Jang Corp Poughkeepsie NY
Duncan memeriksa ponselnya dan bisa melihat pergerakan Yvette Yetta alias Ivan Abramovich yang sedang berada di ruang HRD untuk membersihkan area sana.
Segera pria itu membuka iMacnya dan mencari CCTV ruangan Serena. Duncan melihat Serena bersama dengan rekannya sedang mengobrol dan Yvette pun menghampiri gadis itu. Duncan pun mengaktifkan mode suara dari CCTV dan mendengar percakapan mereka berdua.
"Apakah ada sampah Nona?" tanya Yvette.
"Oh hanya ini." Serena memberikan sampah yang dia simpan di kantong kertas ke wanita itu.
"Oh baiklah." Yvette menerima sampah itu, begitu juga ke rekan Serena yang memberikan sampah dengan kantong kertas. Jang Corp memang mencoba meminimalisir pemakaian sampah plastik dan menempatkan sampah pada kantong kertas hingga bisa didaur ulang.
Duncan melihat tindak tanduk Yvette tidak mencurigakan... Belum. Wanita tua itu pun keluar dari ruangan Serena sambil membawa sampah dari ruangan HRD.
Kita lihat saja kamu mau apa lagi setelah kemarin. Duncan tersenyum smirk.
***
Duncan pun keluar dari ruang kerjanya dan menguncinya seperti biasanya. Mengenakan jaket kulit dan membawa helmnya serta tas selempang postmannya, Duncan berjalan menuju area parkir bersamaan dengan Serena yang keluar bersama dengan rekan-rekannya.
Duncan menoleh ke arah Serena dan keduanya saling berpandangan. Seolah ada kode, mereka pun mengangguk kecil kemudian berjalan lagi seperti tidak ada apa-apa.
Duncan menaiki motor Triumph nya dan membawanya pergi keluar dari gedung Jang Corp sedangkan Serena memilih naik bis umum bersama dengan beberapa pegawa Jang Corp yang tinggal di gedung apartemen tempat dia tinggal.
***
Apartemen Serena.
Pukul delapan malam, Serena mendengar bel apartemennya berbunyi dan gadis itu membukanya saat tahu siapa yang datang.
"Hai. Aku bawa pizza. Apakah kamu ada coke atau juice anggur?" senyum Duncan sambil memperlihatkan dua kotak besar pizza.
"Ada. Masuklah O'Grady. Tapi kenapa kamu tidak memasukkan kode yang kamu minta sebelumnya?" Serena menyingkirkan tubuhnya dan membiarkan Duncan masuk yang memberikan dua kotak pizza ke gadis itu.
"Nope. Aku masih tahu batasannya, Kirrin. Kita bukan siapa - siapa, hanya rekan kerja dan partner in crime untuk menangkap mata-mata." Duncan langsung duduk di sofa Serena dan mempersiapkan MacBook serta alienware nya diatas meja sedangkan Serena meletakkan kotak pizza di sebelah MacBook Duncan.
Serena menuju kulkas dan mengambilkan coke, juice anggur dan dua gelas. Setelah meletakkan di meja kecil, Serena juga mempersiapkan es batu dalam bucket khusus serta piring untuk pizza.
"Kamu mau coke atau juice anggur, O'Grady?" tanya Serena.
"Juice please. Pakai es batu sedikit" jawab Duncan tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar alienware dan MacBook nya.
Serena menyiapkan juice untuk Duncan serta pizza diatas piring. Sejurus kemudian, gadis itu tertawa kecil membuat Duncan menoleh.
"Kenapa Kirrin?" tanya Duncan bingung.
"Nggak, aku hanya geli melihat kita seperti ini..."
"Seperti ini... Maksudnya?"
"Kita macam orang yang tinggal bersama...."
Duncan mengernyitkan dahinya. "Kita tidak samen leven, Kirrin..." gumamnya.
Serena terbahak. "Kita memang tidak tinggal bersama O'Grady tapi seperti tinggal bersama. Beda konteks !"
Duncan mengedikkan bahunya. "Kamu tuh..." gerutunya sambil memakan pizza-nya dan Serena dengan sigap memberikan tissue ke Duncan yang terkejut karena dirinya memang butuh tissue.
"See? Kita kompak kan?" kerling Serena membuat Duncan tersenyum smirk.
"Iya deh !" balas Duncan sambil menerima tissue dari Serena. "Terimakasih."
"You're welcome..." senyum Serena.
Duncan lalu meng-upload GPS yang dia pasang ke Yvette Yetta alias Ivan Abramovich ke tv layar lebar Serena. Gadis itu mengambil pizza dan memakannya sambil menaikkan kakinya di sofa.
"Itu GPS yang kamu pasang ke Ivan? Bagiamana caranya?" tanya Serena sambil menoleh ke Duncan yang juga memilih bersandar di back pillow sofa dan memakan pizza-nya.
"Sedikit trik dan dia tidak mungkin menolak saat petinggi Jang Corp datang ke ruang istirahat para cleaning service untuk memberikan banyak kopi dan makanan bukan?"
Serena menatap Duncan. "Tell me..."
Duncan bercerita tentang apa yang sudah dia lakukan tadi siang dan Serena tersenyum mendengarnya.
"Jadi, kamu memberikan dua GPS ke Ivan?" ucap Serena memastikan.
"Yes. Pertama dari burger yang dia makan, aku selipkan GPS itu diatas rotinya yang ada biji wijennya. Kedua saat aku bersalaman dengannya. Berjaga-jaga kirrin..." jawab Duncan sambil memperhatikan posisi Ivan di layar smart tv milik Serena.
"Dia dimana itu O'Grady?" Serena ikut memperhatikan layar tv.
Duncan mulai memeriksa posisi Ivan. "Dia di apartemen nya. Sayang GPS yang dibuat Shanti dan aku, belum bisa sampai menyadap, baru posisi kamu dimana."
"Seberapa kecil GPS itu O'Grady?" tanya Serena penasaran. "Apakah MI6 sudah memiliki nya?"
"Kamu tahu kutu kucing kan? Nah sebesar itu dan memang di dalam tubuh, dia akan menempel pada jaringan tissue tubuh. Belum ada law enforcement yang memilikinya karena itu baru prototipe kami, dan kelinci percobaannya adalah kucing milik Shanti serta sekarang Ivan Abramovich..." Duncan melihat Ivan keluar dari apartemen dan mulai melacak melalui CCTV jalan. "Dia kemana itu..." gumam Duncan.
Serena pun ikut memperhatikan dan merasakan adrenalin nya ikut terpacu. "Dia ke klub?"
Duncan memeriksa nama klub itu dan mulai menghack CCTV disana melalui alienware nya hingga mereka bisa melihat dalam klub itu.
"O'Grady ... Itu klub g@y..." bisik Serena.
"Apakah Ivan Abramovich g@y?" tanya Duncan.
"Aku tidak tahu..."
"Bisa jadi dia bertemu koneksinya disana karena lebih tidak mencolok bukan?" ucap Duncan.
Mereka pun melihat Ivan masuk ke dalam klub itu dan bertemu dengan seseorang. Serena dan Duncan menahan nafas melihat kedua pria itu berciuman.
"Astaghfirullah !" ucap keduanya.
"O'Grady, apakah kamu bisa mendapatkan percakapan mereka?" tanya Serena usai menenangkan diri melihat adegan tidak senonoh. Meskipun dia tinggal di London yang sangat bebas, bukan berarti dia bisa menerima akan hal itu.
"Coba aku lihat.. " jawab Duncan sambil mencari-cari smartphone atau apapun yang memiliki kamera dan bisa mendapatkan suara. "MacBook meja kasir bisa aku hack."
Serena kagum dengan kejeniusan Duncan dan tak lama percakapan Ivan dengan pria misterius itu pun terdengar.
"Jadi kamu belum mendapatkan datanya?"
"Belum. Sepertinya ada alarm tersendiri hingga tidak sembarangan orang bisa masuk dan mendekati ruang data itu. Aku masih berusaha mencuri id card milik O'Grady karena bisa masuk Kesana jika memakai kartu miliknya" jawab Ivan.
"Berhati-hatilah darling, Boss ingin mendapatkan semua data itu agar bisa menguasai semua blue print senjata mereka terbaru."
Duncan melongo. Bagaimana mereka tahu kami sedang mengembangkan PW-12? Sedangkan senjata itu tidak dikembangkan di Poughkeepsie melainkan di markas Jang Corp di Staten Island.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Ninik Rochaini
woowww...lg2 ada musuh dlm selimut...seru mbk kyk lht film action
2024-09-19
1
amilia amel
berarti ada orang dalam yg terlibat... mungkin pegawai jang corp. yg kurang bersyukur
2023-10-04
2
ꍏꋪꀤ_💜❄
kan kannn ada musuh dalam selimut ini
2023-10-04
2