Aku sudah berada di restoran. kebetulan hari ini mau ada acara ulangtahun. Jadi hari ini restoran sudah dibooking dengan pelanggan yang akan mengadakan acara ulangtahun. kami pun sibuk mempersiapkan tempat dan menyediakan makanan. Aku mengelap keringat yang bercucuran di dahi. Rian memberikan tisu padaku. Untuk mengelap keringat ku. Aku mengambil tisu itu tanpa mencurigai niat baik Rian terhadap ku.
"nanti kita pulang bareng lagi ya" ucap Rian ketika aku mengelap keringat ku di wajah.
"makasih ya Rian. Tapi, aku takut merepotkan kamu" jawab aku ragu ragu.
"ga kok. Santai aja. Aku kan yang menawarkan jasa padamu?" tanya Rian membuat hati ku sedikit tenang.
"iya sih...tapi kalau tiap hari aku takut membebani kamu." jawab aku berat hati.
"ga tenang aja kok Ama aku mah" jawab Rian menyakinkan hatiku.
Aku tersenyum dan Rian pun membalas senyuman ku. acara ulangtahun pun dimulai. setelah kami mempersiapkan makanan buat mereka. kami sedikit tenang dan santai.
"semalam kamu pulang bareng ya Ama Rian?" tanya Rina yang selalu kepo dengan urusanku.
"iya emang kenapa?" tanya aku jujur.
"aduh kamu ga usah dekat dekat dia deh...coba aja pasti ada maunya" jawab dia mencibir bibir.
"masa sih..mau nya apa?" tanya aku penasaran.
" iya coba aja deh.. tar juga kamu tau" jawab dia menakuti nakuti aku.
Disaat aku melamun memikirkan ucapan Rina. Aku dikejutkan dia lagi.
"eh mereka udah Bubar tuh!" seru Rina mengejutkan lamunanku.
Rina Langung menarik tanganku untuk beraktivitas lagi. kita pun segera membereskan meja makan yang berceceran dari sisa makanan. setelah para tamu pulang dan langganan kami selesai dengan acaranya..kami pun dibagi tugas untuk mengerjakan pekerjaan. setelah semuanya selesai. pekerjaan yang menyita waktu cukup lama untuk membersihkannya.. akhirnya selesai sudah. Kami pun bersiap pulang. Rian sudah menunggu aku didepan bersama motornya.
"ayo naik" ucap Rian melirik aku. Aku terdiam sejenak teringat ucapan Rina yang membuat aku menjadi Keki terhadap Rian.
"kok diam. Ayo naik keburu malam" tegur Rian
"eh iya" akhirnya aku pulang bersama Rian. Karena pikiran aku takut tidak bisa pulang.
Diperjalanan kami pun diam membisu. Hingga sampai rumah pun kamu masih terdiam. Aku turun dari motornya.
"makasih ya Rian" ucap ku
"iya sama sama. Kamu kenapa tadi diam saja?" tanya Rian penasaran.
"ga apa apa sih" jawab aku Ragu ragu.
"iya kalau ada kendala bilang aja Ama aku..siapa tau aku bisa ngasih solusi" ucap Rian yang menurut aku tidak ada yang mencurigakan dari Rian. tidak seperti apa yang dikatakan Rina.
"iya.." jawab aku tersenyum.
"nah gitu donk.ya udah aku pulang dulu ya. sampai jumpa besok" dia pun segera pergi.
Aku langsung masuk kerumah. Aku terkejut seseorang membukakan pintu untukku. ternyata ibu ku nginap di rumahku.
"kamu baru pulang?" tanya ibu ku menatap ku
"iya Bu. Ibu nginap?" aku balik nanya.
"iya nginap lah. Kasian anak anak kamu selalu ditinggalkan terus tiap malam. Mala, cari lah pekerjaan yang bisa mengatur waktu. Ada waktunya untuk bekerja dan ada waktunya untuk bersama anak mu. Jangan kerja terus yang kamu pikirkan. Kamu tidak melihat anak anakmu yang masih membutuhkan mu?" panjang lebar ibu mengomeli aku.
"Bu, cari kerjaan jaman sekarang itu susah. apalagi aku yang hanya lulusan SD. Mau kerja apa Bu" jawab aku mencoba memberi pemahaman pada ibu.
"masih banyak kok. asal kamu mau aja ngejalaninnya dan ga gengsi" jawab ibu ku sedikit ketus.
Aku bingung dengan apa yang ibu katakan. Namun, aku tidak ingin berdebat dengan ibuku sendiri. Aku tidak ingin dicap anak durhaka karena membantah ucapan ibuku.
"iya nanti aku keluarnya bu. Kalau sudah menerima upah" jawabku pelan dan pasrah..
"iya harus begitu. Ibu ga mau kamu selalu sibukkan dengan pekerjaan mu. Sedangkan anakmu terlantar karena kurang perhatian dari kamu sebagai ibunya. ibu juga ga bisa sepanjang waktu mengawasi anak kamu. Karena ibu juga punya pekerjaan lain." ucapan ibu ada benarnya. Selama ini aku bekerja tidak. Mengenal waktu. Aku juga tidak lagi memperhatikan anak anakku. Aku tidak tau keseharian mereka seperti apa. apa saja yang mereka kerjakan disaat tidak ada aku. Ini semua membuat aku bersedih. Dan aku selalu menyalahkan diriku sendiri. Dan membenci mantan suamiku. Seandainya aku bertemu dia. Ingin aku tuntut dia untuk bertanggungjawab terhadap anaknya. Namun, apakah daya. Aku tidak memiliki kekuasaan apa apa. karena aku tidak tau dia dimana dan keluarga nya pun dimana. karena sewaktu aku menikah dengan dia. Dia hanya membawa sepotong surat ijin pernikahan dari desa nya. aku pun tidak tau keberadaan orangtuanya yang sekarang ada dimana. Karena mereka sudah pindah dari tempat tinggalnya. itulah yang menyebabkan aku kesulitan untuk menemui mereka.
Seandainya bertamu aku minta hak anakku.
setelah ibu mengomeli aku. ibu mausk kamar anak anak. ia tidur bersama anak anak. Ibu adalah orang satu satunya yang memahami keadaanku. Ibu juga yang sering ada disaat aku susah. Ibu juga yang selalu mendukung apapun yang aku kerjakan asal itu demi kebaikan. Ibu bagi malaikat dan pahlawan penolong dan selalu menasehati aku. Meskipun gaya bicaranya membuat orang yang tidak mengenai nya akan merasa tersinggung. Meskipun ibu orangnya cerewet namun dia memiliki hati yang lembut dan Baik. Ibu adalah contoh buat aku. Aku baru sadar pentingnya kasih sayang dan perhatian kepada anak anak. Aku pun memejamkan mata berharap esok hari ada harapan yang lebih baik lagi.
hari ini hari Minggu anak anak libur sekolah. Mereka bangun pagi pagi untuk lari pagi. si bungsu ga mau lepas dari gendongan ku. Dia menempelkan badannya dipangkuan. Seakan akan tidak mau kehilangan ibunya.
"tuh lihat anakmu. Dia sangat merindukan mu. udah kamu ga usah kerja hari ini" tegur ibu ku.
Aku menatap wajah lugu si bungsu.
"sayang .. Ama nenek dulu ya. Tar ibu pulang cepat" aku mencoba membujuk Rizki. Walaupun sebenarnya hatiku tidak tega untuk meninggalkan dia, apalagi dia memeluk pundakku erat erat. Seakan akan ingin selalu di dekatku. jam sudah menunjukkan pukul 7 . Ibu melihat aku cemas Karena jam kerja ku sebentar lagi dimulai. ibu mengambil Rizki dari tanganku. Dia menangis menjerit memanggil aku.
"ibuuuuuuuu...." suara di bungsu memanggil ku ditengah tangisan dia. aku tidak tega tapi mau gimana lagi keadaan memaksa aku harus tega meninggalkan anak ku. Ibu membawa rizki kebelakang rumah untuk menyembunyikan dari ku. Biar aku bisa bebas melangkah dan pergi untuk bekerja. sepanjang jalan aku teringat dengan tangisan dan teriakan dia memanggil aku. sakit hati ini dengan semua ini.. Ini semua gara gara mantan suamiku yang tega menyakiti aku dan anaknya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments