bab 11 malam pertama hambar

tidak lama kemudian ibu datang membawakan segelas teh hangat buat Reza. Ibu meletakkan teh hangat di atas meja. lalu, duduk disebelah ku. Ibu melirik aku dan Reza.

"Reza ibu mau menegaskan kepadamu. kalau kamu mau minta balikan lagi sama Mala. Apakah kamu selama ini tidak memiliki wanita lain? Ibu bertanya seperti ini bukan maksud ikut campur urusan kamu sama Mala. tapi, ibu Tidak mau sampai kamu menyakiti Mala lagi seperti dulu" tanya ibu panjang lebar menegaskan kepada Reza.

Reza menghela nafas lalu menghembuskan pelan. Entah apa yang dirasakan.

"Bu, sebelumnya saya minta maaf kepada Mala maupun ibu. Atas perlakuan saya yang dulu terhadap Mala. Saya akui saya bersalah. Dan saya sesali kesalahan saya. makanya itu saya ingin Kembali lagi kepada Mala. Untuk menebus kesalahan saya pada Mala. Dan saya juga teringat saya punya anak dari Mala. Saya masih mencintai dan menyayangi Mala Bu. Selama saya berpisah dengan Mala. Saya tidak ada wanita lain. Saya menyibukkan diri dengan bekerja." panjang lebar juga Reza menjawab dan menjelaskan kepada ibu.

Aku melihat wajah keseriusan dari Reza. mungkin benar kali ini Reza akan benar-benar tidak menyakiti aku lagi.

"yang ibu takutkan,.takut terjadi seperti dulu lagi. Kasian Mala harus banting tulang bekerja keras meninggalkan anak anaknya. Tidak ada waktu untuk memperhatikan anaknya. Bersama anaknya. waktu dia habis dipakai kerja , kerja dan kerja. Kalau memang benar kamu sungguh sungguh dengan niat baik kamu. Ibu ijinkan. Asal Mala dan anak anak bahagia" ucap ibuku memberikan ijin kepada Reza.

"iya Bu, saya juga ingin membahagiakan Mala dan anak anak. Ibu jangan cemas. Saya bukan saya yang dulu lagi. setelah Mala bersatu lagi dengan ku. Tidak akan saya ijinkan Mala bekerja lagi. cukup diam dirumah urus anak anak, suami dan rumah. biar saya yang bekerja menafkahi dan mencukupi kebutuhan mereka" jawab Reza serius.

ibu menatap mata Reza yang penuh harapan kepadaku.

Setelah pembicaraan tersebut. Kami pun melangsungkan akad nikah kedua kalinya.Dengan sederhana kami menyelenggarakan pernikahan. Anak anak pun setuju aku balikan lagi sama Reza. Mereka mendukung pernikahan kami. Yang mereka harapkan memiliki kedua orang tua yang lengkap. Biar melengkapi kebahagiaan mereka.

"sah!". Seru para saksi setelah Reza mengucapkan ijab kabul. aku mencium tangan Reza. Dan Reza pun mencium keningku. Kami tersenyum bahagia. raut wajah kami berseri seri senang dengan kami bisa bersatu lagi. Aku memilih bersatu lagi. Karena aku ingat si bungsu Rizki yang sangat membutuhkan aku. Dan masih dalam pengasuhan ibunya.

menjelang malam Rizki sudah tidur dari sore. Kini aku dan Reza dikamar. Reza menatap wajah Rizki. Entah apa yang dia pikirkan. Aku melirik Reza di cermin. Karena penasaran aku pun bertanya pada Reza.

"kenapa kamu melihat Rizki begitu amat?" tanya aku melirik Reza

"waktu aku tinggalkan dia sewaktu dia berusia setahun kan?" Reza balik nanya mengingat kejadian 3 tahun yang lalu.

"aku baru ingat?" tanya aku heran

"iya." jawab dia singkat.

Tiba tiba suara hp dia berbunyi. Dia spontan menoleh dan mengambil hp yang dia letakan diatas meja. Lalu, dia menolak telepon masuk. aku merasa ada yang aneh dengan gerak geriknya.

"kenapa tidak diangkat?". tanya aku penasaran.

Dia tiba tiba menatap tajam wajahku. Aku sempat ketakutan melihat wajah dia yang berubah galak seperti dulu.

"jangan banyak tanya! Ini urusanku!" bentak dia tegas membuat aku terkejut.

Aku terpukul dengan sikapnya. Ternyata dia belum berubah. Dan untuk apa dia menikahi ku?

mana ucapan dia yang mengatakan dia yang dulu bukan yang sekarang? Dia yang mengatakan akan membahagiakan aku? Aku rasakan dia belum berubah. Dia masih seperti dulu....

Namun, nasi sudah menjadi bubur . sudah terlanjur aku bersatu lagi dengan dia. Dan ga mungkin aku minta pisan lagi setelah ijab kabul baru dilaksanakan. Aku juga tidak ingin mengecewakan kedua orangtuaku dengan pilihan hidupku. Apalagi menghancurkan kebahagiaan anak anakku.

Biar aku yang merasakan ini semua dan aku pendam sendiri..

"Dengar nya Mala. kita memang sudah menjadi suami istri lagi. Tapi, bukan berarti kamu ikut campur urusan ku! apapun yang menjadi urusan pribadi ku. Kamu ga perlu tau!" dia memperingatkan kepadaku.

"kenapa ? Bukankah aku istri kamu?" tanya aku heran.

"aku sudah bilang jangan ikut campur urusan ku! Kamu tinggal nurut aja, apa susahnya sih?!" bentak dia melototkan matanya..

Aku benar benar kecewa dengan sikapnya yang belum berubah

"aku pikir kamu sudah berubah. Ternyata kamu belum berubah. terus untuk apa kamu nikahi aku. Kalau urusanmu aku ga boleh tau! kamu anggap aku ini apa? Kamu anggap pernikahan kita itu apa?" tanyaku pekik seakan akan tercekik dileher aku lupakan pertanyaan yang membuat aku penasaran maksud dia menikahi ku.

"kamu benar benar cerewet ya! sudah aku bilang diam diam ya diam! Jangan ikut campur urusan ku!" ucapan Reza seakan akan mencekik leherku. Tak kuasa untuk aku banyak bicara lagi.

Tak lama kemudian Reza keluar kamar. aku diam diam mengintip dia melalui celah pintu. Aku melihat dia sedang memainkan hpnya. Seakan akan dia sedang mengetik. Entah dia kirim pesan atau sedang berkomunikasi dengan siapa?...

lama aku mengawasi dia. Karena terlalu lama aku berdiri dibalik pintu. Akhirnya aku menyerah, aku duduk termenung diatas ranjang sambil menatap wajah si bungsu.aku melirik jam weker di atas meja. Jam menunjukkan pukul 10 malam. berapa jam Reza berkomunikasi dengan seseorang melalui pesan. Aku pun berbaring memejamkan mata. Mungkin bagi pengantin baru. Malam yang didambakan adalah malam pertama. Namun, aku sadari malam ku dengan nya bukan lah malam pertama lagi. Karena kami pernah merasakan malam pertama sebelumnya. tapi, setidaknya kita baru berjumpa lagi. Dan dipersatukan ikatan pernikahan.

Tidak kah ada perasaan merindukan diriku? Atau kah merindukan sentuhan seorang wanita? kalau memang benar Selama ini dia berpisah denganku tidak pernah merasakan sentuhan dari seorang wanita lain,selain aku.

Tapi, yang aku rasakan dia tidak merindukan itu semua. Bahkan rasanya hambar dan asing. Ini sungguh aneh yang terjadi padanya.

sudah berapa jam dia diluar kamar, duduk diruang tamu sambil mengetik dan berwajah berseri tersenyum seakan akan ada yang membuat dia lucu. Ada perasaan cemburu tiba tiba muncul di hatiku. perasaan panas hati dia mementingkan hp nya dari pada aku. mungkin ada seorang wanita lain selain aku.

karena tidak mungkin bagi seorang lelaki berkomunikasi lama lama dengan sesama jenisnya. pertanyaan yang menghantui ku dengan pikiran negatif tentang dirinya. panas hati yang membara karena cemburu dan sakit hati menjadi satu. Ingin rasanya aku merebut mengambil gadgetnya. Ingin rasanya aku berteriak menangis meluapkan emosiku. Rasa cemburuku. malam pengantin aku seakan akan hanya dijadikan pajangan saja. tanpa disentuh, tanpa kehangatan kata kata yang bernuansa romantis. semua itu tidak ada. tidak aku rasakan. Yang ada hanya perdebatan diantara kita. Yang ada hanya membuat hatiku sakit karena tingkahnya..entah apa yang sedang di lakukan dan katakan kepada seseorang melalui pesan di hp nya. Yang pasti itu semua membuat aku kecewa...

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!