Aku merenungkan semua ucapan ibu ku dan bapakku. namun, aku tidak pernah menyesali memiliki ketiga anak. Anak bagiku segalanya. harta yang paling berharga. aku akan terus berjuang untuk anak anak ku. Apapun yang terjadi akan aku hadapi. meskipun nyawa taruhannya. Itulah janji ku pada mereka...
Pagi pun tiba seperti biasa aku menyiapkan sarapan buat anak anak. Kini aku memiliki pentaris motor, hingga aku bisa mengantarkan anak anak sekolah. Kebetulan mereka searah denganku. Hingga aku bisa sekalian berangkat bareng dengan mereka. Setelah aku mengantarkan meraka sekolah. Aku segera ke toko kue. Hari ini banyak pesanan kue yang harus aku kirimkan. rumah kerumah pelanggan kue, aku mengantarkan pesanan mereka. tanpa merasa lelah , panas dan lapar. Aku terus semangat dibawah teriknya matahari. Aku tidak memikirkan kulitku yang kena matahari. Dan perutku yang keroncongan karena lapar dan haus. yang aku pikirkan kebutuhan untuk anak anak.setelah selesai aku mengantarkan kue ke pelanggan. Aku bisa istirahat sejenak. aku dikasih jatah makan sehari sekali. Aku memakannya dengan lahap. Kemudian setelah Selesai jam istirahat ku. Aku segera beraktivitas lagi. Mengantarkan pesanan. Setelah semuanya selesai. Tidak ku sangka ternyata setiap ada orderan aku dikasih bonus dari bos kue.
"ini buat kamu" ucap seorang perempuan paruh baya yang tiada lain bos ku yang sekarang.
"buat saya? " jawab ku terkejut melihat lembaran uang berwarna biru.
"iya...bonus hari ini. Karena sekarang kue nya laku keras" aku benar-benar ga nyangka bos yang sekarang lebih baik dari bos yang kemarin.
Dengan senang hati dan terharu aku mengambil uang itu.
"terimakasih banyak Bu"ucap aku terharu meneteskan air mata.
"kok menangis?" tanya bos ku kaget tiba tiba melihat aku menangis.
"saya terharu Bu. Ternyata ibu baik banget" ucapku bangga.
"oh gitu aja menangis. Aku biasa aja kok. bukan sama kamu aja. Semua karyawan juga begitu" jawab bos ku tersenyum malu.
"iya bu saya percaya. tapi, bagi saya ini sangat berarti. Apalagi disaat saya sedang kesulitan " jawab ku polos.
"kesulitan? Kamu lagi kesulitan soal apa?" tanya bos ku spontan kaget
"iya Bu..saya sedang mengejar target untuk melunasi tunggakan biaya sekolah anak saya Bu" aku terpaksa mengatakan apa adanya. Karena aku bingung harus mencari kemana uang sebanyak itu. Dan minjem kesiapa. Walaupun punya adik orang berada juga. belum tentu dia mau menolong Ku.
"ya ampun kasian sekali ya..kenapa ga cerita dari awal?" tanya bos ku merasa iba pada ku.
"aku malu Bu. Baru kerja masa sudah menceritakan kesulitan saya" jawabku menundukkan kepala.
"iya ga apa apa. Siapa tau saya bisa menolongnya kan? Daripada kamu ga fokus kerja memikirkan soal biaya sekolah anakmu? Iya kan,,?"
"iya Bu...tapi..." aku memotong pembicaraan ku..karena aku baru sadar kalau tidak semua orang akan simpati padaku. Dan aku juga tidak mau bos ku berpikir aku mengemis ngemis padanya untuk meminta pertolongan.
"Mala Mala...kamu butuh uang berapa.? Kalau terjangkau Dengan keuanganku aku kasih pinjam. tapi kalau menguras modal ku...hehehhe..aku ga bisa menolong kamu" ucap bos ku tertawa malu.
"iya Bu saya paham. Saya butuh uang 5 juta Bu" jawab ku pelan.
"lima juta? Banyak juga ya..tapi emang sih buat kebutuhan biaya sekolah anak diakhir kelulusan biaya nya cukup besar sih" ucap bosku menggaruk kepalanya yang tidak merasa gatal.
"iya bu...makanya saya bingung harus nyari kemana uang sebanyak itu" jawab ku dengan merasa sedih.
"iya nanti saya bicarakan dulu sama suami saya ya. siapa tau suami saya bisa menolong" harapanku semoga terwujud meskipun harus dibayar dengan menyicil juga.
setelah pekerjaan ku selesai. Aku langsung pulang. Diperjalanan aku hampir menabrak seseorang yang membawa tas yang digendongnya. Aku mendadak ngerem. Dan orang itu pun jatuh tersungkur. Aku terdiam terkejut. Orang itu pun menatap wajahku dengan ketakutan diwajahnya. Dia bangkit dari jatuhnya..lalu, mendekati aku. karena lampu jalanan samar samar untuk melihat wajah seseorang yang mulai mendekati aku.
"Mala" seseorang itu memanggil namaku. setelah aku perhatikan ternyata dia adalah mantan suamiku yaitu Reza. Aku terkejut melihat dia.
"Reza!" tiba tiba Reza Menaik ke motor.
"cepat segera kita pergi dari sini!" seru Reza ketakutan. Aku pun spontan ngegas motor kencang.
aku ngebut membelah jalanan Dangan membonceng Reza. aku tidak tau apa yang sedang terjadi dengan Reza..kenapa kita bertemu lagi. apa yang Reza lakukan selama dia meninggalkan aku. pertanyaan pertanyaan itu ingin aku segera temukan jawabannya.
"berhenti disini!" pekik Reza mendadak minta berhenti. akupun ngerem dadakan dan berhenti disalah satu gang kecil. Reza turun dari motor.
Dia menatapku. dan aku menatapnya.
"makasih..oh iya. besok aku temui anak ku" ucap Reza.
Anak? Dia baru menanyakan anak? Dia baru ingat anak?
Reza langsung meninggalkan ku. Dia tanpa menoleh lagi berlari kecil dengan menggendong ranselnya. Aku hanya diam disaat dia pergi. Entah apakah ini mimpi ataukah nyata. yang pasti setelah aku mengantarkan Reza ke gang kecil. aku segera pergi meninggalkan tempat itu. aku pun langsung pulang.
Sesampainya dirumah aku masih memikirkan kejadian tadi. Ingin aku mengatakan dan memarahi Reza. Namun, dia pergi begitu saja. Entah apa yang akan terjadi besok..aku pun mulai menguap karena jam menunjukkan pukul setengah 12 malam. Aku langsung berbaring disebelah si bungsu. Aku berharap pertemuan yang tidak disengaja dengan Reza tadi semoga ada hikmahnya. Meskipun aku tidak tau apa yang akan terjadi esok hari.
Pagi pagi aku sudah mendengar suara keributan di depan rumah. Aku langsung membuka gorden jendela. Hari menunjuk pukul 5 pagi. Aku membelakan mata terkejut melihat Reza sudah berada di depan rumah. Dan ibu memarahi Reza. Aku segera membuka pintu.
"Reza!" tegur aku terkejut. Reza dan ibu menoleh.
aku melihat wajah Reza yang memelas. Dan wajah ibu yang penuh kebencian terhadap Reza.
"Semalam kamu bertemu dengan Reza?" tanya ibu mengejutkan aku.
Aku Melirik Reza.. ternyata Reza sudah menceritakan kejadian semalam kepada ibu.
"i..iya Bu" jawab aku gugup.
Ibu terkejut melototkan mata menatapku setelah mendengar jawabanku.
"pantes kamu pulang telat. Ngapain kamu nemui dia?" tanya ibu ku ketus.
"Bu...saya sudah bilang. Kedatangan saya kesini mau baik baik. Saya ingin bertemu dengan Rizki anakku" ucap Reza dengan suara lirih.
"sekarang kamu mengakui anak? Kamu ingat kepada anakmu? Dulu kamu kemana saja, meninggalkan dia sejak bayi. kamu juga menyakiti Mala. sekarang kamu datang lagi. untuk apa kalua hanya sekedar mengakui anak mu saja! kamu harus bertanggung jawab semuanya terhadap anak kamu!" panjang lebar ibu mengomeli Reza.
aku melihat kesabaran diwajah Reza saat menghadapi ocehan ibu.
"iya Bu..saya akui saya salah. ..saya benar-benar menyesal dan minta maaf . Justru itu dengan kedatangan saya kesini untuk memperbaiki semuanya dan menebus kesalahan saya kepada Mala dan Rizki" jawab Reza dengan suara memelas.
"maksud kamu apa?" pertanyaan ibu mewakili hatiku yang penasaran maksud ucapan Reza.
"aku mau rujuk Bu. Aku mau balikan lagi sama Mala" jawab Reza melirik aku dengan berharap padaku untuk menerima dia Kembali.
Sontak saja aku maupun ibu terkejut mendengar ucapan Reza yang meminta rujuk.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments