"kamu hati hati aja ... lelaki yang mendekati kamu atau memberikan sesuatu sama kamu pasti ada maksud tertentu" ucapan ibu ku memukul hatiku.
apa benar seperti itu? Apa benar selama ini kebaikan Rian ada maksud tertentu? ah, semoga cuma emang niat nya baik aja!
Tak lama kemudian anak ku perempuan pulang dari sekolah.
"assalamualaikum" ucap dia didepan pintu.
"Wallaikum sallam " kamu serentak menjawab salam dari anak kedua ku. Yaitu Dela.
Dela menyalami tangan kami.
"ibu kok ada dirumah? Ibu ga kerja?" tanya Dela merasa heran.
"ga nak..ibu libur" jawab aku terpaksa berbohong. Karena aku tidak ingin anak aku sedih dan kecewa.
aku memberikan kode mengedipkan mata kepada ibuku. Ibu langsung memahaminya.
"Bu .." ucap Dekat ragu ragu dan menunduk.
"ada apa ?" tanya aku penasaran.
"sepatu aku sudah bolong. Aku malu diejek teman teman" sangat menyakitkan bagiku melihat sepatu Dela yang sudah sobek dan berlubang besar. Ibu ku menatap aku dengan tatapan iba.
"iya udah nanti kita beli ya" jawab aku mencoba menyembunyikan kesedihan dihadapan Dela dan ibu.
"kapan ibu mau beli?" tanya Dela yang sudah tidak sabar ingin segera memiliki sepatu baru.
"hari ini ibu mau beli. Kamu tunggu dirumah ya. jaga adikmu" jawab aku menenangkan pikiran Dela.
"iya Bu." Dela mengangguk senang. baru saja aku keluar rumah. Aku melihat Deri berjalan menuju rumah. Dia juga baru pulang dari sekolah. Namun, aku melihat wajahnya yang murung.
"ada denganmu Deri?" tanya aku penasaran.
"ibu ga kerja?" tanya Deri spontan kaget melihat aku. pertanyaan itu sama dengan Dela. mereka menanyakan hal yang wajar bagiku. karena mereka tau aku sibuk bekerja hingga tidak ada waktu untuk bersama mereka apalagi komunikasi diantara kami.
"ibu libur" lagi lagi aku berbohong kepada kedua anakku.
"oh kebetulan ibu lagi libur"
"ada apa gitu?" tanya aku penasaran.
"ada surat dari guru bu" Deri memberikan surat itu kepadaku. Ada perasaan cemas dan takut dengan Surat yang diberikan guru. Karena aku merasa belum membayar tunggakan biaya sekolah.
"surat apa ini?" gumam aku membuka surat itu.
"SPP belum dibayar Bu" jawab Deri spontan mengejutkan aku.
Aku langsung membuka surat dari sekolah. Dan ternyata benar soal tunggakan dana kebutuhan Deri disekolah. Dan tunggakan SPP yang berapa bulan belum aku bayar. Lemas badan ini setelah melihat isi surat. Lemah diri ini mendengar dan Melihat keluhan kedua anak ku. Sakit hatinya belum bisa memberikan apa kebutuhan mereka. namun, aku mencoba tegar dan pura pura mampu dihadapan anak anakku. karena aku tidak ingin mereka tau lemahnya diriku dan susah hidupku.
"ibu usahakan besok kesekolah ya" ucap aku
"iya Bu. kalau tidak segera dilunasi. Aku akan berhenti sekolah " jawaban Deri menakuti dan membuat resah hatiku.
"ga Deri. Kamu tetap sekolah. ibu akan berusaha untuk biaya sekolah kamu. besok kamu berangkat sekolah ya. besok ibu kesekolah. Kamu jangan banyak pikiran. biar belajar kamu ga terganggu" aku menasehati Deri. supaya semangat dan ga putus asa.
ya tuhan sesulit inikah nasibku?
Aku langsung pergi kepasar untuk membeli sepatu.namun, diperjalanan aku bingung dan bimbang. aku sudah berjanji akan membelikan sepatu baru untuk Dela. Tapi, disisi lain aku juga harus melunasi spp Deri. dengan uang gajih yang tidak seberapa dari bos restoran. ini juga tidak bisa mencukupi pelunasan SPP dan biaya lainnya. Dengan keadaan bingung. Aku masih berjalan. menuju penjual sepatu di emperan. aku membeli dari emperan berharap dapat harga murah. Meskipun kualitas barang tidak sebagus dari toko. Karena sesuai harga.
"berapa ini pak?" tanya aku kepada penjual sepatu.
"tujuh puluh lima ribu" jawab tukang sepatu. harga segitu pun masih aku tawar.
"jangan segitu dong pak. Bisa ditawarkan ? 50 ya" aku berharap bapak itu memberikan harga yang aku inginkan.
"maaf Bu belum bisa. paling 70 ribu pas nya" jawaban bapak itu membingungkan aku.
"50 aja ya pak. sisanya buat aku ongkos" mohon aku kepada Penjual sepatu.
dia menimang Nimang sepatu dan memikirkan soal harga yang aku pinta.
"aduh belum bisa Bu. Sepatu ini masih bagus. Meskipun sedikit usang bukan berarti rusak. sepatu ini bisa awet Ampe dua tahun. bahannya aja bagus dan kuat bu" aku putus asa tawar menawar dengan penjual sepatu.
Dan pas akhirnya aku mengalah. Daripada Dela tidak sekolah karena sepatu nya sudah rusak.
"iya udah atuh. jadi nya berapa?" tanya aku pasrah demi anak ku.
"70 ribu Bu. jadi belinya Bu?" tanya bapak itu.
"iya pak" jawab aku tanpa bertele tele lagi.
bapak itu menyimpan sepatu itu kedalam box. Lalu , dimasukkan kedalam plastik.
"ini Bu sepatunya. Semoga awet ya bu" tukang sepatu pun memberikan sepatu itu padaku dan ditukar dengan uang.
"iya pak terimakasih" aku mengambil kembaliannya dan langsung pergi dari tempat itu.
Ingin rasanya aku menjerit.namun, apakah aku selemah ini?
Aku mencoba tegar dan kuat menghadapi ujian dalam hidupku.
sesampainya dirumah. Aku memberikan sepatu itu kepada Dela. dengan wajah berseri seri dan bahagia. Dela membuka box sepatu. Namun, wajahnya tiba tiba berubah menjadi sedih dan tidak suka. Aku merasa heran dengan dirinya.
"ada apa?" tanya aku penasaran.
"sepatunya warnanya kusam Bu" jawab Dela kecewa.
"itu bukan kusam. Tapi kotor, masih bisa dicuci kok" jawab aku mencoba menghibur Dela dan berbohong lagi pada Dela
"ibu beli dimana. Ini seperti bekas Bu" jawab Dela benar benar kecewa dengan pemberian ku.
"sayang... meskipun bekas yang penting kuat dan rusak. Ini bahanya bagus lho. Lebih kuat dan awet dari yang itu. Yang penting Dela bisa sekolah lagi ya" aku mencoba memberikan pengertian dan nasehat kepada Dela.
"tapi Bu....nanti aku di ejek lagi Ama teman teman. kalau sepatu aku sepatu bekas. bukan sepatu baru" jawab Dela berlari kekamar menangis...
Ya tuhan...aku benar benar menangis menjerit dalam hati....apa yang aku Berikan belum bisa membuat anakku bahagia...aku hanya mampu memberikan semampu aku dengan harga yang terjangkau...sesakit ini kah sesak rasanya dada ini untuk bernapas..
Ibu tiba tiba datang mendengar Dela menangis.
"ada apa Dela menangis?" tanya ibu heran
"Dela ga suka sepatu yang aku belikan Bu" jawab aku pelan.
Ibu melirik dan mengambil sepatu itu.
"kamu beli bekas?" pertanyaan ibu menusuk hatiku
aku mengangguk pelan. Ibu menghembuskan nafas berat.lalu, ibu mengambil sepatu itu. dan membawanya. entah mau diapakan sepatu itu?
Aku pun tidak tau?
Tiba tiba ibu datang lagi. membawa sepatu baru.
aku terkejut melihat sepatu yang ibu pegang.
"berikan kepada Dela" ucap ibu tegas.
"sepatu ini..." jawab ku tidak kuasa meneruskan ucapanku.
"jangan banyak tanya. Berikan saja" perintah ibu. Aku langsung mengetuk pintu.
"Del...ini sepatu baru bagus lho. Bukan yang tadi.ibu salah ambil" jawabku terus berbohong pada Dela.
Dela membuka pintu. Dan melirik sepatu baru dan bagus . Dela tersenyum lebar. dan merebutnya dari tanganku.
"wah makasih ibu" ucap Dela memeluk aku. Aku tersenyum ketir dan melirik ibuku yang sejak tadi memperhatikan aku dan Dela.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments