bab 19 sebuah kejutan..

Sesampainya di halaman rumah. Aku langsung turun dari mobil. setelah mengucapkan terimakasih kepada supir. Aku langsung mencari Rizki. Namun, tidak akh temukan dia. Dimana dia..?

Mereka membawa Rizki kemana?

Aku langsung menuju kamar papah. aku melihat papah tertidur nyenyak. Aku menyimak amplop itu dibawah pakaian papah yang disimpan di lemari..lalu, aku kunci lemari itu. Dan Kuncinya aku letakan di laci meja. Aku rasa aman menyimpan uang itu di lemari pakaian papah.

Aku Kembali menari Rizki. Aku temui Art papah yang sedang menyetrika pakaian.

"Bi...Rizki kemana?" tanyaku mengejutkan bibi.

"ya ampun non..bikin kaget aja" jawab bibi memegang dada.

"tuan Rizki dibawa tuan Reza Ama nona Vina . Non" jawaban bibi membuat aku panik.

"dibawa kemana bi?" tanyaku spontan panik.

"bibi juga ga tau non. den Rizki berpakaian rapih. terus dibawa mereka naik mobil. Mungkin mau dibawa jalan jalan"

Aku langsung keluar rumah. Siapa tau dapat petunjuk.

Tapi...ah tidak aku temukan apa apa...

Bahkan aku menunggu kepulangan Rizki Berjam jam di teras depan.

Lagi lagi aku panik...mereka belum juga datang..

kemana mereka membawa Rizki?

Aku pun masuk kekamar papah. aku lihat papah sudah bangun.

"pah..." sapa aku sedih.

"KA..mu..sudah..ber..temu..pak..Sastro?" tanya papah terputus putus.

aku mengangguk menahan kesedihan.

"beliau sudah menceritakan semuanya kepadaku.

papah..kenapa papah melakukan ini semua kepada Rizki? Pah..aku lebih baik kehilangan harta daripada anak pah! Coba kalau papah mewariskan semua ini kepada Reza. Mungkin Reza tidak akan mengambil Rizki dariku pah" aku menyalahkan papah mertuaku. Dengan isakan air mata. Menyesali perbuatan dia.

"ma..la..Rizki...cucu..papah..satu.. satunya...papah..tidak..ingin..masa..depan...cucu..papah..suram.."

",tapi cara papah salah" bantah aku memotong perkataan papah yang terputus putus.

"pah..kalau papah kasian dengan Rizki. aku mohon..berikan semua aset papah kepada Reza pah..Rizki Tidak membutuhkan itu semua pah. Yang dia butuhkan aku! Ibunya!" bukan maksud aku untuk menjadi menantu durhaka dengan suara keras dan lantang kepada mertuaku.

Namun, aku meluapkan isi hatiku sebagai seorang ibu. Aku tidak ingin kehilangan Rizki. Dibandingkan harta. Lebih baik kehilangan harta daripada buah hatiku...

Papah terdiam membisu. dia tidak menyesali apa yang telah terjadi. aku percuma bicara dengan papah. kalau akhirnya papah pun tidak menggubris perkataan ku.

Aku keluar kamar. Dan aku mendengar suara mobil berhenti di halaman rumah. aku segera berlari menuju halaman rumah. Aku berharap Rizki datang.

Dan ternyata benar..Rizki datang digendong Reza.

namun, keadaan Rizki sudah tertidur. Aku segera mengambil alih Rizki. namun, Vina mendorong badanku.

"HEH! Mau apa kamu?!" bentak Vina melotot.

Reza Mendelik dan membawa Rizki kekamar.

"Rizki itu anak aku. Bukan anak kamu! Aku ibunya. Aku wajar mengambil hak aku!" jawab aku lantang.

"lu pikir lu aja orang tua Rizki! Reza juga orangtua Rizki. Dengar ya Mala! Mending lu pergi dari rumah ini! Atau ...." ucap Vina sambil melirik dan berpikir licik padaku.

"atau apa" bentak aku.

"kamu tetap disini. Tapi jadi pembantu!" aku terkejut mendengar celetukan Reza dari belakang ku.

"apa? Kamu pikir aku pembantu kamu? sadar Reza sadar! Aku ini istri kamu!" bantah aku menyadari Reza.

"istri?. hahahaha " Reza melecehkan aku dengan tertawa lepas.

"jangan harap kamu menjadi istri sungguhan! Aku menikahi kamu karena terpaksa! Demi mendapatkan Rizki. Dan setelah Rizki aku ambil. Aku bisa ceraikan kamu" sambung Reza ketus.

"aku tidak akan pernah berpisah dengan Rizki. Bagaimanapun Rizki adalah anakku! Aku ibunya yang mengandung dia selama 9 bulan..yang melahirkan mempertaruhkan nyawa. Dan membesarkan dia dengan keringat ku sendiri. Kamu datang setelah Rizki besar. selama Rizki sakit membutuhkan biaya.. membutuhkan pertolongan mu..kamu kemana? HAH!" panjang lebar aku meluapkan emosi ku. Yang selama ini Bahkan bertahun-tahun aku pendam.

Vina Melirik Reza dengan tatapan sinis..Vina takut Reza terpengaruh oleh ucapanku.

"itu kan resiko kamu sebagai ibunya! makanya itu sekarang giliran aku mengurus Rizki..dan kamu jangan serakah untuk memiliki Rizki..apalagi ingin menguasai Rizki. jangan harap dan mimpi!" jawab Reza ketus dan keras.

"bukan sebaliknya?" tanya aku Sinis dan Berani melawan setiap perkataan Reza.

karena bagiku ini sudah kelewat batas dari kesabaran ku.

dia Sudah mengkhianati aku, menyakiti aku dan sekarang mengambil Rizki dari ku.

"maksud kamu apa?" bentak Reza melotot kan mata.

"aku mau cerai denganmu. Asal Kembali kan Rizki kepadaku. Aku rela kehilangan harta daripada kehilangan Rizki" jawab aku dengan isakan tangis.

Reza terkejut. Dia mengira aku belum tau yang sebenarnya.

"kamu..."

"Reza cukup!" Tiba tiba papah mertuaku duduk di kursi roda. Dan di bantu bibi mendorong kursi roda.

Aku terkejut melihat papah bisa duduk di kursi roda. Dan bersuara keras.

"papah" ucap aku melongo.

"Reza...selama ini...kamu telah menyakiti Mala..dan kamu juga ingin menyakiti anak mu sendiri.." papah bisa berkata sedikit demi sedikit lancar.

Aku heran dengan perubahan papah. begitupun dengan Reza dan Vina..mereka terkejut membelakan mata melihat papah.

"pah...kamu...bisa duduk di kursi roda dan bicara lantang?" tanya Reza heran terkejut.

"kenapa kamu? Kamu takut?" tanya papah melotot ke arah Reza.

Reza melirik Vina yang sedang panik dan gugup.

"kalian berdua telah berbuat jahat padaku! Kalian diam diam meracuni aku kan..dengan obat obatan keras supaya aku lumpuh dan struk kan!" aku terkejut bukan main.. sebuah ucapan dari papah mertuaku seakan akan menampar diriku.

seorang anak tega menyakiti orangtuanya yang hanya satu satunya. Reza dan Vina saling melirik ketakutan. papah pun menatap tajam kearah mereka. Seakan akan ingin menerkam mereka berdua.

"pah...papah jangan ngomong sembarangan..apalagi memfitnah aku..mana buktinya kalau aku meracuni papah?" Reza mencoba mengelak dan membela diri.

tiba tiba papah mengeluarkan obat obatan yang selama ini dia simpan. Begitu banyak tablet obat yang papah jatuhkan kelantai dihadapan kami.

aku terkejut membelakan mata..begitupun dengan Reza dan Vina. Mereka semakin ketakutan.

"kamu pikir papah tidak tau. Selama ini kamu memberikan obat apa sama Papah! Kenapa kamu sejahat ini sama orangtua Reza!" baru kali ini aku melihat amarah papah mertuaku yang menjadi bumerang.

"pah... aku...aku..benar benar minta maaf pah..aku lakukan ini semua terpaksa pah..karena dorongan Vina juga" Reza melemparkan kesalahannya kepada Vina.

"aku? kenapa kamu salahkan aku? Ini semua kan ide kamu? Kenapa kamu lempar kesalahan kamu padaku?" tanya Vina bertubi tubi merasa disudutkan oleh Reza.

Pak Bobi melirik keduanya. Dengan tatapan sinis.

"ini semua ide kamu Reza! Setelah ketahuan kamu menyudut kan aku! menyalahkan aku! Kenapa kamu tidak mengakui kesalahan kamu?" lantang Vina geram.

"ini juga kamu yang ngasih obat obatan itu ke papah kan. supaya kita bisa menguasai harta papah kan?"

Reza terus menyalahkan Vina dan membela diri.

entahlah salah siapa....yang pasti aku melihat papah mertuaku begitu amarah.

"pah...maaf kan aku pah... bagaimana pun aku ini anak papah. Ga mungkin sampai hati aku meracuni papah. apalagi menyakiti papah. Ini semua karena aku telah buta mata hatiku hanya demi wanita yang bernama Vina pah. Tapi, aku sudah menikah lagi dengan Mala" aku terkejut Reza menarik tanganku dan menggenggam tanganku. Seakan akan minta perlindungan dariku. Untuk membelanya.

"sekarang aku tegaskan sama kamu Reza! Kamu pilih Mala atau Vina!" pak Bobi pun menentukan pilihan buat Reza.

Reza melirik aku dan Vina. Aku melihat kebingungan diwajah dia saat dia memilih aku atau Vina..

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!