Aku bangun dipagi hari. Aku melihat Reza tertidur pulas di sebelahku. Ternyata semalam dia tidur seranjang denganku. aku pelan pelan turun dari ranjang. Karena ga mau ganggu dia maupun si bungsu yang masih tidur. Aku langsung menuju dapur. melakukan aktivitas wanita yang sudah berumahtangga dan menyiapkan sarapan buat anak anak. Setelah aku selesai menyiapkan sarapan buat anak dan suami. Aku segera mandi ku raih handuk. Langsung menuju kamar mandi. tak berapa lama aku selesai mandi. Aku keluar dari kamar mandi..lalu, aku kenakan pakaian kepada tubuhku yang masih dibalut handuk. Diam diam Reza melirik padaku. Dengan bentuk lekukan tubuhku saat mengenakan pakaian. Sepertinya Reza tidak tergiur, bahkan tidak ada hasrat untuk melihat tubuhku.
Sampai aku selesai mengenakan pakaian dan menyisir rambut pun dia tidak segera bangun. Atau memeluk diriku.. kadang aku berpikir untuk apa dia menikahi ku lagi. kalau dia tidak ingin menyentuh ku.
bukankah aku ini sudah menjadi istrinya. Akhirnya aku keluar kamar dengan pikiran merasa aneh Pada diri Reza dan apa yang ada dipikirannya.
Aku menemui kedua anakku yang sedang menyantap makanan yang sudah aku sediakan. Mereka melihat pada ku. Aku mencoba tersenyum meskipun hatiku sedang dilanda gundah. Om
"ibu ga kerja lagi kan?" tanya Dela menatapku.
"ga..." jawab ku Ragu Ragu aku melirik Deri yang mengenakan pakaian rapih.
"kamu mau kemana ?" aku menatap Deri serius.
"hari ini aku mau kerumah teman" jawab Deri tanpa menoleh dia menikmati makanan.
"mau apa ?" tanyaku penasaran.
"mau nanyain soal pekerjaan" jawan Deri yang hanya menjawab singkat singkat saja.
"jauh dekat rumah temannya?" tanya ku semakin penasaran.
"lumayan jauh Bu.".
"kamu mau naik angkot?" tanyaku menatap heran.
"ibu masih ada motor pentaris Kan?" tiba tiba Deri menanyakan kendaraan pentaris kerjaku.
"kenapa? Kamu mau ibu anterin kerumah temanmu?"
"ga Bu..."
"terus?"
"aku mau minjem" aku spontan terkejut mendengar permintaan Deri.
"kamu bisa mengendarai motor?" tanyaku heran. karena yang aku tau selama ini deri belum pernah belajar mengendarai motor. apalagi melihat dia mengendarai si roda dua.
Deri mengangguk. Aku yang berwajah tegang menjadi lesu.
"sejak kapan kamu bisa mengendarai motor?" tanya ku penasaran.
"udah lama. Ibu aja ga tau" Jawab deri cuek.
"tapi, ibu belum pernah melihat kamu mengendarai motor?" tanyaku penasaran
"ibu itu ga pernah tau tentang anak anaknya. Bagaimana mau tau..kalau ibu disibukan dengan pekerjaan ibu" jawaban Deri membuat aku terpukul.
seakan akan aku ini menjadi seorang ibu yang tidak berguna. Tidak memperhatikan bahkan mengetahui perkembangan anak anak. Aku akui sangat jauh hatiku bersama mereka. hingga kadang perasan asing bila dekat mereka.
tiba tiba Reza menepuk tangan. melirik kami.
Kami pun menoleh ke arah Reza. Aku tidak paham dengan tepukan yang di lakukan Reza. Aku bingung dan merasa aneh dengan gelagat Reza.
"bagus.... ibu kalian hanya mementingkan pekerjaannya saja. tanpa memperhatikan anak anaknya bukan?" apa maksud pertanyaan Reza.
Hanya akan mempengaruhi anak anak.
"Deri kamu mau motor?" tanya Reza sembari duduk di kursi meja makan.
Deri melirik padaku..aku menatap Deri dan dan Reza.
"iya ayah" jawab Deri pelan.
"nanti ayah belikan" ucap Deri mengejutkan diriku.
"benaran ya? Ayah mau belikan motor buat aku?" tanya Deri kegirangan.
"iya masa bohong!" aku ga ngerti dengan sikap Reza.
semalam dia cuek dan bersikap dingin terhadap ku. Tapi, mengapa didepan anak anak dia malah baik dan berniat baik.
"kapan yah?" tanya Deri tersenyum lebar.
"iya sabar Ya. setelah ayah beres dengan pekerjaan ayah" jawab Reza menjanjikan kepada Deri.
Deri mengangguk senang.
Apa pekerjaan Reza?
pertanyaan itu tersirat dipikiran ku. Reza hanya mengenakan jeans hitam, dan kaos berjaket jeans.
aku melihat dia seperti seorang mafia. Yang entah apa pekerjaan dia. Aku pun tidak berani bertanya apalagi di depan anak anak. setelah sarapan pagi. Deri berangkat dianter Reza sampai rumah temannya. sedangkan Dela berangkat sekolah. Dia masih duduk dibangku kelas 4 SD.
hari ini aku mengantarkan motor pentaris milik bos kue. Seperti biasa aku titipkan si bungsu ke neneknya. Aku langsung pergi ke toko kue.
"Bu, sebelumnya saya minta maaf bila ada kesalahan dalam pekerjaan saya maupun Tutur kata saya dan prilaku saya kepada ibu." ucapku mengawali pembicaraan.
"lho emang kamu mau kemana?" tanya bos ku terkejut.
"saya berhenti kerja Bu." jawabku pelan.
"kamu mau berhenti kerja? Kenapa? Gajihnya kecil ya? Atau merasa ga nyaman?" bos memberikan pertanyaan pertanyaan kepadaku karena menurut dia ini sangat dadakan.
"bukan begitu Bu. Saya sudah menikah lagi. suami saya melarang saya bekerja Bu"
"oh..jadi kamu sudah menikah lagi. kok ga ngomong ngomong sih Ama saya. kalau kamu mau menikah? Dan sekarang saya taunya kamu udah nikah lagi. Haduh..sayang banget ya. padahal kamu disini sudah kepake Ama ibu pekerjaan mu rapih dan cepat. Malah Keluar" jawab bos ku kecewa.
"iya Bu saya juga sangat keberatan dengan keluarnya dari pekerjaan ini. tapi, mau gimana lagi. kalau suami melarang tidak bisa ditentang bu"
"iya sih Mala. Ya sudah kalau kamu mau keluar. Ga apa apa." jawab bos sambil mengambil beberapa box kue kering.
"ini untukmu. saya tidak bisa memberikan apa apa padamu. cuma ini saja untuk anak anak kamu" ucap bos sambil menyodorkan box kue ukuran sedang.
"aduh Bu..ga usah repot-repot. ini kan buat jualan. Jangan dikasih ke saya. nanti ibu yang rugi" jawab ku menolak secara halus
"ga kok aku ga merasa rugi. apalagi memberikan kepada kamu yang udah bekerja dengan baik selama ini. Lagian aku ngasih buat anak anak kamu. Udah terima aja. Berikan kepada anak anak kamu" jawab bos memaksa ku.
"kalau begitu terimakasih banyak Bu" jawab aku pada akhirnya aku terima pemberian bos.
"iya Sama-sama"
"ya udah Bu saya pamit pulang" aku pun berpamitan kepada bos kue.
Sekarang aku benar-benar sudah keluar dari pekerjaan ku. Aku berharap Reza akan memberikan kecukupan buatku dan kebutuhan buat anak anakku.
setelah berpamitan aku langsung pulang. Aku jalan kaki menuju jalan raya. Aku menunggu angkot yang lewat. dikejauhan aku tidak sengaja melihat Reza di sebrang jalan. Dia sedang ngobrol dengan lelaki yang tidak aku kenal. Entah apa yang mereka bicarakan.
Aku mengawasi Dia. aku ingin tau apa yang sedang dia lakukan. tak lama kemudian seorang perempuan bergaun seksi mendekati Reza. kelihatan mesra saat perempuan itu mengelus bahu Reza. Dan Reza pun memegang tangan perempuan itu.
Aku spontan terkejut melihat adegan itu. benar benar tidak menyangka. Apa yang dilakukan Reza di luar rumah. Pantesan semalam dia tidak menyentuh sama sekali. mungkin karena wanita itu.
apakah dia pacar Reza?
Sungguh sakit hati ini. Ternyata Reza belum berubah. Dia masih selingkuh. Dia masih berkhianat seperti dulu. Aku yang kini menjadi istrinya. Betapa bodoh menerima dia kembali. Yang pada akhirnya aku sendiri yang tersakiti.
bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments