat bersalah pada gadis lemah itu. Devan tidak bisa membayangkan seberapa sedihnya Elea nanti ketika mengetahui semuanya.
Devan tidak akan pernah siap melihat wajah cantik itu bersedih, menangisi hubungan mereka yang goyah karena Ia harus menikahi seorang jal*ng.
"Maafkan aku, Sayang. Kamu tetaplah segalanya bagiku," bisik Devan di tengah kehancurannya. Sebentar lagi Ia akan mengucap janji sucinya bersama dengan pengantin pengganti Elea. Atas nama Tuhan dan di hadapan seluruh keluarga besarnya.
"Kita akan menikah setelah kamu bangun. Aku selalu menanti itu,"
*************
"Dimana Devan?"
Ferro menunduk sejenak pada Rena.
"Di kamar Elea?" tanya Rena sekali lagi.
Ferro mengangguk. Tentu saja, Ia sudah diperintahkan oleh Devan untuk menunggunya sebentar di depan kamar Elea sebelum mereka pergi ke tempat berlangsungnya acara.
Rena menghela napas pelan. Ia sudah panik, saat tidak menemukan anaknya yang belum pulang juga. Ternyata lelaki itu kembali ke mansion hanya untuk menyapa Elea.
"Aku akan pergi lebih dulu, Ferro."
Tak lama punggung Rena menghilang, pintu kamarpun terbuka. Menampilkan wajah Devan yang terlihat sangat letih. Lelaki itu menghabiskan waktunya selama dua hari di kantor demi membunuh perasaan sedihnya.
"Berangkat sekarang Tuan?"
Devan mengangguk lalu berjalan lebih dulu. Ferro tersenyum bahagia menatap punggung tegap Tuannya yang Ia ikuti sejak kecil. Ia terharu karena sebentar lagi Devan akan menjadi seorang suami, penopang hidup untuk keluarga kecilnya.
**************
"Usai mengucap janji suci keduanya, Devan mengecup dahi dan bibir perempuan yang baru saja dipersuntingnya. Hal itu mengundang riuh tepuk tangan semua orang yang menyaksikan betapa manisnya sikap Devan pada istrinya.
Lovita Anandyasya Kini telah resmi menjadi bagian dari hidup Seorang pengusaha muda yang sukses dan tampan Devandra Vidyatmaka.
"Semuanya baru akan dimulai, ****** Sialan," Lovi menutup matanya takut saat bibir suaminya tepat dihadapan wajahnya membisikkan kata-kata menakutkan yang membuat Lovi merinding.
Lovi berharap ini mimpi. Sayangnya, Yang baru saja terjadi adalah kenyataan pahit yang lagi-lagi harus diterima oleh Lovi dengan lapang dada. menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak di kenalnya, yang membelinya dengan harga tiga Milyar.
Mulai detik ini juga, kehidupan Lovi akan berubah.
*******
Rena membawa sepasang suami istri yang baru menikah itu ke lantai atas dimana kamar Devan berada.
Begitu sampai di depan pintu, Ia tersenyum menatap Devan dan Lovi bergantian.
"Lihatlah kejutan dari Mama!" seru Rena seraya membuka pintu kamar Devan. Devan melihat kamarnya telah dipenuhi bunga, suasana didominasi warna putih, serta dekorasi lain yang terlihat sangat anggun dan elegan khas pengantin baru.
"Kenapa Mama merubah kamarku menjadi seperti ini? aku tidak menyukainya, Ma!" ujarnya dengan penuh penekanan. Mengekspresikan kekesalannya saat ini.
Rena memutar bola matanya seraya bersedekap dada. Ia terlihat santai, Seolah tidak melakukan apapun. Devan merasa tidak dihargai sebagai pemilik kamar. Rena merubah kamarnya tanpa persetujuan terlebih dahulu.
"Mama rasa ini bukan suatu kesalahan. Jadi kamu tidak perlu menatap mama layaknya singa yang siap menerkam mangsa!!"
Lovi hanya menjadi pendengar yang baik. Perdebatan ini untuk pertama kalinya Ia lihat.
Devan berdecak seraya mengusap kasar wajahnya. Ia tidak habis pikir dengan Rena.
"Kapan Mama merubah ini semua?"
Devan memang tidak berada di mansion dua hari ini. Lelaki itu menghabiskan waktunya di kantor. Devan tidak menyangka kalau Rena bisa melakukan semuanya dalam waktu yang sangat singkat.
"Tidak penting kamu bertanya seperti itu,"
Bagaimana mungkin Rena mengatakan hal ini tidak penting? Devan masih belum terima ketika kamarnya di rubah seperti ini.
Kemana perginya aura teduh dan mencekam dari kamarnya? kemana suasana serba abu itu? sekarang semuanya telah di dominasi dengan warna putih.
"Kamu bukan lagi lelaki yang sendiri, hargailah istrimu. Hilangkan sikap aroganmu, Devan!!" Rena mengingatkan Devan agar lebih hati-hati selama menjalin hubungan rumah tangga.
"Mama pikir dengan merubah semua ini, kamu bisa belajar untuk lebih mengerti bagaimana suasana hati seorang wanita. Mama tahu kalau Lovi kurang nyaman dengan suasana kamarmu yang menyeramkan,"
Mata Devan menatap sinis Mamanya. Menyeramkan? memangnya apa yang Ia simpan dalam kamar itu?
"Lelaki memang lebih menyukai warna gelap, itu normal. Yang seram itu saat Mama melihat kamarku berwarna merah muda seperti kamar Vanilla,"
Lovi sedikit terhibur melihat pemandangan didepannya. Rena menarik telinga Devan karena kesal. Mulut lelaki itu selalu tak ingin kalah berdebat. Ada saja kalimat yang membuat Rena kesal.
************
"Siapa yang menyuruhmu kesana?" Lovi yang sedang berjalan ke arah Ranjang besar didalam kamar mewah itu langsung berhenti dan menoleh pada Devan.
"Kamu keluar dari sini, tempatmu bukan disini." Tangan Devan menunjuk pintu kamarnya.
Bentakan Devan membuat Lovi terkejut. Ia segera mundur dan keluar dari kamar Devan dengan langkah pelan.
********
"Kamu mau kemana Devan?" Rena mengerinyit bingung saat melihat Devan yang keluar dari kamarnya sudah rapi dengan pakaian kerjanya pagi ini.
"Aku harus ke Italia hari ini, Ma"
Mata Rena membulat lalu ia bangun dari kursi yang yang sedang di dudukinya.
"Kamu akan pergi? Bahkan kamu menikah belum dua puluh empat jam, Devan. sekarang kamu sudah harus bekerja?"
"Pekerjaanku lebih penting daripada Pernikahan ini,"
"Kamu tidak bisa menghargai istrimu?"
Devan tertawa sinis lalu menatap Rena dengan dingin.
"Aku tidak salah dengar? Memangnya wanita seperti apa dia hingga aku harus menghormatinya?"
Rena menghela napas panjang. Devan benar-bebar keras kepala. Devan tidak main-main dengan ucapannya bahwa ia tak akan pernah bisa memperlakukan istrinya dengan baik.
Devan menyesap kopi hangatnya yang sudah tersedia di atas meja makan. lalu mengisyaratkan Mamanya untuk kembali duduk di hadapannya.
"Aku sudah memenuhi permintaan mama untuk menikahi wanita selain Elea. Dan sekarang aku minta mama untuk menghargai apa yang sudah seharusnya aku lakukan. "
Rena menggeleng tak setuju.
"Ini bukanlah sesuatu yang seharusnya kamu lakukan, Devan. Lovita adalah istri kamu. Tidak seharusnya kamu memperlakukan dia seperti semalam."
Devan langsung menatap mamanya.
"Mama tau kamu mengusir dia semalam setelah pesta pernikahan kalian selesai."
Devan bangkit lalu menatap mamanya dengan pandangan dingin.
"Mama terlalu ikut campur,"
"Kamu anak mama. Mama hanya melakukan kewajiban mama sebagai orang tua,"
"Kenapa sekarang mama membela wanita sialan itu? Mama lupa Wanita seperti dia yang sudah menghancurkan keluarga kita. perlu aku ingatkan lagi?"
Tidak! Tidak! Rena tidak mau kilas masa lalu itu menghantuinya lagi. Ia sudah bahagia dengan kehidupannya yang sekarang kembali hangat dengan Raihan. Tapi dia tidak bisa menghakimi semua perempuan seperti yang dilakukan oleh Devan. Ia bisa menilai bahwa Lovi tidak seperti itu. Ia juga pandai memilih wanita manakah yang pantas untuk mendampingi putranya. Pemilik Rumah bordil itu mengatakan bahwa Lovi lah yang baru menjadi pekerja disitu. belum ada laki-laki yang membeli Lovi karena Harga yang di pasang oleh Berry terlalu tinggi. Wajar, Karena Lovi masih berusia belia dan belum pernah mengenal dunia kelam seperti itu.
Jika melihat mata sendu Lovi, ia merasa kembali ke masa mudanya dulu. dimana nasibnya sama seperti Lovi. Ia dijual karena ego yang dimiliki oleh orang tuanya. Ia tak bisa menyalahkan dan membenci Lovi sama seperti membenci wanita yang hampir merebut suaminya. karena Lovi berbeda. Gadis itu tidak tau apa-apa. Lovi hanyalah gadis belia yang seharusnya masih menikmati masa mudanya dengan kebahagiaan tanpa harus dikorbankan karena sesuatu yang tidak dia lakukan.
"Perasaanmu akan berubah, Devan. Lihat saja nanti,"
Rena menatap punggung anaknya yang mulai menjauh, meninggalkan kehidupan pernikahannya entah sampai kapan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 383 Episodes
Comments
Mary Bella
like n favourite dulu..bgus crtanya..aku suka
2021-01-01
0
Farida
nyimak
2020-12-30
0
Dewi Nur'aeni
baca ulang untuk yang ke2x nyaa..
2020-12-25
0