Apartemen Serena
Serena menatap Duncan yang tampak terkejut dengan perasaan bingung. Memang senjata apa yang sedang dibuat Jang Corp? Serena bisa melihat wajah Duncan yang semakin lama semakin memucat.
Q
"O'Grady? Are you okay?" tanya Serena lembut.
"No, Kirrin. I'm not okay." Duncan mengambil ponselnya dan menelpon ayahnya. "Papa, ada masalah."
Serena menggigit bibir bawahnya pertanda ikut panik melihat bagaimana Duncan tampak sangat gelisah.
"Kirrin, ayo ikut !" ajak Duncan usai menelpon Bayu.
"Kemana?" tanya Serena.
"Staten Island. Bawa saja pizza-nya dan minuman buat bekal di jalan supaya kita tidak berhenti makan."
"Tapi besok kita ngantornya?" Serena tidak mau terlihat mereka berdua seperti bersamaan perginya.
"Gampang ! Ayo, siapkan semuanya, kita pergi malam ini !" desak Duncan hingga membuat Serena membawa semua pizza dan minuman yang ada di kulkasnya termasuk botol-botol air mineral. Gadis itu memasukkan ke dalam tas besar dan segera mengikuti Duncan yang sudah membereskan semua gadgetnya.
"Aku ganti baju dulu. Masa pakai baju rumahan begini apalagi hawanya dingin" ucap Serena sambil masuk ke dalam kamarnya.
Tak lama gadis itu keluar dengan mengenakan kaos kerah tinggi dan jaket.
Serena Kirrin
"Kita naik apa O'Grady?" tanya Serena setelah menutup pintu apartemennya dan menuju lift bersama Duncan.
"Mobil lah !" jawab Duncan cuek.
"Mobil?" ulang Serena. "Tapi mobil apa?" Keduanya masuk ke dalam lift menuju lantai dasar karena apartemen Serena di lantai tiga.
Duncan berjalan menuju gedung apartemen nya dengan diikuti Serena yang membawa tas besar berisikan pizza dan botol minuman.
O'Grady tahu nggak sih tas ini berat? Batin Serena tapi melihat wajah panik Duncan, gadis itu pun maklum.
"Kita kemana O'Grady?" tanya Serena.
"Ke apartemen aku dulu buat ambil kunci mobil" jawab Duncan.
Keduanya sampai di unit apartemen Duncan di gedung A dan Serena masuk ke dalam apartemen pria itu untuk pertama kalinya. Serena melongo melihat bagaimana rapihnya apartemen Duncan yang notabene tinggal sendirian disini tapi apartemennya sangat-sangat rapi.
"Kamu... Membereskan ini sendiri?" komentar Serena ke Duncan yang segera menuju kamar untuk berganti pakaian dan mengambil kunci mobil disana.
"Kamu tidak tahu bagaimana mamaku sangat freak akan kebersihan. Kalau lihat apartemen aku macam kandang kambing, habis telinga aku kena jurus tarik telinga" teriak Duncan dari kamar.
Serena melihat ada foto Duncan bersama dengan keluarganya lalu mengambil pigura itu dan memandangi wajah Duncan bersama Scarlett. Cantik juga adiknya O'Grady. Serena melihat wajah cantik Ajeng yang sangat Asia dan tersenyum karena gen dari Bayu O'Grady sangat kuat di anak-anak mereka.
Duncan keluar dengan mengenakan Hoodie putih dan celana jeans serta tas selempang yang Serena tahu isinya semua barang-barang pentingnya.
"Sini, aku bawakan tas makanannya. Pasti berat kan?" ucap Duncan sambil mengambil tas itu dan Serena terperangah karena tidak menyangka pria itu tahu dia keberatan bawa apalagi ada sekitar dua puluh botol minum disana.
"Thanks O'Grady" senyum Serena sambil membernarkan tas selempangnya.
"Yuk ke mobil." Duncan dan Serena keluar dari apartemen pria itu menuju lift.
"Pintunya O'Grady?" tanya Serena saat tahu pintu apartemen Duncan masih belum tertutup.
"Nanti menutup sendiri." Dan memang benar, Serena melihat pintu itu menutup sendiri dan langsung mengunci sendiri.
"Canggih tapi rada horor !" seru Serena sambil tertawa membuat Duncan ikut tersenyum smirk.
Mereka tiba do basement dimana ada beberapa mobil disana dan Serena melihat ada sebuah mobil yang ditutupi penutup. Duncan meletakkan tas berisikan makanan, lalu membuka penutup itu. Tampak Range Rover keluaran terbaru berada di sana dan Duncan membuka pintu belakang untuk menyimpan penutup mobil yang sudah dia lipat.
"Ayo masuk" ajak Duncan usai menutup pintu belakang dan Serena pun memutar moncong mobil lalu masuk ke kursi penumpang depan.
Duncan masuk ke sisi pengemudi dan mulai menstater mobilnya. Malam itu keduanya menuju Staten Island yang jarak tempuhnya sekitar 2 jam 40 menit. Duncan memperkirakan mereka akan tiba di markas Jang Corp Staten Island menjelang tengah malam.
***
Di Dalam Mobil Perjalanan Menuju Staten island.
"O'Grady, boleh bertanya sesuatu?" Serena menoleh ke arah Duncan sambil menyerahkan botol air mineral seusai permintaan pria itu.
"Mau tanya apa?" jawab Duncan sambil menenggak air mineralnya.
"Senjata apa yang dibicarakan Ivan ?"
Duncan menyerahkan kembali botol itu dan Serena menutupnya.
"Itu senjata masih rahasia, prototipe... Dan tidak banyak yang tahu. Hanya sedikit orang. Aku bingung bagaimana dia tahu ..." jawab Duncan.
"Sebenarnya senjata apa itu?"
"Senjata yang merupakan pengembangan dari senjata yang dibuat oleh Oom ku Shinichi Park dan Papaku, Bayu O'Grady. Kami mengembangkan dari senjata yang lama. Memang itu tidak kita rilis ke law enforcement manapun, hanya untuk kalangan kita dan hanya ada dua masing-masing. Senjata itu sangat berbahaya, Kirrin. Seri pertama sudah pernah digunakan papaku saat di Brazil kasus oknum law enforcement. Kamu anak MI6 pastinya sudah tahu siapa keluarga aku" jawab Duncan sambil menoleh ke Serena.
Duncan O'Grady
"Tapi O'Grady, jika hanya segelintir orang yang tahu kalian membuat senjata itu... Berarti ada pengkhianat yang ada di Staten Island."
"Precisely ! Itulah yang sedang aku cari tahu. Karena kantor Jang Corp di Staten Island bukan kantor yang terlihat mencolok. Disana hanya sebuah gudang dengan kamuflase toko kelontong di depannya. Kami sangat rahasia. Hanya ada papa, Oom Radeva, aku dan dua orang peneliti. Aku curiga salah satu dari mereka adalah pengkhianat kami !" ucap Duncan geram.
"Kita Kesana karena ..."
"Karena Kirrin, CCTV nya ada yang aneh. Jika seseorang berusaha menghack CCTV itu, maka back up yang asli tersimpan di ruang data. Hanya aku, Oma Moon, Oom Gio dan Papa yang bisa masuk. Aku harus masuk ke ruang data itu untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Jika aku bisa mengetahui siapa, aku bisa menyeretnya dan menginterogasinya dengan cara yang tidak akan dia lupakan dalam hidupnya..." Mata biru Duncan berkilat tajam dan Serena merasa bahwa pria yang duduk di sebelahnya tidak main-main dengan ucapannya.
"Senjata itu..."
"PW-12. Senjata yang bisa menembak seseorang meskipun tidak dalam target tapi lock on target. Misal kamu berada di cafe situ tapi aku berada di bukit seberang, selama aku bisa mendapatkan recognition face kamu, aku bisa menembakmu tanpa menargetkan macam sniper..."
Serena melongo. "Itu senjata yang mengerikan... "
"Bahkan bisa membuat seorang sniper pensiun" jawab Duncan. "Jadi kamu paham kan bahwa sangatlah berbahaya jika jatuh ke tangan penjahat."
Serena memegang pelipisnya. Pantas Duncan sangat panik saat Ivan mengatakan soal senjata yang sedang dikembangkan kantor Staten Island.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Noey Aprilia
Pntsn duncan pnik bgt,scra kn brbhya bgt....pas bca,smbil byangin gmn bntuknya...halu aja dlu....🤭🤭🤭
2023-10-06
1
ꍏꋪꀤ_💜❄
weheeeeee ada musuh dalah selimut nih
2023-10-06
1
amilia amel
wah.... salah cari musuh nih orang.... cari musuh dg klg klan pratomo.. ya alamat buyar....
2023-10-06
2