Poughkeepsie NY
Diana berusaha melepaskan diri dengan menyikut ke perut orang yang membekapnya lalu menginjak kakinya.
"Ouch ! Di !" teriak orang itu yang reflek melepaskan tangannya dari Diana sedangkan Agen Billy Boyd yang hendak membantu putri dari Omar Zidane, mengurungkan niatnya mendekati gadis yang dianggap keponakannya sendiri.
"Mas Singa Jelek ! Ngapain macam penculik berantai !" bentak Diana kesal.
"Masuk dulu ... Kakiku butuh dikompres ini!" rengek Aslan dengan sedikit dengklang.
Diana lalu membuka pintu kamar motelnya dan mengajak Aslan masuk ke dalam. Billy Boyd pun memutuskan untuk mengunci mobil pengintai sambil membawa laptop nya bersamaan dengan Agen Park Joon-seo keluar dari kamar mereka.
"Kita tidak ... "
"Kita mengawasi dari kamar saja, Park. Diana kedatangan tamu !" potong Billy Boyd.
"Siapa chief?"
"Aslan Zidane !"
***
Kamar Diana
Aslan melihat adanya connecting door di kamar adiknya dan jujur dirinya khawatir jika ada yang berani masuk kesini disaat Diana tidur.
PLAK !
Diana mengeplak kepala kakaknya. "Nggak usah mikir aneh-aneh ! Otakmu harus dibersihkan dari hawa meshum !"
"Bukan itu, Cumiii ! Aku memikirkan keselamatan kamu !"
"Berarti mas Singa Jelek suudzon sama Oom Billy? Di sebelah itu Oom Billy sama Agen Park. Kami sengaja mengambil kamar yang ada connecting door nya supaya mudah untuk berdiskusi." Diana menatap kakaknya. "Ini Singa Jelek ngapain kesini ? Mau bongkar penyamaran aku?"
"On contrary, aku mau bantu kamu cerewet ! D dalam perjalanan kemari dengan agen MI6 sedangkan Scarlett sedang mendekati Tembolok..."
"Timothy Jones! Tembolok... Ayam kali !" balas Diana judes sambil membersihkan make up di wajahnya.
"Suka-suka gue lah !" Aslan pun duduk di pinggir tempat tidur dan bersyukur ada dua disana. Jadi dirinya tidak perlu tidur di sofa yang sudah pasti keras.
"Kok mas D bisa sama dengan agen MI6?" tanya Diana.
"Karena dia harus menangkan pengkhianat itu tapi makin kesini, Serena Kirrin, agen MI6 itu merasa biro nya ada sesuatu."
"Kenapa bisa begitu ?" tanya Diana sambil mengikat rambutnya tinggi-tinggi.
"Karena meskipun bukti di depan mata, pelakunya juga terang-terangan ada, tapi perintah penangkapan tidak turun. Serena Kirrin sendirian disini tanpa ada backup dari rekannya di MI6" jawab Aslan.
"Kok aneh... Kenapa tidak ada back up sama sekali..." gumam Diana. "Oom Billy saja ada backup nya..."
"That's the question mark." Aslan menatap wajah adiknya yang sudah terbebas dari make up. "Tidur yuk. Aku ngantuk."
***
Keesokan harinya Duncan dan Serena bekerja seperti biasa namun tetap dengan kewaspadaan tinggi. Duncan bekerja di labnya seperti biasa sembari mengawasi gerak-gerik Ivan melalui GPS yang ditanamnya dalam tubuh pria Russia itu.
Duncan yang sedang konsentrasi antara bekerja dan mengawasi Ivan, terkejut ketika ponselnya berbunyi. Wajahnya tampak bingung saat tahu siapa yang menelpon.
"Aslan..." sapa Duncan.
"D ... Tebak, aku dimana?" kekeh Aslan.
"Taman Margasatwa..." jawab Duncan asal.
"Kampret lu ! Enak saja bilang gue di taman margasatwa !"
"Gurun Gobi" lanjut Duncan.
"Bukan, Cumiii !"
"Serengeti."
"Eh Dongkrak ! Mentang-mentang nama gue Singa, jadi seenaknya lu bilang gue dimana-mana !" hardik Aslan kesal.
"Arwah gentayangan dong ...Plus penasaran" kekeh Duncan.
"Serius, Dongkrak ! Dengar, aku di club g@y tempat si Vava Bloom Bloom itu nongki !" jawab Aslan.
"Eh, Surai kusut ! Ngapain elu disana?" tanya Duncan bingung.
"Belajar jadi g@y."
Duncan melongo. Wong Edan !
***
Maaf pendek, kena aji sirep nih....
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
yani
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-05-07
2
🥰Siti Hindun
🤣🤣🤣
2024-03-04
1
Ita Xiaomi
🤣🤣🤣. Iya sih kan singa.
2023-12-21
1