Ia pun langsung membuka helm..ternyata dia adalah Satria. Satria teman aku sejak kecil. namun, kita terpisah karena Satria pindah sekolah ke luar kota.
"satria?" sapa aku kaget.
"apa kabar Mala?" tanya dia mengulurkan tangan.
"baik..kamu sendiri bagaimana?"tanya aku menatap wajahnya yang jauh berbeda dengan yang dulu.
Dulu satria yang aku kenal. Tidak begitu putih. Bisa dibilang culun. penampilannya pun berantakan ga terurus. dia juga orang yang sering di-bully teman sekolah. namun, kini Satria yang di depan ku. satria yang benar benar seorang lelaki sejati.. berwajah tampan, glowing, dan berpenampilan rapih. Bak seorang CEO.
"aku baik baik saja. ini.." tunjuk.satria kepada Dela yang menatapnya sejak tadi.
"oh..ini Dela anak ku" jawab aku memperkenalkan Dela.
"oh... pantesan mirip banget Ama kamu waktu kecil " ucap satria tersenyum kepada Dela.
"iya lah masa mirip tetangga" jawabku ketawa lebar
"bisa aja...oh iya mau kemana nih?" tanya Satria melirik aku dan Dela.
"e..kamu mau ke sekolah.. hari ini ada rapat undangan orang tua kesekolah"
"oh..jauh ga.jaraknya?" tanya Satria.
"ga terlalu sih.."
"iya udah aku anterin ya" satria menawarkan tumpangan pada kami.
"ga usah..Jangan merepotkan..kami bisa jalan kaki..ga jauh kok sekolah nya juga" jawab aku menolak secara halus.
"ga apa apa..hemat tenaga kan? Ayo naik aja jangan sungkan sungkan" satria memaksa kam.
Dela melirik menatapku.
"iya Bu ..kita naik motor aja. Biar cepat ke sekolah" ucap Dela menarik tanganku.
aku melirik Satria Yang sedang menunggu kami diatas motor.
"ya deh" akhirnya aku mengalah. mengikuti keinginan Dela. meskipun aku ga enak hati harus merepotkan Satria.
"gitu dong" satria pun langsung menancap gas setelah kami naik motor.
diperjalanan kami pun tidak banyak bicara. Dela menempelkan kepalanya bersandar dipunggung satria. Aku melihat dia seperti nyaman. Andai kan Reza mengerti keinginan Dela. Setiap pagi minta dianter ke sekolah. seiring dia berangkat kerja. Namun, hal itu tidak terpikirkan oleh Reza. Aku pun tidak bisa meminta kepada Reza. Untuk mengantarkan keinginan anak ku.
Sesampainya disekolah. Satria mematikan mesin motor. kami pun segera turun. Satria pun turun dari motornya.
"ini sekolah Dela?" tanya Satria
"iya." jawab ku heran.
"wah...berarti aku akan mengajar disekolah Dela dong" aku terkejut mendengar ucapan Satria.
"maksud kamu apa ya?" tanyaku penasaran
", sebenarnya aku juga mau nyurpay sekolah tempat kerja ku nanti. Aku di pindahkan mengajar kesekolah ini" aku benar benar ga nyangka ternyata satria seorang guru. Dia yang culun tapi pintar selalu juara kelas. Kini menjadi seorang guru. Aku benar benar ga nyangka dengan perubahan yang terjadi pada Satria.
"kamu mau rapat diruangan mana?" tanya Satria membuyarkan lamunanku.
"e... Dikelas Dela"jawabku spontan terkejut.
"oh...oke kalau begitu. Aku mau kekantor. Mau bertemu dengan kepala sekolah" jawab satria tersenyum.
"iya silahkan" kami pun berpisah
satria langsung menuju kantor sekolah. Sedangkan aku menuju kelas Dela.
"Bu..om tadi baik ya..terus hangat lagi...Dela nyaman banget bersandar dipunggung om tadi" ucap Dela senang.
Dela kehilangan seorang ayah semenjak dia berusia 5 tahun.. makanya itu dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Aku pun berharap Reza bisa menggantikan posisi mendiang ayah Dela. Namun, Reza yang kuharap tidak seperti apa yang ku inginkan. Ia malah cuek dan bersikap dingin terhadap anak anak. bahkan dia selalu sibuk diluar rumah.
"Bu..kenapa ayah Reza tidak seperti om tadi?". pertanyaan Dela membuyarkan suasana hatiku.
"em..Dela ibu segera ke kelas kamu ya..tuh lihat udah banyak ibu ibu yang pada masuk kelas" aku mencoba mengalihkan pertanyaan Dela.
"iya Bu . Dela bermain dulu ya Ama teman teman disini" jawab Dela berlari kecil menuju teman temannya yang sedang berkumpul ditaman sekolah.
aku langsung masuk kelas Dela. pak guru pun memulai pembicaraan. Banyak hal yang harus aku pahami..terutama soal biaya sekolah Dela. Uang , uang dan uang lagi. Kepala ku terasa pusing..begitu banyak pengeluaran keuangan untuk biaya sekolah anak anak. Setelah Deri Keluar dengan biaya besar. Kini giliran Dela yang membutuhkan biaya. Untuk kenaikan kelas. Aku lupa buku dan seragam sekolah dari sekolah belum di lunasi. Sampai akhir tahun menjelang kenaikan kelas pun belum aku bayar. Kini aku tidak bekerja. Hanya mengandalkan Reza. Meskipun pahit aku terima. Namun, aku bertahan mempertahankan hubungan ku dengan Reza. Demi anak anakku tercukupi kebutuhan nya. Meskipun kasih sayang dan perhatian mereka tidak didapatkan secara langsung dari Reza.
Setelah selesai rapat. Aku pun keluar kelas. Aku mencari Dela. Namun , tidak ketemu. akhirnya aku bertanya kepada teman teman nya juga tidak ada yang tau. Akhirnya aku mencari kesetiap lingkungan sekolah..aku terkejut melihat Dela bersama satria sedang makan bakso. Aku menghela nafas lega dan tenang. Ternyata Dela bersama satria. Aku langsung menghampiri mereka.
"Dela..ibu cari cari kamu. Rupanya kamu disini" tegur ku panik.
"ya Bu. Om minta makan bakso bareng Ama aku..Om baik lho Bu" jawab Dela senang.
satria melirik aku. Aku pun melirik dia.
"maaf udah membuat kamu cemas. Karena aku ga ijin dulu ke kamu. Soal ngajak Dela makan bareng Ama aku" satria meminta maaf padaku. aku meliriknya.
"iya ga apa apa. Aku kira Dela pergi kemana gitu. Ya kalau sama kamu sih ga terlalu cemas" jawab aku dengan tenang.
"oh iya kamu mau bakso?" tanya Satria menwarkan bakso kepadaku.
"ga usah.. kebetulan aku ga lapar" jawab aku menolak secara halus. aku malu harus menerima tawaran pemberian dia. meser sebenarnya perut aku juga sedikit lapar.namun, aku bisa menahannya.
"ibu jangan malu malu..om baik kok..ibu kalau mau pesan aja. Om yang bayarin kan om. Bakso nya juga enak" celetuk Dela sambil menguyah bakso
"ga Del..ibu masih kenyang kok" jawabku mengelus rambut Dela.
"iya duh yu kita pulang..keburu Rizki nangis lagi." ajak aku ingin segera pulang. Aku masih canggung berhadapan dengan satria. karena satria yang dulu bukan yang sekarang yang membuat aku minder mendekatinya.
"nanti pulangnya aku anterin ya" ucap satria menghabiskan bakso.
"ga Perlu repot-repot satria. Aku bisa pulang jalan kaki kok" jawab aku menolak menghindari kedekatan bersama satria
"ga apa apa..sekalian aku pulang" jawab satria memaksa.
"emang rumah kamu dimana sekarang?" tanya aku penasaran.
"perumahan baru belakang desa kamu" jawaban satria membuat aku terkejut. Ternyata satria sudah pindah rumah. Dan rumahnya dibelakang perumahan aku.
Rumah itu kan elit? aku berdecak kagum dengan satria yang sekarang semakin sukses.
"kamu tinggal sama siapa disana?" tanyaku ragu ragu.
"sendirian kok" jawab satria meletakan mangkok di atas kursi plastik.
Lalu, di menuju tukang bakso untuk melakukan pembayaran. Aku melihat dompet yang tebal.
setelah itu kami pun pulang dianter satria. karena Satria memaksa aku untuk ikut. dengan alasan kita searah.
Sesampainya dirumah aku terkejut. Karena Reza sudah berada depan rumah. Sedang menggendong Rizki. Aku sontak terkejut melihat dia. Yang menatapku tajam...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments