Setelah memasukkan makanan siap saji di microwive, Ira menunggu sampai berbunyi tanda makanan sudah siap.
"Ini makanan sudah siap!" menyodorkan ke Rafa.
"Ira... bagaimana jika kita tetap mengadakan ijab qabul secara agama dan negara, dan resepsi, tetapi perjanjian di atas kertas tadi tetap ada, gimana?" membuka penutup makanan siap saji tersebut.
"Iya! tetapi aku mau tidak ada kontak fisik berlebihan, bagaimana?" duduk di sebrang Rafa.
"Iya itu lebih baik dan satu lagi, jika kamu masih mencintainya kejarlah sesuai kata hatimu!" memasukkan nasi ke dalam mulutnya.
"Kenapa Rafa berbicara seperti itu." Ucapnya dalam hati.
Ira masih berada di depan Rafa, memandang wajah Rafa yang tengah memakan makanannya. Terlihat lucu dan imut menurutnya.
"Ada apa Ira, aku lirik dari tadi kamu terus menatapku, apa aku terlihat tampan?" ucapnya menghentikan kegiatan makannya.
"Tidak!!! cuma terlihat lucu saja," masih menatap Rafa.
"Oohh ya Raf, apa selama ini kamu tidak pernah menyukai perempuan?" Ira penasaran dengan kisah cinta Rafa.
"Siapa bilang, aku juga punya perasaan, tentu saja aku pernah menyukai perempuan!" Rafa tidak mau di cap laki-laki tidak memiliki hati.
"Kapann...?" melipat tangannya di atas meja dan meletakkan dagunya di atas tangannya.
"Dulu waktu SMA!" Rafa sedikit memonyongkan bibirnya.
"Apa dia cantik?" tanya Ira ke Rafa.
"Cantik... sangat cantik, tetapi ia menolak perasaanku mentah mentah!" meletakkan sendoknya, karena makanannya habis dan meminum air putih.
"Kenapa???" tanyanya penasaran, sampai di ubun ubun.
"Dia mencintai laki laki lain, dan sekarang sudah menikah dengan laki laki tersebut. Tetapi aku pernah mendengar dari teman teman saat reuni, pernikahannya gagal di tengah jalan! sebelum memiliki keturunan!" menatap ke arah Ira.
"Jika ia kembali ke kamu dan menerima perasaanmu, apa kamu akan membalasnya?" tanyanya memastikan.
"Mungkin!" bergegas meninggalkan Ira sendirian di meja makan, tanpa berkata apa apa.
"Apa pertanyaanku menyakitinya, pantas saja ia ingin melakukan pernikahan kontrak." Gumam Ira dengan lirih. "Seharusnya aku tidak menanyakan soal itu!" berjalan pergi, belum sempat keluar dari dapur.
Suara ketukan pintu terdengar nyaring. Ira bergegas membukanya.
"Ada apa ya mas?" melihat beberapa orang, membawa barang barang.
"Permisi mbak, ini barang barang milik mbak!" mengangkat kardus memasukkannya ke dalam apartemen.
"Terimakasih, tolong bawa sekalian ke dalam kamar!" mengarahkan ke arah kamarnya.
Rafa yang mendengar ada orang, bergegas turun dari lantai atas. "Barang barangmu sudah sampai?" tanyanya ke Ira.
"Iya! baru saja!" menyuruh orang yang membawanya, meletakkan sesuai ke inginan Ira.
Rafa menganggukan kepala tanpa bicara apapun.
Hari pernikahan.
Hari telah berganti tidak terasa hari pernikahan sudah tiba, tak lupa kedua pengantin mengundang teman teman dan tamu penting lainnya. Mereka semua mengucapkan selamat ke pengantin baru. Banyak yang mendoakan ke langgengan pernikahan tersebut.
Senyum merekah terpancar di kedua pengantin. Tetapi ada juga yang tidak menginginkan pernikahan ini terjadi. Kedua pengantin berusaha memainkan perannya dengan rapi.
Rafa yang tidak memiliki orang tua sejak baru masuk kuliah. Menutupi ke sedihannya dengan rapat rapat, paman dan bibinya yang menuntun Rafa sampai pada tahap seperti sekarang ini. Setelah acara selesai baik ijab qabul dan resepsi kini pengantin baru kembali ke apartemen. Mamanya Ira telah mendapat yang ia mau, membiarkan Ira begitu saja.
Di dalam apartemen.
Sepasang pengantin baru tidur dikamar masing masing. Setelah masuk kamar Ira mengunci pintu dan membersihkan dirinya. Air mata yang ia tahan berjam jam lamanya sudah lolos di pipinya. Air mata Ira tidak tertahankan lagi, walau ia menikah dengan sahabatnya sendiri. Tetapi terasa menyakitkan untuknya.
"Rasanya sakit sekali, walau ini pernikahan tanpa di dasari rasa cinta. Bagiku ini pernikahan pertamaku!" menyeka air matanya. Rasa lelah dan kantuk menyelimuti Ira. Ira tertidur di dalam kesedihannya.
Pagi hari.
Ira yang sudah bangun sebelum ayam berkokok, menyiapkan menu sarapan untuk Rafa dan dirinya. Rafa yang baru bangun tidur langsung ke lantai bawah untuk sarapan pagi.
Bau masakan Ira begitu nikmat. "Ira... kamu memasak sambal goreng ati ampela?" tanyanya duduk di kursi tinggi.
"Iya! apa kamu tidak suka dengan makanan ini?" mematikan kompornya.
"Aku suka, ini makanan kesukaanku!" jawabnya tersenyum manis.
Ira yang melihat senyumannya bahagia. Senyum yang memikat jika di pandang.
"Kalau begitu makanlah!" memberikan piring yang berisi nasi hangat.
"Terimakasih!" mengambil lauk, yang telah di tuangkan Ira ke mangkuk besar.
Ira juga ikut sarapan pagi.
"Hari ini aku akan bertemu dengan teman temanku waktu SMA, ikutlah denganku Ira!" meminum air putih.
"Iya, jam berapa kamu ada acara tersebut?" mengambil piring kosong Rafa dan meletakkan di wastafel.
"Nanti jam dua siang!" melap mulutnya dengan tisu.
"Aku akan mengantarmu ke salon dan berbelanja beberapa pakaian. Nanti pilihlah kesukaanmu!" berdiri meninggalkan Ira sendiri.
"Acara reuni dengan temannya SMA, berarti...!" tidak melanjutkan kata katanya.
"Aku harus mempersiapkan diriku, jika bertemu dengannya!" pergi ke kamarnya membersihkan diri dan berganti pakaian.
Rafa yang sudah menunggu di ruang tamu, masih bermain dengan ponselnya. Rafa melirik sebentar saat mendengar suara langkah kaki.
"Sudah siap?" tanyanya ke Ira. Ira menganggukkan kepalanya.
"Ayo berangkat!" menarik tangan Ira.
Ada rasa desiran bahagia saat tangannya di genggam erat Rafa.
Sesudah ke pusat pembelanjaan dan salon Rafa dan Ira berangkat ke tempat tujuan yaitu hotel ☆☆. Rafa menggengam erat jemari Ira, terlihat mesra dan harmonis. Rais yang datang pun merasa risih dengan kemesraan pengantin baru.
Salah satu teman Rafa memberi ucapan selamat kepadanya. Teman temannya yang belum sempat memberi ucapan berkumpul. Di saat bersamaan, wanita yang di cintai Rafa waktu SMA datang mendekat. Ira belum mengetahui siapa dia hanya tersenyum dan membalas uluran tangan perempuan itu.
Setelah teman temannya memberi ucapan, ia dan Ira duduk agak jauhan dengan teman temannya. Rafa mengajaknya agak menjauh dari keramaian.
"Iraaa... ada yang ingin aku bertahu ke kamu?" Rafa membisikkan Ira sesuatu.
"Tentang apa?" menatap mata Rafa.
"Tadi yang terakhir kali mengucapkan selamat, ia adalah wanita yang aku ceritakan waktu itu!" ucap Rafa berbisik ke Ira.
"Siapa namanya?" Ira penasaran dengan wanita berparas cantik tersebut.
"Namanya Meisie Iva!" menatap ke arah Meisie.
Ira yang melihat tatapan Rafa mengangguk mengerti.
_ _ _
Meisie Iva adalah perempuan pertama yang membuat Rafa jatuh cinta, ia wanita cantik yang mampu mengikat kaum adam.
Banyak orang yang jatuh hati kepadanya, namun tidak ada yang berhasil menakhlukannya. Karena Meisie tipe orang pemilih jika terlihat tidak bisa memenuhi keinginannya maka ia tolak.
Sampai sampai ia di buat tergila gila dengan orang yang dingin dan cuek, tetapi ia orang berada yang membuatnya penasaran dan pada akhirnya mereka berdua berpacaran.
Dan setelah lulus kuliah, barulah mereka berdua menikah namun pernikahannya hanya berjalan dua bulan saja. Keras kepala di kedua pihak tersebut membuat kandasnya pernikahan.
_ _ _
Ira yang mendengar perkataan Rafa terkejut. Wanita secantik itu hanya sebentar pernikahannya, sepertinya tidak masuk akal. Di dalam pikiran Ira terdapat pertanyaan ini itu.
"Apa kamu ingin mengejarnya lagi Rafa?" memberanikan bertanya lagi.
"Aku tidak tau, aku juga binggung!" jawabnya santai dan meminum jus yang di sediakan.
"Sepertinya Rafa masih memiliki perasaan untuk Meisie." Ucap Ira dalam hati.
"Raf... aku ke toilet sebentar yaa!" pamitnya ke Rafa.
"Iya!" Rafa bergegas berdiri dan menemui teman temannya yang lain.
"Hai brooooo!!!" ucap salah satu temannya.
"Heyy sudah bobol berapa ronde broo?" tanyanya teman yang lain.
Rafa tersenyum tanpa membalas ucapan teman temannya. Raut wajah Meisie berubah saat mendengar percakapan laki laki di sebrang sana.
"Andai saja, aku tau jika Rafa bisa sesukses ini sekarang, seharusnya aku menerimanya dulu. Tidak perlu capek capek cari uang sana sini merayu orang orang tidak jelas." Gumamnya dalam hati.
Ira yang telah kembali dari toilet menyapa teman teman Rafa dan memperkenalkan dirinya. Karena Ira mudah bergaul dengan siapa saja ia tidak kesusahan mencari teman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
lanjuttt
2021-02-01
1
Dedy Sastroprawiro
meisi wanita yg cerdas dan berinsting
2020-10-12
0
BELVA
mampir kembali
2020-10-01
1