Aslan berada di klub tempat biasa Ivan Abramovich hangout sepulang bekerja. Pria yang hanya beda beberapa bulan dengan Duncan itu sengaja menyamar karena selain ingin membantu Billy Boyd, dia juga khawatir dengan adik perempuannya.
Aslan bukannya tidak percaya pada Diana tidak bisa menjaga diri tapi tetap saja dirinya sebagai kakak laki-laki punya rasa bertanggung jawab atas keselamatan adiknya yang baru saja menyelesaikan pendidikan pengacaranya.
"Kamu butuh minum, pria tampan?" seorang wanita dengan pakaian seksih.
"Beer" jawab Aslan sambil membuka iPadnya.
"Disini... tidak boleh bekerja, tampan..." Wanita itu hendak memegang iPad Aslan tapi pria itu langsung memegang tangannya.
"Jangan pernah sentuh barang pribadi aku dan kamu tidak ada hak melarang..." Mata hazel terang Aslan menatap dingin ke wanita tersebut dan suaranya terdengar dalam hingga membuat siapapun yang mendengarnya pasti merinding.
Wanita itu pelan-pelan menarik tangannya dan Aslan pun melepaskan pegangan tangannya.
"Kamu tidak bisa diajak bercanda ya..." senyum wanita itu kikuk.
"Tidak bisa" jawab Aslan tegas. "Jangan lupa beer aku."
Wanita itu pun berbalik dan Aslan pun kembali berkonsentrasi dengan iPadnya. Alisnya tampak berkerut saat membaca pesan dari Oomnya yang di Dubai.
📩 Oom Gasendra : Lan, kalau kamu sudah selesai acara kejar-kejaran mata-mata, tolong kamu segera ke Dubai. Bantu pengacara AJ Corp yang sedang mengurus kasus penggelapan uang.
Aslan lalu menelpon Oomnya. "Assalamualaikum Oom. Bagaimana bisa AJ Corp Kecolongan sama maling intelek ?"
"Wa'alaikum salam. Salah Oom dan Garvita yang terlalu percaya sama orang. Sekarang orangnya bersembunyi entah dimana. Oom Gabriel mu sedang melacak keberadaan oknum itu tapi yang menjadi permasalahan, uang yang diambil itu dibuat untuk membiayai perusahaan cangkang yang legal dan itu yang sulit dibuktikan dipakai money laundry" jawab Gasendra.
"Siapa pengacara Al Jordan sekarang ... Karena setahu aku, Oom Ismail sudah pensiun."
"Yang menggantikan itu keponakannya, Lan. Namanya Adeeva Aamir..."
Aslan melongo. "Dev? Adeeva Aamir lulusan Harvard?"
"Kamu kenal?" tanya Gasendra.
Aslan mendengus. "Bukan kenal lagi ! Dia cewek paling menyebalkan di dunia !"
***
Manhattan New York
Scarlett terkejut melihat Timothy berada di Starbucks favoritnya karena dekat dengan gedung apartemen Opanya, Travis Blair.
Dokter muda itu memang baru saja dari rumah Opanya untuk membawakan makanan buatan ibunya. Oma Rahajeng lagi tidak enak badan dan ingin sup iga buatan Ajeng, ibu Scarlett. Dan tadi pagi, Scarlett mengantarkan sepanci besar sup iga buatan Ajeng sembari memeriksa kondisi Opa dan Omanya.
Scarlett pun memesan minuman dan red Velvet lalu menghampiri Timothy sambil tersenyum.
"Hai... Kamu ngapain disini?" sapa Scarlett sambil duduk di meja sebelah Timothy.
"Menunggu kamu. Biasanya kan kamu kemari kan?"
"Kamu tidak ada pekerjaan?" tanya Scarlett sambil memotong red Velvet nya.
"Aku kan Bossnya, jadi suka - suka aku lah ..." senyum Timothy yang memindahkan makanan dan minumannya ke meja Scarlett. "Kita ... Er, kamu mau aku ajak makan malam ?"
"Makan malam ?" Scarlett menatap polos ke Timothy.
"Yup. Aku sudah lama ingin mengajakmu makan malam tapi kakakmu itu macam burung Nasar yang mengawasi tajam. Aku tidak diberikan kesempatan untuk mengajak mu."
"Enak saja bilang kakakku macam burung Nasar !" sungut Scarlett tidak terima.
"Habis gimana... Dia macam kamera CCTV kemana-mana..."
Scarlett hanya menatap datar karena sebal kakaknya kena julid.
"Kalau itu wajar soalnya dia kakak lelaki aku ..."
"Tapi kan dia di Poughkeepsie kan ? Jadi santai lah kita" senyum Timothy.
"Memang kamu mau bawa aku makan malam dimana?" tanya Scarlett sambil menyesap kopinya.
"Le Bernardin."
***
Bar G@y Poughkeepsie NY
Aslan bekerja di bar itu sambil memandang sekelilingnya dan tak lama objek yang dicarinya pun muncul. Aslan melihat adiknya keluar dan bekerja di belakang bar dengan cekatan.
Tidak sia-sia tiap kami nakal dihukum cuci piring dan bersih-bersih dapur.
Diana melirik ke arah kakaknya yang sedang duduk di pojok sambil bermain iPadnya.
Dasar anak singa jelek, surau kusut, muka ...
"Heh kamu ! Muka bopeng ! Susun yang benar itu !" bentak pelayan dengan dada seperti melon itu.
"Ini juga lagi disusun !" balas Diana judes. Gue tusuk pakai obeng, gimana yaaa... Internal bleeding atau langsung ke alam baka?
"Awas kalau kamu keluar dari dapur !"
Diana hanya menatap dengan tatapan dingin. Mata biru kehijauannya tampak berkilat marah dan semakin biru jika emosinya naik.
Aslan yang melihat adiknya menahan diri itu hanya bisa berharap tidak terjadi pertumpahan darah yang bakalan membuat gegeran disini.
***
Jang Corp Building
Duncan memutuskan makan siang dan melihat Ivan Abramovich masih menyamar menjadi Yvette Yetta melakukan bersih - bersih di ruangan HRD. Disana terdapat Serena bersama dengan beberapa rekannya yang memutuskan untuk makan di ruang kerjanya.
Serena melihat Duncan berjalan di dinding kaca ruang HRD yang seolah tidak melihatnya, tahu kalau pria itu memberikan kode bahwa Yvette Yetta berada disana. Serena hanya mengedipkan matanya dua kali tanda dia tahu.
Semalam selama perjalanan pulang ke Poughkeepsie, Duncan dan Serena menyepakati kode-kode rahasia khusus mereka berdua. Serena akan mengedipkan matanya dua kali dan Duncan menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan seolah pegal bila ada Ivan Abramovich di dekat salah satu dari mereka.
Kedua gerakan itulah yang dilakukan keduanya dengan cara tersamar hingga tidak banyak yang menyadarinya sebab Duncan memang terbiasa menggerakkan lehernya ke kiri dan ke kanan jika pegal.
Ivan Abramovich aka Yvette Yetta berada di sana untuk mencari tahu apakah ada yang mengetahui siapa dirinya di HRD karena dia mendapatkan berita kalau Maruyama tewas dibunuh. Pria Rusia itu melihat divisi HRD tampak tenang - tenang saja dan pasti Jang Corp Staten Island yang berhasil tahu siapa Maruyama.
Tidak heran karena Giordano Smith lebih sering berada disana daripada di Poughkeepsie. Duncan O'Grady meskipun cerdas tapi dia kalah pengalaman dari pamannya. Dan sudah pasti dia tidak tahu siapa aku ! - batin Ivan Abramovich.
Setelah mengambil sampah dan mendengarkan gosip, Ivan pun berpamitan hendak keluar namun langkahnya terhenti saat mendengar pertanyaan salah satu pegawai ke Serena Kirrin.
"Jadi kemarin kamu pergi dengan Mr O'Grady ke Staten Island?" tanya salah satu rekan Serena.
"Iya. Kami ke Staten Island karena ada urusan di sana" jawab Serena dengan sengaja memancing Ivan.
"Ngapain?"
"Ada keperluan dengan HRD sana karena kebocoran data karyawan yang tidak sesuai. Aku ditarik Mr O'Grady karena kalian sudah pada pulang jadi kami ke Staten Island" jawab Serena dengan wajah polos.
"Apa yang terjadi ?"
"Well, sudah ditemukan yang karyawannya bocor jadi sudah dibereskan..."
Ivan membeku. Damn it ! Duncan O'Grady tahu apa yang dilakukan Maruyama ! Dan gadis ini juga tahu !! Aku harus laporan ke boss !
Ivan lalu bergegas keluar dan Serena menoleh ke arah pintu. "Itu si Yvette kenapa terburu buru?"
Rekan-rekannya hanya mengedikkan bahunya.
***
Duncan yang berada di luar gedung sedang merokok, melihat Yvette Yetta bergegas keluar dari gedung Jang Corp. Putra Bayu O'Grady itu yakin kalau mata-mata itu pasti akan pergi ke klub g@y tempat Aslan dan Diana berada. Duncan pun mengambil ponselnya lalu menghubungi Aslan.
"Surai kusut ! Kutu Kupret menuju markas Kutu !" ucap Duncan.
***
Aslan Blair alias Surai Kusut
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Ita Xiaomi
Ini klo ada yg nyadap bakalan migren 😁
2023-12-21
1
Juariah Nurbaiti
panggilannya aneh2 g ada yg sama
2023-10-29
1
amilia amel
ganteng begini kok dipanggil surai kusut sih duncan... kan bikin ngakak jadinya🤣🤣🤣
2023-10-26
2