pagi pagi aku harus berangkat kerja. setelah menyiapkan sarapan pagi untuk kedua anak ku yang siap berangkat sekolah dan memberi bekal yang tidak seberapa nilai yang penting mereka ada untuk jajan disekolah. Dan anak ketiga ku. Aku titipkan kepada ibu ku. Aku pun langsung berangkat kerja. Hari ini aku kerja di restoran yang masih daerahku. Namun, cukup jauh untuk aku tempuh untuk jalan kaki. Akhirnya aku memutuskan pulang pergi naik angkot. sesampainya di restoran aku pun minta berhenti depan restoran. setelah aku Melakukan pembayaran ongkos angkot. Aku pun segera menuju Restoran. nampak teman teman ku sudah mulai berdatangan satu persatu. Aku bekerja direstoran bagian pelayan. Dimana melayani pembeli dan mengantarkan makanan. Hari ini ada pembeli yang memesan makanan yang tidak ada direstoran. Yang membuat aku bingung melayaninya.
"maaf Bu, direstoran kami hanya menyediakan makanan yang ada pada menu. Silahkan ibu lihat menunya kembali" ucap aku memberi penjelasan.
"masa restoran Segede gini ga ada asam garang?" ketus ibu ibu itu dengan berbadan besar montok. dan berambut di sanggul. Berpakaian rapih bak Ajeng.
"iya Bu ga ada. Silakan ibu bisa lihat di menu" jawab aku yang menyediakan menu makanan Padang.
"aduh sepertinya aku salah masuk restoran" gerutu ibu ibu itu dengan wajah memerah menahan malu.
"bagaimana Bu. ibu mau pesan apa?" tanya aku yang ga mau gagal kehilangan costumer.
"baik deh" pembeli itu pun langsung memilih menu yang dia inginkan. Dengan cepat aku mencatat menu yang dia sebutkan.
mungkin untuk satu porsi untu satu orang cukup kenyang. namun, ibu itu memesan beberapa menu. Yang jauh aku bayangkan akan habis kah dua porsi dimakan seorang diri?
Sebagai pelayan aku menyediakan apa yang di pesan ibu itu. setelah selesai aku pun duduk sejenak.
"woy malah bengong!" tegur Rina teman sepekerjaan ku.
"ga kok aku ga bengong" jawab ku mencoba mengelak.
"Gimana dengan pak Giant kamu mau menerima dia?" tanya Rina mengingatkan aku kepada pak Giant seorang pemilik toko sebelah.
Dia duda beranak dua bahkan sudah punya cucu..kalau pun aku harus menerima dia. Sama saja aku menikah dengan bapak ku sendiri. Karena jarak usia kami yang sepantasnya Antara anak dan bapak. Namun, bukan itu alasan ku menolah pak Giant. tapi hatiku yang sudah tertutup untuk kehadiran cinta.
"ga ah, aku ga memikirkan untuk menikah lagi" jawab ku menolak.
"lho kenapa? Hidup sendiri itu ga enak tau. mending nikah ada yang jamin. Kita ga usah capek-capek kerja lagi." ucap Rina.
"lah kamu sendiri bagaimana?" tanyaku membalikan fakta
"hehehhe..aku sih belum siap menikah" jawabnya tertawa malu.
"iya sama aja. jangan kan kamu. Aku juga ga mau menikah lagi. bukan belum siap" bantah aku.
setelah percakapan dengan teman sepekerjaan ku. Aku pun mulai beraktivitas lagi. Hari ini restoran sangat ramai pengunjung pas di jam makan siang. Aku dan rekan kerja ku sibuk melayani pembeli. kamu tidak sempat duduk maupun istirahat untuk makan siang pun kamu bergiliran. Aku makan lahap secepatnya. Karena masih banyak teman teman ku yang lain yang menunggu giliran makan siang. Pekerjaan yang membuat badan pegal dan lelah. Tidak menghambat semangat ku untuk membiayai ketiga anak ku. setelah tutup restoran jam setengah 9 malam. Aku mengelap dan membereskan tempat makan pengunjung. bersama karyawan lainnya. Setelah semuanya selesai. Aku pun siap siap untuk pulang. Setiap mau pulang, kesulitan untuk pulang secepatnya. Karena hambatan kendaraan. angkot juga sudah jarang berkeliaran di jam jam kepulangan ku. Teman ku yang bernama Rian menawarkan tumpangan padaku.
"belum pulang juga ?" tanya dia menoleh kepadaku dengan menunggangi motor.
"belum..ga ada angkotnya" jawabku ketir
"ikut aku aja. Aku anterin kamu pulang" dia menawarkan tumpangan. Ada senang juga saat dia menawarkan jasa. Tapi, aku ga enak hati karena kita tidak searah.
"kita kan ga searah?" tanya aku ragu ragu
"ga masalah. daripada kamu ga bisa pulang. kamu mau jalan kaki seorang diri sepanjang jalan di tengah malam gini?" tanya Rian menakuti aku.
Benar juga sih ...
"iya deh kalau ga merepotkan kamu" jawab aku langsung naik motor dia.
"nah gitu donk. Aku ga merasa direpotkan. justru aku senang bisa menolong kamu" ucapan dia menciut hatiku..aku takut kalau ada maksud lain dari tawaran dia. Sepanjang jalan kami terdiam menikmati perjalanan malam yang penuh dengan kedinginan yang mencekam seluruh tubuh. Hingga membuat bulu roma ku merinding. Dinginnya malam membuat suasana menjadi hening. Ingin rasanya aku memeluk tubuh dia untuk mendapatkan kehangatan dari angin malam. Namun, aku tidak mau dia berpikir aku wanita murahan. Apalagi status ku yang tidak memungkinkan orang akan menghargai aku dengan prilaku nama baik ku. Sesampainya dirumah. Aku pun turun.
"terimakasih banyak" ucap ku setelah turun dari motor dia.
"oke..ya udah aku pulang dulu ya." jawab dia
"iya hati hati dijalan"
"oke sampai jumpa besok" dia pun Langsung pergi meninggalkan halaman rumahku.
Aku pelan pelan membuka pintu yang terkunci. Dan aku selalu membawa kunci cadangan. biar tidak membangunkan anak anak ku ketika aku pulang.
Aku melihat mereka tertidur pulas. Disaat aku Melihat wajah ketiga anakku. Tersirat perjuangan ku saat membesarkan mereka. Aku pun merasa bersalah pada diriku sendiri yang belum bisa membahagiakan dan memberikan kebahagiaan kepada mereka. Aku mengusap air mata yang menetes di pipi. Aku pun segera mandi. Setelah mandi dan mengenakan pakaian tidur ala ibu ibu yaitu berdaster. Aku pun mencoba menutup mata untuk mulai tertidur. Dengan harapan besok lebih baik lagi dari hari ini.
jam menunjukkan pukul 5 subuh aku segera bangun dan mengambil air wudhu untuk melakukan kewajiban ku kepada sang pencipta. Setelah aku sholat, aku menyiapkan sarapan pagi untuk anak anakku. Waktu aku bersama anak anak sangat singkat dan pendek. pagi hanya ada waktu sebentar sebelum mereka berangkat sekolah dan diriku berangkat kerja. Pulang pun mereka sudah tidur. Tidak sempat menemui aku bahkan ngobrol bercanda tawa bersama. Aku selalu ingat anak ku yang bontot Baru berusia 2 tahun. Aku terpaksa meninggalkan dia bekerja. Dia yang seharusnya banyak merasakan kasih sayang dan perhatian lebih dariku. malah aku tidak ada di sisinya. Tidak selalu ada waktu untuknya .kadang itu yang membuat aku bersedih dan sakit hati dengan mantan suamiku yang tega menghancurkan kebahagiaan anak anakku. Aku harus berkerja keras dan meninggalkan mereka yang masih membutuhkan waktu dan perhatian dariku...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments