Rais yang sudah mengecek hasil penjualan dan pendapatan segera mengarahkan ke rencananya, yaitu penambahan fasilitas lain. Seperti ruangan VIP dan GYM.
Flashback On.
Waktu masih berteman baik dengan Ira sebelum pacaran. Ketika Ira shift pagi, Rais yang saat ini menjemput Ira di rumahnya. Rasa kagum Rais tidak dapat di utarakan. Dengan melihat sekeliling rumah Ira nampak bersih dan nyaman. Ira yang baru selesai bersiap siap tersenyum ke Rais, dan langsung menghampiri Rais.
"Rais sudah lama menunggu?" tanya Ira.
"Tidak ko... masih baru datang aku!" jawabnya tersenyum.
"Ooooo ayo berangkat!" ajakan Ira yang di angguki Rais.
"Apa kamu sudah sarapan Ira? aku belikan mau!!" menyetir mobilnya ke arah minimarket.
"Aku sudah sarapan, pasti kamukan yang belum makan?" tatapan tajam Ira.
"Eeehhehehe... iya aku belum sarapan inginnya sama kamu Ira, temani ya beli beberapa roti dan minuman lalu makan di sini!" melihat ke arah Ira dengan wajah memelas.
"Iyaaa aku temani, tapi traktir juga ya... sebelum ke resto!" membuka pintu mobil dan segera keluar,saat sudah sampai parkiran mini market.
Rais yang mendapatkan sinyal, terus berusaha merayu Ira dengan kata kata manisnya. Sementara Ira tidak tau apa apa.
Rais yang juga masuk ke mini market bergegas mengambil beberapa roti dan minuman kaleng bergambar.
"Kamu mau apa Ira?" memasukan barang barangnya ke keranjang belanja.
"Aku ini saja!" mengambil susu kotak dan makanan ringan.
"Kenapa cuma itu Ira, ambilah yang lain juga?" menyuruh Ira mengambil sesuatu. Ira langsung pergi, mengambil beberapa mie instan dan bumbu siap saji.
"Kamu mau buat pasta Ira?"
"Iyaa tapi nanti, sesudah pulang kerja!" mendorong keranjang belanja yang langsung di ambil alih oleh Rais.
"Aku saja yang bawakan, kan aku yang membayarnya nanti!!!" bergegas menuju meja kasir.
Setelah selesai membayar, Rais dan Ira duduk di salah satu kursi kosong mini market tersebut.
"Kita makan sebentar saja lalu berangkat ke resto!!! apa kamu hawatir kita satu mobil?" membuka bungkus roti dan minuman kalengnya.
"Iyaaa aku tidak ingin jadi bulan bulanan di resto, gara gara aku satu mobil denganmu!" meminum susu kotak yang ia ambil.
"Baiklah kalau begitu, bagaimana jika aku turunkan dekat resto, tidak apa apa?" segera menghabiskan roti dan minumannya.
"Iyaa itu lebih baik!" jawabnya berdiri menuju mobil Rais begitu juga dengan Rais.
Usaha Rais tidak sia sia, ia terus mengelabui Ira dengan ucapan ucapan manis dengan memberinya kenyamanan.
Bodoh sekali jika sampai terjerat bujuk rayu Rais, saat ini Rais juga dekat dengan beberapa perempuan. Ia ingin memberi harapan palsu untuk meningkatkan restorannya, ia percaya jika mendekat ke wanita wanita yang ia rayu saat ini akan meningkatkan pendapatan. Rata rata wanita sosialita yang Rais dekati.
Ira yang terkenal kecerdasanya tetapi begitu bodoh soal sifat laki laki. Ia selalu di dekati dengan orang yang memiliki tujuannya tersendiri. Termasuk Rais.
"Ira maaf aku turunkan di sini ya?" menghentikan mobilnya, sebab ia melihat perempuan yang menjadi target selanjutnya.
Rais yang melanjutkan putar arah di tatap Ira lekat lekat. Rasa penasaran menyelimuti Ira sejak pertama bertemu.
Waktu itu.
Ira yang sedang duduk sendirian menanti kendaraan umum di dekat restoran Mewah Rais Said, duduk termenung dan membayangkan ada yang menjemputnya seperti teman teman yang lainnya. Namun semua harapannya ia hancurkan, tiba tiba ada seorang yang mengajaknya berkenalan, Ira yang tidak tau jika Rais pemilik restoran tersebut, menerima uluran tangan Rais yang mengajaknya jadi teman baik.
Awalnya Ira menolak lama lama tidak bisa menolak, ucapannya yang manis terus menerus ketika bertemu membuat Ira luluh. Sampai suatu hari Ira tau jika Rais pemilik restoran tersebut sedikit menghindari Rais. Rais yang merasa ada perubahan pada Ira, dengan membuat gadis itu percaya, sampai pada tahap yang lebih dekat lagi.
"Lebih baik aku segera berjalan saja, takut telat waktu absen!" berjalan menuju resto.
Menyapa teman temannya ia ucapkan. Pagi itu ia kedatangan waitress baru, bernama Mahnoor, orang yang mudah sekali akrab dengan orang lain. Ira yang menyapa duluan merasa nyaman. Seperti sudah mengenal lama.
"Selamat pagi! siapa nama kamu?" tanya Ira.
"Nama saya Mahnoor, senang bertemu kamu!" jawabnya tersenyum dan mengambil uluran tangan Mahnoor.
"Kalau aku Atiya Bahira, biasa di panggil Ira!" melepas tautan tangannya.
"Iya Kak...! " ucapnya tersenyum.
"Jangan panggil Kak... pagil saja Ira lebih enak di dengar! aku boleh bertanya?" mengajak Mahnoor duduk di salah satu kursi tempat istirahat karyawan.
"Iyaa boleh!" tersenyum ramah.
"Umur kamu berapa jika boleh tau?" tanyanya penasaran.
"Umurku 24 tahun dan kamu?" melihat ke arah Ira.
"Umurku akan menginjak 22 tahun!! aku panggil mbak ya, mbak Mahnoor? tersenyum ramah.
"Oke... baiklah itu terdengar enak daripada Kakak!" ucapnya tertawa.
Ira yang melihat Mahnoor tertawa tersenyum bahagia, ia akan memiliki teman baru seorang yang akan menjadi Kakak perempuan untuk Ira.
"Ooohh ya... rumah mbak Mahnoor di mana?" tanya Ira.
"Rumahku lumayan dekat dari sini di Desa Kembang!! kalau kamu?" tanya Mahnoor.
"Aku juga di Desa Kembang, tetapi aku mengontrak di gang Kunang Kunang!" ucap Ira tersenyum.
"Berarti kita satu Desa beda RT saja Ira!" mengambil daftar menu dan melayani pembeli yang mulai berdatangan.
"Iya mbk!" Ira tersenyum sangat manis sekali.
"Aku ke arah meja sana ya?" Mahnoor berpamitan ke Ira setelah mendapati anggukan dari Ira. Mahnoor pergi melayano pembeli.
Tidak terasa sudah lebih dari sembilan bulan Ira berkerja, sedangkan Mahnoor baru empat bulan. Ira juga tidak menyangka akan melanjutkan pertemanannya dengan Rais ke arah pacaran. Waktu menunjukkan pukul enam sore.
Ira yang melihat tempat itu terkagum kagum, suasana romantis yang Ira lihat, begitu banyak lampu berkelap kelip dan ada satu buah meja dengan dua kursi saling berhadapan.
"Iraaa ayo!" mengulurkan tangannya dan di terima Ira. Ada senyum yang mengembang di kedua insan tersebut.
Rais menarik kursi untuk Ira. "Duduklah!" Ira langsung duduk. "Eemmm Ira sebenarnya aku ingin menggungkapkan sesuatu!" menggengam tangan Ira.
Ira hanya diam sambil menatap Rais. "Apaa?"
"Aku sebenarnya suka sama kamu, maukan jadi kekasihku?" memberi bunga.
Ira yang malu malu menganggukan kepalanya yang mengatakan iya.
"Berarti kita jadian ya Ira?"
"Iyaaa!" tersenyum bahagia.
Semenjak ungkapan perasaan itu Rais berubah, ia jarang menjemput Ira dengan berbagai alasan dan untuk meminta maaf ke Ira ia selalu mengucapkan dengan kata kata manis di sertai kebohongan.
Ira yang termakan bujuk rayu manisnya memaafkannya dengan mudah. Dan kejadian itu berulang sampai tiga bulan.
Ira yang melihat Esok dengan perempuan cantik dan sexy langsung pergi menuju tempat ia berkerja. "Aku harus memutuskan hubungan ini"
BODOH... BODOH... BODOH...!!! dengan memukul kepalanya beberapa kali. Setelah bertemu Rais di restoran ia bergegas menemui Rais yang berada di dalam ruangannya.
"Mbak Mahnoor aku ke ruangan Pak Rais sebentar ya?"
"Iya Ira!"
Mahnoor tidak tau jika Rais kekasih Ira sebab Ira menutupi hubungannya, begitu juga dengan Rais.
Ira yang masuk ruangan Rais tanpa mengetuk pintu. Membuat Rais marah dengan orang datang tiba tiba. Saat ini Rais tengan video call dengan perempuan dan terdengar suara desahan di vidio tersebut. Ira tidak percaya apa yang barusan ia dengar dan lihat. Ira menutup mulutnya tanpa sengaja ia menjatuhkan ponselnya. Terdengar suara klotekkkk....
"IIIRRRAAAA... kenapa kamu tidak mengetuk pintu?" jawabnya dengan teriak.
"KKENAAPAAA... kamu teriak ke aku, jawab Pak Rais yang terhormat!" ucap Ira dengan nada tinggi juga.
"Harusnya aku yang marah Ira, kenapa kamu masuk ruanganku tiba tiba tanpa mengetuk pintu dahulu." Rais menatap tajam wajah Ira.
Ira tersenyum dengan maksud lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
mamayot
mampir di cerita,siapa tau ada yang suka
2021-07-07
1
Mbah Edhok
mash menyimak... 🧐
2021-03-25
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
hadir lagi
2021-02-01
1